Anda di halaman 1dari 25

SENGKETA INTERNASIONAL

Wenny Megawati,S.H.M.H
PENGERTIAN

Sengketa internasional merupakan suatu


perselisihan antara subjek-subjek hukum
internasional mengenai fakta, hukum
atau politik dimana tuntutan atau
pernyataan satu pihak ditolak, dituntut
balik atau diingkari oleh pihak lainnya.
Istilah “sengketa internasional” (International
disputes) mencakup bukan saja sengketa-
sengketa antara Negara-negara, melainkan juga
kasus-kasus lain yang berada dalam lingkup
pengaturan internasional, yaitu beberapa
kategori sengketa tertentu antara Negara disatu
pihak dan individu-individu, badan-badan
korporasi serta badan-badan bukan Negara di
pihak lain.
Persengketaan bisa terjadi karena :

 Kesalahpahaman tentang suatu hal.


 Salah satu pihak sengaja melanggar hak /
kepentingan negara lain.
 Dua negara berselisih pendirian tentang suatu
hal.
 Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.
MACAM-MACAM SENGKETA INTERNASIONAL

•sengketa ketika suatu negara mendasarkan tuntutan tidak atas pertimbangan


yurisdiksi melainkan atas dasar politik atau kepentingan lainnya.
•Keputusan yang diambil dalam penyelesaian politik hanya berbentuk usul-usul
yang tidak mengikat negara yang bersengketa. Usul tersebut tetap
SENGKETA mengutamakan kedaulatan negara yang bersengketa dan tidak harus
POLITIK mendasarkan pada ketentuan hukum yang diambil.

•yaitu sengketa dimana suatu negara mendasarkan sengketa atau tuntutannya atas
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian atau yang telah diakui oleh
hukum internasional.
•Keputusan yang diambil dalam penyelesaian sengketa secara hukum punya sifat yang
SENGKETA memaksa kedaulatan negara yang bersengketa. Hal ini disebabkan keputusan yang
diambil hanya berdasarkan atas prinsip-prinsip hukum internasional.
HUKUM
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SENGKETA
INTERNASIONAL

POLITIK UNSUR
LUAR NEGERI MORALITAS
DAN
YANG KESOPANAN
TERLALU ANTAR
LUES/KAKU BANGSA

MASALAH MASALAH
KLAIM BATAS HUKUM
NEGARA NASIONAL
ATAU (ASPEK YURIDIS)
WILAYAH YANG
KEKUASAAN BERTENTANGAN

MASALAH
EKONOMI
CARA PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

DAMAI KEKERASAN SECARA


- ARBITRASI (
- PERANG DAN TINDAKAN HUKUM
BERSENJATA NON
ARBITRATION) PERANG
- PENYELESAIAN - RETORSI (RETORSION)
YUDISIAL (JUDICIAL - TINDAKAN PEMBALASAN
SETTLEMENT) (Reprisal/REPRAISALS) - ARBITRASE
- NEGOSIASI - BLOKADE SECARA INTERNASIONAL
- JASA BAIK (GOOD DAMAI (PACIFIC - PENGADILAN
OFFICES) BLOKADE) INTERNASIONAL
- INTERVENSI (MAHKAMAH
- MEDIASI (INTERVENTION)
- KONSILIASI INTERNASIONAL)
Penyelesaian sengketa dengan cara Damai
Yaitu apabila para pihak telah dapat menyepakati untuk
menemukan suatu solusi yang bersahabat.

1. ARBITRASI
yaitu penyerahan sengketa kepada orang-orang
tertentu yang dinamakan para arbitrator, yang dipilih
secara bebas oleh para pihak. Mereka itulah yang
memutuskan tanpa terlalu terikat pada pertimbangan-
pertimbangan hukum.

Pengalaman yang diperlihatkan oleh praktek


Internasional menunjukan bahwa beberapa sengketa
yang hanya menyangkut masalah hukum yang
diserahkan kepada para arbitrator untuk diselesaikan
berdasarkan hukum.
Prosedur mengajukan arbitrase

 Setiap Negara menunjuk 2 orang arbitrator, salah


seorang diantaranya boleh warga negaranya sendiri
atau dipilih dari orang-orang yang dinominasikan oleh
negara itu sebagai anggota panel Mahkamah.
 Arbitatrator memilih seorang wasit yang bertindak
sebagai anggota ketua dari pengadilan arbitrase
tersebut.
 Putusan diberikan melalui suara terbanyak
 Setiap pengadilan yang dibentuk dengan cara demikian
akan bertindak sesuai dengan Compromis khusus
perjanjian arbitrasi, yang menentukan secara rinci
pokok masalah dari sengketa itu dan waktu yang
diberikan untuk mengangkat anggota-anggota
pengadilan dan menentukan yurisdiksi pengadilan.
Kelebihan Arbitrase

 Prosedur arbitrase lebih memuaskan dibandingkan


dengan penyelesaian yudisial atas sengketa-sengketa
teknis
 Lebih murah
 Apabila perlu, arbitrasi dapat dilakukan tanpa
adapublisitas, bahkan sampai tingkat tertentu para
pihak boleh menyepakati bahwa putusan-putusan tidak
akan dipublikasikan.
 Prinsip umum yang mengatur praktek dan wewenang
pengadilan arbitrasi cukup dikenal
 Prosedur arbitrasi cukup luwes untuk dikombinasikan
dengan proses pencarian fakta yang disediakan dalam
kasus negosiasi, jasa baik, mediasi, konsiliasi dan
penyelidikan.
2. Penyelesaian Yudisial

Suatu penyelesaian dihasilkan melalui suatu pengadilan


yudisial Internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya,
dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum.

Organ umum untuk menyelesaikan yudisial yang ada pada


saat ini adalah International Court of Justice di The Hague
yang menggantikan dan melanjutkan kontinuitas Permanent
Court of Intenational Justice.
Pengukuhan kedudukan pd tanggal 18 April 1946 dan pada
tanggal itu Permanent Court of International Justice
dibubarkan oleh liga bangsa-bangsa.
 ICJ dibentuk berdasarkan Bab IV (Pasal 92 – 96) Charter
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirumuskan di San
Fransisco pada tahun 1945. Pasal 92 Charter menyatakan
bahwa Mahkamah adalah “ organ utama Perserikatan
Bangsa-Bangsa” dan menentukan bahwa mahkamah akan
bekerja menurut suatu statuta yang merupakan “bagian
integral” dari charter.
Negosiasi, jasa baik, mediasi
konsilidasi atau penyelidikan

 Merupakan metode yang kurang begitu formal dibanding


dengan penyelesaian yudisial atau arbitrasi.
 Negosiasi sering dihubungkan dengan jasa-jasa baik ( good
offices) atau mediasi.
 Negosiasi ialah upaya penyelesaian sengketa yang dilakukan
secara langsung oleh para pihak yang bersengketa melalui dialog
tanpa ada keikutsertaan dari pihak ketiga. Dalam pelaksanaan
negosiasi ini, para pihak melakukan pertukaran pendapat dan
usul untuk mencari kemungkinan tercapainya penyelesaian
sengketa secara damai. Negosiasi dapat berbentuk bilateral dan
multilateral. Negosiasi bisa dilangsungkan melalui saluran
diplomatik pada konferensi internasional atau dalam suatu
lembaga atau organisasi internasional.
 Good Offices (Jasa Baik)
Good offices (jasa baik) ialah suatu tindakan pihak ketiga yang
membawa ke arah terselenggaranya negosiasi, tanpa
berperan serta dalam diskusi mengenai substansi atau pokok
sengketa yang bersangkutan. Good offices akan terjadi jika
pihak ketiga mencoba membujuk para pihak sengketa untuk
melakukan negosiasi sendiri. Good offices adalah suatu
metode penyelesaian sengketa internasional yang tidak
tercantum dalam ketentuan pasal 33 Piagam PBB.
 Mediasi
Mediasi ialah suatu tindakan negara ketiga atau individu yang
tidak berkepentingan dalam suatu sengketa internasional,
yang bertujuan membawa ke arah negosiasi atau memberi
fasilitas ke arah negosiasi dan sekaligus berperan serta dalam
negosiasi pihak sengketa tersebut. Pelaksana mediasi disebut
mediator. Mediator bisa dilakukan oleh pemerintah maupun
individu. Mediator lebih berperan aktif demi tercapainya
penyelesaian sengketa.
 Konsiliasi
Seperti cara mediasi, penyelesaian sengketa melalui cara
konsiliasi memakai intervensi pihak ketiga. Pihak ketiga yang
melakukan intervensi ini biasanya adalah negara. Tapi, bisa
juga sebuah komisi yang dibentuk oleh para pihak. Konsiliasi
juga bisa diartikan sebagai upaya penyelesaian sengketa
secara bersahabat dengan bantuan negara lain atau badan
pemeriksa yang netral atau tidak memihak, atau dengan
bantuan Komite Penasihat.
 Enquiry atau Penyelidikan
Enquiry atau penyelidikan ialah suatu proses penemuan fakta
oleh suatu tim penyelidik yang netral. Prosedur ini
dimaksudkan untuk menyelesaikan sengketa yang muncul
karena perbedaan pendapat mengenai fakta, bukan untuk
permasalahan yang bersifat hukum murni. Hal ini karena fakta
yang mendasari suatu sengketa sering dipermasalahkan.
 Penyelesaian di bawah Naungan Organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa

Penyelesaian ini diatur dalam pasal 2 piagam PBB. Para


anggota PBB berjanji untuk menyelesaikan
persengketaan-persengketaan tanpa melalui kekerasan
atau perang. Tanggung jawab diserahkan kepada Majelis
Umum dan Dewan Keamanan. Majelis Umum diberi
wewenang merekomendasikan tindakan tindakan untuk
penyelesaian damai atas suatu keadaan yang bisa
mengganggu kesejahteraan umum atau hubungan-
hubungan persahabatan di antara bangsabangsa. Dewan
Keamanan bertindak mengenai beberapa hal, yakni
persengketaan yang bisa membahayakan perdamaian
dan keamanan internasional, peristiwa yang mengancam
perdamaian, melanggar perdamaian, dan tindakan
penyerangan (agresi).
CARA PENYELESAIAN KEKERASAN

PERANG
Keseluruhan dari perang adalah untuk menaklukan negara lawan
dan untuk membebankan syarat-syarat penyelesaian dimana
negara yang ditaklukan itu tidak memiliki alternatif lain selain
mematuhinya.

TINDAKAN BERSENJATA NON PERANG


Jenis penyelesaian sengketa ini juga menggunakan kekerasan
senjata, akan tetapi, masih di bawah kategori perang. Biasanya
disebut perang pendek atau tindakan kekerasan terbatas.
Tindakan ini dimaksudkan agar para pihak yang bersengketa mau
menyelesaikan sengketa mereka secara damai (self help)
2. Retorsi (retorsion)

Adalah istilah teknis untuk pembalasan dendam oleh


suatu negara terhadap tindakan-tindakan tidak pantas
atau tidak patut dari negara lain, balas dendam tersebut
dilakukan dalam bentuk tindakan-tindakan sah yang
tidak bersahabat di dalam konferensi negara yang
kehormatannya dihina.

Misal:
Merenggangnya hubungan-hubungan diplomatik,
pencabutan privilege-privilege diplomatik, atau
penarikan diri dari konsesi-konsesi fiskal dan bea.
Penggunaan retorsi secara sah oleh negara-negara anggota
PBB mungkin dipengaruhi oleh satu atau dua ketentuan dalam
Charter PBB.
Misalnya:
Pasal 3 ayat (2) =>> negara2 anggota harus menyelesaikan
sengketa2 mereka melalui cara2 damai sedemikian rupa
sehingga tidak “membahayakan perdamaian dan keamanan
internasional, serta keadilan”.

Kemungkinan bahwa suatu tindakan retorsi yang sah dalam


keadaan2 tertentu menjadi sesuatu yang membahayakan
perdamaian dan keamanan internasional, serta keadilan.

Dalam hal ini tampaknya Retorsi tidak dibenarkan menurut


Charter.
3. TINDAKAN-TINDAKAN PEMBALASAN (REPRAISALS)

Pembalasan adalah metode-metode yang dipakai oleh


negara-negara untuk mengupayakan diperolehnya ganti
rugi dari negara-negara lain dengan melakukan tindakan-
tindakan yang sifatnya pembalasan.

Dahulu, istilah tersebut dibatasi pada penyitaan harta


benda atau penahanan orang-orang, tp dalam konotasi
modern istilah ini menunjuk kepada tindakan pemaksaan
yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain
untuk tujuan penyelesaian sengketa yang disebabkan
oleh tindakan ilegal atau tindakan yang tidak sah oleh
negara lain tersebut.
Perbedaan antara tindakan pembalasan dan retorsi

Pembalasan (Reprisal) = mencakup tindakan, yang pada


umumnya boleh dikatakan sebagai perbuatan ilegal.

Retorsi = tindakan yang sifatnya balas dendam yang


dapat dibenarkan oleh hukum.

Pembalasan dapat berupa beberapa bentuk:


- Pemboikotan barang-barang terhadap suatu negara
tertentu
- Embargo
- Demontrasi angkatan laut
- pemboman
Syarat pembalasan/Reprisal :
 Sasarannya ditujukan kepada negara yang senantiasa
melakukan pelanggaran;
 Negara sasaran dituntut terlebih dahulu untuk
memenuhi ganti rugi;
 Tindakan reprisal harus proporsional dan tidak boleh
berpihak.
4. BLOKADE SECARA DAMAI
Adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu damai.

Blokade pertama kalinya dilakukan pada tahun 1872. blokade


secara damai pada umumnya dilakukan oleh negara-negara
lemah.
Dalam sebagian besar kasus blokade secara damai dilakukan
oleh negara besar yang bertindak secara bersama-sama untuk
tujuan kepentingan negara yang bersangkutan.
Misalnya: untuk mengakhiri kerusuhan atau untuk menjamin
pelaksanaan yang semestinya atas traktat-traktat, untuk
mencegah perang.

Blokade secara damai bisa dipandang sebagai suatu prosedur


kolektif yang diakui untuk memperlancar penyelesaian
sengketa2 antara negara2.
Lanjutan..

 Blokade secara tegas disebut dalam Pasal 42 Charter PBB


sebagai suatu tindakan yang boleh diprakarsai oleh Dewan
Keamanan demi untuk “memelihara atau memulihkan
perdamaian dan keamanan”.

 Manfaat nyata dalam penggunaan blokade secara damai.


Yaitu tindakan yang jauh dari kekerasan dibandingkan perang
dan blokade juga sifatnya fleksibel.
 Dilain pihak, blokade lebih dari sekedar pembalasan biasa,
serta terhadap negara-negara lemah yang biasanya harus
tunduk kepada blokade, mungkin dianggap sebagai tindakan
perang.
 Negara maritim kuat melakukan tindakan itu untuk
menghindari beban perang dan kesulitan akibat perang.
5. INTERVENSI

 itervensi adalah suatu cara penyelesaian sengketa di


mana terdapat campur tangan pihak ketiga yang
berupaya agar para pihak yang bersengketa mau
menyelesaikan sengketa mereka secara damai.
Intervensi sebenarnya dilarang, tetapi kadangkala
dibenarkan dalam hal :
- Bila intervensi itu diminta oleh negara yang
membutuhkan intervensi;
- Bila intervensi itu dilakukan untuk kepentingan
kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai