Anda di halaman 1dari 17

KRITIKAL MENGANALISIS TAFSIR IJMALI: KELEBIHAN

DAN KETERBATASAN DALAM PENAFSIRAN AL-QURAN

NASTAIN BIKA
22103050047
HUKUM KELUARGA ISLAM A

PRODI HUKU KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2023.
KATA PENGANTAR

ِْ ‫ َم‬، ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬


ِ‫ن يَ ْه ِد ِه‬ ِِ ‫س ِيئ َا‬ ِْ ِ‫ش ُر ْو ِِر أ َ ْنفُ ِسنَا َوم‬
َ ‫ن‬ ِْ ِ‫ َونَعُ ْو ِذُ ِباللِِ م‬، ُ‫ نَـ ْح َمدُِهُ َونَ ْست َ ِع ْينُ ِهُ َونَ ْست َ ْغف ُِر ِه‬، ِِ‫ِإنِ الـ َح ْم ِدَ لل‬
ُ ‫ن‬

‫ َوأ َ ْش َه ِدُ أَنِ ُمـ َحمدًا‬، ُ‫ل ش َِريْكَِ لَ ِه‬ ِ ِ‫ل ِإلَهَِ ِإل‬
ِ َ ُ‫للاُ َو ْحدَِه‬ ِْ َ ‫ َوأ َ ْش َه ِدُ أ‬، ُ‫ِي لَ ِه‬
َِ ‫ن‬ ِ َ َ‫ِل ف‬
َِ ‫ل هَاد‬ ِْ ‫ضل‬ َ ُ‫ضلِ لَ ِه‬
ِْ ‫و َم‬،
ْ ُ‫ن ي‬ ِ َ َ‫للاُ ف‬
ِ ‫ل ُم‬ ِ

ُ‫س ْولُ ِه‬


ُ ‫ع ْبدُِهُ َو َر‬
َ

ُِ‫أَمابَ ْعد‬

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena

dengan rahmat dan inayah-Nya penulis bisa mengerjakan makalah ini dengan baik.

Tak lupa Sholawat dan Salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dialah

yang memimpin kita dari zaman Jahiliya menuju zaman Addinul Islam.

Pada kesempatan ini, penulis telah menyusun makalah yang berjudul ‘‘Hak dan

KewajibanِdalamِhubunganِSuamiِIstri’’. Tulisan ini membahas tentang kehidupan

sehari-hari terutama hubungan perkawinan yang kurang harmonis karena tidak

dilandasi dengan agama. Dalam hubungan suami istri atau rumah tangga pasti ada

banyak sekali yang namanya masalah. Namun apabila masalah itu dapat

diselesaikan dengan baik maka insyaallah hubungan suami istri akan menjadi

harmonis, sedangkan apabila suatu masalah itu tidak dapat diselesaikan dengan baik

melainkan menggunakan kekerasan, maka masalah tersebut akan membuat

hubungan antara suami dan istri menjadi buruk. Maka dari itu, makalah ini disusun

dengan harapan pembaca menjadi tahu hak dan kewajiban suami istri yang

seharushnya dilakukan dalam kehidupan berumah tangga.

Penulis berusaha sebaik mungkin dalam pembuatan makalah ini dengan

harapan dapat memberikan wawasan dan tentunya supaya pembaca merasa puas dan

II
mendapatkan manfaat dari makalah ini. Apabila ada kesalahan penulisan atau

sesuatu mohon dimaafkan. Karena kita semua tahu bahwa manusia itu “ ِِ‫َم َحلِ ْال َخ َطاء‬

ِ ‫ ِ” َوال ِن ْس َي‬Sebaik-baik manusia pasti juga melakukan kesalahan. Semoga makalah ini
ِ‫ان‬

dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Oktober 2023


Penyusun

Nastain Bika
NIM 22103050047

III
MOTTO HiDUP

“ TIDAK ADA KALIMAT TERINDAH DALAM HIDUP,


KECUALI QOBILTU NIKAH”

IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... II


MOTTO HiDUP ................................................................................................................................... IV
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... V
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
C. TUJUAN PENELITIAN........................................................................................................... 3
D. METODE PENELITIAN ......................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
A. TAFSIR DAN TAFSIR IJMALI ............................................................................................. 4
B. Kelebihan Tafsir Ijmali ............................................................................................................ 6
C. Keterbatasan Tafsir Ijmali....................................................................................................... 7
D. Studi Kasus: Analisis Tafsir Ijmali pada Q. S Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jalalain ......... 8
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

V
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penafsiran Al-Quran, merupakan sebuah disiplin penting dalam tradisi Islam

yang berfokus pada pemahaman, penjelasan, dan eksplorasi makna ayat-ayat suci

Al-Quran. Seiring berjalannya waktu, berbagai metode tafsir telah muncul untuk

memahami teks suci ini dengan lebih baik. Salah satu metode yang menonjol adalah

tafsir Ijmali, sebuah pendekatan penafsiran ringkas yang mencirikan teks-teks Al-

Quran dalam kerangka simpel dan mudah dimengerti.

Tafsir merupakan salah satu cara buat mengetahui dan menunjukkan makna

dan maksud menurut kandungan ayat-ayat Al-Qur`an. Adapun metode tafsir

yang dipakai para pakar tafsir pada penafsiran Al-Qur`an bisa dikelompokkan

ke dalam empat metode; Pertama, metode tafsir ijmali. Kedua, metode tafsir

tahlili. Ketiga, metode tafsir maudhu`i. Keempat, metode tafsir muqaran. Dalam

makalah ini saya akan lebih membahas secara spesifik tentang tafsir Ijmali.

Tafsir Ijmali memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari metode

tafsir lainnya, dan pemahaman mendalam tentang pendekatan ini penting dalam

mengeksplorasi aspek-aspek intelektual dan spiritual Al-Quran. Dalam makalah ini,

kita akan melakukan penelusuran kritikal terhadap karakteristik metode tafsir Ijmali,

menjelajahi aspek-aspek kunci yang membentuk pendekatan ini dan melihat

bagaimana metode ini telah mempengaruhi pemahaman Al-Quran dalam tradisi

Islam. Dalam hal ini, kita akan membahas konsep tafsir Ijmali, ciri-ciri utamanya,

1
serta relevansi dan pentingnya metode ini dalam konteks pemahaman Al-Quran

yang lebih luas.1

Tafsir Ijmali mengundang kita untuk menyelami makna-makna esensial dalam

Al-Quran dengan bahasa yang sederhana, sehingga menjadikannya alat yang sangat

berguna dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada berbagai lapisan

masyarakat. Namun, seiring dengan kelebihannya, metode ini juga memiliki

keterbatasan dan batasan yang harus diperhitungkan. Untuk memahami karakteristik

metode tafsir Ijmali dengan lebih baik, kita akan menganalisis baik kelebihan

maupun keterbatasan metode ini, membantu kita dalam meresapi kedalaman makna

Al-Quran melalui pendekatan ini. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik metode tafsir Ijmali

dan bagaimana pendekatan ini berperan dalam membentuk pemahaman Al-Quran

dalam tradisi Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis menrumuskan pokok

permasalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menganalisis karakteristik metode tafsir Ijmali dalam pemahaman Al-Quran.

2. Berapa banyak kelebihan dari tafsir Ijmali.

3. Apa saja keterbatasan dari tafsir Ijmali,

4. Bagaimana pengaplikasian praktis metode ini dalam interpretasi ayat-ayat Al-Quran.

1
Berbagai Pendekatan Dalam Studi Al-qur'an, Karya Dr. Ulya, M.Ag

2
C. TUJUAN PENELITIAN

Makalah ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan utama dalam pemahaman

karakteristik metode tafsir Ijmali:

1. Menganalisis Ciri-ciri Utama Tafsir Ijmali

2. Mengidentifikasi Kelebihan Metode Tafsir Ijmali

3. Mengidentifikasi Keterbatasan Metode Tafsir Ijmali

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan motode penelitian kepustakaan

dengan pendekatan analisis isi (content analysis), dengan cara melihat beberapa

buku dan jurnal penelitian yang membahas tentangmetodologi studi tafsir.Penulis

berupaya mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang relevan dengan tema penelitian

ini, meliputi: jurnal, tesis, desertasi, buku dan berbagai sumber referensi yang

sesuai dengan tema pembahasan dalam penelitian ini. Penelitian ini akan

berupaya merusmuskannya menjadi bagunan konseptual yang sesuai dengan

pembahasan mengenai karakteristik Tafsir Ijmali.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. TAFSIR DAN TAFSIR IJMALI

Tafsir adalah suatu istilah dalam Islam yang merujuk kepada penafsiran atau

eksplanasi dari teks-teks Al-Quran. Tafsir bertujuan untuk memahami makna, pesan,

dan hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran. Tafsir merupakan salah

satu cabang ilmu dalam studi Al-Quran dan penting dalam pemahaman Al-Quran,

karena Al-Quran dianggap sebagai wahyu Allah yang harus dipahami dengan baik

oleh umat Islam.

• Definisi Tafsir

Kata Tafsir secara etimologi berasal dari bahasa Arab dari kata fassara yufassiru

tafsiran, yang artinya memeriksa-memperlihatkan, atau bermakna kata ‫ح‬


ِ ‫والشرح االيضا‬

penjelasan atau komentar2.

Secara terminologi tafsir adalah penjelasan terhadap kalamullah atau menjelaskan

lafal Alquran dan pemahamannya.3 Pandangan senada diungkapkan oleh Al-

Qaththan, bahwa tafsira dalah ilmu untuk memahami Al-Qur’an yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad, menjelaskan makna-maknanya, serta mengeluarkan

hukum dan hikmahnya.3

• Tafsir Ijmali: Konsep Dasar

Secara etimologi ijmali berarti umum, sehingga dapat kita jelaskan bahwa tafsir al-

ijmali adalah tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang penjelasannyabersifat umum4.

Sedangkan secara Terminologi Tafsir ijmali adalah menjelaskan ayat-ayat Al-Quran

2
A.W. Munawir, Kamus Al-Munawir ArabIndonesia Lengkap (Surabaya: Pustaka Progresip,
1997).
3
Manna‟ِKhalilِQaththan,ِStudiِIlmu-IlmuِAlQur‟anِ(JakartaِTimur:ِPustakaِal-Kautsar, 2008).
4
SasaِSunarsa,ِ“TeoriِTafsir:ِKajianِtentangِMetodeِdanِCorakِTafsirِal-Qur’an”,ِAl-Afkar: Journal for Islamic Studies, Vol. 3, No. 1,
Januari 2019, h. 250

4
dengan mengemukakan makna-maknanya secara global, hal itu dengan cara dimana

seorang mufassir membahas ayat-ayat Al-Qur’anِsesuaiِdenganِtertibِbacaanِdanِ

susunan yang ada dalam mushaf5.

Deskripsi yang dibuat dalam metode ini mencakup beberapa aspek deskripsi relatif

terhadap kalimat yang ditafsirkan, antara lain, pertama mengartikan setiap kata

yang ditafsirkan dengan kata lain yang tidak jauh berbeda dengan kata yang

ditafsirkan. Kedua, menjelaskan isi setiap kalimatyang ditafsirkansehingga

menjadi jelas. Menunjukkan asbabun nuzul dari ayat yang ditafsirkan, meskipun

tidak semua ayat disertai dengan asbabun nuzul. Ketiga, memberikan penjelasan

dengan pendapat-pendapat yang telah diberikan mengenai penafsiran ayat

tersebut, baik yang diucapkan oleh Nabi, para sahabatnya, tabi`in, maupun para

mufassir lain6.

• Perbandingan Tafsir Ijmali dengan Metode Lainnya

Dalam Ilmu Penafsiran Al-Qur;an, Tafsir Ijmali memiliki analisis yang lebih

dangkal. Karakteristik utamanya yakni lebih singkat, seringkali dalam bentuk yang

lebih ringkas. Ini memudahkan akses untuk pemahaman cepat. Biasanya ditujukan

kepada mereka yang mencari pemahaman singkat, panduan umum, atau pengantar

cepat tentang ayat-ayat Al-Quran. Cocok untuk umat awam yang tidak memiliki

pengetahuan mendalam tentang teologi Islam. Dapat digunakan sebagai panduan

awal atau referensi ringkas untuk pemahaman ayat-ayat Al-Quran, tetapi mungkin

tidak memadai untuk pemahaman mendalam.

5
AldomiِPutra,ِ“MetodologiِTafsir”,ِJurnalِUlunnuha,ِVol.ِ7,ِNo.ِ1,ِJuliِ2018,ِh.ِ48.
6
Hendriadi,ِ“TafsirِAl-Qur’an:ِKajianِSingkatِatasِMetodeِTafsirِIjmali”,ِAl-Ihda’:ِJurnalِPendidikanِdanِPemikiranVol.ِ12,ِNo.ِ2,ِ
January 2019, h. 5-6

5
B. Kelebihan Tafsir Ijmali

Manfaat metode ijmali antara lain:

1. Praktis dan mudah dipahami: Penjelasan menggunakan metode ini terkesan lebih

realistis dan mudah dipahami. Tanpa komplikasi, pembaca dapat segera

memperoleh pemahaman tentang Al-Qur'an. Model penjelasan serupa ini paling

cocok untuk pemula. Tafsir yang menggunakan metode ini sangat diapresiasi oleh

masyarakat dari berbagai golongan dan lapisan masyarakat.

2. Tidak ada penjelasan israiliah: Karena singkatnya, penafsiran ijmali yang relatif

murni dan tidak dipikirkan matang-matang oleh bangsa Israel terkadang tidak

sejalan dengan martabat Al-Qur'an sebagai Firman Allah yang paling suci. Selain

pemikiran israiliah, dengan metode ini, pemikiran yang terkadang terlalu jauh dari

pemahaman ayat Al-Quran sebagai pemikiran spekulatif yang dikembangkan oleh

para teolog, sufi dan lain-lain.

3. Akrab dengan bahasa al-Qur’an:ِ Tafsirِ Ijmaliِ iniِ menggunakanِ bahasaِ yangِ

singkat dan padat sehingga pembaca tidak merasa telah membaca kitab Tafsir.

Sebab, metode tafsir global menggunakan bahasa yang pendek dan menguasai

bahasa Arab. Kondisi serupa tidak terjadi pada kalangan Tafisr yang menggunakan

metode Tahlili, Muqarin dan Maudhu'i. Oleh karena itu, cara memahami kosa kata

ayat suci lebih mudah dibandingkan ketiga cara lainnya7.

7
AchmadِImamِBashori,ِ“PergeseranِTafsirِTahliliyِMenujuِTafsirِIjmaliy”,ِJurnalِKacaِJurusanِUshuluddin STAI Al-Fithrah, Vol. 9, No.
1, Februari 2019, h. 117-118.

6
C. Keterbatasan Tafsir Ijmali

Kelemahan dari metode ijmali antara lain:

1. Menjadikan petunjuk al-Qur’anِ bersifatِ parsial:ِ al-Qur’anِ merupakanِ satu-

kesatuan yang utuh, sehingga satu ayat dengan ayat yang lain membentuk satu

pengertian yang utuh, tidak terpecah-pecah dan berarti, hal-hal yang global atau

samar-samar di dalam suatu ayat, maka pada ayat yang lain ada penjelasan yang

lebih rinci. Dengan menggabungkan kedua ayat tersebuat akan diperoleh suatu

pemahaman yang utuh dan dapat terhindar dari kekeliruan8.

2. Tidak ada ruangan untuk mengemukakan analisis yang memadai: Tafsir yang

memakai metode ijmali tidak menyediakan ruangan untuk memberikan uraian

dan pembahasan yang memuaskan berkenaan dengan pemahaman suatu ayat.

Oleh karenanya, jika menginginkan adanya analisis yang rinci, metode global

tak dapat diandalkan. Ini disebut suatu kelemahan yang disadari oleh mufassir

yang menggunakan metode ni. Namun tidak berarti kelemahan tersebut bersifat

negatif, kondisi demikian amat posetif sebagai ciri dari tafsir yang menggunakan

metode global9.

3. Dala hal segi penafsiran, Tafsir Ijmali termasuk tafsir yang sangat simple dan

mendasar, sehingga bagi sebagian golongan tidak cocok untuk diterapkan

8
Nashruddin Baidan. Ibid. hlm. 22-27
9
‘Abdِِal-Hayy Al-Farmawi. 1977. al-Bidayah fi al-tafsir al-Maudhu’i.

7
‫‪D. Studi Kasus: Analisis Tafsir Ijmali pada Q. S Al-Fatihah dalam Tafsir Al-‬‬
‫‪Jalalain‬‬

‫‪Contoh naskah tafsir Al-Jalalain: (Al-Suyuthi & Al-Mahally, n.d.).‬‬

‫يم‬
‫الرحِ ِ‬
‫الرحْ َم ِن َ‬
‫ّللا َ‬
‫س ِم َ ِ‬
‫ِب ْ‬

‫ق{‬ ‫علَى أَنَه ت َ َعالَى َما ِلكَ ِلجَمِ ِ‬


‫يع ا ْل َح ْمد مِ ْن ا ْل َخ ْل ِ‬ ‫لِل ج ْملَة َخبَ ِريَة ق ِص َد ِبهَا الثَناء َ‬
‫علَى َ‬
‫ّللا ِب َمضْمونِهَا َ‬ ‫ا ْل َح ْمد ِ َ ِ‬

‫اْل ْن ِس‬
‫ق مِ ْن ْ ِ‬ ‫ب ا ْلعَالَمِ ينَ أ َ ْي َمالِك جَمِ ِ‬
‫يع ا ْل َخ ْل ِ‬ ‫علَى ا ْل َم ْعبو ِد ِبح ِ‬
‫َق{ ‪ْ .‬ر ِ‬ ‫علَم َ‬ ‫ستَحِ ق ِِل َ ْن يَ ْح َمدوه َو َ‬
‫ّللا َ‬ ‫أَ ْو م ْ‬

‫غي ِْر ذَ ِلكَ‬ ‫غي ِْره ْم َوكل مِ ْنهَا ي ْطلَق َ‬


‫علَ ْي ِه عَالَم يقَال عَالَم اْلنس َوعَالَ ِم ا ْل ِجن إِلَى َ‬ ‫اب َو َ‬
‫َوا ْل ِج ِن َوا ْل َم ََلئِكَة َوالد ََو َ‬

‫غي ِْر ِه ْم َوه َو مِ ْن العَ ََل َمة ِِلَنَه ع َََل َمة عَلى موجده‬
‫علَى َ‬
‫ون أولِي ال ِع ْلم َ‬
‫ب فِي َج ْم ِع ِه ِبا ْليَاءِ َوالنُّ ِ‬ ‫َو َ‬
‫غلَ َ‬

‫ِين ‪.‬أَي ا ْلج ََزاء َوه َو يَ ْوم ا ْل ِقيَا َمة‬


‫ِي إِ َرادَة الخير ِلهله{ ‪َ .‬مالِك يَ ْو ِم الد ِ‬ ‫يم أ َ ْي ذِي َ‬
‫الر ْح َم ِة َوه َ‬ ‫الرحِ ِ‬
‫الرحْ َم ِن َ‬
‫َ‬

‫لِل َو َم ْن َق َرأ َ َما ِلكَ َف َم ْعنَاه َما ِلكَ‬ ‫ظاهِرا فِي ِه ِِلَحَد إِ َل ِ َ ِ‬
‫لِل تَعَالَى بِ َدلِي ِل ِل َم ْن ا ْلم ْلكِ ا ْليَ ْو ِم ِ َ ِ‬ ‫بالذكْر ِلنَه َل م ْلك َ‬
‫َوخص ِ‬

‫ص َح وقوعه ِصفَة ِل َم ْع ِر َف ِة ‪.‬إِيَاكَ نَ ْعبد َوإِيَاكَ‬


‫ب َف َ‬ ‫ْاِل َ ْم ِر كلَه فِي يَ ْوم ا ْل ِقيَا َمة أَ ْو ه َو َم ْوص َ‬
‫وف ِبذَ ِلكَ دَائِما َكغَاف ِِر الذَ ْن ِ‬

‫الص َرا َ‬
‫ط‬ ‫صكَ بِا ْل ِعبَا َد ِة من توحيد وغيره ونطلب المعونه على العبادة وغيرها{ ‪.‬ا ْه ِدنَا ِ‬
‫ستَعِين ‪.‬أي نَ ْخ َ‬
‫نَ ْ‬

‫ِين بصلته { ‪َ .‬‬


‫غيْر‬ ‫ش ْدنَا إِلَ ْي ِه َوي ْبدَل منه ‪ِ .‬ص َراط الَ ِذينَ أَ ْنعَ ْمتَ َ‬
‫علَ ْي ِه ْم بِا ْل ِهدَايَ ِة َوي ْبدَل مِ ْن الَذ ِ‬ ‫أر ِ‬ ‫ا ْلم ْ‬
‫ستَقِيم ‪.‬أي ْ‬

‫َارى َون ْكتَة ا ْل َبدَل ِإ َفادَة أَنَ المهتدين ليسوا‬ ‫علَ ْي ِه ْم َوه ْم ا ْل َيهود{ ‪َ .‬و َل َو َ‬
‫غي ِْر الض َِالينَ } َوه ْم النَص َ‬ ‫ا ْل َم ْغضو ِ‬
‫ب َ‬

‫علَى آله‬ ‫علَى َ‬


‫س ِي ِدنَا م َح َمد َو َ‬ ‫صلَى للا َ‬ ‫ّللا أ َ ْعلَم ِبالص ََوا ِ‬
‫ب َو ِإلَ ْي ِه ا ْل َم ْر ِجع َوا ْل َمآب َو َ‬ ‫يهودا َو َل نَص َ‬
‫َارى َو َ‬

‫وصحبه وسلم تسليما كثيرا دائما أبدا وحسبنا للا ونعم الوكيل ول حول ول قوة إل باهلل العلي العظيم‬

‫‪Analisis penerapan tafsir ijmali pada surat Al-Fatihah:‬‬

‫‪Pertama, Bisa dilihat di dalam kitab aslinya bahwa satu cetakan tafsir al-Jalalain‬‬

‫ِ‪semua urutan tafsirnya mengikuti pedoman mushaf Al-Qur’an.ِ Sebagaimana‬‬

‫‪susunan-susunan metode tahlili mengikuti mushaf usmani. Tetapi dalam metode‬‬

‫‪ijmali mufassir mengambil maksud dan tujuan ayatayat global secara ringkas10.‬‬

‫‪10‬‬
‫‪(Hidayat, 2020).‬‬

‫‪8‬‬
Kedua, menjelaskan ayatnya secara garis besar saja dengan menambahkan kata-kata

atau kalimat penghubung, sehingga memberikan kemudahan dalam memahaminya11.

Peletakkan pola kata-kata yang menjadi maksud ayatnya biasanya yang sudah diakui jumhur

ِ َ ِ ‫)ا ْل َح ْمد‬
ulama atau yang sudah difahami banyak orang. Bisa dilihat bahwa lafadz (‫لِل‬

dijelaskan secara garis besar saja, beliau menjelaskannya dengan ilmu balaghah dengan

ِ َ ِ ‫ )ا ْل َح ْمد‬bahwa menginformasikan maknanyaَِ‫ نَاء‬dengan


istilah kalam khabari, dimana (‫لِل‬

dimaknai itu (‫ )الثَناء‬yaitu pujian untuk Allah dengan makna kandungannya bahwa Allah

pemilik semua pujian yang diungkapkan oleh seluruh makhluknya. Beliau juga menjelaskan

ayatnya dengan ilmu nahwu dan shorf, seperti belia menjelaskan lafadz Allah, beliau

menyebutkan bahwa lafadz Allah asalnya adalah isim alam. Kemudian lafadz ( َ‫ب ا ْلعَالَمِ ين‬
ِ ‫) ْر‬

tidak jauh berbeda dengan lafadz sebelumnya, dimaknai bahwa Allah memiliki semua

makhluk, mulai dari bangsa manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lainlain, yang

dimana semua makhluk itu di sebut alam. Lalu dijelaskan juga lafadz al-‘Alaminِberupaِ

bentukِ jamakِ dariِ lafadzِ ‘alamِ denganِ memakaiِ hurufِ ya dan nun, Untuk menekankan

bahwa alam ini merupakan tanda, dan tanda itu ada yang menciptakannya yaitu Allah.

Lafadz (‫يم‬
ِ ِ‫الرح‬
َ ‫الر ْح َم ِن‬
َ ) ditafsirkan sebagai yang memiliki kasih sayang. Kasih sayang

tersebut menghendaki kebaikan bagi orang-orang yg menerimanya.

Ketiga, menafsirkan dengan mengutip ayat lain secara ringkas. Pada lafadz (‫َمالِك يَ ْو ِم‬

ِ ‫ )الد‬ditafsirkan sebagai ‫ ا ْلج ََزاء‬yaitu pembalasan pada hari kiamat, yang kemudian
‫ِين‬

beliau mengutip ayat lain untuk menafsirkan yaum al-Din dengan Q. S Al-Mukmin: 16

“Kepunyaanِsiapakahِkerajaanِpadaِhariِkiamat,ِkepunyaanِAllahlahِyangِMahaِEsaِlagiِ

Mahaِmengalahkan”.ِKemudianِbeliauِjugaِmengungkapkanِqiroatnyaِuntukِbisaِdiambilِ

maknanya,ِ bagiِ seseorangِ yangِ membacaِ “Maaliki”ِ makaِ maknanyaِ memilikiِ semua

perkara yang ada di hari kiamat atau zat yang mempunyai sifat kekal. Dan ayat-ayat

ْ َ‫ )إِيَاكَ نَ ْعبد َوإِيَاكَ ن‬ditafsirkan dengan


berikutnya ditafsirkan secara ringkas seperti lafadz (‫ستَعِين‬

11
(Al-Munawar, 2005).

9
ungkapan “Kamiِ hanyaِ beribadahِ kepada-Mu dan kami memintaِtolongِ hanyaِkepada”.ِ

Ungkapan tersebut sama maksudnya sesuai ayat. Lafadz (‫ستَقِيم‬ َ ‫الص َرا‬
ْ ‫ط ا ْلم‬ ِ ‫ )ا ْه ِدنَا‬ditafsirkan

dengan lafadz ‫ش ْدنَا‬ ْ yang maknanya sama saja untuk meminta petunjuk. Lafadz ( َ‫ِص َراط الَ ِذين‬
ِ ‫أر‬

َ َ‫ )أ َ ْن َع ْمت‬ditafsirkan sebagai petunjuk. Lafadz (‫علَ ْي ِه ْم‬


‫علَ ْي ِه ْم‬ ِ ‫غيْر ا ْل َم ْغضو‬
َ ‫ب‬ َ ) ditafsirkan sebagai

َ ‫ َو‬yang artinya sama-sama


orang-orang yahudi. Lafadz ‫ َو َل‬ditafsirkan dengan lafadz ‫غي ِْر‬

menegasikan (bukan). Lafadz ( َ‫َالين‬


ِ ‫ )الض‬ditafsirkan sebagai orang nasrani. Semua penafsiran

beliau mudah difahami karena maknanya mirip dengan ayat-ayat Al-Qur’an.ِDanِartiِtafsirِ

perkatanya masih global yang maknanya disepakati jumhur ulama atau maknanya sudah

dikenal di kalangan banyak orang. Tafsir yang mengedepankan mufradat maka tafsir

tersebut disebut tafsir ijmali12.

12
(Karman, 2002).

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian makalah di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya:

Tafsir ijmali merupakan metode dalam menafsirkaan ayat secara ringkas dan padan

yang kemunculannya itu sejak mufassir periode awal. Tepatnya pada masa akhir

Bani Umayyah dan awal Bani Abbasiyyah yang terus mengalami dinamika

penafsiran sampai tahun 1433 H. Dasar dan urgensinya memberikan kontribusi yang

lebih mudah pencernaan pemahamannya untuk semua kalangan, baik kalangan

akademik, awam dan orang biasa-biasa saja. Kemudian untuk langkah-langkahnya

sangat banyak, namun secara umum mencakup tiga point diantaranya tafsir ijmali

diterapkan berdasarkan urutan-urutan teks Al-Qur’anِ mengikutiِ ayat-ayat yang

sesuai dengan pengaturannya, terkadang mengedepankan asbab al-Nuzul, dan

mufassir mengklasifikasi maknanya secara umum sehingga menampakkan maksud

dan tujuan pada ayat-ayat Al-Qur’an.ِ Untukِ kelebihanِ danِ kekurangannya,ِ salahِ

satu kelebihannya mempermudah tahap awal bagi mufassir pemula, dengan tampak

sederhana, mudah, praktis dan cepat, serta pesan-pesan Al-Qur’anِmudahِditangkap,ِ

di sisi lain kekurang tafsir ijmali terdapat pada sifatnya yang simplisitis sehingga

analisisnya terlalu umum dan tidak detail.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Farmawi, A. a.-H. (1977). al-Bidayah fi al-tafsir al-Maudhu’i.


Al-Munawar. (n.d.). 2005.
Baidan, N. (n.d.). Ibid. hlm. 22-27.
Bashori, A. I. (Februari 2019). Pergeseran Tafsir Tahliliy Menuju Tafsir Ijmaliy”, . Jurnal
Kaca Jurusan Ushuluddin STAI Al-Fithrah.
Dr. Ulya, M. (n.d.). Berbagai Pendekatan Dalam Studi Al-qur'an.
Hendriadi. (January 2019). Tafsir Al-Qur’an: Kajian Singkat atas Metode Tafsir Ijmali. Al-
Ihda’:ِJurnalِPendidikanِdanِPemikiran.
Hidayat. (n.d.). 2022.
Karman. (2022).
Munawir, A. (1997). Kamus Al-Munawir Arab Indonesia Lengkap. Surabaya: Pustaka
Progresip.
Putra, A. (Juli 2018). Metodologi Tafsir. Jurnal Ulunnuha.
Qaththan, K. (2008). Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an . Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar.
Sunarsa, S. (Januari 2019). Teori Tafsir: Kajian tentang Metode dan Corak Tafsir al-Qur’an.
Al-Afkar: Journal for Islamic Studies.

12

Anda mungkin juga menyukai