Disusun Oleh :
1. AHLAN MAQBUL TSANI
2. RAGA TONDI LUBIS
Penulis,
HIDAYAT ARSALA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Muamalah............................................................................... 2
B. Hadits yang berhubungan dengan muamalah...................................... 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah pemimpin di muka bumi. potensi
yang ada di muka bumi merupakan fasilitas untuk kesejahteraan
manusia dan permasalahan yang timbul di muka bumi merupakan
tanggung jawab manusia untuk menyelesaikannya.allah memberikan
nikmat-nya Skepada manusia tidak berujud sesuatu yang tinggal
menggunakan, tetapi memberikan sarana, jalan, akal dan contoh
untuk mengolah potensi dan sarana yang ada untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
tentunya berbenturan dengan kepentingan-kepentingan manusia lain
yang bias menimbulkan permasalahan,bagaimana supaya bisa
membaca peluang yang ada, bagaimanabisa mengatasi benturan
yang mungkin timbul, bagaimana agar bias merencanakan sesuatu di
masa depan, hal ini membutuhkan pendidikan yang bisa menjawab
dan memberikan arah yang tepat,islam merupakan agama yang
memberikan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan orang banyak yang meliputi bidang ekonomi, sosial,
politik, dan pendidikan.
B. Rumusan masalah
1.Islam mengatur etos kerja yang benar dan terwujudnya
kemaslahatan umat
2.Islam mengatur perekonomian sebagaimana yang
dimaksudkan syarak
3.Islam mengatur perdagangan yang dianjurkan oleh syarak
dan yang dilarangnya.
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran
singkat tentang islam sebagai agama yang memberikan
rambu-rambu dan arah kepada umat manusia dalam menyelesaikan
permasalahan hidup yang dihadapi di mukabumi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mu’amalah
Kata “muamalah” dalam etimologi bahasa Arab
diambil dari kata ( )اﻟﻌﻤﻞyang merupakan kata umum untuk semua
perbuatan yang dikehendaki mukallaf. Kata “muamalah” dengan
wazan(َﻠﺔ ََﻔﺎ
ﻋ ُﻣ
) dari kata ( )ﻋﺎﻣﻞyang bermakna bergaul (ُﻣﻞَﻌﺎ
ّ
َﺘ
)اﻟ.
Adapun dalam terminologi ahli fikih dan ulama syariat,
kata “muamalah” digunakan untuk sesuatu diluar ibadah,
sehingga “muamalah” membahas hak-hak makhluk dan“ibadah”
membahas hak-hak Allah. Namun, mereka berselisih pendapat dalam
apa saja yang masuk dalam kategori muamalah tersebut dalam dua
pendapat:
a. Muamalah adalah pertukaran harta dan yang berhubungan
dengannya, seperti al-bai’ (jual-beli), as-salam, al-ijaarah
(sewa-menyewa), syarikat (perkongsian), ar-rahn (gadai), al-kafaalah,
al-wakalah (perwakilan), dan sejenisnya. Inilah Mazhab Malikiyah,
Syafi’iyah, dan Hambaliyah.
b. Muamalah mencakup semua hal yang berhubungan dengan
maslahat manusia dengan selainnya, seperti perpindahan hak
pemilikan dengan pembayaran atau tidak (gratis) dan dengan
transaksi pembebasan budak, kemanfaatan, dan hubungan pasutri.
Dengan demikian, muamalah mencakup fikih pernikahan, peradilan,
amanah, dan warisan. Inilah mazhab al-Hanafiyah dan pendapat
asy-Syathibi dari mazhab al-Malikiyah.Oleh karena itu sebagian
Fuqaha (ahli fikih) membagi fikih menjadi empat kategori:
· Fikih Ibadah
· Fikih Muamalah
· Fikih Munakahat (nikah)
· Hukum-hukum kriminal(jinayat) dan peradilan.
Dari semua penjelasan diatas tujuannya agar kita dapat
memahami tema yang akan menjadi pokok pada penulisan makalah
ini, yaitu tentang hadits yang berkaitan baik secara ekplisit maupun
implisit amar ma’ruf nahi munkar dan etos kerja dalam islam.
ْﻋ
ﻦ َ ِﺑﻲ
ْﻴﺪَأ
ِﻌ
َ ِري
ﺳ ْﺪ
ُْﻟ
ﺨ ﻲ ا
َﺿَُِر
ُﻪ ﷲ
ْﻨ
َل
ﻋ َ َﻗا: ﺖ
ُْﻌ
ِﻤ
َل
ﺳ َْﻮ
َُِر
ﺳ ﻋﻠﻴﻪ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ
ل وﺳﻠﻢ ُْﻮُﻘَﻳ: ﻦَْأىَﻣﻢَرُْﻜ
ْﻨ
ًاِﻣ
َﻜﺮْﻨ
ُهُﻣ
ْﺮ
ِ
ّﻴ
َﻐ
ُﻴ
ْﻠ
َﻓ،ِه
ِﺪ
َﻴ
نِﺑ
ِْﺈ
ﻢَﻓ
ْْﻊَﻟ
َِﺘ
ﻄ َْﻳ،ِﻪ
ﺴ ِﻧ
ﺴﺎ
َِﻠ
ِﺒ
نَﻓ
ِْﺈ
ﻢَﻓ
َْﻟ
ْﻊَِﺘ
ﻄ ِْﻪَﻳ
ﺴ ِﺒْﻠَﻘ
ِﺒ
ﻚَﻓ
َِﻟَذ
ﻒَوَُﻌْنَأ
ﺿ َِﻤﺎ
ْﻳِْ ﻣﺴﻠﻢ[ ]رواه
اﻹ
Terjemahannya : Dari Abu Sa’id Al-Khudri R.A berkata: Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda’’Siapa, yang melihat
kemunkaran, maka rubahlah dengan tangannya, apabila tidak
mampu,maka robahlah dengan lisannya, apabila tidak mampu (juga)
maka (tolaklah) dengan hati dan hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman. (HR.Muslim No.49)
Dalam riwayat lain, “Tidak ada sesudah itu (mengingkari dengan hati)
keimanan sebesar biji sawi (sedikitpun)”
Pelajaran yang terdapat dalam hadits :
1. Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran
adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap
muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.
2. Ridha terhadap kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa
besar.
3. Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar.
4. Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan
kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan.
5. Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim,
sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan
kemampuannya.
“Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum
dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan
sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam,
maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar
kontan (tunai). Barangsiapa menambah atau meminta tambahan,
maka ia telah berbuat riba. Orang yang mengambil tambahan
tersebut dan orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa”
(HR. Muslim no. 1584).
Dalam hadits di atas, kita bisa memahami dua hal:
1. Jika barang sejenis ditukar, semisal emas dengan emas atau
gandum dengan gandum, maka ada dua syarat yang mesti dipenuhi
yaitu: tunai dan semisal dalam takaran atau timbangan.
2. Jika barang masih satu ‘illah atau satu kelompok ditukar,
maka satu syarat yang harus dipenuhi yaitu: tunai, walau dalam
takaran atau timbangan salah satunya berlebih.
Macam-macam Riba
1. Riba Fadhli () اﻟﺮﺑﻮااﻟﻔﻀﻞ
Yaitu tukar-menukar suatu barang yang sama jenisnya tapi tidak
sama ukurannya/takarannya. Contoh: Seseorang menukarkan seekor
kambing dengan kambing lain yang lebih besar, kelebihannya disebut
riba fadhli.
2. Riba Qardhi () اﻟﺮﺑﻮااﻟﻘﺮﺿﻰ
Yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau
tambahan. Contoh: Pinjam uang Rp. 10.000,- waktu mengembalikan
minta tambahan menjadi RP. 12.000,- Maka yang Rp. 2000,- termasuk
riba qordhi.
3. Riba Yad ( )اﻟﺮﺑﻮااﻟﻴﺪ
Yaitu berpisah dari tempat aqad jual-beli sebelum serah terima.
Contoh: Seseorang membeli barang, setelah dibayar si penjual
langsung pergi padahal barang belum diketahui jumlah dan
ukurannya.
4. Riba Nasiah ()اﻟﺮﺑﻮااﻟﻨﺴﺌﺔ
Yaitu tukar menukar suatu barang, yang pembayarannya disyaratkan
lebih oleh penjual.
Contoh : Beli radio Rp. 50.000,- (jika kontan)
Menjadi Rp. 60.000,- (jika hutang)
(yang Rp. 10.000,- termasuk riba nasi’ah)
A. Kesimpulan
Orang mukmin yang kuat dalam beriman, badan dan
kekayaan lebih di cintai oleh Allah karena dengan demikian Ia lebih
banyak memamfaatkan waktunya untuk beraktifitas yang member
mamfaat kepada orang lain. Berandai-andai tidak di benarkan karena
bisa mendahului kehendak Allah dan ini sangat sama dengan
perbuatan setan yang selalu melakukan pengandaian dan sangat
tidak bersyukur dengan apa yang telah di karuniai oleh Allah.
DAFTAR PUSTAKA