Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN III

Tentang Ketaatan, Aplikasi dan


Interpretasi Suatu PI
Seksi 1 tentang Ketaatan Suatu PI
Pasal 26-27 KW 1969
Pasal 26
Tentang Pacta Sunt Servanda
• Setiap treaty yang berlaku mengikat para pihak
dan harus dilaksanakan oleh negara-negara
peserta dengan itikad baik
• Pasal 27 tentang hukum nasional dan ketaatan
terhadap treaty
Pihak dari treaty tidak boleh mengemukakan
ketentuan dari Hukum Nasional sebagai alasan
kegagalannya melaksanakan suatu perjanjian.
Ketentuan ini tidak merugikan ketentuan Pasal 46
SEKSI II Tentang Aplikasi Suatu PI

Pasal 28-30 KW 1969


Pasal 28
Tentang Tidak Berlaku Surutnya Suatu Treaty
• Ketentuan-ketentuan suatu PI tidak mengikat
para pihak dalam kaitannya dengan tindakan
atau fakta yang terjadi sebelum tanggal
berlakunya PI itu. Kecuali niat tersebut muncul
dalam PI itu
Pasal 29
Tentang Wilayah Penerapan Treaty
• Treaty diterapkan pada seluruh wilayah negara
yang menjadi party dalam treaty itu. Kecuali
treaty tersebut menyatakan sebaliknya.
• Maksudnya dapat diperkenankan bahwa
untuk memberlakukan suatu treaty hanya
pada wilayahh tertentu dari suatu negara bila
diperkenankan oleh treaty itu sendiri
Pasal 30
Tentang Penerapan PI Yang Memuat Hal
Yang Sama Dengan PI Sebelumnya

• Ayat 1-2 adalah tentang manakah yang harus berlaku apabila


ada pertentangan antara perjanjian lama dan baru yang
serupa. Terhadap hal ini terdapat 2 ketentuan, yaitu :
1. Yang berlaku adalah perjanjian yang baru. Hal ini sesuai
dengan doktrin “Lex Posteriori Derogat Legi Priori”
2. Akan tetapi, Pasal 103 Piagam PBB merupakan pengecualian
dari ketentuan no 1. Apabila ada perjanjian yang tidak
konsisten dengan Piagam PBB, sebagai salah satu kewajiban
negara anggota PBB, maka harus mematuhi Piagam PBB
tersebut, terlepas apakah Piagam itu ada terlebih dahulu atau
belakangan.
• Ayat 3-5 terkait dengan masalah inkonsistensi
PI lama dan baru dengan hal yang sama, tetapi
berbeda pihak
Aturan umum yang berlaku adalah PI lama
dimana kedua belah pihak menjadi anggota
yang berlaku. Namun demikian, tidak semua
pasal dalam PI baru menjadi tidak berlaku.
Hanya pasal-pasal yang berhubungan dengan
pihak ketiga yang tidak berlaku.
SEKSI III
TENTANG INTERPRETASI PI

Pasal 31-33 KW
1969
Pasal 31
Tentang Ketentuan Umum Penafsiran
• Ayat 1 : suatu perjanjian harus diterjemahkan
dengan itikad baik yang sesuai dengan arti yang
biasa dari kata-kata dan dalam rangka maksud dan
tujuan treaty.

• Ayat 2 : kerangka tujuan interpretasi suatu treaty,


selain naskah, mukadimah dan lampiran, juga
termasuk setiap persetujuan dan naskah yang
dibuat semua pihak yang ada hubungannya
dengan penetapan perjanjian tersebut.
• Ayat 3 : selain kerangka/konteks, yang dapat
dipertimbangkan dalam interpretasi adalah,
perjanjian dan praktek penerapan selanjutnya
antara para pihak tentang interpretasi
treaty,serta aturan-aturan hukum
internasional yang dapat diterapkan dalam
hubungan antara para pihak.

• Ayat 4 : suatu arti khusus akan diberikan bagi


suatu istilah jika para pihak menghendaki
Pasal 32
Tentang Sarana Tambahan Interpretasi
• Untuk menegaskan arti yang dihasilkan oleh
penerapan Pasal 31, atau untuk merumuskan
arti ketika interpretasi Pasal 31 meninggalkan
arti yang tidak jelas, atau menggiring pada
hasil yang tidak masuk akal, maka
diperbolehkan adanya sarana tambahan, yang
termasuk pekerjaan pendahuluan PI dan
keadaan pada waktu PI ditetapkan.
Pasal 33
Tentang Penafsiran Treaty Yang Memakai Dua Bahasa Atau
Lebih

• Ayat 1 : bila suatu treaty menggunakan 2 atau


lebih bahasa, naskah perjanjian adalah sama
dalam setiap bahasa tersebut. Dalam hal
terdapat perbedaan, maka yang berlaku adalah
teks tertentu yang disetujui oleh para pihak.
• Ayat 2 : versi treaty dalam bahasa selain yang
disahkan dalam treaty tersebut akan dianggap
otentik hanya jika treaty itu menyatakan
demikian atau para pihaknya setuju.
• Ayat 3 : istilah-istilah treaty dianggap
mempunyai arti yang sama dalam setiap teks
asli.
• Ayat 4 : apabila perbandingan naskah asli
treaty menyingkap arti yang berbeda dimana
interpretasi menurut Pasal 31 dan 32 tidak
dapat menyelesaikan perbedaan naskah
tersebut, maka yang dipakai adalah
interpretasi yang paling menyatukan arti
keduanya.
SEKSI IV
Tentang PI dan Negara ke-3

Pasal 34-38 KW 1969


Pasal 34
Tentang Aturan Umum Berkaitan Dengan Negara
Ketiga
• Perjanjian tidak menciptakan hak dan kewajiban
untuk pihak ketiga tanpa persetujuannya
• Pasal ini merupakan pencerminan suatu asas
hukum “Pacta Tertiis Nec Nocent Nec Prosunt”
• pasal ini tidak berlaku mutlak, karena dapat
disimpangi oleh General Customary of
International Law
Pasal 35
Tentang Treaty Yang Menyediakan Kewajiban Untuk
Negara Ketiga
• Suatu kewajiban untuk negara ketiga hanya
muncul jika negara tersebut menyatakan
secara tegas dan tertulis, menerima kewajiban
itu
• Pasal ini bermaksud melindungi negara-negara
bukan peserta dari kemungkinan pembebanan
kewajiban yang sewenang-wenang
Pasal 36
Tentang Treaty Yang Menyediakan Hak Untuk Negara
Ketiga
• Jika tidak disetujui sebaliknya, kewajiban untuk
pihak ketiga muncul sesuai dengan Pasal 35
mungkin ditarik kembali atau dimodifikasi hanya
dengan persetujuan para pihak dan pihak ketiga
• Ayat 2 : ketika suatu hak muncul untuk pihak
ketiga menurut Pasal 36, hak tersebut tidak
mungkin ditarik kembali atau dimodifikasi oleh
para pihak, jika dinyatakan bahwa hak itu
dimaksudkan untuk tidak dapat ditarik kembali
atau dimodifikasi tanpa persetujuan negara ketiga
Pasal 38
Tentang Aturan-Aturan Treaty Yang Mengikat
Negara Ketiga Melalui Kebiasaan Internasional
• Pasal 34-37 tidak dapat menghalangi suatu
aturan yang dibentuk dalam treaty menjadi
mengikat negara ketiga sebagai suatu
kebiasaan dalam hukum internasional.

Anda mungkin juga menyukai