INTERNASIONAL
Persoalan Pendahuluan
(Incidental Question)
2. Pemecahan/Pemisahan
(Depecage)
1.
PERSOALAN PENDAHULUAN
(INCIDENTAL QUESTION)
PERSOALAN PENDAHULUAN
Pengertian :
Suatu persoalan / masalah HPI dalam sebuah
perkara yang harus dipecahkan dan/atau
ditetapkan terlebih dahulu sebelum putusan
terhadap masalah HPI yang menjadi pokok
perkara dapat ditetapkan oleh hakim.
Persoalan Utama :
Apakah subsidiary issue akan ditetapkan
berdasarkan suatu sistem hukum yang
diberlakukan melalui penunjukkan
oleh
kaidah HPI Khusus ? (Repartition)
Apakah subsidiary issue akan ditetapkan
berdasarkan sistem hukum yang juga akan
digunakan
sebagai
Lex
Cause
untuk
primary/main issuenya ? (Absorption)
CARA PENYELESAIAN
1. ABSORPTION
Lex Cause yang dicari dan ditetapkan melalui
penerapan kaidah HPI untuk mengatur
masalah pokok (main issue) akan digunakan
juga untuk menjawab persoalan
pendahuluan.
Penyelesaian Perkara :
1.Cari Lex Cause masalah pokok;
2.Selesaikan
persoalan
pendahuluan
dengan kaidah Intern Lex Cause
masalah pokok;
3.Selesaikan masalah pokok dengan
kaidah Intern Lex Cause
masalah
pokok.
2. REPARTITION
Hakim harus menetapkan Lex Cause untuk
masalah pendahuluan secara khusus dan tidak
perlu menetapkan Lex Cause dari masalah
pokoknya terlebih dahulu.
Penyelesaian perkara :
1.Cari Lex Cause persoalan pendahuluan;
2.Selesaikan
persoalan
pendahuluan
dengan kaidah intern Lex Cause
persoalan pendahuluan;
3. Cari Lex Cause masalah pokok;
4.Selesaikan masalah pokok dengan kaidah
intern Lex Cause masalah pokok.
Contoh :
Lihat perkara Re Mays Estate, Schwebel
vs. Ungar, Lawrence vs. Lawrence dan R.
Vs Brentwood Marriage Registrar Case.
PEMECAHAN/PEMISAHAN
DEPECAGE
Pemecahan/Pemisahan
Depecage adalah tindakan untuk menundukkan
persoalan-persoalan tertentu yang mungkin
terbit dalam sebuah peristiwa atau hubungan
hukum pada sistem-sistem hukum (atau
aturan-aturan dari sistem-sistem hukum) yang
berbeda.
Contoh :
Dalam menghadapi persoalan pewarisan yang
dibuat
oleh
pewaris
yang
berkewarganegaraan
Indonesia
melalui
pembuatan
testamen
yang
dibuat
di
Singapura. Jika gugatan atas testamen itu
diajukan di Indonesia, secara umum dapat
dikatakan bahwa perkara tunduk pada tempat
pembuatan testamen.