Anda di halaman 1dari 54

EROSI DAN SEDIMENTASI

Pengertian
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan
material yang dipindahkan oleh media air,
angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
Proses Terjadinya Sedimentasi
Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke
tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser. Air
mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa
batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di
dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah.
Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir,
bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat
hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya.
pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh
tenaga air atau angin tadi membuat terjadinya
sedimentasi
Tempat-tempat Terjadinya Sedimentasi
 Sungai
 Danau
 Darat
 Laut
Sedimentasi sungai
Pengendapan yang terjadi di sungai disebut
sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini
biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir,
kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar
sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik
dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau
pengaspalan jalan.
Sedimentasi Danau
 Di danau juga bisa terjadi endapan batuan.
Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk
delta, lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur.
Proses pengendapan di danau ini disebut
sedimen limnis
Sedimentasi Darat
 Guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang
terangkat ke udara pada waktu ombak
memecah di pantai landai, lalu ditiup angin
laut ke arah darat, sehingga membentuk
timbunan pasir yang tinggi. Contohnya, guguk
pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang
menjadi tanggul laut negara itu. Di Indonesia
guguk pasir yang menyerupai di Belanda bisa
ditemukan di pantai Parang Tritis Yogyakarta.
Sedimentasi Laut
 Sungai yang mengalir dengan membawa
berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di
laut, sehingga di laut terjadi proses
pengendapan batuan yang paling besar. Hasil
pengendapan di laut ini disebut sedimen marin
Jenis Sedimen Laut
 Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis
terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil.
Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan
pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan
aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi
glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas
dan mencair.
 Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa
sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus
dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-
sisa fitoplankton dan zooplankton laut.
Jenis-jenis Sedimentasi
 Lithougenus sedimen
 Biogeneuos sedimen
 Hidreogenous sedimen
 Cosmogerous sedimen
Lithougenus Sedimen
 Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini
dapat sampai ke dasar laut melalui proses
mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai
dan atau arus laut dan akan terendapkan jika
energi tertrransforkan telah melemah.
Biogeneuos Sedimen
 Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa
organisme yang hidup seperti cangkang dan
rangka biota laut serta bahan-bahan organik
yang mengalami dekomposisi.
Hidreogenous Sedimen
 Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk
partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai
contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit,
phosphorit dan glaukonit.
Cosmogerous Sedimen
 Sedimen yang berasal dari berbagai sumber
dan masuk ke laut melalui jalur media udara
atau angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber
dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau
berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Contoh Sedimentasi
 Waduk Wonogiri
Proses sedimentasi pada Waduk Wonogiri sendiri
berlangsung cepat sehingga menyulitkan
pengoperasian pintu air dan mengurangi volume
tampungnya. Diharapkan dengan dilakukannya
pengerukan sedimen, Waduk Wonogiri dapat
menampung kebutuhan air masyarakat sampai
dengan 100 tahun ke depan. penanganan sedimen
juga tidak lepas dari masalah konservasi yang
berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya menghambat laju erosi atau sedimentasi yang
masuk ke dalam danau atau waduk.
Gambar Lapisan Tanah
Gambar Proses Sedimentasi
Penanganan Sedimen dan Erosi
 Dua masalah yang dipengaruhi oleh
transpor sedimen adalah erosi dan
sedimentasi. Penanganan masalah secara
buatan (artifisial) dilakukan ketika
mekanisme perlindungan secara alamiah
tidak lagi memadai.
Erosi atau Sedimentasi?
 Beberapa jenis bangunan yang dimaksudkan untuk
melindungi pantai dari erosi seperti:
a. tembok laut
b. revetment
c. groin
d. pemecah gelombang
 Di pihak lain, beberapa jenis bangunan ditujukan untuk
mengatasi sedimentasi seperti:
a. jetty
b. pemecah gelombang
c. bangunan bawah air (underwater sill)
 Selain dengan membangun konstruksi
bangunan sipil (hard structure), dikenal
pula perlindungan pantai secara soft
structure. Termasuk dalam jenis ini
adalah sand nourishment, sand by passing,
beach management system dan artificial reef
(terumbu karang buatan).
Tembok Laut (Seawall)
Revetment
Groin (groyne)
Groin
Pemecah gelombang
lepas pantai (Detached
breakwater)

Daratan yang muncul di


belakang pemecah
gelombang lepas pantai
disebut TOMBOLO
Jetty
 Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang
diletakkan pada kedua sisi muara sungai yang
berfungsi untuk mengurangi pendangkalan
alur oleh sedimen pantai.
Pengaruh pembangunan jeti terhadap pantai di sekitarnya
Pemecah Gelombang
 Apabila kapal-kapal yang akan berlabuh di
pelabuhan berukuran besar maka alur yang
diperlukan biasanya juga besar (panjang, lebar
dan dalam). Hal ini dapat menambah masalah
yang berhubungan dengan pengerukan.
Seringkali operasi pengerukan harus dilakukan
di perairan yang terbuka. Ketika pengaruh
gelombang mempersulit pengerukan, sering akan
lebih ekonomis apabila alur pelayaran dilindungi
dengan breakwater. Perlindungan dapat
mengurangi jumlah kebutuhan pengerukan atau
membuat operasi pengerukan lebih efisien.
Layout Pelabuhan Kashima
Pengerukan
 Pengerukan (dredging ) dapat didefinisikan
sebagai pengangkatan material dari dasar
daerah perairan ke permukaan dan
membawanya ke jarak tertentu.
 Kegiatan ini cukup luas cakupannya, dari
pengerukan di saluran drainasi hingga
pengerukan mineral di lepas pantai dengan
teknik yang sangat kompleks.
Jenis kapal keruk
 Secara garis besar pengerukan da pat dikelompokkan
menjadi 2 jenis yaitu pengoperasian secara mekanis
dan pengoperasian secara hidraulis. Pengerukan
mekanis lebih dulu dipakai karena sederhana dan
serupa dengan mesin keruk di darat. Termasuk dalam
kelompok ini adalah dipper, bucket dan ladder. Bucket
dapat dibagi lagi menjadi jenis grapple, dragline,
dipper dan bucket ladder. Dalam pengerukan yang
dioperasikan secara hidarulis, material yang akan
dipindahkan terlebih dahulu dibuat lepas dan
dicampur dengan air untuk kemudia n dipompa
sebagai fluida. Termasuk dalam jenis ini adalah kapal
keruk hisap dustpan (dustpan dredger), kapal keruk
hisap lumpur (suction dredger), kapal keruk potong
hisap (suction cutter dredger) , kapal keruk hopper
potong hisap(hopper suction cutter dredger).
 Pengerukan mekanis mempunyai keuntungan
dapat dioperasikan di lokasilokasi yang
terbatas (dock, jetty) tetapi tidak mempunyai
kemampuan mengangkut material secara
kontinyu dalam jarak yang jauh. Saat ini
pengerukan hidraulis lebih banyak digunakan
karena relatif efisien, serbaguna dan ekonomis.
Ambang Bawah Air (Underwater Sill)
 Ambang bawah air (underwater sill- UWS)
adalah struktur yang dibangun di dasar laut
dan elevasi puncaknya masih di bawah muka
air. Struktur ini dapat diletakkan di sekeliling
kolam labuh, kolam putar atau alur pelayaran,
dimaksudkan untuk mengurangi proses
sedimentasi yang terjadi di suatu pelabuhan.
 Pembangunan UWS telah dikerjakan di Pelabuhan
Kumamoto Jepang. Diperkirakan endapan yang terjadi
di alur maupun kolam labuh bisa berkurang. Tingkat
pengendapan yang terjadi turun 30 % sampai 50%
untuk tinggi ambang 1,0 – 1,5 m (Semen Gresik, 1999).
Di Indonesia, UWS selesai dibangun pada tahun 2000
di Pelabuhan P.T. Semen Gresik (Persero) Tbk, Tuban.
UWS tersebut dirancang dengan bahan beton pracetak,
berbentuk T terbalik, dengan tinggi 2 m, panjang 6 m
dan lebar dasar 6 m, sedangkan tebal dinding 20 s.d. 30
cm. Hubungan antar dinding dilakukan dengan
lembaran karet berkualitas tinggi (rubber sheet).
Bangunan UWS ditempatkan di dasar laut dan
didukung dengan tiang pancang bambu.
 Struktur yang memiliki kesamaan fungsi dengan UWS
adalah silt screen. Perbedaannya terletak pada bahan
yang digunakan, dimana pada silt screen tidak dipakai
beton tetapi hanya suatu tabir tipis dengan pemberat di
bawahnya dan pelampung di bagian atas. Yuwono
(2001) mengusulkan dipertimbangkannya pemasangan
silt screen sebagai kelanjutan dari UWS yang telah
dibangun di sekitar kolam labuh dan kolam putar. Silt
screen diusulkan untuk dibangun di kirikanan alur,
terutama alur yang masih dekat dengan littoral zone.
Bilamana silt screen dibangun, lokasi di sekitarnya
harus dilengkapi dengan rambu-rambu navigasi yang
baik agar tidak saling mengganggu dengan nelayan
yang menebar jaring (mencari ikan).
Metode Fluidisasi
 Metode pengerukan relatif mahal, terutama jika volume yang
dikeruk tidak terlalu besar. Hal ini karena biaya mobilisasi alat
dan biaya dasar lainnya akan mendominasi biaya operasional
yang sesungguhnya (Triatmadja, 2001). Metode fluidisasi
diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan ini. Metode
fluidisasi masih relatif baru di bidang rekayasa pantai. Namun
sesungguhnya metode ini telah sangat dikenal di bidang teknik
kimia (reaktorreaktor banyak yang menggunakan prinsip
fluidized bed ). Sedangkan di bidang teknik penyehatan, metode
ini dipakai untuk pembilasan media filter pada sistem pasir
cepat. Di kedua bidang teknik tersebut umumnya yang
digunakan adalah fluidisasi satu dimensi. Untuk
penanggulangan sedimentasi di pantai, metode fluidisasi
dikembangkan untuk mengusik sedimen hingga terfluidisasi
yang akhirnya dapat mengalir secara gravitasi ke area lain yang
lebih rendah.
 Pada metode fluidisasi diperlukan satu atau
beberapa pipa dengan diameter relatif besar
yang ditanam di dasar saluran (muara) atau di
dalam lidah pasir yang akan dipotong. Pipa
tersebut dipasang memanjang sepanjang
saluran. Diameter pipa dibuat sedemikian rupa
sehingga kecepatan aliran kecil dan kehilangan
tinggi tenaga akibat gesekan dengan pipa
relatif kecil pula. Pipa tersebut diberi lubang di
sebelah kanan dan kirinya, dan jarak antar
lubang yang berdekatan. Pada ujung hulu,
pipa dihubungkan dengan pompa, yang
memompa air ke dalam pipa
 fluidizer. Tekanan yang cukup tinggi dari air
di dalam pipa akan memancar melalui lubang
fluidisasi dan mengusik pasir yang
menutupnya hingga terfluidisasi menjadi
slurry. Slurry tersebut diharapkan dapat
mengalir ke arah hilir akibat arus eksternal,
arus yang ditimbulkan oleh semprotan, atau
dapat dengan mudah dipompa ke luar.
Dengan demikian yang tersisa tinggal lubang
panjang sepanjang pipa fluidisasi.

Anda mungkin juga menyukai