PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami profil salinitas dan Temperatur terhadap kedalaman di
Estuari
2. Mahasiswa dapat memahami profil distribusi kecepatan arus terhadap kedalaman di
Estuari
I.3. Manfaat
1. Dapat memahami profil salinitas dan Temperatur terhadap kedalaman di Estuari
2. Dapat memahami profil distribusi kecepatan arus terhadap kedalaman di Estuari
II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 3. Arus Densitas Akibat Input Bouyancy Dari Sungai Dan Laut Lepas
Massa air di perairan pantai tidak dapat turun (sinking) akibat pendinginan karena
mendapat suplai air tawar dari sungai. Jadi, ia tidak cukup berat untuk turun ke lapisan
dalam. Air yang di lepas pantai juga tidak cukup dingin(berat) untuk tenggelam ke lapisan
dalam karena adanya percampuran dengan air laut lepas yang hangat (input bouyancy dari
laut lepas). Jadi, pada saat terjadinya pendinginan di permukaan waktu musim dingin air
di daerah central menjadi cukup berat untuk turun ke lapisan dalam membentuk “front
thermohaline” (Gambar 3). Di daerah central terbentuk daerah konvergensi (pertemuan
massa air perairan pantai dan massa air lepas pantai) yang diikuti oleh sinking water ke
lapisan dalam (Gambar 4) (Prasetyawan,2009).
Gambar 4. Terbentuknya Daerah Konvergensi Dibagian Tengah (Central)
Turunnya (sinking ) air di daerah konvergensi diperkuat oleh efek cabeling. Proses
cabeling adalah percampuran 2 massa air dengan densitas yang sama tetapi temperatur
dan salinitasnya berbeda membentuk massa air yang baru dengan densitas yang lebih
berat dan kemudian turun ke lapisan dalam. Dalam kasus ini dua massa air (pantai dan
lepas pantai) dengan densitas yang sama tetapi temperatur dan salinitasnya berbeda,
bercampur di front thermohaline membentuk massa air baru yang densitasnya lebih besar
dan turun ke lapisan dalam (Prasetyawan,2009).
Gambar 9. Sirkulasi Arus Densitas Di Perairan Pantai Yang Dangkal Pada Musim Dingin Dan Sirkulasi Di
Estuari
5. Kekuatan arus pasut berperan dalam percampuran vertikal, sehingga difusifitas vertikal
bergantung pada kekuatan arus pasut. Kekuatan arus pasut bervariasi secara horizontal
maka difusivitas vertikal juga bervariasi secara horizontal. Arus pasut akan kuat di daerah
yang dangkal. Difusivitas vertikal akan menentukan stratifikasi kolom air. Pada musim
panas stratifikasi yang kuat terjadi pada daerah dimana arus pasutnya lemah (percampuran
kecil). Sebaliknya pada daerah dimana arus pasutnya kuat seperti di selat terjadi
percampuran secara vertikal sehingga stratifikasinya lemah dan bisa menjadi homogen
(Gambar 9). Densitas lapisan permukaan di daerah yang terstratifikasi kuat akan lebih
rendah dari pada densitas lapisan permukaan didaerah dengan stratifikasi yang lemah
(terjadi percampuran vertikal) (Prasetyawan,2009).
3.1. Materi
Hari / tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Waktu : Pukul 16.30 – Selesai
Tempat : Ruang B301, Gedung B Kelautan, Universitas Diponegoro,
Semarang, Jawa Tengah.
3.2. Metode
1. Buka data pengolahan awal pada Excel
2. Tambahkan 0,40 (sesuai NIM) pada data Smin, Smax, Tmin, dan Tmax
3. Lalu pisahkan data tiap stasiun. Letakan pada sheet berikutnya. Lakukan sampai dengan
stasiun ke 10.
4. Buat Grafik antara salinitas max dan min terhadap kedalaman dengan Scatter
5. Gunakan nilai salinitas max dan min sebagai sumbu X, dan kedalaman sebagai sumbu
Y untuk tiap stasiun. Lakukan langkah tersebut sampai stasiun 10.
6. Lalu buat grafik antara Suhu max dan min terhadap kedalaman pada tiap stasiun. Suhu
sebagai sumbu X dan kedalaman sebagai sumbu Y. Lakukan hingga stasiun ke 10
8. Setelah itu untuk sheet selanjutnya masukan data Kecepatan pada sheet data mentah
yaitu Vmax dan Vmin.
9. Hitung nilai Vt dengan rumus Vmin-Vmax
10. Lalu buat grafik untuk kecepatan total terhadap kedalaman tiap stasiun. Kecepatan
total sebagai sumbu X, dan Kedalaman sebagai sumbu Y.
Stasiun 2
2 0 15 12 18 18 12 42
2 2 15 12 18 18 13 41
2 4 21 12 16 18 20 38
2 6 28 12 14 18 26 34
2 8 35 22 14 16 32 30
2 10 35 32 14 14 40 24
Stasiun 3
3 0 10 10 18,6 18,8 10 42
3 2 10 10 18,6 18,8 15 40
3 4 16 10 17,6 17,4 20 35
3 6 22 14 16,4 16 25 25
3 8 28 18 15,4 14,5 35 20
3 10 35 21 14,2 14,3 36 21
3 12 35 25 14,2 14,5 38 26
3 14 35 28,5 14 14,5 38 28
3 16 35,2 32,5 14 14,8 40 30
Stasiun 4
4 0 10 10 18,9 19 10 40
4 2 10 10 18,8 18,9 18 35
4 4 10 10 18,7 18,8 24 30
4 6 26 34 16,2 16 26 26
4 8 34 34 15,4 15,9 34 20
4 10 35 35 15 15,8 40 10
Stasiun 5
5 0 26 13 15 17,5 8 35
5 2 35 13 14,5 17,5 10 30
5 4 35 13 14,5 17,5 14 22
5 6 35 20 14,5 16,5 20 10
5 8 35 27,5 14,5 15,25 20 10
5 10 35 35 14,5 14 26 0
5 12 35 35 14,5 14 30 10
5 14 35 35 14,5 14 36 18
Stasiun 6
6 0 32 13 15,5 15,6 42 26
6 2 33 13 15 15,6 8 48
6 4 35 22 14,8 14,9 14 40
6 6 35 29 14,8 14,9 24 30
Stasiun 7
Salinitas Suhu Arus
No. Sta Kedalaman Smax Smin Tmax Tamin Vmax Vmin
7 0 35 13 15,5 15,6 32 22
7 2 35 24 15 15,6 7 42
7 4 35 35 14,8 14,9 10 34
7 6 35 35 14,8 14,9 16 24
7 8 35 35 15,4 15 24 12
Stasiun 8
8 0 13 13 15,7 19,8 30 0
8 2 18,5 13 15,6 19,7 6 50
8 4 24 20,5 15,5 18,5 10 44
8 6 29,5 27,5 15,5 18 15 40
8 8 35 35 15,4 16 20 30
8 10 35 35 15,3 15,9 30 30
8 12 35 35 15,3 15,9 40 20
Stasiun 9
9 0 10 10 19,6 19,6 10 40
9 2 10 10 19,6 19,6 20 35
9 4 22 10 17,9 19,5 28 28
9 6 33 10 16 19,4 30 20
Stasiun 10
10 0 10 10 18 18 10 40
10 2 10 10 18 18 18 35
10 4 16 10 16,9 18 24 30
10 6 22 10 15,9 17 26 26
10 8 28 14 15 16 34 20
10 10 34 18 14 15 38 22
10 12 34 18 14 15 40 10
Stasiun 3
Stasiun-3
z Smax Smin tmax tmin
0 10,4 10,4 19 19,2
-2 10,4 10,4 19 19,2
-4 16,4 10,4 18 17,8
-6 22,4 14,4 16,8 16,4
-8 28,4 18,4 15,8 14,9
-10 35,4 21,4 14,6 14,7
-12 35,4 25,4 14,6 14,9
-14 35,4 28,9 14,4 14,9
-16 35,6 32,9 14,4 15,2
Stasiun 4
Stasiun-4
Stasiun 5
stasiun-5
Stasiun 7
stasiun-7
z smax smin tmax tmin
0 35,4 13,4 15,9 16
-2 35,4 24,4 15,4 16
-4 35,4 35,4 15,2 15,3
-6 35,4 35,4 15,2 15,3
-8 35,4 35,4 15,8 15,4
Stasiun 8
Stasiun-8
z smax smin tmax tmin
0 13,4 13,4 16,1 20,2
-2 18,9 13,4 16 20,1
-4 24,4 20,9 15,9 18,9
-6 29,9 27,9 15,9 18,4
-8 35,4 35,4 15,8 16,4
-10 35,4 35,4 15,7 16,3
-12 35,4 35,4 15,7 16,3
Stasiun 9
Stasiun-9
Stasiun 3
Stasiun-3
z Smax Smin tmax tmin
0 10,4 10,4 19 19,2
-2 10,4 10,4 19 19,2
-4 16,4 10,4 18 17,8
-6 22,4 14,4 16,8 16,4
-8 28,4 18,4 15,8 14,9
-10 35,4 21,4 14,6 14,7
-12 35,4 25,4 14,6 14,9
-14 35,4 28,9 14,4 14,9
-16 35,6 32,9 14,4 15,2
Stasiun 4
Stasiun-4
Stasiun 5
stasiun-5
Stasiun 6
Stasiun- 6
z Smax Smin tmax Tmin
0 32,4 13,4 15,9 16
-2 33,4 13,4 15,4 16
-4 35,4 22,4 15,2 15,3
-6 35,4 29,4 15,2 15,3
Stasiun7
stasiun-7
z smax smin tmax tmin
0 35,4 13,4 15,9 16
-2 35,4 24,4 15,4 16
-4 35,4 35,4 15,2 15,3
-6 35,4 35,4 15,2 15,3
-8 35,4 35,4 15,8 15,4
Stasiun 8
Stasiun-8
z smax smin tmax tmin
0 13,4 13,4 16,1 20,2
-2 18,9 13,4 16 20,1
-4 24,4 20,9 15,9 18,9
-6 29,9 27,9 15,9 18,4
-8 35,4 35,4 15,8 16,4
-10 35,4 35,4 15,7 16,3
-12 35,4 35,4 15,7 16,3
Stasiun 9
Stasiun-9
Stasiun 10
Stasiun - 10
z smax smin tmax tmin
0 10,33 10,33 18,33 18,33
-2 10,33 10,33 18,33 18,33
-4 16,33 10,33 17,23 18,33
-6 22,33 10,33 16,23 17,33
-8 28,33 14,33 15,33 16,33
-10 34,33 18,33 14,33 15,33
-12 34,33 18,33 14,33 15,33
Stasiun 2
no sta kedalaman Vmax Vmin Vt
2 0 12 42 30
2 2 13 41 28
2 4 20 38 18
2 6 26 34 8
2 8 32 30 -2
2 10 40 24 -16
Stasiun 3
3 0 10 42 32
3 2 15 40 25
3 4 20 35 15
3 6 25 25 0
3 8 35 20 -15
3 10 36 21 -15
3 12 38 26 -12
3 14 38 28 -10
3 16 40 30 -10
Stasiun 4
4 0 10 40 30
4 2 18 35 17
4 4 24 30 6
4 6 26 26 0
4 8 34 20 -14
4 10 40 10 -30
Stasiun 5
5 0 8 35 27
5 2 10 30 20
5 4 14 22 8
5 6 20 10 -10
5 8 20 10 -10
5 10 26 0 -26
5 12 30 10 -20
5 14 36 18 -18
Stasiun 6
6 0 42 26 -16
6 2 8 48 40
6 4 14 40 26
6 6 24 30 6
Stasiun 7
7 0 32 22 -10
7 2 7 42 35
7 4 10 34 24
7 6 16 24 8
7 8 24 12 -12
Stasiun 8
8 0 30 0 -30
8 2 6 50 44
8 4 10 44 34
8 6 15 40 25
8 8 20 30 10
8 10 30 30 0
8 12 40 20 -20
Stasiun 9
9 2 20 35 15
9 4 28 28 0
9 6 30 20 -10
Stasiun 10
10 0 10 40 30
10 2 18 35 17
10 4 24 30 6
10 6 26 26 0
10 8 34 20 -14
10 10 38 22 -16
10 12 40 10 -30
4.5. Grafik Temperatur terhadap Kedalaman untuk Tmax pada Berbagai Stasiun
4.6. Grafik Salinitas terhadap Kedalaman untuk Smax pada Berbagai Stasiun
2. Profil distribusi kecepatan arus, yang semakin besar kecepatan arusnya maka
semakin dalam daerah di Estuari, dimana kecepatan arus akan mempengaruhi
transpor sedimen di estuari tersebut.
6.2. Saran
Dalam penyampaian materi hendaknya lebih jelas penggunaan rumus
perhitungannya agar pemahaman materi lebih baik, sehingga dalam penyusunan laporan
tidak bingung.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, M. Furqon. 2006. Gerak Air Laut. Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Tahun 2006 : 9 –
21
Brown et al. 1989. Ocean Circulation. New York. Pergamon Press.
Gross, M.G. 1990. Oceanography : A View of Earth. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff .
New Jersey.
Hamid, Muhammad. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial-Geografi Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Prasetyawan, Indra Budi. 2009. Arus Densitas dan Pembentuknya.
Sutirto dan Diarto Trisnoyuwono. 2015. Gelombang dan Arus Laut Lepas. Graha Ilmu,
Yogjakarta.
Yudowaty, Shinta Oktavia et al. 2012. Studi Transpor Sedimen di Pantai Slamaran
Pekalongan. J-Oceanografi. Vol 1(2) : 196-197.