NASTAIN BIKA
22103050047
HUKUM KELUARGA ISLAM A
َوأ َ ْش َه ِدُ أَنِ ُمـ َحمدًا، ُل ش َِريْكَِ لَ ِه ِ ِل ِإلَهَِ ِإل
ِ َ ُللاُ َو ْحدَِه ِْ َ َوأ َ ْش َه ِدُ أ، ُِي لَ ِه
َِ ن ِ َ َِل ف
َِ ل هَاد ِْ ضل َ ُضلِ لَ ِه
ِْ و َم،
ْ ُن ي ِ َ َللاُ ف
ِ ل ُم ِ
ُِأَمابَ ْعد
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena
dengan rahmat dan inayah-Nya penulis bisa mengerjakan makalah ini dengan baik.
Tak lupa Sholawat dan Salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dialah
yang memimpin kita dari zaman Jahiliya menuju zaman Addinul Islam.
Pada kesempatan ini, penulis telah menyusun makalah yang berjudul ‘‘Hak dan
dilandasi dengan agama. Dalam hubungan suami istri atau rumah tangga pasti ada
banyak sekali yang namanya masalah. Namun apabila masalah itu dapat
diselesaikan dengan baik maka insyaallah hubungan suami istri akan menjadi
harmonis, sedangkan apabila suatu masalah itu tidak dapat diselesaikan dengan baik
hubungan antara suami dan istri menjadi buruk. Maka dari itu, makalah ini disusun
dengan harapan pembaca menjadi tahu hak dan kewajiban suami istri yang
harapan dapat memberikan wawasan dan tentunya supaya pembaca merasa puas dan
II
mendapatkan manfaat dari makalah ini. Apabila ada kesalahan penulisan atau
sesuatu mohon dimaafkan. Karena kita semua tahu bahwa manusia itu “ َِِم َحلِ ْال َخ َطاء
ِ ِ” َوال ِن ْس َيSebaik-baik manusia pasti juga melakukan kesalahan. Semoga makalah ini
ِان
Nastain Bika
NIM 22103050047
III
MOTTO HiDUP
IV
DAFTAR ISI
V
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang berfokus pada pemahaman, penjelasan, dan eksplorasi makna ayat-ayat suci
Al-Quran. Seiring berjalannya waktu, berbagai metode tafsir telah muncul untuk
memahami teks suci ini dengan lebih baik. Salah satu metode yang menonjol adalah
tafsir Ijmali, sebuah pendekatan penafsiran ringkas yang mencirikan teks-teks Al-
Tafsir merupakan salah satu cara buat mengetahui dan menunjukkan makna
yang dipakai para pakar tafsir pada penafsiran Al-Qur`an bisa dikelompokkan
ke dalam empat metode; Pertama, metode tafsir ijmali. Kedua, metode tafsir
tahlili. Ketiga, metode tafsir maudhu`i. Keempat, metode tafsir muqaran. Dalam
makalah ini saya akan lebih membahas secara spesifik tentang tafsir Ijmali.
tafsir lainnya, dan pemahaman mendalam tentang pendekatan ini penting dalam
kita akan melakukan penelusuran kritikal terhadap karakteristik metode tafsir Ijmali,
Islam. Dalam hal ini, kita akan membahas konsep tafsir Ijmali, ciri-ciri utamanya,
1
serta relevansi dan pentingnya metode ini dalam konteks pemahaman Al-Quran
Al-Quran dengan bahasa yang sederhana, sehingga menjadikannya alat yang sangat
metode tafsir Ijmali dengan lebih baik, kita akan menganalisis baik kelebihan
maupun keterbatasan metode ini, membantu kita dalam meresapi kedalaman makna
Al-Quran melalui pendekatan ini. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik metode tafsir Ijmali
B. RUMUSAN MASALAH
1
Berbagai Pendekatan Dalam Studi Al-qur'an, Karya Dr. Ulya, M.Ag
2
C. TUJUAN PENELITIAN
Makalah ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan utama dalam pemahaman
D. METODE PENELITIAN
dengan pendekatan analisis isi (content analysis), dengan cara melihat beberapa
ini, meliputi: jurnal, tesis, desertasi, buku dan berbagai sumber referensi yang
sesuai dengan tema pembahasan dalam penelitian ini. Penelitian ini akan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tafsir adalah suatu istilah dalam Islam yang merujuk kepada penafsiran atau
eksplanasi dari teks-teks Al-Quran. Tafsir bertujuan untuk memahami makna, pesan,
dan hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran. Tafsir merupakan salah
satu cabang ilmu dalam studi Al-Quran dan penting dalam pemahaman Al-Quran,
karena Al-Quran dianggap sebagai wahyu Allah yang harus dipahami dengan baik
• Definisi Tafsir
Kata Tafsir secara etimologi berasal dari bahasa Arab dari kata fassara yufassiru
Qaththan, bahwa tafsira dalah ilmu untuk memahami Al-Qur’an yang diturunkan
Secara etimologi ijmali berarti umum, sehingga dapat kita jelaskan bahwa tafsir al-
2
A.W. Munawir, Kamus Al-Munawir ArabIndonesia Lengkap (Surabaya: Pustaka Progresip,
1997).
3
Manna‟ِKhalilِQaththan,ِStudiِIlmu-IlmuِAlQur‟anِ(JakartaِTimur:ِPustakaِal-Kautsar, 2008).
4
SasaِSunarsa,ِ“TeoriِTafsir:ِKajianِtentangِMetodeِdanِCorakِTafsirِal-Qur’an”,ِAl-Afkar: Journal for Islamic Studies, Vol. 3, No. 1,
Januari 2019, h. 250
4
dengan mengemukakan makna-maknanya secara global, hal itu dengan cara dimana
Deskripsi yang dibuat dalam metode ini mencakup beberapa aspek deskripsi relatif
terhadap kalimat yang ditafsirkan, antara lain, pertama mengartikan setiap kata
yang ditafsirkan dengan kata lain yang tidak jauh berbeda dengan kata yang
menjadi jelas. Menunjukkan asbabun nuzul dari ayat yang ditafsirkan, meskipun
tidak semua ayat disertai dengan asbabun nuzul. Ketiga, memberikan penjelasan
tersebut, baik yang diucapkan oleh Nabi, para sahabatnya, tabi`in, maupun para
mufassir lain6.
Dalam Ilmu Penafsiran Al-Qur;an, Tafsir Ijmali memiliki analisis yang lebih
dangkal. Karakteristik utamanya yakni lebih singkat, seringkali dalam bentuk yang
lebih ringkas. Ini memudahkan akses untuk pemahaman cepat. Biasanya ditujukan
kepada mereka yang mencari pemahaman singkat, panduan umum, atau pengantar
cepat tentang ayat-ayat Al-Quran. Cocok untuk umat awam yang tidak memiliki
awal atau referensi ringkas untuk pemahaman ayat-ayat Al-Quran, tetapi mungkin
5
AldomiِPutra,ِ“MetodologiِTafsir”,ِJurnalِUlunnuha,ِVol.ِ7,ِNo.ِ1,ِJuliِ2018,ِh.ِ48.
6
Hendriadi,ِ“TafsirِAl-Qur’an:ِKajianِSingkatِatasِMetodeِTafsirِIjmali”,ِAl-Ihda’:ِJurnalِPendidikanِdanِPemikiranVol.ِ12,ِNo.ِ2,ِ
January 2019, h. 5-6
5
B. Kelebihan Tafsir Ijmali
1. Praktis dan mudah dipahami: Penjelasan menggunakan metode ini terkesan lebih
cocok untuk pemula. Tafsir yang menggunakan metode ini sangat diapresiasi oleh
2. Tidak ada penjelasan israiliah: Karena singkatnya, penafsiran ijmali yang relatif
murni dan tidak dipikirkan matang-matang oleh bangsa Israel terkadang tidak
sejalan dengan martabat Al-Qur'an sebagai Firman Allah yang paling suci. Selain
pemikiran israiliah, dengan metode ini, pemikiran yang terkadang terlalu jauh dari
3. Akrab dengan bahasa al-Qur’an:ِ Tafsirِ Ijmaliِ iniِ menggunakanِ bahasaِ yangِ
singkat dan padat sehingga pembaca tidak merasa telah membaca kitab Tafsir.
Sebab, metode tafsir global menggunakan bahasa yang pendek dan menguasai
bahasa Arab. Kondisi serupa tidak terjadi pada kalangan Tafisr yang menggunakan
metode Tahlili, Muqarin dan Maudhu'i. Oleh karena itu, cara memahami kosa kata
7
AchmadِImamِBashori,ِ“PergeseranِTafsirِTahliliyِMenujuِTafsirِIjmaliy”,ِJurnalِKacaِJurusanِUshuluddin STAI Al-Fithrah, Vol. 9, No.
1, Februari 2019, h. 117-118.
6
C. Keterbatasan Tafsir Ijmali
kesatuan yang utuh, sehingga satu ayat dengan ayat yang lain membentuk satu
pengertian yang utuh, tidak terpecah-pecah dan berarti, hal-hal yang global atau
samar-samar di dalam suatu ayat, maka pada ayat yang lain ada penjelasan yang
lebih rinci. Dengan menggabungkan kedua ayat tersebuat akan diperoleh suatu
2. Tidak ada ruangan untuk mengemukakan analisis yang memadai: Tafsir yang
Oleh karenanya, jika menginginkan adanya analisis yang rinci, metode global
tak dapat diandalkan. Ini disebut suatu kelemahan yang disadari oleh mufassir
yang menggunakan metode ni. Namun tidak berarti kelemahan tersebut bersifat
negatif, kondisi demikian amat posetif sebagai ciri dari tafsir yang menggunakan
metode global9.
3. Dala hal segi penafsiran, Tafsir Ijmali termasuk tafsir yang sangat simple dan
8
Nashruddin Baidan. Ibid. hlm. 22-27
9
‘Abdِِal-Hayy Al-Farmawi. 1977. al-Bidayah fi al-tafsir al-Maudhu’i.
7
D. Studi Kasus: Analisis Tafsir Ijmali pada Q. S Al-Fatihah dalam Tafsir Al-
Jalalain
يم
الرحِ ِ
الرحْ َم ِن َ
ّللا َ
س ِم َ ِ
ِب ْ
اْل ْن ِس
ق مِ ْن ْ ِ ب ا ْلعَالَمِ ينَ أ َ ْي َمالِك جَمِ ِ
يع ا ْل َخ ْل ِ علَى ا ْل َم ْعبو ِد ِبح ِ
َق{ ْ .ر ِ علَم َ ستَحِ ق ِِل َ ْن يَ ْح َمدوه َو َ
ّللا َ أَ ْو م ْ
غي ِْر ِه ْم َوه َو مِ ْن العَ ََل َمة ِِلَنَه ع َََل َمة عَلى موجده
علَى َ
ون أولِي ال ِع ْلم َ
ب فِي َج ْم ِع ِه ِبا ْليَاءِ َوالنُّ ِ َو َ
غلَ َ
لِل َو َم ْن َق َرأ َ َما ِلكَ َف َم ْعنَاه َما ِلكَ ظاهِرا فِي ِه ِِلَحَد إِ َل ِ َ ِ
لِل تَعَالَى بِ َدلِي ِل ِل َم ْن ا ْلم ْلكِ ا ْليَ ْو ِم ِ َ ِ بالذكْر ِلنَه َل م ْلك َ
َوخص ِ
الص َرا َ
ط صكَ بِا ْل ِعبَا َد ِة من توحيد وغيره ونطلب المعونه على العبادة وغيرها{ .ا ْه ِدنَا ِ
ستَعِين .أي نَ ْخ َ
نَ ْ
َارى َون ْكتَة ا ْل َبدَل ِإ َفادَة أَنَ المهتدين ليسوا علَ ْي ِه ْم َوه ْم ا ْل َيهود{ َ .و َل َو َ
غي ِْر الض َِالينَ } َوه ْم النَص َ ا ْل َم ْغضو ِ
ب َ
وصحبه وسلم تسليما كثيرا دائما أبدا وحسبنا للا ونعم الوكيل ول حول ول قوة إل باهلل العلي العظيم
Pertama, Bisa dilihat di dalam kitab aslinya bahwa satu cetakan tafsir al-Jalalain
ijmali mufassir mengambil maksud dan tujuan ayatayat global secara ringkas10.
10
(Hidayat, 2020).
8
Kedua, menjelaskan ayatnya secara garis besar saja dengan menambahkan kata-kata
Peletakkan pola kata-kata yang menjadi maksud ayatnya biasanya yang sudah diakui jumhur
ِ َ ِ )ا ْل َح ْمد
ulama atau yang sudah difahami banyak orang. Bisa dilihat bahwa lafadz (لِل
dijelaskan secara garis besar saja, beliau menjelaskannya dengan ilmu balaghah dengan
dimaknai itu ( )الثَناءyaitu pujian untuk Allah dengan makna kandungannya bahwa Allah
pemilik semua pujian yang diungkapkan oleh seluruh makhluknya. Beliau juga menjelaskan
ayatnya dengan ilmu nahwu dan shorf, seperti belia menjelaskan lafadz Allah, beliau
menyebutkan bahwa lafadz Allah asalnya adalah isim alam. Kemudian lafadz ( َب ا ْلعَالَمِ ين
ِ ) ْر
tidak jauh berbeda dengan lafadz sebelumnya, dimaknai bahwa Allah memiliki semua
makhluk, mulai dari bangsa manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lainlain, yang
dimana semua makhluk itu di sebut alam. Lalu dijelaskan juga lafadz al-‘Alaminِberupaِ
bentukِ jamakِ dariِ lafadzِ ‘alamِ denganِ memakaiِ hurufِ ya dan nun, Untuk menekankan
bahwa alam ini merupakan tanda, dan tanda itu ada yang menciptakannya yaitu Allah.
Lafadz (يم
ِ ِالرح
َ الر ْح َم ِن
َ ) ditafsirkan sebagai yang memiliki kasih sayang. Kasih sayang
Ketiga, menafsirkan dengan mengutip ayat lain secara ringkas. Pada lafadz (َمالِك يَ ْو ِم
ِ )الدditafsirkan sebagai ا ْلج ََزاءyaitu pembalasan pada hari kiamat, yang kemudian
ِين
beliau mengutip ayat lain untuk menafsirkan yaum al-Din dengan Q. S Al-Mukmin: 16
“Kepunyaanِsiapakahِkerajaanِpadaِhariِkiamat,ِkepunyaanِAllahlahِyangِMahaِEsaِlagiِ
Mahaِmengalahkan”.ِKemudianِbeliauِjugaِmengungkapkanِqiroatnyaِuntukِbisaِdiambilِ
maknanya,ِ bagiِ seseorangِ yangِ membacaِ “Maaliki”ِ makaِ maknanyaِ memilikiِ semua
perkara yang ada di hari kiamat atau zat yang mempunyai sifat kekal. Dan ayat-ayat
11
(Al-Munawar, 2005).
9
ungkapan “Kamiِ hanyaِ beribadahِ kepada-Mu dan kami memintaِtolongِ hanyaِkepada”.ِ
Ungkapan tersebut sama maksudnya sesuai ayat. Lafadz (ستَقِيم َ الص َرا
ْ ط ا ْلم ِ )ا ْه ِدنَاditafsirkan
dengan lafadz ش ْدنَا ْ yang maknanya sama saja untuk meminta petunjuk. Lafadz ( َِص َراط الَ ِذين
ِ أر
perkatanya masih global yang maknanya disepakati jumhur ulama atau maknanya sudah
dikenal di kalangan banyak orang. Tafsir yang mengedepankan mufradat maka tafsir
12
(Karman, 2002).
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tafsir ijmali merupakan metode dalam menafsirkaan ayat secara ringkas dan padan
yang kemunculannya itu sejak mufassir periode awal. Tepatnya pada masa akhir
Bani Umayyah dan awal Bani Abbasiyyah yang terus mengalami dinamika
penafsiran sampai tahun 1433 H. Dasar dan urgensinya memberikan kontribusi yang
sangat banyak, namun secara umum mencakup tiga point diantaranya tafsir ijmali
dan tujuan pada ayat-ayat Al-Qur’an.ِ Untukِ kelebihanِ danِ kekurangannya,ِ salahِ
satu kelebihannya mempermudah tahap awal bagi mufassir pemula, dengan tampak
di sisi lain kekurang tafsir ijmali terdapat pada sifatnya yang simplisitis sehingga
11
DAFTAR PUSTAKA
12