&
ADR
ARBITRATION :
“The reference of a dispute to an impartial (third) person chosen by
the arbitrator’s award issued after hearing at which both parties
have an opportunity to be heard. An arrangement for taking and
abiding by the judgment of selected persons in some disputed
matter, instead of carrying it to avoid the formalities, the delay, the
expense and vexation of ordinary litigation”
“Penyelesaian dari sebuah sengketa kepada pihak ketiga yang
dipilih oleh keputusan arbitrasi yang dikeluarkan setelah
mendengarkan pendapat dari para pihak. Sebuah penyusunan untuk
mengambil dan mengikuti keputusan yang telah diambil oleh orang
orang yang terpilih dalam masalah sengketa, daripada
membawanya untuk menghindari formalitas, penundaan, biaya dan
kekesalan yang terjadi pada proses litigasi yang biasa.”
Arbitrase
SUBEKTI mengatakan :
18 – 10 - 2018
1. Proses arbitrase konfidensial, maka dapat menjamin
kerahasiaan &
publisitas yang tidak dikehendaki, karena sifatnya yang
tertutup dan
tidak konfrontatif dan berlangsung secara kooperatif – damai.
Tidak seperti perkara-perkara di pengadilan yang terbuka
dapat
dihadiri oleh umum, pers dan seringkali dibeberkan di media
massa.
Suatu keadaan yang dapat merugikan pihak, terutama
reputasi yg
dapat mempengaruhi integritas, bonafiditas mereka yg
bersengketa.
seperti kalau bersengketa di pengadilan.
Formal Fleksibel
PERJANJIAN ARBITRASE –
BANI
Klausula arbitrase dalam kontrak (disepakati
sebelum sengketa terjadi).
Submission clause (dibuat setelah sengketa
terjadi).
Pasal 1 (3) UU No.30/19
Kesepakatan dalam Perjanjian:
PilihanHukum
Pilihan Forum
Perjanjian Arbitrase:
Ad hoc versus Institutional.
Lex Arbitri/Rules of Procedure .
Pilihan hukum (Choice of Law)
CONTOH KLAUSULA
ARBITRASE
BANI
Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan
diselesaikan dan diputus oleh BADAN ARBITRASE
NASIONAL INDONESIA (BANI) menurut peraturan-
peraturan administrasi dan peraturan-peraturan
prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat
kedua belah pihak yang bersengketa sebagai
keputusan dalam tingkat pertama dan terakhir”.
ICC:
All disputes arising in connection with the present
contract shall be finally settled under the Rules of
Concilliation and Arbitration of the International
Chamber of Commerce by one or more arbitrators
appointed in accordance with the said Rules”.
CONTOH KLAUSULA
ARBITRASE
Singapore International Arbitration Centre (SIAC)
Any dispute arising out of or in connection with this contract,
including any question regarding its existence, validity or
termination, shall be referred to and finally resolved by
arbitration in (Singapore) in accordance with the Arbitration
Rules of Singapore International Arbitration Centre (“SIAC Rules”)
for the time being in force which rules are deemed to be
incorporated by reference to this clause
UNCITRAL UNDER ICC (Ad-hoc)
Any dispute, controversy or claim arising out of relating to this
contract, or the breach, termination or invalidity thereof, shall be
settled by arbitration in accordance with the UNCITRAL
Arbitration Rules as at present in force. The appointing authority
shall be the ICC acting in accordance with the rules adopted by
the ICC for this purpose”.
PERSIAPAN MENGHADAPI
ARBITRASE
Pasal 49
(1) Atas perintah arbiter atau majelis arbitrase
atau
atas permintaan para pihak dapat dipanggil
seorang saksi atau lebih atau seorang saksi
ahli
atau lebih, untuk didengar keterangannya.
(2) Biaya pemanggilan dan perjalanan saksi atau
saksi ahli dibebankan kepada pihak yg
meminta.
Saksi dan Saksi Ahli
Pasal 50
(1) Arbiter atau majelis arbitrase dapat meminta
bantuan seorang atau lebih saksi ahli untuk
memberikan keterangan tertulis mengenai
surat
u persoalan khusus yang berhubungan
dengan
pokok sengketa.
(2) Para pihak wajib memberikan segala
keterangan
Saksi dan Saksi Ahli
Pasal 51
Terhadap kegiatan dalam pemeriksaan dan
sidang arbitrase dibuat berita acara
pemeriksaan oleh
sekretaris.
PENUNJUKAN ARBITER
Masing-masing pihak menunjuk seorang arbiter dan kedua
Arbiter memilih arbiter ketiga (kalau gagal mencapai
kesepakatan dapat meminta Ketua Pengadilan Negeri (atau
Ketua Lembaga Arbitrase seperti BANI).
Arbiter ketiga diangkat sebagai Ketua Majelis Arbitrase.
Penerimaan pengangkatan bersifatirrevocable (Pasal 19 UU
30/1990) dan menimbulkan perjanjian perdata antara arbiter
dengan yang menunjuk dalam arti arbiter akan memberi
putusan yang jujur, adil dan sesuai dengan hukum dan pihak
yang menunjuk akan menerima putusan secara final dan
mengikat (Pasal 17).
Tanggung jawab perdata (Pasal 20 dan 21): jika tanpa alasan
yang sah lalai menjatuhkan putusan dalam jangka waktu
yang ditentukan atau dalam hal adanya itikad tidak baik.
ARBITER
Prinsip Pemeriksaan:
Pemeriksaan tertutup
Menggunankan bahasa Indonesia atau bahasa lain atas
persetujuan arbiter
Para pihak mempunyai hak dan kesempatan yang sama
Audi
( Alteram Partem - Pasal 29)
Pemberian kuasa dalam bentuk surat kuasa khusus.
UU No. 30/1999:
Pasal 56 ayat 1:
Arbiter atau majelis mengambil putusan
berdasarkan hukum atau berdasarkan keadilan
dan kepatutan.
Pasal 56 ayat 2 :
Para pihak berhak menentukan pilihan hukum
yang akan berlaku terhadap penyelesaian
sengketa yang mungkin atau telah timbul antara
para pihak.
PUTUSAN ARBITRASE
PERSIDANGAN
£ 180 HARI
PUTUSAN MAJELIS ARBITRASE
KOREKSI REDAKSIONAL
PUTUSAN OLEH PEMOHON/TERMOHON
PENDAFTARAN/PENYIMPANAN
PUTUSAN ARBITRASE DI PENGADILAN
NEGERI OLEH BANI
SELESAI
LEMBAGA ARBITRASE
INTERNASIONAL