Anda di halaman 1dari 4

Penyelesaian Sengketa Internasional

Secara Damai
Sengketa Internasional ~ Penyelesaian sengketa internasional secara damai merupakan
penyelesaian tanpa paksaan atau kekerasaan. Cara-cara penyelesaian secara damai meliputi
arbitrase; penyelesaian yudisial; negosiasi, jasa-jasa baik, mediasi, konsiliasi, penyelidikan; dan
penyelesaian di bawah naungan organisasi PBB. Pembedaan cara-cara tersebut tidak berarti
bahwa proses penyelesaian sengketa internasional satu sama lain saling terpisah secara tegas,
melainkan ada kemungkinan antara cara yang satu dengan yang lain saling berhubungan.

Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai | http://www.materi-pelajaran.xyz

A. Abritase

Arbitrase merupakan penyelesaian sengketa secara damai. Proses ini dilakukan dengan cara
menyerahkan penyelesaian sengketa kepada orang-orang tertentu, yaitu arbitrator. Mereka dipilih
secara bebas oleh para pihak yang bersengketa. Mereka itulah yang memutuskan penyelesaian
sengketa, tanpa terlalu terikat pada pertimbangan-pertimbangan hukum.

Pengadilan-pengadilan arbitrase semestinya berkewajiban untuk menerapkan hukum internasional.


Namun, pengalaman di lapangan hukum internasional menunjukkan adanya kecenderungan yang
berbeda. Beberapa sengketa yang menyangkut masalah hukum seringkali diputuskan berdasarkan
kepatutan dan keadilan (ex aequo et bono).
Dalam proses arbitrase ada prosedur tertentu yang harus ditempuh. Bila terjadi sengketa antara
dua negara dan mereka menghendaki penyelesaian melalui Permanent Court of Arbitration, maka
mereka harus mengikuti prosedur tertentu. Prosedur tersebut harus ditaati dan dilaksanakan
berdasarkan kaidah-kaidah hukum internasional. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut.

1. Masing-masing negara yang bersengketa tersebut menunjuk dua arbritator. Salah seorang di
antaranya boleh warga negara mereka sendiri, atau dipilih dari orang-orang yang dinominasikan
oleh negara itu sebagai anggota penel mahkamah arbitrasi.
2. Para arbritator tersebut kemudian memilih seorang wasit yang bertindak sebagai ketua dari
pengadilan arbritasi tersebut.
3. Putusan diberikan melalui suara terbanyak.

Dengan demikian, arbritase pada hakikatnya merupakan suatu konsensus atau kesepakatan
bersama di antara para pihak yang bersengketa. Suatu negara tidak dapat dipaksa untuk dibawa ke
muka pengadilan arbritase, kecuali jika mereka setuju untuk melakukan hal tersebut.

B. Penyelesaian Yudisial

Penyelesaian yudisial adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui suatu pengadilan
internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum.
Lembaga pengadilan internasional yang berfungsi sebagai organ penyelesaian yudisial dalam
masyarakat internasional adalah International Court of Justice.

BACA JUGA: Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Paksa

C. Negosiasi

Cara negosiasi sering diadakan dalam kaitannya dengan jasa-jasa baik (good offices) atau mediasi.
Kecenderungan yang berkembang dewasa ini menunjukkan, sebelum dilaksanakan negosiasi, ada
dua proses yang telah dilakukan terlebih dahulu, yaitu konsultasi dan komunikasi. Tanpa kedua
media tersebut seringkali dalam beberapa hal negosiasi tidak dapat berjalan.

D. Jasa-jasa Baik dan Mediasi


Jasa-jasa baik dan mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa internasional di mana negara
ketiga yang bersahabat dengan para pihak yang bersengketa membantu penyelesaian sengketa
secara damai. Pihak-pihak yang menawarkan jasa-jasa baik atau mediator bisa berupa individu
atau juga organisasi internasional.

Perbedaan antara jasa-jasa baik dan mediasi adalah persoalan tingkat. Dalam penyelesaian
sengketa internasional dengan menggunakan jasa-jasa baik, pihak ketiga menawarkan jasa-jasa
untuk mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa. Selain itu, pihak tersebut mengusulkan
(dalam bentuk syarat umum) dilakukannya penyelesaian. Tetapi, ia sendiri secara nyata tidak ikut
serta dalam pertemuan. Demikian pula, ia tidak melakukan suatu penyelidikan secara saksama atas
beberapa aspek dari sengketa tersebut.

Sebaliknya, dalam penyelesaian sengketa internasional dengan menggunakan mediasi, pihak yang
melakukan mediasi memiliki suatu peran yang lebih aktif. Ia ikut serta dalam negosiasi serta
mengarahkan pihak-pihak yang bersengketa sedemikian rupa sehingga penyelesaian dapat
tercapai, meskipun usulan-usulan yang diajukannya tidak berlaku mengikat terhadap para pihak
yang bersengketa.

Ruang lingkup jasa-jasa baik dan mediasi sebenarnya agak terbatas. Dalam kedua metode tersebut
ada kekurangan prosedur untuk melakukan penyelidikan atas fakta hukum secara mendalam. Oleh
karena itu, di masa mendatang, kemungkinan besar kedua metode tersebut akan menjadi
semacam langkah pendahuluan atau sebagai bantuan terhadap cara penyelesaian khusus, seperti
konsiliasi, penyelidikan, dan penyelesaian melalui PBB.

E. Konsiliasi

Istilah konsiliasi mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam pengertian luas, konsiliasi mencakup
berbagai ragam metode di mana suatu sengketa diselesaikan secara damai dengan bantuan
negara-negara lain atau badan-badan penyelidik dan komite-komite penasihat yang tidak berpihak.
Dalam pengertian sempit, konsiliasi adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui
sebuah komisi. Komisi tersebut membuat laporan beserta usul kepada para pihak yang
bersengketa tentang penyelesaian sengketa. Usulan tersebut tidak memiliki sifat mengikat.
Komisi konsiliasi diatur dalam Konvensi The Hague 1899 dan 1907 untuk Penyelesaian Damai
Sengketa-sengketa Internasional. Komisi tersebut dapat dibentuk melalui perjanjian khusus antara
para pihak yang bersengketa. Tugas komisi tersebut adalah menyelidiki serta melaporkan fakta,
dengan ketentuan bahwa isi laporan itu bagaimanapun tidak mengikat para pihak dalam
bersengketa.

F. Penyelidikan

Penyelidikan sebagai suatu cara menyelesaiakan sengketa secara damai yang dilakukan dengan
tujuan menetapkan suatu fakta yang dapat digunakan untuk memperlancar suatu perundingan.
Kasus yang sering diselesaikan dengan bantuan metode ini umumnya adalah kasus-kasus yang
berkaitan dengan sengketa batas wilayah suatu negara. Untuk itu Komisi Penyelidik dibentuk untuk
menyelidiki fakta sejarah dan geografis menyangkut wilayah yang disengketakan.

G. Penyelesaian Melalui Organisasi PBB

Organisasi PBB yang dibentuk pada tahun 1945 didirikan sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa.
Organisasi ini telah mengambil alih sebagian besar tanggung jawab untuk menyelesaikan sengketa-
sengketa internasional. Salah satu tujuan organisasi itu adalah menyelesaikan perselisihan
antarnegara. Melalui pasal 2 Piagam PBB, anggota-anggota PBB harus berusaha menyelesaikan
sengketa-sengketa mereka melalui cara-cara damai dan menghindarkan ancaman perang atau
penggunaan kekerasan. Sehubungan dengan penyelesaian sengketa internasional, tanggung
jawab penting beralih ke tangan Majelis Umum dan Dewan Keamanan, sesuai dengan wewenang
luas yang dipercayakan kepada keduanya. Majelis Umum diberi wewenang merekomendasikan
tindakan-tindakan untuk penyelesaian damai atas suatu keadaan yang dapat mengganggu
kesejahteraan umum atau hubungan-hubungan persahabatan di antara bangsa-bangsa.

Anda mungkin juga menyukai