BAB I ............................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
PENUTUP ....................................................................................................... 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang dijadikan pedoman dalam setiap aspek
kehidupan umat Islam, tentunya harus dipahami secara mendalam. Pemahaman al-
Qur’an dapat diperoleh dengan mendalami atau menguasai ilmu-ilmu yang
tercakup dalam ulum al-Qur’an. Dan diantara salah satu bagian dari cabang
keilmuan ulum al-Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang Muhkam dan
Mutasyabih, keduanya adalah jenis ayat al-Qur’an jika ditinjau dari segi maknanya.
Ayat yang mendasari adanaya Muham dan Mutasyabih adalah ayat ke 7 dari
Surah Ali Imran:
“Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Muhkam adalah ayat yang dapat diketahui maksudnya, Mutasyabih adalah ayat
yang hanya Allah yang mengetahui maksudnya.
2. Muhkam adalah ayat yang hanya memiliki satu kemungkinan dalam artinya,
Mutasyabih adalah ayat yang memiliki banyak kemungkinan dalam artinya.
3. Muhkam dapat dipahami tanpa membutuhkan keterangan lain (yang sudah
jelas artinya), Mutasyabih adalah ayat yang membutuhkan keterangan lain
dalam memahaminya (tidak jelas artinya).
Contoh ayat muhkam seperti ayat-ayat yang berisikan tentang halal haramnya
Allah, Janji dan ancamanya, kefardhuannya dan masih banyak yang lainnya.
Sedangkan contoh mutasyabih itu seperti awal-awal surat yang dibuka dengan
huruf- huruf, hakikat hari akhir dan waktunya, dan serta sifat-sifat dan asma-asma
nya Allah yang terdapat di beberapa ayat Al-Qur’an, seperti yang tertera dalam
surah Ali Imran ayat 7, surat Al-fath ayat 10 dan lainnya.
َشبِ َٰ َهتٌ ۖ فَأ َ َّما ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِ ِه ْم زَ ْي ٌغ فَيَتَّبِعُونَ َٰ َ ب َوأُخ َُر ُمت ِ َ ب مِ ْنهُ َءا َٰيَتٌ ُّم ْح َك َٰ َمتٌ ه َُّن أ ُ ُّم ٱ ْل ِك َٰت َ َعلَيْكَ ٱ ْل ِك َٰت َ ِى أَنزَ َل ٓ ه َُو ٱلَّذ
سخُونَ فِى ٱ ْل ِع ْل ِم يَقُولُونَ َءا َمناا بِ ِهۦ ُك ٌّل ِم ْن ِ لر شبَهَ مِ ْنهُ ٱ ْبتِغَا ٓ َء ٱ ْل ِفتْنَ ِة َوٱ ْبتِغَا ٓ َء ت َأ ْ ِوي ِل ِهۦ ۗ َو َما يَ ْعلَ ُم تَأ ْ ِويلَهۥُ إِ اَّل ٱ اَّللُ ۗ َوٱ َّٰ ا
َ َٰ َ َما ت
ب ۟ َُّل أ ُ ۟ول
ِ وا ٱ ْْل َ ْل َٰ َب ٓ َّ ِعِن ِد َربِنَا ۗ َو َما يَذَّ َّك ُر إ
3
“Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”.
4
dalam pemikiran, apalagi ketika pemahaman tersebut dihadapkan dengan fakta
sosial, hakikat ilmiah, atau keagamaan.
Salah satu contoh ayat mutasyabih adalah Al-qur’an surah Thoha ayat 5:
ْ علَى ْٱل َع ْر ِش ٱ
ستَ َو َّٰى َ ُٱلر ْح َٰ َمن
َّ
Ayat ini jika ditarik ke pendapat pertama tadi, maka mereka tidak akan
mentakwilnya, mereka hanya yakin bahwa istiwak itu adalah sifat Allah dan kita
tidak tau maksudnya. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Allah ber-istiwak seperti
yang di kabarkan olehnya, bukan seperti yang terbsit dalam hati manusia”.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhkam dan Mutasyabih adalah jenis ayat dalam al-qur’an. Para ulama
berbeda pendapat mengenai pengertiannya, namun dapat di Tarik kesimpulan
bahwa muhkam adalah ayat yang sudah jelas maknanya. Sedangkan mutasyabih
adalah ayat yang tidak jelas maknanya. Dari ketidak jelasan itu ulama berbeda
pendapat menganai kemungkinan mengetahuinya : hal itu di dasari perbedaan
pendapat mengenai ayat 7 surah ali-imran . pendapat pertama dengan sikap hati-
hatinya mengatakan bahwa tidak mungkin mengetahuinya, sedangkan pendapat
kedua mengatakan bahwa mungkin mengetahuinya dengan alasan agar orang-orang
tidak kebingungan yang dapat berujung ke menyerupakan Allah dengan
makhluknya.
6
DAFTAR PUSTAKA