Anda di halaman 1dari 42

PSIKOLOGI KEPELATIHAN

oleh:
Nur Indah Pangastuti, M.Or
PSIKOLOGI

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu


psyche dan logos.

.
Psyche berarti
jiwa, sukma, dan secara harfiah
roh, PSIKOLOGI
adalah
logos berati ilmu ilmu tentang
pengetahuan atau jiwa.
studi
Ilmu yang
PSIKOLOG mempelajari
I PERILAKU manusia

PERILAKU adalah semua hal


yang dilakukan oleh manusia
Psikologi Kepelatihan
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam aktivitas olahraga yang berkaitan
dengan tingkahlaku dan pengalaman
individu ataupun kelompok individu yang
terjadi dalam proses interaksi antara pelatih
dan atlet serta gejala-gejala yang timbul
sebagai akibat perlakukan yang diberikan
pelatih.
Tujuan mempelajari Psikologi Kepelatihan

Click to edit Master text styles


Understanding : Second level
Memiliki Third level


Fourth level
pengetahuan
Fifth level

tentang konsep-
konsep dan
prinsip-prinsip
psikologi yang
umumnya
mendasari
tingkah laku
Tujuan Mempelajari Psikologi Kepelatihan

Predicting:
Berdasarkan
pengetahuan yang
dimilikinya,
diharapkan mampu
mendeteksi
Click to edit Master text styles
permasalahan- Second level
Third level
permasalahan


Fourth level
psikologis yang
Fifth level

terjadi di lapangan
Tujuan mempelajari Psikologi Kepelatihan

Controlling : Click to edit Master text styles


mampu menguasai Second level

Third level
dirinya dan
Fourth level
terampil mengatasi
Fifth level

permasalahan
kepelatihan
dengan Psikologis.
MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI KEPELATIHAN

1. Memahami gejala-gejala psikologis yang terjadi pada diri


atlet.
2. Memahami gejala-gejala psikologis yang dapat
mempengaruhi meningkat atau merosotnya prestasi atlet.
3. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan dampak
psikologis yang menguntungkan atau merugikan atlet.
4. Melakukan tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan
keadaan dan perkembangan psikologis atlet.
Weinberg dan Gould (1995)
Dua tujuan dasar:

Mempelajari bagaimana faktor psikologi


mempengaruhi performance fisik individu
Memahami bagaimana partisipasi dalam olahraga
dan latihan mempengaruhi perkembangan individu
termasuk kesehatan dan kesejahteraan hidupnya.
Weinberg dan Gould (1995)
Psikologi olahraga secara spesifik diarahkan untuk:
Membantu para profesional dalam membantu atlet bintang mencapai prestasi
puncak
Membantu anak-anak, penderita cacat dan orangtua untuk bisa hidup lebih
bugar
Meneliti faktor psikologis dalam aktivitas olahraga dan
Memanfaatkan aktivitas olahraga sebagai alat terapi, misalnya untuk terapi
depresi (Weinberg & Gould, 1995).
Weinberg dan Gould

Dalam prakteknya biasanya


memang terjadi saling mengisi,
dan kaitan keduanya demikian
eratnya sehingga menjadi sulit
untuk dipisahkan
Anshel (1997); Seraganian (1993);
Willis & Campbell (1992)
Psikologi Olahraga Psikologi Kepelatihan
diarahkan pada hubungan diarahkan pada aspek kognitif,
psikofisiologis misalnya responsi situasional dan psikofisiologis yang
somatik mempengaruhi kognisi, mempengaruhi PERILAKU
emosi dan performance PELAKUNYA, bukan mengkaji
PERFORMANCE OLAHRAGA
SEORANG ATLET
Adapun topik dalam psikologi
kepelatihan misalnya mencakup
dampak aktivitas fisik terhadap
emosi pelaku serta kecenderungan
(disposisi) psikologis, alasan untuk
ikut serta atau menghentikan
kegiatan olahraga, perubahan
pribadi sebagai dampak perbaikan
kondisi tubuh atas hasil latihan
olahraga dan lain sebagainya
(Anshel, 1997).
Psikologi Olahraga Psikologi Kepelatihan
Lebih diarahkan pada lebih terarah pada upaya
kemampuan prestatif membahas masalah-
pelakunya yang bersifat masalah dampak aktivitas
kompetitif; artinya, pelaku olahraga terhadap
olahraga, khususnya atlet, kehidupan pribadi
mengarahkan kegiatannya pelakunya.
olahraganya untuk mencapai
prestasi tertentu dalam
berkompetisi, misalnya
untuk MENANG Psikologi kepelatihan lebih
Psikologi olahraga lebih terarah pada aspek
terarah pada aspek sosial individual dalam upaya
dengan keberadaan lawan memperbaiki kesejahteraan
tanding psikofisik pelakunya
Psikologi Olahraga dan Kepelatihan

Kedua bidang ini demikian sulit untuk


dipisahkan, karena individu berada di
dalam konteks sosial dan sosial
terbentuk karena adanya individu-
individu. Di samping itu kedua bidang
ini melibatkan aspek psikofisik
dengan aktivitas aktivitas yang
serupa
PEMAHAMAN PERSONAL
KENALI DIRIMU..
KENALI LAWANMU
BERAPAPUN KALI ANDA
BERTANDING .MENANG.. (Napoleon)
(untuk atlet dan pelatih)

Click to edit Master text styles


Second level
Third level

Fourth level

Fifth level
KONSEP PEMAHAMAN DIRI/PERSONAL
ADALAH:

Bagaimana kita memahami diri kita sendiri

WHO AM. I ????


Apakah saya seorang calon pelatih ??

Apakah saya seorang pelatih .. ?

Apakah saya sudah berhasil melatih ?


dst.
DEFINISINYA PEMAHAMAN PERSONAL:

SUATU BENTUK PEMAHAMAN TERHADAP


DIRINYA SENDIRI DENGAN CIRI KHASNYA
SESUAI DENGAN KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN YANG DIMILIKI
DEFINISINYA PEMAHAMAN
PERSONAL ATLET:
SUATU BENTUK PEMAHAMAN TERHADAP DIRI SEORANG ATLET
DENGAN CIRI KHASNYA SESUAI DENGAN KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN YANG DIMILIKI
Pemahaman Personal
Yang Efektif

1. Harus memikirkan ide, gagasan, ilmu dengan


yang akan disampaikan.
2. Merubah ide, gagasan, ilmu dalam bentuk
pesan yang siap dikirimkan.
3. Menggunakan komunikasi dengan 2 jalur
(timbal balik).
4. Membuat situasi atlet dengan kondisi
memperhatikan.
5. Komunikasi dengan konsisten dan efektif.
6. Atlet dapat merespon pesan sesuai dengan
interprestasi pelatih.
HAL-HAL YANG MENGHAMBAT
PEMAHAMAN PERSONAL

1. Pelatih tidak tahu karakter atletnya, baik saat berlatih


maupun bertanding
2. Pelatih tidak punya cacatan pribadi tentang tentang diri
atlet secara lengkap (box Record)
3. Pelatih tidak tahu ritual-ritual yang positif maupun yang
negatif atas diri atlet ketika bertanding maupun berlatih
4. Pelatih tidak mampu mengembangkan komunikasi 2
jalur dengan baik
Keterampilan Personal Pelatih

Secara umum ketrampilan personal pelatih ini dapat dibagi dalam tiga
bagian sbb.:
1. Keterampilan teknis
2. Keterampilan diri
3. Keterampilan konsep.
keterampilan teknis antara lain seperti :

1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Kepemimpinan (Leading)
4. Pengawasan (Controllling)
Keterampilan diri
Kemampuan pelatih untuk menyesuaikan diri
dengan orang-orang, memotivasi mereka(atlet dan
lingkungannya), dan bekerja baik dalam lingkungan
olahraga, sangat tergantung pada keterampilan
pelatih.
Keterampilan ini sangat penting dalam
mempertahankan keharmonisan individu, regu,
team yang menyebabkan terjadinya perubahan
yang diperlukan, dan pengelolaan situasi konflik
yang potensial.
Memperbaiki keterampilan atlet akan memperbaiki
prestasi kepelatihannya secara menyeluruh.
Keterampilan Konsep.
Kemampuan mengenali bagaimana berbagai
coaching berfungsi tergantung pada satu dengan
lainnya dan bagaimana perubahan pada satu aspek
mempengaruhi aspek-aspek yang lain, adalah suatu
keterampilan konsep.

Contoh : kemampuan untuk melihat bagaimana


berbagai aspek dari persiapan mental berkaitan
dengan persiapan fisiologis untuk dapat
menghasilkan suatu prestasi puncak.

Contoh lain dalam lingkungan coaching adalah


kemampuan untuk melihat bagaimana keterampilan
atlet digabungkan dengan ketrampilan teknis untuk
menghasilkan suatu situasi optimal untuk
perkembangan atlet.
BEBERAPA PENDEKATAN DALAM
MEMBANGUN INTERAKSI PELATIH DAN ATLET

Pendekatan individual:
Pendekatan individual ini perlu karena adanya
individual diverences yang menuntut pemahaman
tingkahlaku tiap-tiap individu agar perlakuan-perlakuan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai
dengan sifat-sifat dan kemampuan atlet yang harus
dikembangkan.
Contohnya: ada atlet yang dapat meningkat motif
berprestasinya apabila ada sasaran dan target atau
insentif, yang lain ada yang meningkat karena ada
tantangan-2 yang dapat mengancam harga dirinya.
Pendekatan sosiologis
Pendekatan ini diperlukan karena perkembangan pribadi, sikap dan apirasi
atlet tidak dapat lepas dari latarbelakang kehidupan sosial, adat istiadat dan
kebudayaan masyarakat dimana individu hidup dan berkembang.
Pendekatan Interaktif
(Interaktif Interpersonal)
Kedudukan individu dalam kelompok akan melibatkan individu tersebut dalam
interaksi interpersonal baik antara atlet dengat atlet, atlet dengan pelatih, dan
atlet dengan pembina. Interaktif interpersonal menimbulkan dampak-dampak
psikologis tertentu
Pendekatan sistem
Berhasilnya pembinaan atlet tidak hanya
tergantung dari bakat kemampuan atlet dan
keahlian pelatih saja. Untuk mencapai prestasi
tinggi harus ada perenanaan yang baik dan upaya
pembinaan secara sistematis, beberapa faktor
perlu diperhatikan karena prestasi atlet pada
hakekatnya merupakan hasil sistem pembinaan,
yaitu keterpaduan antara komponen-komponen
sebagai suatu kesatuan yang ditujukan untuk
menghasilkan prestasi atlet yang setinggi-tinginya
Ada beberapa komponen yang perlu
diperhatikan dalam pendekatan sistem
Harus ditetapkan konsep dasar yang mantap;
Penetapan sasaran yang jelas sesuai dengan kemampuan dari komponen
yang ada;
Adanya pelatih dalam jumlah dan mutu yang memadai;
Bibit-bibit atlet berbakat;
Program latihan dan pertandingan yang terencana dengan sebaik-baiknya;
Tersediannya dana dan fasilitas;
Lingkungan fisik dan sosial yang menunjang;
Ilmuwan sebagai pemikir dn pembina sebagai; pengelola kegiatan pembinaan.
Secara khusus ada tiga komponen atau unsur yang berinteraksi dalam
proses pembinaan yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu: Pelatih; atlet
dan ilmuwan.
Prestasi tinggi akan dicapai apabila:
Dapat ditemukan calon atlet berbakat;
Atlet tersebut diberi perlakuan secara intensif dan benar
Perlakuan yang diberikan didasarkan atas pendekatan ilmiah secara
interdisipliner
Pendekatan Multi-Dimensional
Era baru perkembangan olahraga menuntut keterlibatan
berbagai disiplin ilmu. Ilmu-ilmu yang langsung dapat
dimanfaatkan untuk memacu peningkatan prestasi atlet
dapat dikelompokkan dalam ilmu-ilmu medik, ilmu
kepelatihan, dan ilmu psikologi. Termasuk ilmu medik
misalnya:fisiologi olahraga, biomekanika, antopometri dan
sebagainya; sedangkan ilmu kepelatihan meliputi
keterampilan-keterampilan teknik berbagai cabang
olahraga, taktik, strategi pertandingan, penyusunan
program latihan dan sebagainya; ilmu psikologi yaitu
psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikologi
olahraga, psikologi kepelatihan, mental training, dan
sebagainya.
Disamping ilmu-ilmu terapan tersebut perkembangan
olahraga juga tidak lepas dari tinjauan berbagai ilmu lain
misalnya seperti sosiologi, pendidikan ekonomi, antropologi
budaya, politik dan sebagainya. Ini semua menunjukkan
bahwa era baru perkembangan olahraga membutuhkan
pendekatan multi-demensional.
MENJADI PELATIH YANG SUKSES

PRINCIPLE OF COACHING
PRINCIPLE OF BEHAVIOR
PRINCIPLE OF TEACHING
PRINCIPLE OF PHYSICAL TRAINING
PRINCIPLE OF MANAGEMENT
Principle of Coaching
1. Membangun Philosophy Kepelatihan.
2. Faktor-faktor Objektif kepelatihan.
3. Memilih Gaya Kepelatihan.
4. Kepelatihan untuk Karakter.
5. Kepelatihan dengan berbagai macam Atlet.
Prinsip Behaviour (tingkah laku)

Komunikasi dengan Atlet kita.


Memotivasi Atlet Kita.
Melaksanakan tingkah laku atlet kita
Prinsip Mengajar
1. Pendekatan dengan permainan.
2. Mengajar Keterampilan Teknik.
3. Mengajar Keterampilan Taktik.
4. Perencanaan Pengajaran.
Prinsip Latihan Fisik
Dasar-dasar Latihan
Prinsip-prinsip latihan
Latihan Sistem energi.
Latihan Sistem muscular.
Sumber energi Atlet
Berperang dgn Drugs.
Prinsip Manajemen
Menjalankan Tim
Menjalankan Hubungan.
Menjalankan Resiko.
KODE ETIK PELATIH DI INDONESIA
1. Menghormati hak azasi manusia tanpa diskriminasi berdasarkan jenis-kelamin,
ras, keturunan, agama dan politik.
2. Menjamin lingkungan berlatih yang aman dan layak, dengan mempertimbangkan
usia, kedewasaan, dan tingkat keterampilan.
3. Memperlakukan setiap atlet sebagai individu.
4. Memperhatikan kualitas dan kemajuan pendidikan atlet.
5. Menjadi seorang profesional dan bertanggungjawab terhadap setiap tindakannya.
6. Memahami, mentaati, dan mensosialisasikan peraturan yang berlaku dalam
cabang olahraga.
7. Memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan prestasi dan membina perilaku
atlet.
8. Memberikan pelayanan optimal kepada atlet sesuai dengan kondisi fisik dan
psikis.
9. Mengawasi dan mencegah penggunaan obat terlarang, termasuk doping, dan
perbuatan yang melanggar hukum.
10. Menjaga citra pelatih dan memelihara standar mutu dan perilaku secara terus
menerus.
11. Menegakkan fairplay bagi diri sendiri dan atletnya.
12. Mengendalikan diri untuk tidak bersikap emosional terhadap atlet, wasit,
penonton, dan official lainnya.
13. Menghindari setiap bentuk godaan dan pelecehan seksual.
14. Menghindari merokok dan minum minuman beralkohol dilingkungan berlatih dan
kompetisi.
15. Memiliki kemampuan kerjasama dengan semua individu dan instansi terkait.
Dilihat Dari Pribadinya
Atlet top merupakan seseorang yang sangat
membutuhkan kemajuan
Dapat mengatasi tekanan dari kompetisi (sudah
berpengalaman)
Mempunyai daya tahan psikologis yang besar
Punya rasa percaya diri
Lebih stabil, realistis
Berkemauan keras (penampilan yang utama)
Profesional
Dilihat dari Perbandingan Antara Faktor Psikologis dan
Kesegaran Fisik
(A= Tingat Dunia, B= Tingkat Profesional, C= Tingkat
Klub)

5 1/5
4,5
4 2/4
3,5 3/3
3
2,5 Psikis
2 Fisik
1,5
1
0,5
0
A B C
Ada 3 Karakteristik Atlet Elit Dalam
Menjalani Latihan Mental
Mau menjalani latihan mental dengan sikap positif
Menjalankan setiap program latihan secara utuh
Memiliki kemampuan untuk menjalani latihan dengan sempurna, dan sebaik
mungkin
Bentuk Latihan Mental Yang
Umum Dilakukan Atlet Elit
Berfikir positif
Membuat catatan harian mental (mental log)
Penetapan Sasaran (Goal-Setting)
Latihan Relaksasi
Latihan visualisasi dan imajeri
Latihan Konsentrasi
Kapan Sebaiknya Atlet Melakukan
Latihan Mental
Latihan mental dilakukan sepanjang atlet menjalani latihan olahraga, karena
seharusnya latihan mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
program latihan tahunan atau periodesasi latihan, Tetapi ada yang memerlukan
waktu khusus (saat pertama mempelajari latihan relaksasi dan konsentrasi)

Anda mungkin juga menyukai