Anda di halaman 1dari 30

D

I
S
U
S
U
N

OLEH : KELOMPOK 6

Ketua : Puspa Anggraini


Sekretaris : Bunga Amelia
Bendahara : KartikaSari
Anggota : 1. Villia Rahmayanti
2. M. Rahmat

SMA MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam tentang
“Perekonomian Dalam Islam & Jual Beli Sesuai Syariat Islam”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika pembahasannya. Sebab
kata pepatah “tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak
akan patah”. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran
yang bersifat membangun untuk mendorong kami menjadi lebih baik ke depanya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca. Aamiin.

Palembang, 18 Januari 2019

Page |2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..4
C. Tujuan dan Manfaat………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN…..………………………………………………………………..5
BAB 6. Perekonomian Dalam Islam…………………………………………...……………...5
A. Ekonomi Islam……….…………………………………………………………………...5
B. Bank……………………………………………………………………………………...14

BAB 7. Jual Beli Sesuai Syariat Islam…………………………………………………….....19


A. Jual Beli………………………………………………………………………………….19
B. Khiyar……………………………………………………………………………….…...22
C. Musyarakah………………………………………………………………………...….…23
D. Mudharabah…………………………………………………………..……………….…26
E. Murabahah……………………………………………………………………………….28

BAB III PENUTUP..…………………………...………………………………………….29


A. Kesimpulan……..………………………………………………………………………..29
B. Saran……………………………………………………………………………………..29
C. Dana Perincian…………………………………………………………………………...29

DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………………………………30

Page |3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sistem Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis,
tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam
memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara “untuk kepentingan
masyarakat didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik
dan individu serta menjaga moralitas”. Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh
sekelompok orang dihindarkan dan secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran
kekayaan kepada anggota masyarakat harus dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan
sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok
saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat. Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh
para ahli, menunjukkan adanya masyarakat muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi
pada perekonomian dalam perbankan shari‘ah sebagai implementasi ketaatan beragama,
sekaligus sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ekonomi dalam Islam ?
2. Macam-macam perekonomian dalam Islam ?
3. Pengertian jual beli ?
4. Landasan hukum jual beli ?
5. Hukum jual beli ?

C. Tujan & Manfaat


Kita dapat memahami apa itu perekonomian dalam Islam , dan jual beli sesuai syariat islam
dalam kehidupan sehari-hari.

Page |4
BAB II
PEMBAHASAN

BAB 6
PEREKONOMIAN DALAM ISLAM

A. EKONOMI ISLAM
1. Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi asal katanya ialah ekos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti
aturan, dalam khzazanah ilmu pengetahuan keIslaman ekonomi diistilahkan dengan
‫( األقتصاد‬al-iqtishad). Ekonomi Islam ialah kegiatan usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya untuk mencapai keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan
hidup di dunia di akhirat, yang dilasanakan sesuai dengan ajaran Islam.
Ekonomi islam merupakan bagian dari bentuk usaha duniawi yang bernilai ibadah,
juga merupakan suatu amanah , yaitu amanah dalam melaksanakan kewajiban kepada
Allah Subhanahu Wata’ala dan kewajiban kepada sesama manusia

2. Hukum Ekonomi Islam


a. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci utama bagi umat islam yang dijadikan sebagai
pedoman dalam hidup di dunia dan juga akhirat. Salah satu pokok ajaran dalam Al-
Quran yaitu tentang masalah muamalah , sehingga dijadikan dasar hukum utama
konsep ekonomi Islam. Seperti terdapat di dalam Al-Qur’an :

1. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 282:"Hai orang yang beriman! Jika kamu
bermu'amalah tidak secara tunai sampaiwaktu tertentu, buatlah secara
tertulis...".

2. Firman Allah dalam QS.AL – Baqarah (2) : 275 “Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya

Page |5
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

b. Hadits

Dasar hukum kedua yaitu adalah hadits. Hadits merupakan hal-hal yang datang
dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam baik berupa ucapan,perbuatan maupun
taqrir. Nabi Muhammad adalah sosok yang ahli dalam masalah berdagang. Sejak
umur 20 tahun melalui pamannya , nabi Muhammad diajarkan berdagang untuk
pertama kalinya ke tanah syam. Ketika beliau bertemu dengan khodijah nabi
Muhammad belajar banyak tentang perdagangan , oleh karena itu, Nabi
Muhammad sangat layak untuk dijadikan panutan pelaku ekonomi modern. Selain
itu, ada pula hadist – hadist yang menjadi dasar hukum dalam ekonomi syariah.
Antara lain yaitu:

Hadist tentang Nilai Dasar Ekonomi Islam

ُ‫َاء‬ ِ َ‫صد ُْو ُقُ َمعَالَّب ِبيِن‬


ُّ ‫والص ِد ْي ِق ْينَ َوال‬
ِ ‫ش َهد‬ ِ َ ‫اَلت‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫اج ُراُْلَ ِم ْينُال‬ َ ‫للهصَل َّىالل ُهعَ َلي ِْه َو‬ ُ ‫س ِع ْيدِال ُخ ْذ ِرى َْر ِضىالل ُهعَ ْن ُه َقا َل َقالَ َر‬
ِ ‫س ْو ُُل‬ َ ‫ع ْناَبِى‬ َ
)‫َاء َي ْو َمال ِق َيا َم ُِة (روهالترمذى‬ ِ َ ‫د‬ ‫ه‬‫ش‬ُّ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬َ ‫ي‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫الص‬ ‫و‬
َ ِْْ ِ َ ِِْ َ َ ْ ِ َ
‫ن‬ ‫ي‬ ‫ي‬‫ب‬ َ ‫ن‬‫ال‬‫ع‬ ‫م‬ ُ ‫ن‬‫ي‬ ‫م‬ َ ‫ُل‬ْ ‫ا‬ُ ‫ق‬ ‫ُو‬
‫د‬ ‫ص‬ ‫ال‬
ْ َ ُ ِ ‫ر‬ ُ
‫اج‬ َ ‫ت‬‫ال‬:ُ ‫م‬ َّ ‫ل‬‫س‬
َ َ َِ َُ‫و‬ ‫ْه‬ ‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ه‬‫َلىالل‬
‫ص‬ ‫لله‬
ِ ُْ َ ُ
‫ُل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ َ
‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬‫د‬َ َ ْ‫ىر َو َي ِةاَح‬
‫م‬ ِ ‫َو ِف‬

Dari Abū Sa’īd al-Khudzī r.a. katanya, Rasulullah SAW bersabda “ Pedagang
yang terpercaya, jujur akan bersama dengan para Nabi, para shiddiqin dan
syuhada” (HR. al-Tirmidzi. Dalam riwayat Ahmad Rasulullah bersabda,
“Pedagang yang jujur lagi terpercaya akan bersama dengan para Nabi, para
siddiqin, dan para syuhada’ pada hari kiamat” (HR. Ahmad)

c. Ijma

Ijtima’ yaitu kesepakatan ulama dalam menentukan suatu perkara. Ijtima’ dasar
hukum yang dapat diterapkan sebab melalui kesepakatan para cendekiawan atau
ulama yang sudah mengeksplor dan memperdalam permasalahan terutama
mengenai ekonomi islam.

Page |6
d. Qiyas

Merupakan suatu aktivitas para ulama untuk memecahkan permasalahan baru yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Qiyas berperan untuk membuat
sebuah hukum yang aplikatif.

e. Ijtihad

Ijtihad merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh para ulama untuk
melakukan musyawarah utnuk memecahkan peristiwa yang muncul dalam
masyarakat. Munculnya ijtihad dikarenakan ada peristiwa baru yang sulit dicerna
bila menggunakan AL-Quran, seperti hukum jual beli online yang mungkin dulu
tidak seperti ini, makannya perlu adanya ijma’ untuk menentukan hukum sesuatu
yang baru. Hukum yang dihasilkan bersifat aplikatif dengan dasar Al-Qura’an dan
hadis.Sumber hukum atau landasan hukum yang digunakan oleh ekonomi syariah
sangatlah lengkap dan tidak perlu diragukan lagi keabsahannya. Inilah yang
membuat ekonomi syariah memiliki kekuatan dan performa yang benar-benar baik
untuk mengatur perekonomian suatu negara.

3. Tujuan Ekonomi Islam

Ekonomi syariah memiliki tujuan yang berbeda dengan ekonomi konvensional,


mungkin di konvensional tujuan utama adalah keuntungan secara pribadi. Namun
dalam ekonomi syariah memiliki beberapa tujuan yang sangat mulia dan baik untuk
semua, yaitu :

1. Menempatkan ibadah kepada Allah lebih dari segalanya.

Tujuan utama dari ekonomi syariah adalah mencari ridlo Allah bukan semata-mata
mencari keuntungan materi. Kegiatan ekonomi di dalamnya dilakukan hanya
semata-mata untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah. Hal ini didasarkan pada
ketentuan yang berbunyi bahwa nanti di akhirat semua amal dan perbuatan
manusia akan dipertanggung jwabakan. Selain itu melakukan aktivitas
perekonomian diniatkan ibadah akan mendapatkan hasil yang lebih daripada hanya

Page |7
niat untuk mencari harta.dengan diniatkan untuk ibadah maka kita akan mendapat
dua hal sekaligus, harta dan pahala.

2. Menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita melakukan aktivitas ekonomi karena ingin
mendapatkan sebuah kemakmuran hidup di dunia, bisa memenuhi kebutuhan hiudp
dan lain sebagainya. Namun dalam ekonomi syariah, kehidupan akhirat tidak boleh
dilupakan, karena kehidupan sesungguhnya adalah di akhirat nanti. Memang kita
wajib bekerja dan mencari uang untuk kebutuhan hidup, namun hal itu tidak boleh
membuat kita lupa akan akhirat justru harus menambah kepekaan dan ketaatan kita
akan allah.

Perlu anda ketahui ada tiga tipe manusia di muka bumi ini, ada yang
mementingkan dunianya saja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan ibadah
kepada Allah kurang diperhatikan, kalau dalam keadaan kaya mereka akan
senantiasa menambah dan menambahnya jika rugi mereka barun ingat untuk
beribadah. Yang kedua adalah orang yang selalu beribadah hanya mengabdikan
dirinya pada Allah, mereka yakin rezeki dari Allah jadi mereka hanya berdoa dan
tidak bekerja.

Hal ini juga dilarang karena dalam islam tidak ada yang boleh berlebihan dalam hal
apapun dan harus bekerja dan berusaha untuk mendapatkannya. Dan yang ketiga
adalah orang yang ingat ibadah dan selalu berusaha. Inilah golongan yang ingin
dicetak oleh ekonomi syariah yang bisa menyeimbangkan antara kehidupan dunia
dan akhiratnya.

3. Meraih kesuksesan perekonomian yang diperintahkan Allah.

Kegiatan ekonomi menurut pandangan islam adalah suatu aktivitas yang mampu
memberikan damapak baik kepada semua orang atau masyarakat. Di harapkan
dengan adanya ekonomi ini, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dapat
dicapai dan dirasakan manfaatnya. Ekonomi syariah menjunjung nilai sosial,
dimana tidak ada perbedaan status semua orang berhak mendapatkan dan
merasakan sebuah keakmuran dan bebeas untuk berkreasi. Pada dasarnya prinsip

Page |8
ekonomi syariah adalah mementingkan kemaslahatan umat bukan mudharat,
sehingga tujuan sebenarnya bagi ekonomi syariah adalah untuk

4. Menghindari kekacauan dan kerususuhan

Kita ketahui bahwa hampir semua negara yang memiliki kuasa penuh atas
perekonomian adalah pemerintahan negara tersebut. Jadi perlu diadakan
pengawasan terhadap kinerja pemerintah agar tidak seenaknya sendiri mengatur
dan mengelola perekonomian yang ada. Karena apabila pemerintahan suatu negara
mementingkan dirinya sendiri amak akan timbul kapitalisme didalamnya, hal ini
akan menimbulkan kehancuran dan kerusakan pada suatu negara. Untuk itu tujuan
dari ekonomi syariah adalah membentuk suatu pemerintahana yang mampu
mengatur perekonomian secara baik, benar dan adil. Agar semua masyarakat bisa
merasakan keadilan dan kesejahteraan dimanapun mereka berada.

Tidak usah diragukan lagi bahwa ekonomi syariah cocok untuk siapa saja, dengan
gabungan nilai-nilai islam sistem ekonomi ini menjadi sempurna dengan tujuan-
tujuan luhur yang dimilikinya. Inilah yang membedakan ekonomi syariah dengan
ekonomi yang lainnya. Meskipun tuntutan zaman yang semakin keras ekonomi
syariah tetap pada keteguhannya yaitu mempertahankan nilai-nilai islam yang ada
di dalamnya. Kekuatan dari ekonomi syariah adalah dasar hukum yang
digunakannya atau yang menjadi acuannya. Adapun menurut Muhammad Umar
Chapra, tujuan kegiatan ekonomi ada 4 :

a. Memperoleh kesejahteraan ekonomi dalam batas dan norma moral islam


b. Membina persaudaraan dan menegakkan keadilan universal.
c. Distribusi pendapatan yang seimbang, artinya ekonomi harus merata
d. Mewujudkan kebebasan manusia dalam konteks kesejahteraan sosial

4. Prinsip – Prinsip Ekonomi Islam

1. Ekonomi syariah beranggapan bahwa semua jenis sumber daya alam yang ada
merupakan pemberian dan ciptaan Allah SWT, sehingga perlu berhati-hati dan
bertanggung jawab dalam penggunaannya, tidak boleh berlebihan dan seenaknya
sendiri klarena itu bukan miliki kita.

Page |9
2. Dalam islam pendapatan yang diperoleh secara tidak sah atau kurang jelas hukumnya
tidak diakui, dan mengakui pendapatan atau kepemilikan pribadi dengan batas-batas
tertentu yang memiliki hubungan dengan kepentingan orang banyak.
3. Dalam kegiatan ekonomi syariah, bekerja merupakan kegiatan yang menjadi
penggerak utamanya. Dalam islam telah diajarkan untuk tidak bermalas-malasan
untuk mencari rezeki, untuk itu bekerja sangat dianjurkan oleh agam islam untuk
mendapatkan rezeki berupa harta atau matteri dengan berbagai cara, namun ada
batasan yang harus diikuti agar tidak salah langkah.
4. Tidak ada perbedaan hak yang didapat oleh semua orang, semua orang sama punya
hak untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Islam menjamin kepemilikan masyarakat
dan penggunaannya yang telah direncanakan sedemikian rupa hingga berguna untuk
kepentingan orang banyak.
5. Seorang muslim harus punya hati dan perasaan yang selalu taat dan tunduk pada
Allah serta mempercayai semua yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran,
dengan harapan kita sebagai umat muslim bisa terdorong untuk selalu berbuat yang
benar dan menghindari sesuatu yang salahatau tidak sesuai dengan hukum islam.
6. Aktivitas ekonomi itu terlepas dari unsur gharar, riba atau kedzhaliman yang lainnya.
Gharar adalah suatu yang tidak jelas atau samar-samar.
7. Prinsip akuntable, dalam melakukan transaksi ekonomi islam harus tercatat dan
terekam secara jelas. Agar tidak menimbulkan kerugian atau ketidak harmonisan
antara kedua belah pihak.
8. Kegiatan ekonomi yang dilakukan hendaknya mendatangkan maslahat dan menolak
madharat.

5. Cara Membangun Ekonomi Umat


Terdapat 3 aspek mengenai cara membangun ekonomi umat :
a. Aspek Kultural

Yaitu aspek yang berkaitan dengan norma,budaya,nilai,pandangan hidup dan


kebiasaan yang lama dilakukan oleh orang muslim. Dalam aspek kultural, seorang
tokoh masyarakat sangat berperan dalam membangkitkan perekonomian.

P a g e | 10
b. Aspek Struktural

Merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang berimplikasi kepada


masyarakat . Dalam aspek ini diharapkan ormas dapat mendorong pemerintah untuk
membuat kebijakan dalam permodalan

c. Aspek Teknis

Merupakan aspek yang berkaitan dengan konsistensi dan keseriusan dalam


pengelolaan bisnis, faktor kompetensi harus benar-benar diperhatikan agar dapat
bersaing dengan pembisnis yang lainnya.

6. Contoh Ekonomi Islam

1. Investasi Syariah
Berdasarkan filosofi ini, instrumen dan teknik yang sesuai syariah telah
dikembangkan dan digunakan oleh unit keuangan Islam dan pelanggan untuk kegiatan
keuangan di seluruh dunia. Pusat keuangan Islam adalah konsep bahwa uang itu
sendiri tidak memiliki nilai intrinsik , itu hanyalah sebuah alat tukar. Dua komponen
yang paling penting dari dunia keuangan Islam perbankan layanan dan pasar sukuk
setara Islam dari pasar obligasi . Layanan lain termasuk leasing, pasar ekuitas, dana
investasi, asuransi (Takaful), reasuransi (syahaful) dan keuangan mikro.

2. Jual Beli
Al-bay’ adalah kata dari bahasa arab yang menggambarkan proses jual beli dalam
islam. Definisi dari kata ini sendiri adalah : menukar, mengganti atau menjal yang
berarti ada sebuah proses pembelian atau penukaran barang satu dengan yang lainnya.
Ini merupakan proses tukar-menukar harta dengan beragam jenis harta lain yang
sama-sama bermanfaat dalam pengertian dari fikih muamalah.

3. Musyarakah
Ini adalah salah satu contoh ekonomi syariah yang kerap kali disandingkan dan
dipanggil dnegan nama lain yaitu syarikat, perseroan, serikat dan syirkah. Ini adalah
sebuah kerja sama antara dua pihak atau lebih yang nantinya berupa pengumpulan
modal dan mendapatkan kesepakan bersama serta menanggung resikonya secara

P a g e | 11
bersama-sama. Singkatnya, semua bentuk proses kerja sama ini akan ditanggung oleh
kedua belah pihak tersebut.

4. Mudarabah
Ini adalah salah satu proses dalam ekonmi syariah yang juga dikenal dengan istilah
qirad. Dimana makna dari mudharabah adalah sebuah kerja sama antara sang pemilik
dari modal dengan seseorang yang pandai berjual beli atau berdagang. Dimana
keuntungan akan dibagi bersama dan sang pemodal memberikan modal dan pihak
lainnya akan berdagang. Kerugian akan sepenuhnya ditanggung pihak pertama
sebagai pemodal dan pihak kedua hanya perlu menjalankan usaha dengan modal yang
telah diberikan.

5. Murabahah
Ini adalah salah satu jenis transaksi jual beli dimana barang akan tatap dijual pada
harga dasarnya namun memberikan beragam tambahan keuntungan sesuai dengan
kesepakan bersama. Ini merupakan salah satu ketentuan prses jual beli yang sama-
sama menguntungkan dimana penjual mendapatkan harga yang dikehendaki dan
pembeli mendapatkan keuntungan tambahan dari barang yang ia beli.

6. Ijarah
Ini adalah istilah yang diperuntukan untu proses sewa menyewa, dimana ijarah sendiri
bisa diartikan sebagai imbalan, gaji maupun upah. Ini merupakan sebuah transaksi
dimana pemberian gaji atau upah didasari karena meminjam barang-barang tertentu
yang disewakan.

7. Musaqah
Ini adalah sebuah kerjasama yang terjalkin antara sang pemilik kebun dengan orang
yangdipercayakan untuk menggarap atau mengelola kebun tersebut. Ketentuan
pembayaran dan oembagian upah tentunya telah ditentukan dan menjadi kesepakatan
bersama.

8. Muzaraah
Ini adalah kerja sama antara penggarap sawah dengan pemilik sawah. Sebagaimana
kerjasama pemilik kebun dan pengelolanya, kerja sama ini juga didasari oleh
kesepakatan bersama dimana tidak ada yng dirugikan dari kedua belah pihak tersebut.

P a g e | 12
Namun kerja sama ini dilandasi oleh bibit yang disediakan oleh pekerja bukan pemilik
sawah.

9. Mukhabarah

Ini merupakan jenis kerja sama yang sama dengan muzaraah dimana adanya kerja
sama antara pengelola sawah dan pemilik sawah. Hanya perbedaannya adalah benih
disediakan oleh pemilik sawah bukan oleh pengelola sawah tersebut.

10. Mudharabah Mutaqah


Ini merupakan jenis transaksi dan kerja sama dimana pengguna dari modal transaksi
bisa secara bebas menggunakan modal demi keuntungan tanpa harus mengikuti
beberapa persyaratan tertentu.

11. Mudarabah Muqayyadah


Ini sama persis dengan kerja sama mudharabah mutaqah, hanya saja pemilik modal
menentukan beberapa ketentuan dan syarat dalam penggunaan modal.

7. Ciri – Ciri Ekonomi Islam

 Ekonomi syariah merupakan sebuah sistem islam yang bersifat universal

Ekonomi syariah bisa dibilang menjadi sebuah sistem islam, karena memang ekonomi
syariah memiliki hubungan yang sempurna dan erat dengan ajaran agama islam, baik
secara akidahnya maupun syariat yang digunakannya. Hubungan inilah yang
menyebabkan ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi yang lainnya. Lebih jelasnya
kita akan memberikan uraian tentang maksud dari ekonomi syariah menjadi sistem islam
yang sempurna :

 Kegiatan perekonomian dalam islam bersifat pengabdian

Dalam islam semua kegiatan tergantung niatnya ketika niatnya baik pasati akan dapat
baik dan sebaliknya jika niatnya salah maka dia akan mendapatkan sesuatu yang jelek
pula. Dalam islam semua kegiatan ekonomi diharapkan sebagai wahana untuk mencari
keridloan Allah tidak terfokus kepada mencari materi dan materi. Dalam islam
diharapakn kita bekerja itu diniatkan beribadah bukan untuk berlomba-lomba mencari
uang, karena dengan niat untuk beribadah kita akan mendapatkan dua hal sekaligus, yaitu

P a g e | 13
rezeki dan pahala. Berbeda jika kita bekerja karena uang, yang kita dapat hanya capek
dan uang saja.

 Kegiatan ekonomi dalam islam memiliki sebuah cita-cita yang luhur

Perekonomiian dalam islam tidak mencari materi semata, tidak berfokus pada mencari
uang. Namun semua kegiatan ekonomi dalam islam difokuskan untuk berbagi dengan
sesama, memakmurkan bumi dengan segala kegiatannya, mencapai kehidupa yang layak
dan benar sebagai tanda terimakasih kita kepada Allah, dan tanda pengabdian kita sebagai
umat islam dan khalifah di muka bumi ini. Inilah cita-cita luhur yang dimiliki oleh
kegiatan ekonomi dalam islam.

 Pengawasan yang sebenar-benarnya dilakukan dan ditetapkan dalam kegiatan


ekonomi islam.

Kita tahu sendiri seiring berjalannya waktu agam sudah tidak mendapat tempata tau
perhatian lagi. Dalam kegiatan ekonomi contohnya pengawasan hanya dilakukan oleh
pemerintah pihak yang netral. Ada pula yang lebih parah, karena kekuasaan ekonomi
dipegang dan dijalnkan sesui kehendak pihak yang punya modal dan kekuasaan, sehingga
masih banyak terjadinya korupsi. Berbeda dengan ekonomi syariah, pengawasan lebih
ketat dan benar-benar terpercaya. Selain dari pihak yang berwenang sperti pemerintah dan
badan pengawas lain, ada juga pengawasan dari diri sendiri, dimana Allah selalu
mengawasi gerak-gerik kita dalam semua hal, dengan begini maka tidak ada pihak yang
akan melakukan penyelewengan.

B. BANK
1. Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Adapun pengertian dari bank syariah dan konvensional yaitu:
a. Bank syariah ialah perbankan yang segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Nama bank
syariah sebenarnya hanya digunakan di Indonesia saja, bank syariah pada
internasional disebut sebagai bank islam.

P a g e | 14
b. Bank konvensional ialah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan.

2. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank
Aspek Bank Syariah
Konvensional
Syariah Islam
Hukum positif yang
berdasarkan Al-
berlaku di Indonesia
Hukum Qur’an dan Hadist
(Perdata dan
dan fatwa ulama
Pidana).
(MUI)
Jenis usaha yang Semua bidang
Investasi
3. halal saja usaha
Keuntungan (profit
oriented),
Keuntungan (profit
Orientasi kemakmuran, dan
oriented) semata
kebahagian dunia
akhirat
Keuntungan Bagi hasil Dari bunga
Hubungan Nasabah dan Bank Kemitraan Kreditur dan debitur
Keberadaan Dewan Pengawas Ada Tidak ada

3. Produk Bank Syariah


Produk Perbankan Syariah merupakan produk – produk yang berlandaskan Prinsip
Ekonomi Syariah. Dalam Prinsip Ekonomi Syariah tidak diperbolehkan mengenakan
sistem riba serta menanamkan modal pada badan usaha yang mendapat keuntungan
dari komoditas haram. Maka, produk Bank Syariah dapat dikategorikan sebagai
berikut :

a. Wadi’ah, artinya titipan uang,barang , dan surat – surat berharga atau deposita dan
tidak boleh dimanfaatkan secara tidak benar.
b. Mudharabah, adalah bentuk kerja sama antara kedua belah pihak . Pihak pertama
sebagai modal, sedangkan pihak kedua sebagai pengelola dan keuntungannya
dibagi berdasarkan kesepakatan yang ditentukan keduanya.

P a g e | 15
c. Murabahah, adalah jual beli barang dengan tambahan keuntungan atau cost plus
atas dasar harga pembeliaan yang pertama secara jujur.
d. Qardl Hasan, adalah pinjaman tanpasuku bunga dari pihak Bank.

4. Keunggulan & Kelemahan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Bank Syariah
1) Keunggulan Bank Syariah adalah :
a. Mekanisme Bank Syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan,
dan kebersamaan.
b. Tidak mudah dipengaruhi gejolah moneter. Penentuan harga bagi bank
Didasarkanpada kesepakatan antara bank dengan nasabah.
c. Penyimpanan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya,
yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima
penyimpanan.
d. Bank Syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya.
e. Bank Syariah relatife lebih mudah merespon kebijakan pemerintah.
f. Terhindar dari praktik Money Laundering.

2) Kelemahan Bank Syariah adalah :


a. Terlalu berprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa
semua orang terlihat jujur dan dapat dipercaya, sehingga rawan terhadap
itikad baik.
b. Metode bagi hasil memerlukan perhitungan rumit, sehingga resiko salah
hitung lebih besar dari pada bank konvensional.
c. Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar dari pada
Bank Konvensional.
d. Produk – produk Bank Syriah belum bias mengakomodasi kebutuhan
masyarakat dan kurang kompetitif, karena manajemen Bank Syariah
cenderung mengadopsi produk perbankan Konvensional yang
disyariahkan, dengan variasi produk yang terbatas.
e. Pemahaman masyarakat yang kurang tepat terhadap kegiatan operasional
Bank Syariah.

P a g e | 16
Bank Konvensioanl
1) Kelebihan Bank Konvensional adalah :
a. Metode bunga telah lama dikenal oleh masyarakat
b. Bank Konvensional lebih kreatif dalam menciptakan produk – produk
dengan metode yang telah teruji dan berpengalaman.
c. Nasabah penyimpan dana yang telah terbiasa dengan metode bunga
cenderung memilih Bank Konvensional dari pada beralih ke metode bagi
hasil yang relatif masih baru.
d. Persaingan antar bank lebih menggairahkan yang dapat memacu
manajemen untuk bekerja lebih baik.
e. Dukungan peraturan perundang – undangan dan kebijakan pemerintah
yang lebih mapan, sehingga bank dapat bergerak lebih pasti.

2) Kelemahan Bank Konvensional adalah :


a. Faktor manajemen, yang ditandai oleh inkonsisatensi penyaluran kredit,
campur tangan pemilik yang berlebihan, dan manajer yang
tidak professional.
b. Praktik curang, seperti bank dalam bank dan transaksi fiktif.
c. Praktik spekulasi yang terlalu ambisius dan tanpa perhitungan.
d. Kredit bermasalah, karena prosedur pemberian kredit tidak
dipatuhi dan penumpukan pemberian kredit pada grup sendiri dan
kalanagan tertentu.

5. Fungsi Bank Syariah


Menurut Dr. Amir Machmud dalam menelaah perkembangan perkembangan Bank
Syariah ada empat fungsi, yaitu :
1. Mendukung strategi pengembangan ekonomi regional.
2. Memfasilitasi segmen pasar yang belum terjangkau.
3. Menarik nasabah yang tidak berminat dengan Bank Konvensional.
4. Mmemfasilitasi distribusi utilitas barang modal untuk kegiatan produksi
melalui sewa menyewa.

P a g e | 17
6. Koperasi Syariah
Koperasi Syariah merupakan koperasi yang prinsip kegiatan, tujuan dan kegiatan
usahanya berdasarkan pada syariah islam yaitu Al – Qur’an dan As – sunnah.
Pengertian umum dari koperas syariah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan
usahanya dengan prinsip – prinsip syariah. Apabila koperasi memiliki unit usaha
produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan operasionalnya harus
dilaksanakan dengan memacu kepada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
Ulama Indonesia. Dalam koperasi syariah memiliki tujuan, fungsi, landasan serta
prinsip koperasi syariah. Adapun uranianya sebagai berikut :

Tujuan Koperasi Syariah adalah :


1. Mensejahterahkan ekonomi anggotanya sesuai dengan norma dan
moral islam.
2. Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota.
3. Membantu saudara yang kesulitan memiliki modal.

Fungsi Koperasi Syariah adalah :


1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota
khususnya masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonominya.
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih
amanah, professional (fathonah), dan konsekuen (istiqamah) di dalam
menerapkan prinsip – prinsip ekonomi islam dan prinsip – prinsip
syariah islam.
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan pengguna dana,
sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta.
5. Menguatkan kelompok – kelompok anggota, sehingga mampu
bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif.
6. Mengembangkan dana memperluas kesempatan kerja.
7. Menumbuh kembangkan usaha – usaha produktif anggota.

P a g e | 18
Landasan Koperasi Syariah
1. Berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
2. Berazazkan kekeluargaan.
3. Berlandaskan syariah islam yaitu Al – Qur’an dan As – sunnah dengan
saling tolong menolong dan menguatkan.

Prinsip Koperasi Syariah


1. Manusia diberi kebebasan bermuamalah selama bersama dengan
ketentuan syariah.
2. Manusia merupakan khlifah Allah dan pemakmur dimuka bumi.
3. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk riba dan
pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau kelompok.
4. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
5. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan secara konsisten
dan konsekuen.

BAB 7
JUAL BELI SESUAI SYARIAT ISLAM

A. JUAL BELI
1. Pengertian dan Dasar Hukum Jual Beli

Menurut istilah Jual Beli adalah suatu transaksi tukar menukar barang atau harta
yang mengakibatkan pemindahan hak milik sesuai dengan syarat dan rukun tertentu.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wassalam bersabda: “Pendapat yang paling utama dari
seorang adalah hasil usaha sendiri dan hasil jual beli yang mabrur” Dalil di atas
menjelaskan bahwa jual beli ysng menghasilkan sebuah riba tidak diperbolehkan
dalam agama Islam. Allah Subhanahu Wata’ala sangat melaknat orang yang berbuat
riba. Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, seseorang yang
mengetahui bahwa yang dilakukannya mengandung unsur riba maka dosanya lebih
besar dari berzina sebanyak 36 kali. Pandangan Islam mengenai perekonomian tidak
lepas dari pendapatan yang di hasilkan dari usaha sendiri denagn rasa kejujuran
tanpa ada sedikitpun rasa riba dalam hatinya.

P a g e | 19
2. Syarat dan Rukun Jual Beli
a. Rukun Jual Beli

Jual beli dinyatakan sah apabila memenuhi rukun dan syarat jual beli. Rukun jual beli
berarti sesuatu yang harus ada dalam jual beli. Apabila salah satu rukun jual beli tidak
terpenuhi, maka jual beli tidak dapat dilakukan. Adapun rukun dan syarat jual beli
sebagai berikut:
1. Ada penjual dan pembeli
2. Ada barang atau harta yang diperjual belikan
3. Ada uang atau alat pembayaran yang sah, yang digunakan sebagai penukar barang
4. Ada lafal ijab qabul, yaitu sebagai bukti akan adanya kerelaan dari kedua belah
pihak

b. Syarat Sah Jual Beli

Jual beli dikatakan sah, apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukann.


Persyaratan itu untuk menghindari timbulnya perselisihan antara penjual dan pembeli
akibat adanya kecurangan dalam jual beli. Bentuk kecurangan dalam jual beli
misalnya dengan mengurangi timbangan, mencapur barang yang berkualitas lebih
rendah kemudian dijual dengan harga barang yang berkualitas baik.
Rasulullah shalallahu’Alaihi Wassalam melarang jual beli yang mengandung unsur
tipuan. Oleh karena itu seorang pedagang dituntut untuk berlaku jujur dalam menjual
dagangannya. Adapun Syarat sah jual beli dibagi menjadi dua bagian yakni syaratsah
dilihat dari segi barang yang diperjual belikan dan syarat penjual-pembeli:

Syarat barang yang diperjual belikan:


1. Barang itu suci, artinya bukan barang najis
2. Barang itu bermanfaat
3. Barang itu milik sendiri atau milik orang lain yang telah mewakilkan untuk
menjualnya
4. Barang itu dapat diserah terimakan kepemilikannya
5. Barang itu dapat diketahui jenis, ukuran, sifat dan kadarnya.

P a g e | 20
Syarat Penjual dan Pembeli:
1. Berakal sehat, orang yang tidak sehat pikirannya atau idiot (bodoh), maka akad jual
belinya tidak sah
2. Atas kemauan sendiri, artinya jual beli yang tidak ada unsur paksaan
3. Sudah dewasa (Baligh), artinya akad jual beli yang dilakukan oleh anak-anak jual
belinya tidak sah, kecuali pada hal-hal yang sifatnya sederhana atau sudah menjadi
adat kebiasaan. Seperti jual beli es, permen dan lain-lain
4. Keadaan penjual dan pembeli itu bukan orang pemboros terhadap harta, karena
keadaan mereka yang demikian itu hartanya pada dasarnya berada pada tanggung
jawab walinya

3. Jual Beli yang Terlarang


a. Jual beli yang sah tapi terlarang, antara lain:
1. Jual beli yang harganya di atas/di bawah harga pasar dengan cara menghadang
penjual sebelum tiba di pasar
2. Membeli barang yang sudah dibeli atau dalam proses tawaran orang lain
3. Jual beli barang untuk ditimbun agar dapat dijual dengan harga yang sangat mahal,
sedangkan masyarakat sangat membutuhkan
4. Jual beli untuk alat maksiat, misalnya jual beli senjata tajam untuk menyakiti orang
lain. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Q.S Al-Maidah [5] : 2

‫ضالً ِهمن‬ْ َ‫ام يَ ْبتَغُونَ ف‬ َ ‫ْي َوالَ ْالقَآلئِدَ َوال آ ِ همينَ ْالبَيْتَ ْال َح َر‬ َ ‫ام َوالَ ْال َهد‬
َ ‫ش ْه َر ْال َح َر‬َّ ‫ّللاِ َوالَ ال‬ َ ْ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ الَ ت ُ ِحلُّوا‬
‫شعَآ ِئ َر ه‬
‫صدُّو ُك ْم َع ِن ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام أَن ت َ ْعتَدُواْ َوتَعَ َاونُواْ َعلَى ْال ِ ه‬
‫بر‬ َ ‫طاد ُواْ َوالَ يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَ ْو ٍم أَن‬
َ ‫ص‬ْ ‫َّربهِ ِه ْم َو ِرض َْوانا ً َوإِذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَا‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬ ُ‫شدِيد‬
َ َ‫ّللا‬
‫ه‬ ‫إِ َّن‬ َ‫ّللا‬
‫ه‬ ْ‫َواتَّقُوا‬ ِ ‫َو ْالعُد َْو‬
‫ان‬ ‫اإلثْ ِم‬
ِ ‫َعلَى‬ ْ‫تَعَ َاونُوا‬ َ‫َوال‬ ‫َوالت َّ ْق َوى‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang
had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-
kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka).

P a g e | 21
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
5. Jual beli dengan cara menipu, misalnya membeli parsel buah dari sisi depan
maupun samping terlihat bagus akan tetapi pada kenyataannya kejelekan buah
tersebut disembunyikan disisi bawah penjual
6. Jual beli barang yang bukan miliknya atau hasil curian Seperti Sabda Rasulullah
yang diriwayatkan oleh Tirmidzi: “Jangan menjual sesuatu yang tidak ada
padamu”
b. Jual beli terlarang dan tidak sah
1. Jual beli sperma binatang
2. Menjual anak ternak yang masih dikandungan dan belum jelas wujudnya
3. Menjual kembali barang yang dibeli sebelum diserahkan kepada pemiliknya
4. Menjual buah-buahan yang belum nyata wujudnya nanti. Jual beli ini dilarang
denga alasan mengandung unsur ketidakpastian yang mungkin akan rusak sebelum
panen
5. Menjual daging bangkai binatang
6. Menjual khamr atau minuman keras dan sejenisnya (Narkoba, narkotika, dll)

B. Khiyar
Khiyar menurut Bahasa artinya memilih yang terbaik, sedangkan menurut istilah khiyar
ialah memiih antara melangsungkan akad jual beli atau membatalkan atas dasar
pertimbangan yang matang dari pihak penjual dan pembeli. Maksudnya, baik penjual
maupun pembeli sama-sama mempunyai kesempatan untuk mengambil keputuan apakah
meneruskan jual beli atau membatalkannya dalam waktu tertentu atau karena sebab
tertentu.
Hukum khiyar adalah boleh sejauh memenuhi persyaratan yang ditentukan. Khiyar akan
dihukumi haram dan dilarang apabila ditujukan untuk penipuan. Sebagaimana Rasulullah
Shalallahu’Alaihi Wassalam bersabda: “ Engkau berhak khiyar dalam tiap-tiap barang
yang engkau beli selama tiga malam (H.R. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah).

P a g e | 22
Jenis-jenis Khiyar
Khiyar terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Khiyar Majlis, yaitu memlih untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual
beli sebelum keduanya berpisah dari tempat akad. Rasulullah bersabda: “Dua orang
yang berjual beli, boleh memilih (akan meneruskan beli atau tidak) selama keduanya
belum berpisah dari tempat akad (H.R. Bukhari dari Hakim bin Hizam).
b. Khiyar Syarat, yaitu khiyar yang dijadikan syarat waktu akad jual beli, maksudnya
si pembeli atau si penjual boleh memilih antara meneruskan atau mengurungkan jual
belinya selama persyaratan itu belum dibatalkan setelah mempertimbangkan dalam
dua atau tiga hari.
c. Khiyar Aibi, yaitu memilih melangsungkan akad jual beli atau mengurungkannya
bilamana terdapat bukti cacat pada barang. Hadist yang diriwayatkan dari Uqbah bin
Amir Radiallahu’Anh, ia berkata aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:

“Sesama muslim itu bersaudara, tidak halal bagi seorang muslim menjual berangnya
kepada muslim lain, padahal pada barang tersebut terdapat aib/cacat melainkan dia
harus menjelaskan (aib/cacat) nya itu”. (H.R. Ahmad, Ibnu Majah)

C. Musyarakah
1. Pengertian Musyarakah
Musyarakah dalam literatur fiqih lebih sering disebut dengan istilah syirkah. Menurut
Bahasa syirkah artinya: persekutuan, kerja sama atau bersama-sama. Menurut istilah
syirkah artinya suatu akad dalam bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih dalam
bidang modal atau jasa untuk mendapatkan keuntungan bersama.
Syirkah atau kerja sama ini sangat baik dilaksanakan karena sangat banyak manfaatnya,
terutama dalam meningkatkan kesejahteraan bersama dan memiliki unsur saling tolong
menolong antar satu sama lain. Kerja sama itu ada yang sifatnya antar pribadi, antar grup
bahkan antar negara.

P a g e | 23
Dasar hukum dari masyarakat diantaranya:
Q.S An-Nisa [4] : 12

‫ف َولَ ُك ْم‬ُ ‫ص‬ ْ ِ‫الربُ ُع فَلَ ُك ُم َولَد لَ ُه َّن َكانَ فَإ ِ ْن َولَد لَ ُه َّن يَ ُك ْن لَ ْم إِ ْن أ َ ْز َوا ُج ُك ْم ت ََركَ َما ن‬ ُّ ‫صيَّ ٍة َب ْع ِد ِم ْن ت ََر ْكنَ ِم َّما‬ ِ ‫أ َ ْو بِ َها ي‬
ِ ‫ُوصينَ َو‬
ُّ ‫صيَّ ٍة بَ ْع ِد ِم ْن ت ََر ْكت ُ ْم ِم َّما الث ُّ ُمنُ فَلَ ُه َّن َولَد لَ ُك ْم َكانَ فَإ ِ ْن َولَد لَ ُك ْم يَ ُك ْن لَ ْم إِ ْن ت ََر ْكت ُ ْم ِم َّما‬
‫الربُ ُع َو َل ُه َّن دَي ٍْن‬ ِ ‫صونَ َو‬ ُ ‫دَي ٍْن أ َ ْو بِ َها تُو‬
‫ث َر ُجل َكانَ َو ِإ ْن‬ ُ ‫ُور‬َ ‫اح ٍد فَ ِل ُك ِهل أ ُ ْخت أ َ ْو أَخ َولَهُ ْام َرأَة أَ ِو كَال َلةً ي‬ ِ ‫ُس ِم ْن ُه َما َو‬ ُّ ‫ش َركَا ُء فَ ُه ْم ذَلِكَ ِم ْن أ َ ْكث َ َر كَانُوا فَإ ِ ْن ال‬
ُ ‫سد‬ ُ
ِ ُ‫صيَّ ٍة َب ْع ِد ِم ْن الثُّل‬
‫ث فِي‬ َ ‫ار َغي َْر دَي ٍْن أَ ْو ِب َها يُو‬
ِ ‫صى َو‬ َ ‫صيَّةً ُم‬
‫ض ٍه‬ َّ ُ‫ّللا‬
ِ ‫ّللاِ ِمنَ َو‬ َّ ‫َح ِليم َع ِليم َو‬ (١٢)
Artinya: Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai
anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah dipenuhi
wasiat yang mereka buat atau (dan) setelah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan setelah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) setelah dibayar hutang-
hutangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-
laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah dipenuhi wasiat yang
dibuatnya atau (dan) setelah dibayar hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli
waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
“…. Maka mereka berserikat pada sepertiga….”

“ Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat dzalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan
amal sholeh” (Q,S Sad:24)

ِ ‫ض ِإ ََّّل ا َّل ِذينَ آَ َمنُوا َوع َِملُوا الصَّا ِلحَا‬


‫ت‬ ٍ ‫ع َلى َب ْع‬ ِ ‫يرا ِمنَ ا ْل ُخلَ َط‬
ُ ‫اء لَ َي ْب ِغي َب ْع‬
َ ‫ض ُه ْم‬ ُ ‫قَا َل لَ َق ْد َظلَ َمكَ ِب‬
ِ ‫سؤَا ِل نَ ْع َج ِتكَ ِإلَى ِن َع‬
ً ‫اج ِه َو ِإنَّ َك ِث‬
َ َ‫ستَ ْغفَ َر َربَّهُ َو َخ َّر َرا ِكعًا َوأَن‬
‫اب‬ ْ ‫َاوو ُد أَنَّ َما َفتَنَّاهُ فَا‬
ُ ‫َوقَ ِلي ٌل َما ُه ْم َو َظنَّ د‬

Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya.

P a g e | 24
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian
mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” Dan Daud mengetahui
bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud
dan bertaubat.

“ Dari Abu Hurairah, berkata Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam, sesungguhnya Allah


Azza Wa Jalla berfirman, “Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah
satunya tidak menghiyanati lainnya”. (H.R. Abu Daud).

Rukun dan Syarat Musyarakah


Bukan hanya jual beli saja yang memiliki rukun dan syarat, namun dalam musyarakah juga
terdapat rukun dan syaratnya, diantaranya adalah:
a. Dua belah pihak yang berakad (bersyirkah) dengan syarat orang yang melakukan
syirkah harus cakap dalam mengelola hartanya.
b. Obyek akad yang mencakup modal dan pekerjaan. Syaratnya adalah benda syirkah
harus halal dan diperbolehkan oleh agama.
c. Akad (ijab qabul) dengan syarat ada aktifitas pengelolaan.

2. Macam-macam Musyarakah
Secara garis besar syirkah dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Syirkah Amlak, (Syirkah kepemilikan) Syirkah amlak terwujud karena wasiat atau
kondisi lain yang menyebabkan kepemilikan suatu asset oleh dua orang atau lebih
b. Syirkah Uqurd, (Syirkah kontrak atau kesepakatan), Syirkah uqud ini terjadi karena
kesepakatan dua orang atau lebih

Syirkah uqud di bedakan menjadi empat macam, yaitu


1. Syirkah ‘inan (harta)
Syirkah harta adalah akad kerjasama dalam bidang permodalan sehingga terkumpul
sejumlah modal yang memadai untuk di niagakan supaya mendapat keuntungan.
2. Syirkah a’mal (serikat kerja/syirkah ‘abdan)
Syirkah a’mal adalah suatu bentuk kerjasama dua orang atau lebih yang bergerak
dalam bidang jasa atau pelayanan pekerjaan dan keuntungan di bagi menurut
kesepakatan. Contoh: PT, CV, NP, Firma, koperasi dan lain lain.

P a g e | 25
3. Syirkah wujuh ( Syirkah keahlian)
Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi baik
serta ahli dalam bisnis. Contoh: Seorang artis yang tampil di iklan televisi, ia sangat
ahli dalam mempromosikan produk namun ia tidak memiliki modal, sehingga mampu
bekerja sama satu lain.
4. Syirkah muwafadah
Syirkah muwafadah adalah kontrak kerjasama dua orang atau lebih ,dengan syarat
kesamaan modal, kerja, tanggung jawab, beban hutang dan kerjasama laba yang di
dapat.

Pada bidang perbankan,penerapan musyawarah dapat berwujud hal hal berikut:


• Pembiayaan proyek
• Modal ventura

D. MUDHARABAH
1. Pengertian dan hukum mudharabah
Mudharabah secara bahasa berasal dari kata “Dlaraba” yang artinya berpergian atau
berjalan. Sedangkan menurut istilah adalah bentuk kerjasama yang di lakukan oleh dua
orang di mana pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pengelola dengan
ketentuan bagi hasil kedua belah pihak, namun kerugiam di tanggung oleh pemilik
modal. Hukum mudharabah dalam perdagagan islam adalah mubah (boleh), dimana hal
ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat secara drastis karena Semua saling
tolong menolong dan bahu menbahu antar satu sama lain.
Firman Allah dalam Q. S Al baqarah/2:283

Surat Al-Baqarah [2:283]


[Tentang muamalat /jual beli]

P a g e | 26
“jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh
yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2. Rukun dan syarat Mudhrabah


a. Rukun mudharabah
Rukun mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Pemilik modal dan orang yang menjalankan modal
2. Uang atau barang yang di jadikan modal
3. Jenis Usaha atau pengelolaan harta
4. Serah terima antara pemilik modal dan pengelola modal

b. Syarat mudharabah
1. Pemilik modal dan pengembang modal keduanya sama sama baligh
2. Modal harus diketahui secara jelas agar di ketahui jumlahnya dan dapat di idahkan
antara modal dan keuntungan
3. Jenis usaha nya dan tempatnya jelas, dan ini harus di sepakati oleh kedua belah
pihak, baik pemberi modal maupun pengelola modal
4. Pengelola modal tidak di perbolehkan menyalahgunakan modal untuk kepentingan
pribadi
5. Kedua belah pihak tidak mencampuradukan masalah pribadi dengan kesepakatan
pengelola bisnis yang berlaku

3. Pembatalan mudharabah
Dalam mudharabah bisa batal jika terdapat beberapa hal, di antaranya:
1. Salah satu syarat mudharabah tidak terpenuhi
2. Pengelola modal meninggalkan tugas utamanya sebagai pengembang modal
3. Apabila ada salah satu dari pemilik modal atau pemberi modal meninggal dunia

P a g e | 27
4. Macam mudharabah
Macam-macam mudharabah dapat di bagi beberapa sebagai berikut:
a. Mudharabah Muthlaqah (mudharabah secara mutlak)
b. Mudharabah Musytarakah
c. Mudharabah Muqayyadah (Mudharabah terikat)

E. Murabahah
1. Pengertian dan Hukum Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan kedua belah pihak mengenai barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang di sepakati. Perbedaan dengan hal
penjualan yang lain yaitu bahwa penjual memberitahu kepada pembeli harga barang
pokok yang di jualnya serta jumlah keuntungan yang di peroleh. Contoh: Pembelian
rumah secara kredit.

2. Ketentuan Murabahah
a. Jual beli murabahah harus di lakukan atas barang yang telah di miliki atau hak
kepemilikan yang telah berada di tangan penjual
b. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal (harga pembeli) dan biaya
Biay lain yang lazim di keluarkan dalam jual beli
c. Ada informasi yang jelas tentang hubungan baik nominal maupun persentase
sehingga di ketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah murabahah
d. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat kepada pembeli untuk
menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang, tetapi lebih baik syarat seperti
itu tidak di tetapkan.

P a g e | 28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Ekonomi adalah sesuatu yang berkaitan
dengan cita-cita dan usaha manusia untuk meraih kemakmuran, yaitu untuk mendapatkan
kepuasan dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Transaksi ekonomi maksudnya
perjanjian atau akad dalam bidang ekonomi, misalnya dalam jual beli, sewa-menyewa,
kerjasama di bidang pertanian dan perdagangan.

B. Saran
Sebaiknya kita tidak hanya menjalankan kegiatan ekonomi secara nasionalis saja . Tetapi kita
juga perlu menjalankan kegiatan ekonomi secara Islami yang telah diatur di dalam al-
qur’an,sunah Rasulullah, dan ij’ma . Mempraktekannya dalam kegiatan perekonomian sehari-
hari dengan syarat-syarat dana rukun-rukunnya agar mendapat rahmat,pahala, dan ridho dari
Allah Subhanahu Wata’ala. Tuhan Yang Maha Esa.

C. Dana Perhitungan
Dana Masuk :
Dana Keluar :
Total : Dana Masuk – Dana Keluar
:

P a g e | 29
Daftar Pustaka

Buku Pendidikan Fikih Muhammadiyah


Edy Wibowo dan Untung Hendi Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005
Fauzia, Ika Yunia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, Yogyakarta: Kencana, 2008
Hasan, Zubairi, Undang Undang Perbankan Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Hayati, Yayat Sri, Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Study Empiris di Indonesia, Jakarta:
Erlangga, 2010
uhendraaw.blogspot.com/2013/06/jual-beli-dalam-islam.html
http://nikenkusumawardanikenny.blogspot.com/2012/05/fiqih-perekonomian-dalam-
islam.html

P a g e | 30

Anda mungkin juga menyukai