Anda di halaman 1dari 4

Al-Muhkam Wa al-Mutasyābih

Ilmu Ma’rifat al Ahkam wal Mutasyābih


Ilmu ma’rifat al ahkam wal mutasyābih ialah ilmu yang menyatakan
ayat-ayat yang dipandang muhkam dan ayat-ayat yang dipandang
mutasyābih.

Pengertian Muhkam Mutasyābih Secara


Umum
Secara bahasa Muhkam berasal dari kata-kata, “Hakamtu dabbah wa
ahkamtu,” artinya saya menahan binatang itu. Kata al-Hukm berarti
memutuskan dua hal atau perkara. Maka, Hakim adalah orang yang
mencegah kedzaliman dan memisahkan antara dua pihak yang
bersengketa, serta memisahkan antara yang haq dan yang bathil, dan
antara kejujuran dan kebohongan. Dari pengertian inilah lahir kata
Hikmah, karena ia dapat mencegah sesuatu yang buruk atau tidak
pantas. Sedangkan kata Muhkam sendiri berarti yang dikuatkan atau
yang dikokohkan.

Secara istilah al-Muhkam berarti mengokohkan perkataan dengan


memisahkan berita yang benar dari yang salah, dan urusan yang lurus
dari yang sesat. Jadi Kalam Muhkam adalah perkataan yang seperti
itu sifatnya. Allah menegaskan dalam QS Hud ayat 1;

َ َ ۡ ُ َّ ۡ َ ّ ُ َّ ُ ُ ُ َ َ ۡ َ ۡ ُ ٌ َ ٓ
ۚۚ١ۚ‫ري‬ ٍ ‫الرۚۚلِتَٰبۚأحمًِجۚءايَٰخ ُۚۥۚثىۚف ِصوجۚيٌَِّۚلنۚحم‬
ٍ ِ ‫ِيمۚخت‬
1. “Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun
dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari
sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.”

Dengan adanya ayat diatas, maka bisa dikatakan bahwa “Al-Qur’an itu
seuruhnya Muhkam,” maksudnya yaitu seluruh kata-katanya kokoh,
fasih, dan terperinci. Sehingga yang haq itu jelas dan yang bathil itu
jelas.

Mutasyābih secara bahasa berarti Tasyābuh, yakni bila satu dari dua
hal serupa dengan hal yang lain. Dan Syubhah, ialah keadaan dimana
salah satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari yang lain karena
adanya kemiripan diantara keduanya secara konkrit maupun abstrak.

Allah berfirman QS al Baqarah ayat 25;

َ َّ ُ ُ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َّ َ ۡ ُ َ َّ َ َٰ َ َٰ َّ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ ّ َ َ
ۚ‫ج َۚت ِري ۚيٌِ َۚتخِّا ۚٱۡلٍه َٰ ۚر ُۚكًا‬ ٖ َٰ‫ج ۚأن ۚلّى ۚجن‬ ِۚ ‫ِيٌ ۚءايَْا ۚوع ًِوْا ۚٱهصوِح‬ ۚ ‫ش ۚٱَّل‬ ِۚ ِ ‫وب‬
ٓ َ ۡ ُ َ َ ٗ َٰ َ َ ُ ْ َُُ ُۡ َ ۡ َّ َ َ ْ ُ َ ٗ ّ َ َ َ ْ ُ
ۚ‫ۚرِ ۡزقاۚقالْا ۚهَٰذاۚٱَّلِي ۚ ُرزِق ََاۚيٌِۚقتن ۚوأحْا ۚۚة ِ ُِۚۦۚيتشتِّاۚ ۚولّى ۚفِيّا‬‫ُرزِقْا ۚي َِۡ َّاۚيٌِۚثًر ٖة‬
َ ُ َٰ َ َ ۡ ُ َ ٞ َ َّ َ ُّ ٞ َٰ َ ۡ َ
ۚۚ٢٥ۚ‫أزوجۚيطّرةۚوِىۚفِيّاۚخ ِِلون‬

25. “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan
dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya.”

Maksudnya, sebagian buah-buahan surga itu serupa dengan sebagian


yang lain. Karena adnya kemiripan dalam hal warna, tidak dalm hal
ras dan hakikat. Dikatakan pula mutasyābih adalah mutammasil
(menyerupai dalam perkataan dan keindahan). Jadi, tasyābuh al-
Kalam adalah kesamaan dan kesesuaian perkataan, karena sebagian
membenarkan sebagan yang lain serta sesuai pula maknanya. Inilah
yang dimaksud muhkam mutasyābih secara umum.

Pengertian Muhkam Mutasyābih


Secara Khusus
Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang muhkam dan mutasyabih
yang dimaknai secara khusus, sebagaimana dalam firman Allah QS.
Ali Imran ayat 7;

ُ ‫ب ۚ َوأُ َخ ُر‬
َِٰ َ َ‫ۚيت‬
ٞۚ‫شت َهَٰج‬ َٰ َ ۡ ُّ ُ َّ ُ ٌ َٰ َ َ ۡ ُّ ٞ َٰ َ َ ُ ۡ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ ٓ َّ َ ُ
ِۚ ‫ج ٌِۚ ۚأم ۚٱهمِت‬ ۚ ‫ب ۚيَُِ ۚءايج ُّۚممم‬ ۚ ‫ِي ۚأٍزل ۚعويك ۚٱهمِت‬ ۚ ‫ِ ْۚ ۚٱَّل‬
َ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ ۡ ٓ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ ٞ ۡ َ ۡ ُ ُ َّ َّ َ َ
َ َ َ َ َٰ َ َ
ۚ‫ِيٌ ۚ ِِف ۚقوْب ِ ِّى ۚزيغ ۚفيتتِعْن ۚياۚتشتُ ۚيَُِ ۚٱةخِغا ۚء ۚٱهفِخَثِۚ ۚ ۚوٱةخِغا ۚء ۚحأوِيو ِ ُِۚۦۚ ۚويا‬
ۚ ‫فأياۚٱَّل‬
َ َ َ ّ َ ۡ ّ ّٞ ُ َّ َ َ َ ُ َُ ۡ ۡ َ ُ َٰ َّ َ ُ َّ َّ ٓ ُ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ
ۚ‫ْن ۚ ِِف ۚٱهعِو ِۚى ۚ ۚيقْلْن ۚءايَاۚة ِ ُِۚۦ ۚك ۚيٌِ ۚعَِ ِد ۚربَِاهۚويا‬
ۚ ‫للهۚ ۚوٱهر ِسخ‬
ۚ ‫يعو ۚى ۚحأوِيو ُۚ ۚۥ ۚإَِّل ۚٱ‬
َ ۡ َ ۡ ْ ُ ْ ُ ٓ َّ ُ َّ َّ َ
ۚۚ٧ۚ‫ب‬ َٰ
ِۚ ‫يذلرۚإَِّلۚأولْاۚٱۡلهب‬

7. “Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepada kamu. Di


antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamāt, itulah pokok-pokok isi
Al-Qur´an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyābihāt. Adapun orang-
orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyābihāt daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta´wilnya, padahal tidak ada
yang mengetahui ta´wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyābihāt, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.”

Khusus dalam definisi muhkam dan mutasyābih, terjadi banyak


perbedaan pendapat. Yang terpenting diantaranya sebagai berikut:

1. Muhkām adalah ayat yang diketahui maksudnya, sedangkan


mutasyābih hanyalah diketahui maksudnya oleh Allah sendiri.
2. Muhkām adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui secara
langsung, sedangkan mutasyābih memerlukan penjelasan yang
merujuk pada ayat-ayat yang lain.
3. Muhkām adalah ayat yang maksudnya dapat segera diketahui
dengan jelas tanpa penakwilan, sedangkan mutasyābihāt
memerlukan penakwilan untuk mengetahui maksudnya yang
masih samar.Muhkam adalah ayat yang berbicara tentang
kefarduan, ancaman, dan janji, sedangkan mutasyābih
berbicara tentang kisah-kisah dan perumpamaan.

Tugas!:
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka sudah jelaslah apa
yang dimaksud dengan ayat-ayat al-Muhkam dan Mutasyābih dalam
al-Qur’an.
Oleh karena itu, maka tugas kalian adalah mencari ayat-ayat al-Qur’an
yang Muhkam dan mutasyābih sebanyak mungkin serta
terjemahannya minimal masing-masing 3 ayat. Okay! Lalu kumpul
secepatnya lewat Keti nanda seperti biasanya.

Syukron,
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai