Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMAHAMI TAFSIR AYAT TENTANG HARTA


Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir Ahkam Ekonomi

Dosen Pengampu : Muhammad Abdur Rosyid Albana, M.H.

Disusun oleh:

1. Dewi Imro’atul Choiriyah (2002036055)

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Memahami Tafsir Ayat
Tentang Harta ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.
Harapan penulis, semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan atau pedoman bagi pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman dalam kepenulisan. Sekalipun telah diusahakan sebaik
mungkin, namun makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca diharapkan bisa untuk disampaikan demi
perbaikan makalah ini.

Semarang, 29 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Tafsir QS. Al-Hadid Ayat 7..........................................................................3
B. Tafsir QS. Al-Nur Ayat 33............................................................................4
C. Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 87-88................................................................7
D. Tafsir QS. Al-Zukhruf Ayat 32.....................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang melakukan
hal-hal yang sebenarnya telah dilarang dalam ajaran agama Islam. Seperti
memperoleh dan membelanjakan harta yang tidak sesuai ketentuan-ketentuan
ajaran islam dan sebagian besar orang yang mempunyai harta melimpah
bersifat kikir, pemboros, dan mubazir. Masyarakat terkadang membeli
barang-barang mewah yang tidak sedang dibutuhkan dan mengabaikan
barang-barang pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Pandangan islam, harta juga sebagai alat untuk mendekatkan diri
kepada Allah (bukan satu-satunya tujuan dalam kehidupan) dengan sikap
dermawan, sebagai cara untuk meninggikan derajat seorang mukmin dan
memelihara kemuliannya, sebagai sarana memajukan masyarakat,
mempertahankan kehormatan, dan mengangkat martabat.
Kepemilikan harta secara mutlak hanya milik Allah SWT.
Sedangkan kepemilikan harta manusia hanya semu. Setiap jenis harta
mewajibkan bagi pemiliknya untuk zakat, sedekah, dan hal-hal yang
bermanfaat lainnya kepada orang yang berhak menerimanya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tafsir QS. Al-Hadid ayat 7!
2. Jelaskan tafsir QS. Al-Nur ayat 33!
3. Jelaskan tafsir QS. Al-Maidah ayat 87-88!
4. Jelaskan tafsir QS. Al-Zukhruf ayat 32!

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Hadid ayat 7.

1
2. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Nur ayat 33.
3. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Maidah ayat 87-88.
4. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Zukhruf ayat 32.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir QS. Al-Hadid Ayat 7


۟ ُ‫وا ِمن ُك ْم َوأَنفَق‬
‫وا لَهُ ْم‬ ۟ ُ‫وا ِم َّما َج َعلَ ُكم ُّم ْست َْخلَفِينَ فِي ِه ۖ فَٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا بٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ َوأَنفِق‬
۟
َ ِ ُ‫َءا ِمن‬
‫أَجْ ٌر َكبِي ٌر‬.
Dan rasul-Nya ‫َو َرسُولِِۦه‬ Kepada Allah ِ ‫ بِٱهَّلل‬Berimanlah kamu ‫وا‬۟ ُ‫َءا ِمن‬
Dia jadikan kamu ‫ج َعلَ ُكم‬
َ Dari apa-apa ‫ِم َّما‬ ۟ ُ‫َوأَنفِق‬
Dan infakkanlah ‫وا‬
Maka orang-orang yang Padanya ‫فِي ِه‬ Orang-orang yang

َ‫فَٱلَّ ِذين‬ menguasai َ‫ست َْخلَفِين‬


ْ ‫ُّم‬
۟
Dan infakkanlah ‫َوأَنفَقُوا‬ Diantara kamu ‫ِمن ُك ْم‬ ۟
Beriman ‫َءا َمنُوا‬
Besar ‫َكبِي ٌر‬ Pahala ‫أَجْ ٌر‬ Bagi mereka ‫لَهُ ْم‬

Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan


infakkanlah (dijalan Allah SWT) sebagian dari harta yang Dia telah
menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang
beriman diantara kamu dan menginfakkan (hartanya dijalan Allah SWT)
memperoleh pahala yang besar.”
Ayat diatas diturunkan saat perang yang sangat sulit yaitu perang Tabuk
yang menganjurkan kepada orang mukmin untuk meninfakkan hartanya
kepada orang yang membutuhkan dari golongan miskin, lemah dan
dilemahkan. Salah satu penggunaan harta yang digariskan Allah SWT adalah
dengan melakukan distribusi kepada orang lain melalui jalur infaq. Anjuran
infaq didasarkan dari pemikiran bahwa harta adalah amanah Allah SWT
kepada manusia untuk memelihara dan mengembangkan harta yang telah
diberikannya.1
Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi hanyalah
sebatas “mustakhlif” (trustee) diambil dari kata istakhlafa yang artinya
khalifah atau pemegang amanah Allah SWT. Oleh sebab itu, manusia dalam

1
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-Kata
Kunci, 2012, http://repository.uinsu.ac.id/88/1/TAFSIR AYAT-AYAT AL-QURAN.pdf.

3
seluruh peran dan aktifitasnya harus mengikuti ketentuan syari’at Allah SWT
yang tidak hanya bersifat mekanistik dalam alam dan kehidupan sosial saja,
akan tetapi juga bersifat teistis (rabbaniyah), moral dan etis (khuluqiyah).2
Dalam islam, institusi filantropi seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf,
hibah, berperan membentuk karakter umat islam untuk peduli dengan
penderitaan orang lain. Harta sejatinya harus dapat digunakan menolong dan
meringankan beban orang lain agar tidak dikhawatirkan terjerumus kesifat
rakus dan tamak.3
Allah SWT juga menjanjikan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya dan berinfak dijalan-Nya itu dengan pahala yang
besar, keridhaan Tuhan mereka, dan tempat kemuliaan-Nya dengan
kenikmatan yang kekal disurga.

B. Tafsir QS. Al-Nur Ayat 33


َ َ‫ف ٱلَّ ِذينَ اَل يَ ِج ُدونَ نِ َكاحًا َحتَّ ٰى يُ ْغنِيَهُ ُم ٱهَّلل ُ ِمن فَضْ لِ ِهۦ ۗ َوٱلَّ ِذينَ يَ ْبتَ ُغونَ ْٱل ِك ٰت‬
‫ب ِم َّما‬ €ِ ِ‫َو ْليَ ْستَ ْعف‬
‫ى َءات َٰى ُك ْم ۚ َواَل‬ ِ ‫ت أَ ْي ٰ َمنُ ُك ْم فَ َكاتِبُوهُ ْم إِ ْن َعلِ ْمتُ ْم فِي ِه ْم خَ ْيرًا ۖ َو َءاتُوهُم ِّمن َّم‬
ٓ ‫ال ٱهَّلل ِ ٱلَّ ِذ‬ ْ ‫َملَ َك‬
‫ض ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۚ َو َمن يُ ْك ِرهه َُّّن‬ ۟ ‫ُوا فَتَ ٰيَتِ ُك ْم َعلَى ْٱلبغَٓا ِء إِ ْن أَ َر ْدنَ تَ َحصُّ نًا لِّتَ ْبتَ ُغ‬
َ ‫وا َع َر‬ €۟ ‫تُ ْك ِره‬
ِ
ِ ‫فَإِ َّن ٱهَّلل َ ِم ۢن بَ ْع ِد إِ ْك ٰ َر ِه ِه َّن َغفُو ٌر ر‬.
‫َّحي ٌم‬
(mereka) tidak ‫اَل‬ Orang-orang yang َ‫ ٱلَّ ِذين‬Dan hendaklah
menjaga kehormatan
€ِ ِ‫َو ْليَ ْستَ ْعف‬
‫ف‬
Sehingga ‫حتَّ ٰى‬
َ Nikah ‫نِ َكاحًا‬ Mampu َ‫ج ُدون‬
ِ َ‫ي‬
Dari ‫ِمن‬ Allah ُ ‫ٱهَّلل‬ Memberi kekayaan
kepada mereka ‫يُ ْغنِيَهُ ُم‬
(mereka) Dan orang-orang yang Karunia-Nya ‫فَضْ لِِۦه‬
menginginkan َ‫يَ ْبتَ ُغون‬ َ‫َوٱلَّ ِذين‬
ْ ‫َملَ َك‬
Kamu miliki ‫ت‬ Dari apa ‫ِم َّما‬ َ َ‫ْٱل ِك ٰت‬
Perjanjian ‫ب‬
Jika ‫إِ ْن‬ Maka adakan perjanjian Budak-budak kamu
kepada mereka ‫فَ َكاتِبُوهُ ْم‬ ‫أَ ْي ٰ َمنُ ُك ْم‬

2
Tarigan.
3
Tarigan.

4
Kebaikan ‫خَ ْيرًا‬ Pada mereka ‫فِي ِه ْم‬ Kamu ketahui ‫علِ ْمتُ ْم‬
َ
Harta ‫ال‬
ِ ‫َّم‬ Dari ‫ِّمن‬ Dan berikanlah mereka
‫َو َءاتُوهُم‬
Dikaruniakan ٓ ‫ٱلَّ ِذ‬
Yang ‫ى‬ Allah ِ ‫ٱهَّلل‬
kepadamu ‫َءات َٰى ُك ْم‬
۟ ‫ تُ ْكره‬Dan jangan ‫َواَل‬
Budak-budak wanita َ‫ فَتَ ٰي‬Kamu memaksa ‫ُوا‬ ِ
‫تِ ُك ْم‬
Jika ‫إِ ْن‬ Melakukan pelacuran ‫ ْٱل‬Atas ‫علَى‬
َ
‫بِغَٓا ِء‬
Karena kamu mencari ‫ ل‬Menjaga ِّ kesucian Mereka menghendaki
۟ ‫تَ ْبتَ ُغ‬
‫وا‬ ‫تَ َحصُّ نًا‬ َ‫أَ َر ْدن‬
Dunia ‫ٱل ُّد ْنيَا‬ Kehidupan ‫حيَ ٰو ِة‬َ ‫ْٱل‬ Keuntungan ‫ض‬ َ ‫ع ََر‬
Maka sesungguhnya Ia memaksa mereka Dan barangsiapa ‫َو َمن‬
‫فَإِ َّن‬ ‫يُ ْك ِرهه َُّّن‬
Sesudah ‫بَ ْع ِد‬ Dari ‫ِم ۢن‬ Allah َ ‫ٱهَّلل‬
Maha penyayang ‫حي ٌم‬ ِ ‫َّر‬ Maha pengampun Memaksa mereka
‫َغفُو ٌر‬ ‫إِ ْك ٰ َر ِه ِه َّن‬

Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga


kesucian (dirinya), sampai Allah SWT memberi kemampuan kepada mereka
dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan
perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika
kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka
sebagian dari harta Allah SWT yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan
janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu
hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barang siapa memaksa
mereka, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada
mereka) setelah mereka dipaksa.”
Ayat diatas arahan kepada orang-orang yang tidak mampu menikah karena
miskin atau penolakan dari walinya untuk tidak memaksa walinya
menikahkannya, menjaga kesucian dirinya, dan menahan diri dengan cara

5
menepis dorongan hatinya dari pikiran yang menjerumuskan kedalam
perbuatan buruk.
Allah SWT memerintahkan penyambutan atas permintaan budak lelaki
atau perempuan untuk mukatabah (perjanjian pembebasan dengan syarat
penebusan) dan membuat perjanjian. Jika mereka punya kemampuan untuk
mencari penghasilan dan kebaikan agamanya, maka tidak merugikan orang
yang telah membantu mereka menyelesaikan perjanjiannya karena mereka
termasuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan lantaran tidak
mempunyai harta dan perintah Allah SWT untuk meringankan perjanjiannya
atau menggugurkan pembayarannya. Oleh karena itu, Allah SWT
menetapkan bagian zakat bagi budak yang telah membuat perjanjian.
Al-Qur’an mengajarkan prinsip unik tentang status kepemilikan harta.
Keunikan terletak pada prinsip umum bahwa harta bukan milik manusia atau
makhluk lain. Tetapi pemilik harta secara mutlak adalah Allah SWT.
Kepemilikan manusia hanya bersifat relatif, hanya sebatas melaksanakan
amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai ketentuan-Nya.4
Proses pemindahan kepemilikan harta didasarkan kepada aturan-aturan
Allah SWT kepada individu maupun umum. Harta diamanatkan kepada
manusia untuk menjaga dan memanfaatkannya dijalan yang sudah digariskan
oleh Allah SWT sesuai syariat dan membagikan sebagian harta untuk
membebaskan para budak wanita maupun laki-laki yang tidak memberikan
kemiskinan melainkan keberkahan dari Allah SWT.5
Jadi, manusia terhadap harta adalah sebagai berikut6 :
1. Bukan pemilik asli,
2. Hanya sebatas pemegang amanah,
3. Manusia menerima harta sebagai rezeki, diantaranya :
a.) Ketika didunia harta dimakan, dipakai, ditempati, dan digunakan,
b.) Disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan.
4
Toha Andiko, “Konsep Harta Dan Pengelolaannya Dalam Alquran,” Al-Intaj 2, no. 1 (2016): 57–
70.
5
Zakiyatul Munawaroh, “Harta Dan Hak Kepemilikan Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Skripsi, 2019,
103, http://digilib.uinsby.ac.id/30326/3/Zakiyatul Munawaroh_E93214102.pdf.
6
Munawaroh.

6
Larangan pemaksaan kepada budak wanita untuk melakukan pelacuran
sedangkan mereka menginginkan kesucian. Namun jika mereka
menginginkannya, sesungguhnya mereka itu wanita pelacur yang wajib atas
tuannya untuk memperoleh upah. Dan Allah SWT menyeru orang yang
melakukan pemaksaan kepada mereka untuk bertaubat, akan diampuni dosa-
dosanya.

C. Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 87-88


1. QS. Al-Maidah ayat 87
ُّ‫ت َمٓا أَ َح َّل ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم َواَل تَ ْعتَد ُٓو ۟ا ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ اَل ي ُِحب‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا اَل تُ َح ِّر ُم‬
ِ َ‫وا طَيِّ ٰب‬ َ
ْ
َ‫ٱل ُم ْعتَ ِدين‬.
۟ ُ‫َءامن‬
Beriman ‫وا‬ َ Orang-orang yang Wahai ‫ٰيَٓأَيُّهَا‬

َ‫ٱلَّ ِذين‬
Yang baik-baik Kamu mengharamkan Jangan ‫اَل‬
€‫تُ َحرِّ ُموا‬ €‫تُ َحرِّ ُموا‬
Allah ُ ‫ٱهَّلل‬ َ َ‫أ‬
Menghalalkan ‫ح َّل‬ Apa ‫َمٓا‬
Kamu melampaui Dan jangan ‫َواَل‬ Bagi kalian ‫لَ ُك ْم‬
batas ‫ا‬€۟‫تَ ْعتَد ُٓو‬
Tidak ‫اَل‬ Allah َ ‫ٱهَّلل‬ Sesungguhnya ‫إِ َّن‬
Orang-orang yang Menyukai ُّ‫حب‬
ِ ُ‫ي‬
melampaui batas

َ‫ْٱل ُم ْعتَ ِدين‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu


mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah SWT
kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah
SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
2. QS. Al-Maidah ayat 88
َ‫ى أَنتُم بِِۦه ُم ْؤ ِمنُون‬ ۟ ُ‫م ٱهَّلل ُ َح ٰلَاًل طَيِّبًا ۚ َوٱتَّق‬€ُ ‫وا ِم َّما َرزَ قَ ُك‬
ٓ ‫وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذ‬ ۟ ُ‫ َو ُكل‬.
Telah memberi rezeki Dari apa ‫ِم َّما‬ Dan makanlah ‫وا‬ ۟ ُ‫َو ُكل‬
kepadamu ‫َرزَ قَ ُك ُم‬

7
Baik ‫طَيِّبًا‬ Halal ‫ح ٰلَاًل‬ َ Allah ُ ‫ٱهَّلل‬
Yang ‫ى‬ ٓ ‫ٱلَّ ِذ‬ Allah َ ‫ٱهَّلل‬ Dan bertakwalah
۟ ُ‫َوٱتَّق‬
kamu ‫وا‬
Orang-orang beriman Dengan-Nya ‫بِِۦه‬ Kamu ‫أَنتُم‬
َ‫ُم ْؤ ِمنُون‬

Artinya : “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah SWT
kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada
Allah SWT yang kamu beriman kepada-Nya.”
QS. Al-Maidah ayat 87-88, melarang setiap orang yang membuat aturan
yang melampaui batas tentang mengharamkan atau menghalalkan hal-hal
yang jelas dilarang atau dihalalkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga
kalian mempersempit apa yang Allah SWT lapangkan bagi mereka dan
meluaskan apa yang telah dipersempit Allah SWT kepada kalian.
Ayat-ayat tersebut menganjurkan memproduksi dan mengkonsumsi
barang-barang yang halal dan berkualitas bagi masyarakat yang beriman
sebagai sikap syukur yang telah dirizqikan oleh Allah SWT dan tidak boleh
merusak lingkungan dan membahayakan jiwa manusia dan alam.7

D. Tafsir QS. Al-Zukhruf Ayat 32


َ ‫ بَ ْينَهُم َّم ِعي َشتَهُ ْم فِى ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۚ َو َرفَ ْعنَا بَع‬€‫أَهُ ْم يَ ْق ِس ُمونَ َرحْ َمتَ َربِّكَ ۚ نَحْ نُ قَ َس ْمنَا‬
‫ْضهُ ْم‬
َ‫ت َربِّكَ خَ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُون‬ ُ ‫ بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا ۗ َو َرحْ َم‬€‫ضهُم‬ ٍ ‫ْض د ََر ٰ َج‬
ُ ‫ت لِّيَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬ €َ ْ‫فَو‬.
ٍ ‫ق بَع‬
Rahmat َ‫َرحْ َمت‬ Mereka membagi-bagi Mengapa mereka ‫أَهُ ْم‬

َ‫يَ ْق ِس ُمون‬
Kami membagi-bagi Kami ُ‫نَحْ ن‬ Tuhanmu ‫ك‬
َ ِّ‫َرب‬
‫قَ َس ْمنَا‬
Dalam ‫فِى‬ Penghidupan mereka Diantara mereka ‫بَ ْينَهُم‬
‫م‬€ُْ‫َّم ِعي َشتَه‬
Dan kami tinggikan Dunia ‫ٱل ُّد ْنيَا‬ َ ‫ْٱل‬
Kehidupan ‫حيَ ٰو ِة‬
‫َو َرفَ ْعنَا‬
7
Suqiyah Musfa’ah, “Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam,” UIN Sunan Ampel, n.d., 1–
243.

8
Sebagian ‫ْض‬
ٍ ‫بَع‬ َ ْ‫فَو‬
Diatas ‫ق‬ Sebagian mereka ‫ضهُ ْم‬ َ ‫بَ ْع‬
Sebagian mereka ‫ضهُم‬ ُ ‫بَ ْع‬ Agar mengambil ‫خ َذ‬ ِ َّ‫لِّيَت‬ ٍ ‫د ََر ٰ َج‬
Derajat ‫ت‬
Dan rahmat ‫ت‬ ُ ‫َو َرحْ َم‬ Pekerjaan €‫ريًّا‬
ِ ‫س ُْخ‬ sebagian ‫بَ ْعضًا‬
Dari apa ‫ِّم َّما‬ Lebih baik ‫خَ ْي ٌر‬ Tuhanmu ‫ك‬ َ ِّ‫َرب‬
Mereka kumpulkan

َ‫يَجْ َمعُون‬

Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah


yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami
telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah SWT yang menentukan
penghidupan dunia (kekayaan dan popularitas). Kekayaan seseorang terdapat
sebagian hak bagi yang miskin dan yang membutuhkan. Karena seseorang
tidak mungkin memperoleh sesuatu penghasilan dan keuntungan yang besar
tanpa bekerjasama yang baik dengan orang lain. Kerjasama yang baik bukan
berarti melestarikan kemiskinan tetapi berupaya meninggikan derajat kaum
dhuafa’. Rahmat Allah (balasan diakhirat) lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan (harta kekayaan).8 Jadi, hak setiap orang untuk memperoleh
rezeki dari Allah SWT sekaligus juga mengandung tanggungjawab sosial.9
Orang-orang kafir mempunyai pandangan materialistik yang sempit
karena mengukur sesuatu dengan harta dan kekayaan serta pengaruh padahal
rahmat Allah SWT meliputi segalanya. Islam membenarkan bekerjasama
yang dilandasi dasar kepercayaan, kejujuran, dan keikhlasan sambil
mengharap rahmat dari Allah SWT.
Isyarat yang terdapat pada ayat diatas kepada pihak yang melakukan
kerjasama memiliki hubungan fungsional dan sosial sekaligus. Keduanya
mengikat kerjasama dan menentang eksploitasi kerja. Eksploitasi kerja tidak
hanya membuat workcholik (mabuk kerja) dan kehilangan inovasi kerja tetapi

8
Ayat-ayat Ekonomi, Makna Global Dan Komentar, 2014.
9
Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-Kata Kunci.

9
juga menciptakan mustad’afin (kaum yang dilemahkan) yang akan
melahirkan kemiskinan.10

10
Ekonomi, Makna Global Dan Komentar.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi hanyalah
sebatas “mustakhlif” (trustee) diambil dari kata istakhlafa yang artinya
khalifah atau pemegang amanah Allah SWT. Pada dasarnya, harta hakikatnya
milik Allah SWT yang diamanahkan kepada manusia. Allah SWT lah yang
menentukan segala penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. Manusia
boleh mempunyai harta banyak, akan tetapi harus dimanfaatkan dengan cara
yang baik seperti memenuhi kewajiban zakat, shadaqah, infaq, dan lain-lain.
Memperoleh harta dilarang riba, mencuri, maupun curang. Demikian, akan
mewujudkan kehidupan yang sejahtera.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai
Memahami Tafsir Ayat Tentang Harta. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun
referensi yang menjadi bahan rujukan. Untuk itu kami dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang diberikan, guna penyempurnaan makalah
kami berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andiko, Toha. “Konsep Harta Dan Pengelolaannya Dalam Alquran.” Al-Intaj 2,


no. 1 (2016): 57–70.
Ekonomi, Ayat-ayat. Makna Global Dan Komentar, 2014.
Munawaroh, Zakiyatul. “Harta Dan Hak Kepemilikan Dalam Perspektif Al-
Qur’an.” Skripsi, 2019, 103. http://digilib.uinsby.ac.id/30326/3/Zakiyatul
Munawaroh_E93214102.pdf.
Musfa’ah, Suqiyah. “Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam.” UIN Sunan
Ampel, n.d., 1–243.
Tarigan, Azhari Akmal. Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an Sebuah Eksplorasi
Melalui Kata-Kata Kunci, 2012. http://repository.uinsu.ac.id/88/1/TAFSIR
AYAT-AYAT AL-QURAN.pdf.

12

Anda mungkin juga menyukai