FILSAFAT UMUM
TUGAS KELOMPOK
WIWIK GAZALI
UMMUL ATIKAH
WIDI YUDISTIRA
SRI RANA
FAKULTAS PSIKOLOGI
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep akal badan berdasarkan teori interaksionisme
Bagaimana konsep akal badan berdasarkan teori paralelisme
Bagaimana konsep akal badan berdasarkan teori identitas
Bagaimana situasi actual berdasarkan fenomena parapsiologi
B. Tujuan Masalah
Menjelaskan tentang konsep akal dan badan berdasarkan teori
interaksionisme
Menjelaskan tentang konsep akal dan badan berdasarkan teori
paralelisme
Menjelaskan tentang konsep akal dan badan berdasarkan teori identitas
Menjelaskan tentang konsep akal dan badan berdasarkan fenomena
Parapsiologi
BAB II
PEMBAHASAN
Akal berasal dari bahasa arab al-aql yang secara bahasa berarti pengikatan dan
pemahaman terhadap sesuatu. Akal atau pikiran dapat dikatakan sebagai suatu
peralatan manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar.
Dalam teorinya, Freud membagi manusia menjadi 3 wilayah pokok, antara lain:
A. Teori Interaksionisme
Berdasarkan apa yang menjadi dasar dari kehidupan kelompok manusia atau
masyarakat, beberapa ahli dari paham Interaksi Simbolik menunjuk pada
“komunikasi” atau secara lebih khusus “simbol-simbol” sebagai kunci untuk
memahami kehidupan manusia itu. Interaksi Simbolik menunjuk pada sifat khas dari
interaksi antarmanusia. Artinya manusia saling menerjemahkan dan mendefinisikan
tindakannya, baik dalam interaksi dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri.
Proses interaksi yang terbentuk melibatkan pemakaian simbol-simbol bahasa,
ketentuan adat istiadat, agama dan pandangan-pandangan.
Tiga hal yang sangat penting mengenai konstruksi teori Interaksi Simbolik,
adalah (1) fokus pada interaksi antara pelaku dan dunia; (2) pandangan bahwa baik
pelaku maupun dunia sebagai proses yang dinamis dan bukanlah struktur yang statis;
dan (3) nilai yang dilekatkan pada kemaampuan pelaku untuk menginterpretasikan
dunia atau masyarakat sosial.
B. Teori Paralelisme
Teori ini menyatakan bahwa akal dan badan berjalan menurut sistemnya
sendiri, tidak ada hubungan timbal balik, sebab akibat dan interaksi antara
akal dan badan. Kedua bidang ini berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan
sistemnya yang semula yang artinya tidak ada hubungan antar keduanya.
Menurut seorang filosof yang bernama Leibniz yang mengatakan terdapat
preestablished harmony, yaitu kecocokan masing-masing yang sudah
diciptakan Tuhan sebelumnya. Contohnya dua buah kereta api yang berjalan
sejajar di atas rel mereka masing-masing. Meskipun terlihat bergerak bersama,
namun keduanya berjalan masing-masing, dan tidak saling mempengaruhi
satu sama lain. Pendapat Liebniz mengenai preestablished harmony dalam
Islam dikenal dengan sebutan sunatullah. Penerapan teori pararelisme dalam
kehidupan saat ini, yaitu ketentuan yang sudah dibuat oleh Tuhan, banyak
yang menyalah artikan. Misalnya kemiskinan, banyak yang membiarkan hal
itu terjadi, karena menganggap itulah takdir mereka sehingga membiarkan
atau tidak peduli terhadap masalah yang ada. Kritikan mengenai teori ini yaitu
dianggap seakan-akan membelah dunia menjadi dua bagian, tidak mencari
penjelasan dan mengingkari adanya permasalahan serta rencana seolah
menjadi tidak ada gunanya.
C. Teori Identitas
Teori Identitas terbagi menjadi dua, yaitu teori aspek ganda dan juga teori
kontemporer.
Teori Aspek Ganda
Menurut teori ini, baik akal maupun badan, merupakan kesatuan yang
terpisah dan berdiri sendiri, sehingga disebutkan bahwa sifatnya
identik. Jika dianalogikan, seperti sebuah koin mata uang. Dimana
memiliki dua sisi yang bebeda, namun ketika salah satu sisi
dihilangkan, maka tidak bernilai.
Teori Kontemporer
Teori ini mengatakan bahawa, keadaan-keadaan mental itu sama
dengan keadaan otak. Pembenaran yang diberikan kepada kepada teori
identitas adalah bahwa otak meskipun bersifat fisik, namun memiliki
hubungan yang mungkin cukup rumit dengan akal. Terdapat aliran
materialisme terhadap teori kontemporer. Yaitu rasa sakit, fikiran,
ingatan, kenangan semua itu memang ada, namun merupakan proses
system syaraf saja. Pandangan teori ini menghilangkan pemisah antara
akal dan badan. Namun, terdapat pula kritik mengenai teori ini, yaitu,
kurangnya bukti-bukti yang meyakinkan bahwa keadaan mental itu
sama dengan proses mental.
D. Fenomena Parapsiologi
Dalam pengertian sederhana, parapsiologi hanya menyangkut kajian
mengenai psikokenesis dan persepsi extra sensorik. Psikokenesis secara
harfiah berarti gerakan pikiran, adalah kemampuan fisik untuk mempengaruhi
objek-objek atau kejadian-kejadian dengan menggunakan pengaruh mental
semata. Ini lebih dikenal sebagai kekuatan pikiran atas materi. ESP mengacu
pada tiga fenomena yang berbeda yakni, telepati yang merupakan komunikasi
langsung antara dua pikiran tanpa menggunakan jalur-jalur sensorik yang
umum diketahui. Yang kedua,yaitu clairvoyance merupakan kesadaran akan
berbagai objek dan kejadian yang terjadi pada lokasi yang jauh, tanpa
menggunakan jalur-jalur sensorik yang diketahui pada umumnya. Dan yang
terakhir yaitu, prekognisi yang merupakan pengetahuan tentang kejadian-
kejadian yang belum terjadi, selain apa yang bisa diketahui dengan logika.
Namun dalam prakteknya, parapsiologi sering digunakan dalam paranormal,
yang tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akal dan badan belum sepenuhnya dikatakan saling mempengaruhi atau tidak
saling mempengaruhi sama sekali. Semua teori dan penjelasan yang ada,
sebaiknya direnungkan dan dikaji kembali. Dan dengan itu diharapkan dapat
bijaksana dalam menghubungkan akal dan badan.
Referensi:
https://sasasasen.wordpress.com/2013/10/03/filsafat-akal-dan-badan/
https://winmr.blogspot.com/2013/06/akal-dan-badan.html?m=1