Disusun oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Memahami Tafsir Ayat
Tentang Harta ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.
Harapan penulis, semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan atau pedoman bagi pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman dalam kepenulisan. Sekalipun telah diusahakan sebaik
mungkin, namun makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari pembaca diharapkan bisa untuk disampaikan demi
perbaikan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Tafsir QS. Al-Hadid Ayat 7..........................................................................3
B. Tafsir QS. Al-Nur Ayat 33............................................................................4
C. Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 87-88................................................................7
D. Tafsir QS. Al-Zukhruf Ayat 32.....................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang melakukan
hal-hal yang sebenarnya telah dilarang dalam ajaran agama Islam. Seperti
memperoleh dan membelanjakan harta yang tidak sesuai ketentuan-ketentuan
ajaran islam dan sebagian besar orang yang mempunyai harta melimpah
bersifat kikir, pemboros, dan mubazir. Masyarakat terkadang membeli
barang-barang mewah yang tidak sedang dibutuhkan dan mengabaikan
barang-barang pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Pandangan islam, harta juga sebagai alat untuk mendekatkan diri
kepada Allah (bukan satu-satunya tujuan dalam kehidupan) dengan sikap
dermawan, sebagai cara untuk meninggikan derajat seorang mukmin dan
memelihara kemuliannya, sebagai sarana memajukan masyarakat,
mempertahankan kehormatan, dan mengangkat martabat.
Kepemilikan harta secara mutlak hanya milik Allah SWT.
Sedangkan kepemilikan harta manusia hanya semu. Setiap jenis harta
mewajibkan bagi pemiliknya untuk zakat, sedekah, dan hal-hal yang
bermanfaat lainnya kepada orang yang berhak menerimanya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tafsir QS. Al-Hadid ayat 7!
2. Jelaskan tafsir QS. Al-Nur ayat 33!
3. Jelaskan tafsir QS. Al-Maidah ayat 87-88!
4. Jelaskan tafsir QS. Al-Zukhruf ayat 32!
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Hadid ayat 7.
1
2. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Nur ayat 33.
3. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Maidah ayat 87-88.
4. Mengetahui ayat, kebahasaan ayat, makna ayat atau tadabbur ayat, dan
hukum QS. Al-Zukhruf ayat 32.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-Kata
Kunci, 2012, http://repository.uinsu.ac.id/88/1/TAFSIR AYAT-AYAT AL-QURAN.pdf.
3
seluruh peran dan aktifitasnya harus mengikuti ketentuan syari’at Allah SWT
yang tidak hanya bersifat mekanistik dalam alam dan kehidupan sosial saja,
akan tetapi juga bersifat teistis (rabbaniyah), moral dan etis (khuluqiyah).2
Dalam islam, institusi filantropi seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf,
hibah, berperan membentuk karakter umat islam untuk peduli dengan
penderitaan orang lain. Harta sejatinya harus dapat digunakan menolong dan
meringankan beban orang lain agar tidak dikhawatirkan terjerumus kesifat
rakus dan tamak.3
Allah SWT juga menjanjikan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya dan berinfak dijalan-Nya itu dengan pahala yang
besar, keridhaan Tuhan mereka, dan tempat kemuliaan-Nya dengan
kenikmatan yang kekal disurga.
2
Tarigan.
3
Tarigan.
4
Kebaikan خَ ْيرًا Pada mereka فِي ِه ْم Kamu ketahui علِ ْمتُ ْم
َ
Harta ال
ِ َّم Dari ِّمن Dan berikanlah mereka
َو َءاتُوهُم
Dikaruniakan ٓ ٱلَّ ِذ
Yang ى Allah ِ ٱهَّلل
kepadamu َءات َٰى ُك ْم
۟ تُ ْكرهDan jangan َواَل
Budak-budak wanita َ فَتَ ٰيKamu memaksa ُوا ِ
تِ ُك ْم
Jika إِ ْن Melakukan pelacuran ْٱلAtas علَى
َ
بِغَٓا ِء
Karena kamu mencari لMenjaga ِّ kesucian Mereka menghendaki
۟ تَ ْبتَ ُغ
وا تَ َحصُّ نًا َأَ َر ْدن
Dunia ٱل ُّد ْنيَا Kehidupan حيَ ٰو ِةَ ْٱل Keuntungan ض َ ع ََر
Maka sesungguhnya Ia memaksa mereka Dan barangsiapa َو َمن
فَإِ َّن يُ ْك ِرهه َُّّن
Sesudah بَ ْع ِد Dari ِم ۢن Allah َ ٱهَّلل
Maha penyayang حي ٌم ِ َّر Maha pengampun Memaksa mereka
َغفُو ٌر إِ ْك ٰ َر ِه ِه َّن
5
menepis dorongan hatinya dari pikiran yang menjerumuskan kedalam
perbuatan buruk.
Allah SWT memerintahkan penyambutan atas permintaan budak lelaki
atau perempuan untuk mukatabah (perjanjian pembebasan dengan syarat
penebusan) dan membuat perjanjian. Jika mereka punya kemampuan untuk
mencari penghasilan dan kebaikan agamanya, maka tidak merugikan orang
yang telah membantu mereka menyelesaikan perjanjiannya karena mereka
termasuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan lantaran tidak
mempunyai harta dan perintah Allah SWT untuk meringankan perjanjiannya
atau menggugurkan pembayarannya. Oleh karena itu, Allah SWT
menetapkan bagian zakat bagi budak yang telah membuat perjanjian.
Al-Qur’an mengajarkan prinsip unik tentang status kepemilikan harta.
Keunikan terletak pada prinsip umum bahwa harta bukan milik manusia atau
makhluk lain. Tetapi pemilik harta secara mutlak adalah Allah SWT.
Kepemilikan manusia hanya bersifat relatif, hanya sebatas melaksanakan
amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai ketentuan-Nya.4
Proses pemindahan kepemilikan harta didasarkan kepada aturan-aturan
Allah SWT kepada individu maupun umum. Harta diamanatkan kepada
manusia untuk menjaga dan memanfaatkannya dijalan yang sudah digariskan
oleh Allah SWT sesuai syariat dan membagikan sebagian harta untuk
membebaskan para budak wanita maupun laki-laki yang tidak memberikan
kemiskinan melainkan keberkahan dari Allah SWT.5
Jadi, manusia terhadap harta adalah sebagai berikut6 :
1. Bukan pemilik asli,
2. Hanya sebatas pemegang amanah,
3. Manusia menerima harta sebagai rezeki, diantaranya :
a.) Ketika didunia harta dimakan, dipakai, ditempati, dan digunakan,
b.) Disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan.
4
Toha Andiko, “Konsep Harta Dan Pengelolaannya Dalam Alquran,” Al-Intaj 2, no. 1 (2016): 57–
70.
5
Zakiyatul Munawaroh, “Harta Dan Hak Kepemilikan Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Skripsi, 2019,
103, http://digilib.uinsby.ac.id/30326/3/Zakiyatul Munawaroh_E93214102.pdf.
6
Munawaroh.
6
Larangan pemaksaan kepada budak wanita untuk melakukan pelacuran
sedangkan mereka menginginkan kesucian. Namun jika mereka
menginginkannya, sesungguhnya mereka itu wanita pelacur yang wajib atas
tuannya untuk memperoleh upah. Dan Allah SWT menyeru orang yang
melakukan pemaksaan kepada mereka untuk bertaubat, akan diampuni dosa-
dosanya.
َٱلَّ ِذين
Yang baik-baik Kamu mengharamkan Jangan اَل
€تُ َحرِّ ُموا €تُ َحرِّ ُموا
Allah ُ ٱهَّلل َ َأ
Menghalalkan ح َّل Apa َمٓا
Kamu melampaui Dan jangan َواَل Bagi kalian لَ ُك ْم
batas ا€۟تَ ْعتَد ُٓو
Tidak اَل Allah َ ٱهَّلل Sesungguhnya إِ َّن
Orang-orang yang Menyukai ُّحب
ِ ُي
melampaui batas
7
Baik طَيِّبًا Halal ح ٰلَاًل َ Allah ُ ٱهَّلل
Yang ى ٓ ٱلَّ ِذ Allah َ ٱهَّلل Dan bertakwalah
۟ َُوٱتَّق
kamu وا
Orang-orang beriman Dengan-Nya بِِۦه Kamu أَنتُم
َُم ْؤ ِمنُون
Artinya : “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah SWT
kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada
Allah SWT yang kamu beriman kepada-Nya.”
QS. Al-Maidah ayat 87-88, melarang setiap orang yang membuat aturan
yang melampaui batas tentang mengharamkan atau menghalalkan hal-hal
yang jelas dilarang atau dihalalkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga
kalian mempersempit apa yang Allah SWT lapangkan bagi mereka dan
meluaskan apa yang telah dipersempit Allah SWT kepada kalian.
Ayat-ayat tersebut menganjurkan memproduksi dan mengkonsumsi
barang-barang yang halal dan berkualitas bagi masyarakat yang beriman
sebagai sikap syukur yang telah dirizqikan oleh Allah SWT dan tidak boleh
merusak lingkungan dan membahayakan jiwa manusia dan alam.7
َيَ ْق ِس ُمون
Kami membagi-bagi Kami ُنَحْ ن Tuhanmu ك
َ َِّرب
قَ َس ْمنَا
Dalam فِى Penghidupan mereka Diantara mereka بَ ْينَهُم
م€َُّْم ِعي َشتَه
Dan kami tinggikan Dunia ٱل ُّد ْنيَا َ ْٱل
Kehidupan حيَ ٰو ِة
َو َرفَ ْعنَا
7
Suqiyah Musfa’ah, “Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Dan Bisnis Islam,” UIN Sunan Ampel, n.d., 1–
243.
8
Sebagian ْض
ٍ بَع َ ْفَو
Diatas ق Sebagian mereka ضهُ ْم َ بَ ْع
Sebagian mereka ضهُم ُ بَ ْع Agar mengambil خ َذ ِ َّلِّيَت ٍ د ََر ٰ َج
Derajat ت
Dan rahmat ت ُ َو َرحْ َم Pekerjaan €ريًّا
ِ س ُْخ sebagian بَ ْعضًا
Dari apa ِّم َّما Lebih baik خَ ْي ٌر Tuhanmu ك َ َِّرب
Mereka kumpulkan
َيَجْ َمعُون
8
Ayat-ayat Ekonomi, Makna Global Dan Komentar, 2014.
9
Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-Kata Kunci.
9
juga menciptakan mustad’afin (kaum yang dilemahkan) yang akan
melahirkan kemiskinan.10
10
Ekonomi, Makna Global Dan Komentar.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi hanyalah
sebatas “mustakhlif” (trustee) diambil dari kata istakhlafa yang artinya
khalifah atau pemegang amanah Allah SWT. Pada dasarnya, harta hakikatnya
milik Allah SWT yang diamanahkan kepada manusia. Allah SWT lah yang
menentukan segala penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. Manusia
boleh mempunyai harta banyak, akan tetapi harus dimanfaatkan dengan cara
yang baik seperti memenuhi kewajiban zakat, shadaqah, infaq, dan lain-lain.
Memperoleh harta dilarang riba, mencuri, maupun curang. Demikian, akan
mewujudkan kehidupan yang sejahtera.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai
Memahami Tafsir Ayat Tentang Harta. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun
referensi yang menjadi bahan rujukan. Untuk itu kami dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang diberikan, guna penyempurnaan makalah
kami berikutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12