Anda di halaman 1dari 27

HAK-HAK ATAS TANAH

DALAM HUKUM TANAH


NASIONAL

Hukum Agraria – Pertanahan


Dr. Ana Silviana,SH.M.Hum
Hak Atas Tanah ? Pasal 4 UUPA
• Atas dasar HMN ditentukan adanya macam-macam hak atas
permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan
kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang-orang lain, serta badan
hukum.
• Hak atas tanah memberi wewenang untuk mempergunakan
tanah ybs, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yg
ada di atsanya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang
langsung berhubungan dg penggunaan tanah itu dalam
batas-batas menurut uu ini dan peraturan hk lain yg lebih
tinggi.
• Hak atas air & ruang angkasa
Lanjutan hak atas tanah ........

• Hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang


kepada pemegang hak untuk mempergunakan
dan/atau memperoleh manfaat dari tanah yang
dihakinya.

• Wewenang pemegang hak atas tanah:


1. umum (Ps.4 ayat 2)
2. khusus
Wewenang Umum pemegang
hak atas tanah:
Menggunakan tanah termasuk tubuh bumi, air dan
ruang yang ada di atasnya sekedar diperlukan untuk
kepentingan yang langsung berhubungan dengan
penggunaan tanah dalam batas-batas tertentu
menurut UUPA dan peraturan perundangan lainnya
yang lebih tinggi.
Wew tsb terbatas pd penggunaan tanah, tdk
mencakup pengambilan kekayaan alam yg terkandung
di dalamnya.
Wewenang khusus:
Menggunakan tanahnya sesuai dengan macam-
macam hak atas tanah yang dimilikinya.
Misalnya :
HM = dpt utk pertanian dapat juga untuk mendirikan
bangunan
HGB = hanya untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan di atas tanah yang bukan miliknya.
HGU = menggunakan tanah utk kepentingan
perusahaan dibidang pertanian, perkebunan,
peternakan atau perikanan.
Objek & Subjek Hak atas
tanah:
• Objek : Hak atas permukaan bumi (dilihat dari
aspek yuridis) = tanah
• Subjek :
1. Perorangan
a. WNI
b. WNA
2. Sekelompok orang secara bersama-sama
3. Badan Hukum privat dan BH Publik
Macam-macam Hak atas Tanah

Hak Atas Tanah Tetap (16 UUPA)


• artinya h.a.t akan tetap ada selama UUPA masih berlaku atau
belum dicabut dg UU yang baru.
• macamnya : HM, HGU, HGB, H Pakai, Hak Sewa untuk Bangunan,
Hak Membuka anah, dan Hak Memungut Hasil Hutan

Hak Atas Tanah bersifat Sementara (Ps.53 UUPA)


• bahwa h.a.t ini sifatnya sementara, dlm waktu yg singkat akan
dihapus karena mengandung sifat-sifat pemerasan, feodal dan
bertentangan dg jiwa UUPA.
• macam-macam : Hak Gadai Tanah, Hak Usaha Bagi Hasil (perjjn
bagi hasil), Hak Sewa Tanah Pertanian, dan Hak Menumpang.
Hak membuka Tanah & Hak
Memungut Hasil Hutan
• Hak membuka Tanah dan Hak Memungut Hasil Hutan
bukan hak atas tanah

• Karena tdk memberikan wewenang kepada pemegang


haknya untukmenggunakan tanah atau mengambil
manfaat dr tanah yg dihakinya

• Kedua hak tersebut sebagai “pengejawantahan” dari hak


ulayat masyarakat hukum adat
• Hak atas tanah dalam Pasal 16 dan 53 UUPA tidak
bersifat limitatif, artinya di samping hak-hak atas
tanah yg disebutkan dalam UUPA, kelak
dimungkinkan lahirnya hak atas tanah yg baru yang
diatur secara khusus dengan UU
Dari asal tanahnya, h.a.t
dibedakan dlm 2 kelompok:
1. Hak atas tanah yang 2. Hak atas tanah bersifat
bersifat primer sekunder
Yaitu h.a.t yg  yaitu h.a.t berasal dari
tanah pihak lain
berasal dari Tanah
Negara  macam-macamnya :
HGB atas tanah HPL; HGB
 HM, HGU, HGB atas tanah HM; Hak Pakai
atas Tanah Negara, atas tanah HPL; HP atas
Hak Pakai Asal tanah HM; Hak Sewa
Tanah Negara. untuk Bangunan: hak
atas tanah bersifat
sementara.
HAK MILIK
(Pasal 20 s/d 27 UUPA)
Pengertian : sifat Khusus
• HM adalah hak turun 1. turun temurun
temurun, terkuat dan 2. terkuat
terpenuh yang dapat
dipunyai orang atas 3. terpenuh
tanah dengan
mengingat fungsi sosial
tanah.
Turun temurun

berlangsung terus apbl pemiliknya meninggal dapat dilanjutkan kepemilikannya
kepada ahli warisnya.

terkuat

dibanding dengan hak atas tanah yang lain, HM adl hak paling kuat, induk dr
hak-hak yg lain, HM tdk berinduk kepada h.a.t yg lain; HM wajib didaftar.

Terpenuh :

jangka waktu tidak terbatas; pemilik mempunyai wewenang paling luas, bebas mempergunakan
tanahnya dilihat dr peruntukannya (bisa untuk tempat tinggal maupun untuk usaha)

terkuat, terpenuh

Turun temurun, tidak
dibatasi jangka waktu dan
dapat diwariskan;

CIRI-CIRI Induk dari hak atas tanah


lain;

Dapat dijadikan jaminan
HM ●
utang dengan dibebani HT;
Dapat dialihkan;

Dapat dilepaskan secara
sukarela

Dapat diwakafkan.
Penggunaan HM harus memperhatikan
fungsi sosial tanah, artinya:

1. dalam menggunakan tanah tidak boleh


menimbulkan kerugian bagi orang lain;
2. penggunaan tanah harus disesuaikan dg
keadaan dan sifat haknya;
3. adanya keseimbangan antara kepentingan
pribadi dengan kepentingan umum;
4. tanah harus dipelihara dengan baik agar
bertambah kesuburan dan mencegah
kerusakan
SUBJEK HM
Perseorangan:
Hanya WNI Tunggal yang dapat mempunyai HM
(Ps.21 ayat (1) dan (4) UUPA);
Badan-Badan Hukum:
Badan-badan hukum yang ditunjuk ole Pemerintah
yang dapat mempunyai HM dan syarat-syaratnya
(Ps. 21 ayat (2) UUPA)
Orang Asing?
WNI
TUNG Ps.21 ayat (3) UUPA dapat
dengancara:
Pew ar isan tan pa w as iat ;

Pen camp u ran h art a kar en ap er kaw i nan ;

WNI, p er ali han s tat u s kew argan egar aan .

GAL Syarat : batas waktu 1 tahun


wajib dilepaskan

Lampau/lalai?  haknya hapus, tanahnya


jatuh kepada negara, hak-hak pihak lain yang
membebani tetap berlangsung
Badan Hukum Ditunjuk Pemerintah
• Asas: BH tidak dapat mempunyai HM atas tanah
• Mengapa?
• Prof. Boedi harsono,SH:
1. Utk keperluan usaha, BH tidak secara mutlak perlu
tanah HM;
2. Dapat dicegah usaha2 yang bermaksud menghindari
ketentuan batas maksimum luas tanah (pasal 17
UUPA)
3. Dapat dicegah orang asing dengan BH dapat
menguasai tanah dengan HM
4. BH sec ekonomis.........................
4. BH secara ekonomis kuat, sehingga dikhawatirkan
jika diperbolehkan mempunyai tanah dengan HM.
Tanah rakyat banyak yang akan jatuh dalam
penguasaan Badan Hukum

Pasal 21 ayat (2) UUPA ; memberikan kemungkinan


Badan Hukum dapat punya tanah HM yaitu
apabila ditunjuk oleh Pemerintah.
PP no. 38 Tahun 1963 ttg Penunjukan
Badan-badan Hukum yg Dapat Mempunyai
HM Atas Tanah
• Pasal 1 : Badan-badan Hukum yg dapat mempunyai HM adalah:
1. Bank-bank yang didirikan oleh Negara (Bank Negara);
2. Koperasi Pertanian;
3. Badan Keagamaan;
4. Badan Sosial.

• Menurut Pasal 8 ayat (1) PMNA/Ka.BPN No.9 Tahun 1999 ttg Tata
Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas tanah Negara dan
HPL badan-bdan Hukum yg dapat mempunyai tanah HM adalah:
1.Bank Pemerintah;
2.Badan Kegamaan dan;
3.Badan Sosial
Terjadi
nya HM ●
Menurut ketentuan
Hk Adat
: Pasal ●
Karena Penetapan
Pemerintah;
22 ●
Karena Ketentuan UU

UUPA
HM terjadi menurut Hukum Adat:
• Terjadi karena : pembukaan tanah (pembukaan hutan)
atau terjadi karena timbulnya lidah tanah
(Aanslibbing)
• Karena pembukaan tanah adlah yang dilakukan sec
bersama-sama dg masyarakat hk adat yg dipimpin
oleh tetau Adat melalui 3sistem penggarapan:
1.Matok sirah matok galeng
2.Matok sirah gilir galeng
3.Sistem bluburan
Aanslibbing?
Adalah pertumbuhan tanah ditepi sungai, danau atau
laut.
Adalah tanah yang timbul atau muncul karena
berbeloknya arus sungai atau tanah yang timbul
dipinggir pantai atau terjadi dari lumpur yg makin
lama makin tinggi dan mengeras shg akhirnya menjadi
tanah.
Dalam hukum adat lidah tanah yg tidak begitu luas
menjadi hak bagi pemilik tanah yang berbatasan.
• Terjadinya HM karena hukum Adat akan diatur
dengan Peraturan Pemerintah
HM terjadi karena Penetapan
Pemerintah
• Semula dari Tanah Negara
• Dengan mengajukan permohonan pemberian HM
atas tanah oleh pemohon dg memenuhi prosedur
dan persyaratan yang telah ditentukan oleh BPN
• Keluar SKPH
• SKPH wajib didaftar di Kantor Pertanahan Kab/Kota
utk dicatat dalam BT dan diterbitkan sertip HM atas
Tanah.
• Pendaftaran SKPH menandai lahirnya HM atas tanah
Terjadi HM karena ketentuan
UU
• Diatur dalam Pasal I, II dan VI ayat (1) Ketentuan-
Ketentuan Konversi UUPA
• Atas dasar ketentuan konversi (perubahan) menurut
UUPA
• M.b sejak tanggal 24 September 1960.
• Konversi?
• Penegasan Konversi dari tanah HM adat diatur dalam
Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria (PMPA) No.2
Tahun 1962 ttg Penegasan dan Pendaftaran Bekas
Hak-hak Indonesia Atas Tanah
Kewajiban Pemegang HM:
1. Fungsi sosial tanah;
2. Memelihara tanah dan menjaga kesuburan tanah
3. Tidak menelantarkan tanah
4. Mendaftarakan tanahnya
Kewenangan pemegang HM:
• Menggunakan utk pertanian maupun utk
mendirikan bangunan sesuai dengan fungsi sosial
tanah, disesuaikan dengan Tata Guna Tanah atau
RTRW yang ditetapkan oleh Pemda setempat.
Hapusnya HM
(Pasal 27 UUPA):
1. Tanahnya jatuh pada Negara (Tanah Negara):
a.Pencabutan hak atas tanah (Ps.18);
b.Penyerahan secara sukarela;
c.Diterlantarkan;
d.Subyek hak tidaklagi memenuhi syarat sebagai
subyek HM (Ps 21 ayat (2) dan Ps.26 ayat (2)
UUPA;
2. Tanahnya musnah bencana alam

Anda mungkin juga menyukai