Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi :
ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu.
Psikologi Sosial
(Allport, dalam Fieldman, 1985) :
Bertujuan memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan
tingkah laku individu dipengaruhi oleh kehadiran orang lain baik secara
aktual (nyata) ataupun imagined (dibayangkan).
(Shaw & Costanzo, dalam Sarwono, 1987) :
Psikologi Sosial:
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai
fungsi dari rangsangan-rangsangan sosial
(manusia dan seluruh hasil karya manusia yang ada di sekitar individu).
(Brehm & Kassin ,1993):
Psikologi Sosial :
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara individu berfikir, merasa
dan bertingkah laku dalam latar atau setting sosial.
Psikologi Sosial:
Kajian ilmiah yang berusaha memahami keadaan dan sebab-sebab
terjadinya perilaku individu dalam situasi sosial (Baron &Byrne, 2004,
dalam Nasori Fuad)
Bagaimana hubungannya dengan ilmu sosial lainnya ?
Psikologi Sosial: (dalam diagram Venn)
Merupakan irisan dari himpunan ilmu sosial lainnya seperti politik, sejarah,
antropologi dan sosiologi.
Namun demikian ,
secara sendiri-sendiri, masing-masing disiplin ilmu tidak dapat memberikan
penjelasan secara memuaskan.
Psikologi Sosial berobsesi memberikan penjelasan yang tuntas.
Parilaku Psikologis sebagai manifestasi dari dinamika psikologisnya ada
tiga yakni:
Aktivitas: motorik, emosinal dan kognitif.
Behavioristik :
perilaku sebagai respons terhadap stimulus.
(hanya ditentukan stimulusnya).
Ia bersifat mekanistis. Individu/organisme tidak punya kemampuan
menentukan perilakunya.
Kognitifisme :
meskipun perilaku merupakan hasil dari S-R, namun berbeda, yakni tidak

mekanistis, tapi ada faktor/ kemampuan memilih.


Perilaku seseorang: tidak pasif sebagaimana paradigma behavioristik.
Artinya :
antara stimulus, organisme,dan perilaku sebagai respons, diformulasikan :
SOR. (S=stimulus, O=organisme, R=respons).
Dalam memberikan respons, organisme ikut ambil bagian.
(Woodworth dan Schlosberg, 1971) : R = f(S,O).
f=fungsi
mereka menyempurnakan :
R=f(S,A).
A=anteseden
Artinya : Apa yang ada dalam diri organisme yang berperan memberikan
respons adalah apa yang telah ada/apa yang telah dipelajari oleh
organisme yang bersangkutan.
Menurut Lewin :
B=f(E,O).
B=behavior, E=environment.
Menurut Bandura :
berupa segitiga B-E-P; di mana :
B= behavior,
E= environment,
P=person.
Cara-Pembentukan Perilaku
1-Kondisioning/Pembiasaan.
Pavlov (clascic)
Thorndike(Instrumental)
Skinner (Operant).
2.Kognitif/pengertian/
insight:
teori belajar kognitif
Jenis perilaku
( Skinner)
ada 2 macam
1-Innate behavior
(alami/perilaku yang dibawa organisme sejak lahir/ perilaku refleksif /tidak
dikendalikan oleh saraf otak misal: kedipan mata,dll ).
2-Operant behavior
(perilaku yang dibentuk melalui proses belajar).
Ini yang disebut proses psikologis yakni : STIMULUS - RESEPTOR- OTAK-

RESPON AFEKTIF.
(Branca, 1964 dalam , Bimowalgito)
BEBERAPA TEORI PERILAKU ada 5 yaitu :
1-Teori insting.
2-Teori dorongan (drive theory).
3-Teori insentif (incentive theory).
4-Teori atribusi.
5-Teori kognitif.
Teori Psikologi Sosial
Teori : Penjelasan lengkap tentang gejala-gejala
(Baron&Byrne, Hanurawan, 2012)
Fungsi Teori
(Dalam Psikologi Sosial)
Menjelaskan gejala-gejala psikologis dan perilaku individu dalam konteks
saling pengaruh dengan dunia sosial
Ada 8 Teori:
1. Teori Behavioristik bebasis pada stimulus dan respon melalui proses
belajar dan bisa diamati (overt)
2. Teori Belajar Sosial
(social learning theory/observational learning)
Perilaku sosial manusia sebagai hasil dari interaksi antara pengaruh situasi,
perilaku individu, kognisi dan emosi individu
3.Teori Gestalt dan Kognitif
Manusia adalah organisme yang memiliki kemampuan berfikir,
merencanakan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
4. Teori Lapangan (Field Theory /Life Space -Kurt Lewin)
Peristiwa perilaku ,seperti bermimpi, berkeinginan atau bertindak
merupakan fungsi dari ruang hidupnya.
5.Teori Pertukaran Sosial
(social exchange theory)
Individu memasuki dan mempertahankan suatu hubungan sosial dengan
orang lain karena ia merasa mendapat banyak keuntungan berupa ganjaran
dari hubungan itu.
Mengarah reciprocity
6. Interaksionisme Simbolik
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan mengkontruksi
tindakan mereka berdasarkan makna yang terkandung dalam suatu situasi.
7. Etnometodologi
Mengkaji aktifitas praktis hidup sehari-hari orang yang secara etnis hidup
dalam wilayah geografis dan kebudayaan tertentu.

Teori Peran (Role Theory)


Peran : Sekumpulan norma yang mengatur individu-individu yang berada
dalam suatu posisi atau fungsi sosial tertentu memiliki keharusan untuk
berperilaku tertentu
Menurut McDougall
(pelopor Psikologi Sosial) :
perilaku disebabkan karena insting (beberapa insting)/ innate/ bawaan.
Insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
.Allport tidak sependapat.
Ia menyatakan bahwa perilaku seseorang disebabkan banyak faktor,
termasuk orang-orang yang ada di sekitarnya dengan perilakunya
Teori dorongan:
Bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongandorongan atau drive tertentu.
Ini disebabkan kebutuhan organisme hingga mendorong perilaku.
Menurut Hull disebut drive reduction.
Teori insentif
Bertitik tolak bahwa perilaku organisme disebabkan adanya insentif.
Insentif juga disebut reinforcement baik positif maupun negatif.
Menurut teori atribusi
Perilaku organisme disebabkan disposisi internal maupun eksternal
Teori kognitif juga disebut Subjective expected utility.
Perilaku seseorang berdasarkan yang menguntungkan dirinya baik dengan
pertimbangan pengalaman maupun analisis ke depannya.
TEORI-TEORI TENTANG
HUBUNGAN SOSIAL
1 . Reinforcement affect Theory :
Daya tarik interpersonal dapat dikonsepsikan sebagai suatu proses belajar
(Byrne dan Clore, 1974).
.Stimuli berupa Reward dan Punishment.
Kita suka pada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman baik dan sebaliknya
2. Teori Pertukaran Sosial
(social exchange Theory).
HOMAN; dalam hal ini ada dua tipe hubungan
(Margaret Clark, 1986) yaitu :
a. Hubungan pertukaran
(Exchange relationships) hubungan di mana partisipan mengharapkan timbal balik secara
ketat (dangkal)
b- Hubungan komunal (communal relationship) lebih intim, melibatkan perasaan dan komitmen

3. Teori Keadilan (Equity Theory).


Teori ini sebagai turunan Exchange Theory; agar tukar menukar
menumbuhkan keharmonisan dan perasaan senang atau kepuasan maka
harus dilandasi prinsip keadilan.
PERILAKU PROSOSIAL
Segala bentuk perilaku yang memberikan konsekwensi positif bagi si
penerima , baik dalam bentuk materi,fisik maupun psikologis tetapi tidak
memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya.
(Dayakisni & Hudaniah,2009)
Faktor faktor yang mempengaruhi Prososial
Besar kecilnya kelompok
Beaya menolong
Nilai yang ada dalam diri seseorang
Altruisme (bagian dari prososial):
Tindakan sukarela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk
menolong orang lain tanpa mengharapkan apapun kecuali mungkin
perasaan melakukan kebaikan
( David O.Sears, dalam Nashori)
Perilaku prososial mencakup altruisme, sampai yang bermotif kepentingan
diri sendiri.
Ciri-ciri Altruisme
(Cohen, 1976 dalam Nashori):
1. Empati
2. Keinginan memberi
3.Sukarela
Ciri-ciri Altruisme
(Leeds, dalam Nashori) :
1. Bukan untuk dirinya sendiri
2. sukarela
3.sesusai dengan kebutuhan yang ditolong (yang didapat internal reward)
Faktor-faktor yang mendasari Prososial
Self-Gain
harapan seseorang untuk memperoleh/menghindari sesuatu mis;
pengakuan, pujian, dikucilkan orang
Personal Values and Norms
Adanya Nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasi individu melalui
sosialisasi (kebenaran, keadilan, take and gave)
Empathy:
kemampuan seseorang merasakan perasaan/pengalaman orang lain

FAKTOR SITUASIONAL DAN PERSONAL YANG BERPENGARUH PADA PERILAKU


PROSOSIAL; Ada 3
1. Karakteristik Situasional (situasi yang kabur/ samar-samar, jumlah
orang yang melihat kejadian)
2. Karakteristik orang yang melihat kejadian
(Usia, gender, ras, kemampuan untuk menolong)
3. Karakteristik Korban
(jenis kelamin, ras, daya tarik)
MOTIVASI UNTUK BERTINDAK PROSOSIAL
1.Empathy- Altruism Hypothesis
2 Negative State Relief Hypothesis (Egoistic theory)-mengurangi perasaan
negative/ rasa bersalah.
3. Emphathic Joy Hypothesis. /timbulnya perasaan positive.
REAKSI PENERIMA PERTOLONGAN
1. Equity Theory
2.Theory Pertukaran Sosial
3. Self-Threat of Recepient
CARA PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL
1.Penayangan model perilaku sosial
2. menciptakan superordinate identity
3.Menekankan perhatian terhadap norma-norma prososial
PERILAKU AGRESI
Suatu serangan yang dilakukan oleh organisme terhadap organisme lain,
obyek lain atau bahkan terhadap dirinya sendiri atau
Tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan
individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.
Meliputi :
Tujuan untuk melukai/ mencelakakan, individu yang menjadi pelaku,
individu yang menjadi korban, dan ketidak-inginan si korban menerima
tingkah laku si pelaku
Agresi : ada unsur KESENGAJAAN
1. Offensive Aggression:
Tidak secara langsung disebabkan oleh perilaku orang lain.
2. Retaliatory aggression :
sebagai respon terhadap provokasi orang lain.
3. Instrumental Aggression :
untuk tujuan tertentu.
4 . Angry Aggression :
melibatkan emosional

TEORI-TEORI AGRESI
1. Teori Insting
2.Teori Frustasi-Agresi
3.Teori Belajar Sosial
4.Perluasan Teori Frustasi-Agresi
5. Exitation Transfer Model
6. Egotism Threat : Kombinasi Faktor Kepribadian & Sos.
FAKTOR-FAKTOR PENGARAH DAN PENCETUS AGRESI
1. Deindividuasi
2.Kekuasaan dan Kepatuhan
3. Provokasi
4. Obat-obatan terlarang (Drug Effect)
5. Faktor-faktor yang mengurangi Hambatan untuk berperilaku agresi
KEPEMIMPINAN
Leadership is the exercise of authority and the making of decision
(Dubin, 1951)
Leadership is the process of influencing group activities toward goal setting
and goal achievement
(Stogdill,1950)
Beberapa aliran teori kepemimpinan:
1. Nativistis : Pemimpin itu dilahirkan.
2. Empiristis : pemimpin itu dibentuk
3.Konvergensi : paduan 1 dan 2.
Teori-teori kepemimpinan
(Stogdill,1974)
a. Greatman theory (traits of leadership)
b.Enviromental theory (ruang dan waktu)
c.Personal-situation theory (interaksi antara individu dengan kondisi)
d. interaction-expectation theory (yang dipimpin tidak sebagai obyek)
e. Humanistic Theory (yang dipimpin adalah makhluk sosial yang
berperasaan, kemampuan aneka kebutuhan )
f. Exchange theory(saling terpuaskan)
KEPEMIMPINAN
VARIABEL KEPEMIMPINAN
1-Adanya seorang pemimpin
2- Adanya kelompok yang dipimpin
3- Adanya tujuan/sasaran yang dicapai
4- Adanya aktivitas
5- Adanya interaksi

6- Adanya otoritas
KONFLIK
Situasi di mana dua orang/kelompok atau lebih tidak setuju terhadap hal-hal
pada situasi tertentu/keadaan yang antagonis
MACAM-MACAM KONFLIK
1. Konflik intrapersonal
ada pada diri seseornag
2. Konflik Interpersonal
Konflik antar pribadi bisa berkembang ke arah intra group
3.Konflik Intragroup
Konflik antar anggota dalam satu kelompok
4.Konflik Intergroup
Konflik antar kelompok
5.Konflik Antarorganisasi
mis. Konflik antar perusahaan
6.Konflik Antarnegara
KONFLIK DESTRUKTIF V KONSTRUKTIF
Destruktif;
apabila anggota kelompok merasa tidak puas dengan hasil yang didapat
merusak
Konstruktif;
berdampak positif bila dapat dipecahkan secara baik (mis. Kepercayaan yang besar,
meningkatkan harga diri kelompok, mempererat hubungan dalam kelompok
Konteks sosial dalam konflik--> Ingroup/outgroup
PENGELOLAAN KONFLIK
Ada 2 cara:
1.pelatihan keterampilan antar pribadi
2.Campur tangan pihak ketiga
Ad. 1
a.Mendengarkan secara aktif dan reflektif pihak lain
b. Melatih dan menumbuhkan empati.
c. Menerima, memberi dan menggunakan masukan yang konstruktif
(kelompok lawan)
d. Kontak secara langsung
Ad. 2
A.Keputusan Pengadilan
B. melibatkan mediator
C.pendamai
D.Pencari fakta

PENYELESAIAN KONFLIK
ada 2 model
1. Win-Lose solution
2. Win-Win Solution
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
Two heads are better than one
(Heywood, dalam Walgito)
Two heads are better, sometimes
(Forsyth, dalam walgito)
It is only under certain conditions that group decisions are better
than individual ones
(Johnson, dalam Walgito)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERTINGGI EFEKTIFITAS PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH KELOMPOK
1.Interdependensi Positif
2. Individual Accountability
3.Promotive Interaction
4.Socially Skilled Group Members
5.Group Processing
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
1.Lack of Group Maturity
2. Uncritically Giving Ones Dominant Responses.
3. Social Loafing (Malas-malasan)
4.Conflicting Goals of Group Members
5.Failure to Communicate and Utilize Information
6.Egocentrism Of Group members
7.Lack of Sufficient Heterogenity (kurangnya heterogenitas)
8. Inappropriate Group Size (ukuran kelompok yang tidak tepat)
9. Lack of Sufficient Time
METODE PENGAMBILANKEPUTUSAN
1. Oleh Otoritas Tanpa Diskusi Kelompok
2. Otoritas Setelah Mengadakan Diskusi Kelompok
3, Oleh Seorang Ahli (Expert)
4. Dengan Rerata Pendapat Individu
5. Oleh Minoritas
POWER
Kemampuan pemimpin mempengaruhi (to influence) / menolak pihak lain (to
resist)
Power sebagai Need
(Mc Clelland)
Need for Achievement (nach) Need for affiliation Need for Power

Macam-macam Power
Reward Power
Coercive Power
Legitimate Power
Referent Power
Expert Power
Informational Power
PERILAKU PROSOSIAL
Perilaku yang memiliki konsekuensi positif pada orang lain.
Ciri-ciri :
Menolong (fisik/psikologis)
Berbagi rasa (kesediaan)
Kerjasama
Menyumbang
Perduli
Prososial equilibrium
Kecenderungan menolong tergantung:
Besar/kecilnya kelompok
Cost
Value
SIKAP
Penilaian subyektif seseorang terhadap terhadap suatu obyek sikap
(Baron dan Byrne)
Atau :
Predisposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif,
emosi dan perilaku yang diarahkan bada suatu obyek, pribadi dan situasi
khusus dalam cara-cara tertentu
(Strickland)
Atau:
Pola yang menetap berupa respons evaluatif tentang orang, benda, atau isu
(Colman)
SIKAP (rangkuman)
Penilaian subyektif seseorang terhadap suatu sikap
Tendensi untu bereaksi dalam cara suka atau tidak suka terhadap suatu
obyek
Struktur Sikap:
mengandung tiga komponen :
1. Komponen kognitif:
berkaitan dengan pengetahuan ,pandangan, keyakinan
(bagaimana seseorang mempersepsi)
2.Komponen Afektif:
berhubungan dengan rasa senang (positif)/tidak senang(negatif) terhadap
suatu obyek sikap

3.Komponen Konatif (action component):


Berkaitan dengan kecenderungan (besar/kecil) bertindak terhadap suatu
obyek sikap
Analisis Fungsi Sikap
Fungsi Instrumental/ penyesuaian/manfaat (utility)
Fungsi pertahan Ego
Fungsi Ekspresi Nilai
Fungsi pengetahuan
Determinan Sikap
Faktor Fisiologis
Faktor Pengalaman langsung thd obyek
Faktor kerangka acuan (nilai/hukum mana )
Faktor komunikasi sosial (sangat dominan).
Ciri-ciri sikap
Tidak dibawa sejak lahir
Selalu berhubungan dengan obyek sikap
Tertuju pada satu/sekumpulan obyek
Dapat berlangsung lama /sebentar
Mengandung perasaan dan motivasi
SELF / DIRI
(Self-Concept)
Diri : Keyakinan individu tentang atribut (ciri-ciri sifat) yang dimilikinya.
Pengetahuan dan keyakinan individu tentang karakteristik atau ciri-ciri
pribadinya.
(meliputi : kelebihan, kelemahan, situasi apa yang kita sukai/hindari.
Konsep diri
semua persepsi terhadap aspek diri yang meliputi; fisik, sosial dan
psikologis berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
(Alex Sobur)
Konsep Diri:
Merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri sebagai gabungan
dari keyakinan fisik, psikologi, sosial, emosional aspiratif dan prestasi yang
dicapai.
(Hurlock,1979 dalam Nurgufron& Rini )
Diri (The I/Konsep diri) dan Aku (Me/ kepribadian)
(Sarwono dalam Alex Sobur)
Konsep Diri :
Apa yang dipikirkan (komponen kognitif self- image) dan
apa yang dirasakan (komponen afektif self-esteem) mengenai diri
sendiri.

Konsep diri tidak sama dengan Kepribadian.


Konsep diri= saya seperti saya melihat diri saya sendiri
Kepribadian = saya seperti orang lain melihat saya
Self-Esteem
Penilaian individu tentang dirinya sendiri.
Self Esteem = harga diri
Terbentuk berdasarkan perasaan tentang kompetensi dan power
seseorang.
Self esteem=Harga diri
(Mirels dan PcPeek 1980, dalam Gufron, 2010) :
self esteem ada 2 kategori:
Akdemik dan Non-akademik
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri :
Internal : jenis kelamin, Inteligensi, kondisi fisik.
Eksternal : Keluarga, lingkungan sosial.
Locus of control
(Pusat kendali)
Adalah : gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu
perilakunya
Locus of control (Rotter):
Internal dan Eksternal
Internal : Hubungan antara perbuatan dan reinforcement yang didapatkan
adalah hubungan causalitas.
Eksternal : segala Peristiwa yang terjadi disebabkan oleh kondisi yang tidak
dikuasainya
Karakteristik Internal-Eksternal Locus of Control:
A. Internal
1. Suka kerja keras
2. Memiliki inisiatif tinggi
3. berusaha mengatasi problem solving
4. berfikir efektif
5hasil sebagai buah usaha
B. Eksternal:
Kebalikan dari karakteristik Internal
Perbedaan Internal dan Ekternal tidak dikhotomis tetapi kontinum dan
tidak statis.
Dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial
Sumber Pengetahuan Diri

* Socialization
*Reflected Appraisal / Looking-glass- self.
*Tanggapan orang lain
*Self Peception theory
*Kekhasan lingkungan
*Social comparison
*Social identity/ethnic identity
Kontrol diri :
Kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan
lingkunganya.
.Latar belakang:
Individu cenderung mengubah perilakunya sesuai dengan permitaan situasi
sosial yang kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat perilakunya lebih
responsif terhadap petunjuk situasionanal, lebih fleksibel, berusaha
memperlancar interaksi sosial, bersikap hangat dan terbuka.
Kegunaan Kontrol diri
(Gufron Nur, 2010,p.23)
1. membantu individu mengatasi kemampuan yang terbatas, menghindari
kerugian dari luar.
2. tidak ingin mengganggu kenyamanan dengan orang lain
3. memenuhi tuntutan masyarakat akan hal-hal yang telah terstandarisasi
bagi setiap individu.
4. Mengendalikan emosi (mengontrol kondisi fisik dan psikis agar menjadi
baik dan diterima lingkungan sosial)
Dinamika Kontrol Diri
1.Semakin tinggi kontrol diri semakin intens pengendalian terhadap tingkah
laku.
2. Kemampuan mengontrol diri berkembang seiring dengan bertambahnya
usia.
(=faktor internal kontrol diri)
Keluarga sebagai bagian dariFaktor eksternal Kontrol diri.
Perspektif Psikologi Sosial terhadap kesehatan mental
(Hanurawan,F)
Asumsi : suatu hubungan sosial yang bersifat tidak memuaskan atau
bersifat tidak harmonis dengan orang lain dapat menimbulkan tekanantekanan stres dalam individu.
Idealnya para praktisi psikologi klinis bekerjasama dengan para ahli
psikologi sosial/ paling tidak memiliki pengetahuan psikologi sosial.
Faktor-faktor Psikologi Sosial yang berpengaruh terhadap gangguan
kesehatan mental

1. Persepsi dan kognisi sosial


2.Atribusi sosial
3. komunikasi sosial
4.penyelesaian konflik
Gangguan kesehatan mental :
Perilaku individu yang menyimpang dari norma-norma sosial dalam suatu
lingkungan masyarakat
1.Persepsi dan kognisi sosial :
cara individu mempersepsi dunia sosial dan cara individu mempersepsi
dirinya dalam lingkungan sosial ,berpengaruh terhadap penilaian diri
seseorang.
2. Atribusi sosial:
adalah cara individu mempersepsi sebab-sebab timbulnya peristiwa di
lingkungan sosial.
Catatan :
yang dimaksud sebab-sebab meliputi; penilaian terhadap peristiwa sosial,
penilaian terhadap motivasi seseorang terhadap dirinya.
3.Komunikasi Sosial:
Komunikasi sosial yang lemah
( verbal maupun yang non verbal) dapat menyebabkan konflik konflik kecil
menjadi pertentangan besar yang tidak perlu dan tidak produktif
Catatan;
Cara lebih penting daripada substansi
4.Penyelesaian konflik:
Penyelesaian konflik yang tidak baik akan menyebabkan tekanan emosional.
PSIKOLOGI SOSIAL DAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Psikologi Lingkungan sebagai disiplin perilaku yang bersifat multidisipliner,
berfokus pada saling hubungan antara perilaku dan pengalaman seseorang
dengan lingkungan fisik maupun sosial
Topik psikologi lingkungan :
Psikologi lingkungan urban/perkotaan.
Misal: gejala stres lingkungan perkotaan akibat suhu panas, bising,
kepadatan, sosio spasial, kelebihan beban dan kontrol lingkungan, dimensi
keruangan sosial dll.
Respons terhadap stressor
(Lazarus dan Cohen):
1. reaksi somatik
2.reaksi adaptif, gangguan perilaku dan perilaku ekspressif
3. perilaku subyektif.

Masalah Lingkungan perkotaan


Kondusif terjadinya gangguan kesehatan mental.
Kondusif penurunan hubungan sosial
Faktor Kepadatan di perkotaan:
1.Kepadatan Internal
2.Kepadatan Eksternal

Anda mungkin juga menyukai