Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

PSIKOLOGI SOSIAL
Dr. Adi Soeprapto
FUNGSI TEORI DALAM
PSIKOLOGI SOSIAL
Teori merupakan penjelasan lengkap mengenai gejala-gejala
yang berfungsi untuk (Hanurawan, 2010) :
Mengatur hasil pengamatan empiris dalam
bentuk informasi yang bermakna baru.
 Memungkinkan manusia melihat hubungan
antar gejala yang sebelumnya terpisah.
Merangsang timbulnya pemikiran dan penelitian
lebih lanjut.
.
TEORI-TEORI AWAL DALAM PSIKOLOGI
SOSIAL
Teori-teori awal psikologi sosial difokuskan pada dua kemungkinan
:
Perilaku diperoleh dari keturunan dalam bentuk instink-instink
biologis - lalu dikenal dengan penjelasan "nature".
Contoh :
Charles Darwin semua perilaku manusia merupakan serangkaian
instink yang diperlukan agar bisa bertahan hidup.
Mc Dougal sebagai seorang psikolog cenderung percaya bahwa
seluruh perilaku sosial manusia didasarkan pada pandangan ini
(instinktif).
TEORI-TEORI AWAL DALAM PSIKOLOGI
SOSIAL
Teori-teori awal psikologi sosial difokuskan pada dua kemungkinan :
Perilaku bukan diturunkan melainkan diperoleh dari hasil
pengalaman selama kehidupan mereka - dikenal dengan penjelasan
"nurture“.
Contoh :
William James, walau instink merupakan hal yang mempengaruhi
perilaku sosial, merupakan kebiasaan - yaitu pola perilaku yang
diperoleh melalui pengulangan sepanjang kehidupan seseorang.
John Dewey mengatakan bahwa perilaku kita tidak sekedar muncul
berdasarkan pengalaman masa lampau, tetapi juga secara terus
menerus berubah atau diubah oleh lingkungan - "situasi kita" -
termasuk orang lain.
PERSPEKTIF DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

 Seperangkat asumsi dasar tentang hal paling penting yang bisa


dipertimbangkan sebagai sesuatu yang bisa digunakan untuk
memahami perilaku sosial.
 Ada empat perspektif, yaitu :

1. Perilaku (behavioral perspectives)


2. Kognitif (cognitive perspectives),
3. Struktural (structural perspectives)
4. interaksionis (interactionist perspectives).
PERSPEKTIF PERILAKU
(BEHAVIORAL PERSPECTIVES)
 Perspektif perilaku menekankan pada cara individu sebagai
organisme membuat respon terhadap stimulus lingkungan
melalui proses belajar.
 Pendekatan ini awalnya diperkenalkan oleh John B. Watson
(1941, 1919). Pendekatan ini cukup banyak mendapat perhatian
dalam psikologi di antara tahun 1920-an s/d 1960-an.
 Para "behaviorist" memasukan perilaku ke dalam satu unit
yang dinamakan "tanggapan" (responses), dan lingkungan ke
dalam unit "rangsangan" (stimuli).
PERSPEKTIF PERILAKU
(BEHAVIORAL PERSPECTIVES)
 Menurut penganut paham perilaku, satu rangsangan dan
tanggapan tertentu bisa berasosiasi satu sama lainnya, dan
menghasilkan satu bentuk hubungan fungsional.
Contoh : sebuah rangsangan " seorang teman datang ", lalu
memunculkan tanggapan misalnya, "tersenyum". Jadi seseorang
tersenyum, karena ada teman yang datang kepadanya
 Teori-teori yang mencoba menjelaskan secara lebih mendalam
mengapa fenomena sosial yang diutarakan dalam pendekatan
perilaku bisa terjadi. Beberapa teori antara lain adalah Teori
Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) dan teori
pertukaran sosial (social exchange theory)
PERSPEKTIF KOGNITIF
(COGNITIVE PERSPECTIVES)
 Perspektif kognitif memandang manusia sebagai agen yang aktif
dalam menerima, memanfaatkan, memanipulasi dan
mentransformasi informasi yg diperolehnya karena memiliki
kemampuan berpikir, merencanakan, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan.
 Para pakar psikologi kognitif memiliki keyakinan bahwa pikiran
merupakan faktor utama terjadinya perilaku.
 Seorang psikolog James Baldwin (1897) menyatakan bahwa paling
sedikit ada dua bentuk peniruan, satu didasarkan pada kebiasaan
kita dan yang lainnya didasarkan pada wawasan kita atas diri kita
sendiri dan atas orang lain yang perilakunya kita tiru.
PERSPEKTIF KOGNITIF
( COGNITIVE PERSPECTIVES)

 Dua orang sosiolog W.I. Thomas dan Florian Znaniecki


mendefinisikan psikologi sosial sebagai studi tentang sikap,
yang diartikannya sebagai proses mental individu yang
menentukan tanggapan aktual dan potensial individu dalam
dunia sosial". Sikap merupakan predisposisi perilaku.
 Beberapa teori yang melandasi perpektif ini antara lain adalah
Teori Lapangan (Field Theory), Teori Atribusi dan Konsistensi
Sikap (Concistency Attitude and Attribution Theory), dan Teori
Kognisi Kontemporer.
PERSPEKTIF STRUKTURAL
(STRUCTURAL PERSPECTIVES)
 William James dan John Dewey menekankan pada penjelasan
kebiasaan individual, tetapi mereka juga mencatat bahwa
kebiasaan individu mencerminkan kebiasaan kelompok - yaitu
adat-istiadat masyarakat - atau struktur sosial .
 Para sosiolog yakin bahwa struktur sosial terdiri atas jalinan
interaksi antar manusia dengan cara yang relatif stabil. James
menguraikan pentingnya dampak struktur sosial atas "diri" (self) -
perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Masyarakat
mempengaruhi diri - self.
 Beberapa teori yang melandasi persektif struktur adalah Teori
Peran (Role Theory), Teori Pernyataan - Harapan (Expectation-
States Theory), dan Posmodernisme (Postmodernism).
PERSPEKTIF INTERAKSIONIST
(INTERACTIONIST PERSPECTIVES)
 Perspektif interaksionis mengemukakan bahwa manusia
merupakan entitas sosial yang saling berinteraksi dengan simbol
(seperti bahasa) dan mewariskan nilai dan budaya untuk mencapai
tujuan bersama.
 Dalam pandangan interaksionis, manusia memiliki kemampuan
mengkonstruksi tindakan dalam suatu situasi kemudian
melakukan negosiasi dengan individu lain dalam suatu interaksi.
 Dalam perspektif interaksionis ada beberapa teori yang layak
untuk dibahas yaitu Teori Interaksi Simbolis (Symbolic Interaction
Theory), dan Teori Identitas (Identity Theory).
PERSPEKTIF INTERAKSIONIST
(INTERACTIONIST PERSPECTIVES)
 Terdapat tiga ciri utama perspektif interaksionist :
1. Tindakan manusia terhadap sesuatu didasari makna sesuatu itu
bagi mereka.
2. Makna tersebut dihasilkan dari interaksi sosial.
3. Makna terbentuk dan termodifikasi berdasar pada proses
pemaknaan yang dilakukan individu dalam berinteraksi dengan
orang lain.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai