HUKUM AGRARIA
A. PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA
Pada masa berlaku penjajahan Belanda di Indoneia agraria administratib yang Hukum
berdasarkan
Hukum
tujuan
dan
yang
sendi-sendi
diterapkan
dari
di
(pernyataan domein)
DOMEIN VERKLARING
ISI DOMEIN VERKLARING Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan di dalam ayat 2 dan 3 Agrarische Wet maka dipertahankanlah
LANJUTAN
Dengan berlakunya Agrarische Besluit semua
VRIJLANDS DOMEIN
Bahwa pemerintah Belanda berpegang
pada pendirian bahwa :
a). tanah-tanah yang menjadi Vrijlandsdomein karena dibebaskan dari hak-hak milik Indonessia oleh suatu Departemen, dianggap ada di bawah penguasaan Departemen itu;
LANJUTAN
b). tanah-tanah diserahkan Vrijlandsdomein tidak suatu kepada yang penguasaannya nyata-nyata Departemen,
Alat bukti hak atas tanah menurut Hukum Adat tersebut dinamakan : Pethok, Girik, Pipil dan Kekitir sesuai menurut lingkungan hukum adat masing-masing daerah.
LANJUTAN
2. Hak ulayat masyarakat hukum adat, adalah kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu, atas wilayah tertentu, yang merupakan lingkungan para warganya untuk mengambil manfaat dari sumberdaya alam termasuk tanah, dalam wilayah tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang timbul dari
PMNA/Kepala BPN No. 5 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat
LANJUTAN
2. Tanah ulayat adalah bidang tanah yang di atasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat
PERIODE KEMERDEKAAN RI
C. PADA MASA PERIODE KEMERDEKAAN RI
Setelah Indonesia Merdeka maka sumber Hukum
Agraria dituangkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD1945 yang menyatakan : Bumi dan dan air dan kekayaan untuk alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat
LANJUTAN
Bagi suatu Negara yang baru merdeka pada waktu itu
LANJUTAN
4. UU. No. 3 Prp Tahun 1960 tentang Penguasaan Benda Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda
5.
Hak)
LANJUTAN
Menurut domeinverklaring yang antara lain dinyatakan di dalam pasal 1 Agrarische Besluit, semua tanah yang bebas sama sekali daripada hak-hak seseorang (baik yang
LANJUTAN
Pasal 3 PP. No. 8 Tahun 1953 tersebut menyatakan, Menteri Dalam Negeri berhak : a. menyerahkan penguasaan itu kepada suatu
a.
LANJUTAN
b. c. d. hak untuk menuntut kerja paksa atau memungut uang pengganti kerja paksa dari penduduk; hak mengadakan pungutan-pungutan, baik yang
LANJUTAN
3. Di dalam hal suatu tanah partikekir tidak diketahui
siapa pemiliknya atau pemilinya tidak diketahui tempat tinggalnya atau bertempat tinggal di luar Indonesia dan tidak mempunyai wakil yang berkuasa penuh di Indonesia, maka Balai Harta Peninggalan
LANJUTAN
b. Terlantar secara fisik artinya : bahwa tanah tersebut tidak digunakan/diusahakan sesuai dengan sifat, keadaan dan tujuan diberikannya hak tersebut.
Selanjutnya
Peninggalan
tanah-tanah
diserahkan
tersebut
kepada
oleh
Balai
PUMPH
Harta
pengelolaannya
LANJUTAN
b. Pengertian Hukum Tanah :
Hukum hak-hak Tanah adalah atas keseluruhan tanah yang
hukum
konkrit
TUJUAN UUPA
Tujuan dibentuknya UUPA adalah :
a).
b). c).
meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan; meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian