Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

ETIKA FILSAFAT KOMUNIKASI


Manusia sebagai Pelaku Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses, komunikasi adalah kegiatan yang secara
berkesinambungan dilakukan oleh pelaku komunikasi. Jika dilihat dari prosesnya,
komunikasi diawali oleh kegiatan komunikator yang melemparkan pesan mellaui
media tertentu dan berharap usahanya ini diterima oleh komunikan dan dapat
menghasilkan sebuah umpan balik. Melihat proses ini tampaklah bahwa peran
komunikator sangat penting. Komunikasi tidak akan terjadi jika tidak ada manusia
sebagai pelaku komunikasi.
Secara teleologis dipahami bahwa komunikasi antar manusia adalah
bertujuan (teleologis). Komunikasi mengandung tujuan mengubah sikap, opini,
perilaku, kepercayaan,dll.
Kata kunci untuk memahami komunikasi di sini adalah manusia, oleh karena itu
perlu dibahas secara khusus apa manusia itu dengan segala seluk beluknya.

A. HAKEKAT MANUSIA
Apakah manusia itu? Berbicara mengenai manusia tidak sesederhana yang
kita pikirkan. Hal ini sudah menjadi bahan perbincangan para filsuf jauh sebelum
masehi.Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata dari bahasa Anglo-
Saxon, mann).Apaarti dasar dari kata itu tidak jelas, tetapi pada dasarnya bisa
dikaitkan dengan mens (Lat), yang berartiada yang berpikir. Demikian halnya arti
kata anthropos (Yun) tidak begitu jelas. Semula anthropos berarti seseorang yang
melihat ke atas. Akan tetapi sekarang kata itu dipakai untuk mengartikan wajah
manusia. Dan akhirnya,homo dalam bahasa Latin berarti orang yang dilahirkan di
atas bumi.

B. PANDANGAN FILSUF TENTANG MANUSIA


Karena filsafat merupakan karya manusia, semua bagian pokok filsafat
(epistemologi, etika, estetika, dan sebagainya) mengulas tentang hakikat manusia.
Kita mengumpulkan di sini sejumlah referensi yang banyak di antaranya berfungsi
sebagai definisi alternatif tentang hakikat itu.
1. Plato memandang manusia pada hakikatnya sebagai suatu kesatuan pikiran,
kehendak, dan nafsu-nafsu.
2. Aristoteles memandang jiwa sebagai forma tubuh menganjurkan suatu
kesatuan organik, yang dapat didefinisikan sebagai makhluk rasional.
3. Hsun Tzu beranggapan bahwa pada hakikatnya manusia itu jahat, dan dengan
begitu memerlukan latihan disiplin tubuh yang keras.
4. Agustinus memandang manusia sebagai kesatuan jiwa dan badan dinodai
oleh dosa warisan, dan dimotivasi oleh prinsip kebahagian. .
5. William dari Ockham memandang manusia sebagai suppositum intellectuale,
makhluk rasional utuh yang berada pada dirinya sendiri. Selanjutnya ia
berkeyakinan bahwa akal dan kehendak pada manusia bukan merupakan
fakultas-fakultas tersendiri.
Dari sekian banyak pendapat akan dicoba menjelaskan manusia dari
pandangan yang agak Iebih jelas yaitu pendapat Aristoteles Aristoteles mengatakan
bahwa di alam ini ada tiga jenis makhluk dengan roh yang tarafnya bertingkat-
tingkat.
a. Yang paling rendah tarafnya adalah anima avegetativa atau roh vegetatif
yang dimiliki tumbuh-tumbuhan. Jadi tumbuh-tumbuhan hanya mempunyal
roh vegetatif dengan fungsinya terbatas pada makan, tumbuh menjadi besar
dan berkembang biak.
b. Yang Iebih tinggi dari ituanima sensitiva atau roh sensitif yang dimiliki
binatang sehingga binatang yang memiliki dua jenis anima, yakni anima
vegetative dan anima sensitiva itu, selain menjadi besar dan berkembang
biak, juga mempunyai perasaan, naluri, nafsu sehtngga mampu mengamati,
bergerak, dan bertindak.
c. Yang paling tinggi adalah anima intelektiva atau roh intelek yang hanya
dimiliki manusia. Jadi manusia mempunyai tiga jenis anima atau roh. Karena
memiliki roh yang Iengkap itu, manusia menjadi besar, berkembang biak,
bernafsu, bernaluri, bergerak, bertindak, juga berpikir, berkehendak. Berbeda
dengan makhluk-makhluk lain, manusia memiliki kesadaran, sadar apa yang
ia lakukan, baik masa kini, masa silam, maupun masa mendatang.

C. PAHAM TENTANG MANUSIA


Dalam filsafat terdapat beberapa aliran atau paham mengenai manusia,
antara lain paham materialisme, paham idealisme, dan paham eksistensialisme.

1. Pandangan materialism
Memandang bahwa manusia adalah materi atau benda, tidak yang lain. Pada
hakikatnya manusia sama dengan yang lain dengan benda binatang, dan
sebagainya meskipun ada perbedaannya, karena manusia adalah materi yang ada
karena proses unsur kimia. Penganut teori ini salah satunya adalah Karl Marx
dengan marxismenya. Menurutnya manusia ialah apa yang mereka kerjakan,
sehingga yang menentukan hakikat manusia adalah tingkah lakunya. Meskipun
secara kimiawi manusia sama dengan hewan atau benda yang lain tetapi manusia
ada perbedaannya dengan mereka. Karena itu manusia harus menunjukkan tingkah
laku yang berbeda dengan hewan atau yang lainnya.
2. Paham Idealisme
Berasal dari kata eidos atau ide/pikiran. Manusia adalah manusia karena
mereka atau ia berpikir, karena ia sadar akan dirinya. Menurut Descartes bapak dari
pemikiran ini, manusia dengan idenya adalah sesuatu yang hebat karena meskipun
ia belum pernah mengalami sesuatu tetapi ia mampu tahu akan sesuatu. Misalnya
bagi kita yang belum pernah pergi ke Mars tetapi kita mampu tahu dan memikirkan
tentang mars. Ide yang ada di dalam manusia sama sekali tidak ada hubungannya
dengan apa yang ada di luar diri/ide manusia. Ini tampaknya merupakan
perkembangan dari filsafat Plato tentang manusia dan realitanya. Memang
Descartes tidak memungkiri adanya realitas di luar kesadaran tetapi ia
memisahkannya.
3. Paham eksistensialisme
Aliran ini menentang kedua pemikiran di atas. Yang dimaksudkan dengan
eksistensi adalah cara manusia berada di dunia. Cara inilah yang membedakan
manusia dengan benda lainnya. Berikut ini adalah kritik eksitensialis terhadap
pemikiran pemikiran di atas.
Pandangan ini sebaiknya digali dari sumber yang lebih komprehensif. Akan tetapi
pada bagian ini akan ditampilkan pandangan eksistensialisme dan keberatannya
terhadap paham-paham yang sebelumnya.
Menurut ajaran eksistensialisme, manusia bukan saja berada di dunia, tetapi
juga menghadapi dunia, menghadapi benda lain di dunia. Dan dalam menghadapi
barang itu, ia mengerti arti barang yang dihadapinya itu. Ia mengerti pula apa itu
hidup. Kesemuanya itu berarti bahwa manusia adalah subjek. Subjek artinya sadar,
sadar akan dirinya sendiri dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.

D. ETHOS KOMUNIKATOR
Pada dasarnya para komunikator perlu melengkapi diri Ethos, Pathos, Logos
Ethos, source credibility, yang ditunjukkan bahwa ia pakar di bidangnya dan ini
membuat komunikan merasa percaya.
Pathos, imbauan emosional, menggunakan gaya bahasa yang menarik, yang
membangkitkan semangat, membuat komunikan percaya.
Logos , imbauan logis, uraian yang masuk akal dapat diterima oleh komunikan.
Ethos mutlak dimiliki oleh komunikator. Apabila komunikator tidak memiliki
ethos maka setiap komunikasi yang dimiliki dapat menjadi boomerang bagi dirinya.
Untuk hal ini dikenal adanya komponen dan faktor ethos.

1. Komponen Ethos
a. Kompetensi (kemampuan,kewenangan)
b. Integrity (integritas/kejujuran)
c. Good will (tenggang rasa)
Komunikator menampilkan ethosnya kepada komunikan sesuai dengan
pilihannya. Apakah ia akan berbohong atau jujur terhadap komunikan sangat
tergantung pada piihannya, hanya saja jika ia mampu menunjukkan kepekaan
sosialnya maka ethosnya akan naik dimata komunikan

2. Faktor Pendukung Ethos


Adapun faktor faktor pendukung ethos adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Kesungguhan
c. Ketulusan
d. Kepercayaan
e. Ketenangan
f. Keramahan
g. Kesederhanaan
Perkembangan mengenai manusia didasari oleh 3 pandangan yaitu
Behaviouristik Psikoanalitik dan Humanistik. Berikut ini akan dibahas satu persatu
dari perkembangan tersebut.
1. Behaviouristik
Model sifat dasar bagi kaum behaviouristik adalah learning theory yang
menganggap bgahwa melalui peneguhan perilaku yang dapat diterima maka kita
mampu mengetahui struktur masyarakat.
Ada 3 asumsi pokok mengenai sifat dasar manusia yaitu:
a. Perilaku dipelajari dengan membuat asosiasi. Asosiasi dapat disebut sebagai
kebiasaan, refleksi atau hubungan antara respons dengan peneguhan hal
hal yang memungkinkan dalam lingkungan. Perilaku manusia diibaratkan
sebagai mesin yang terdiri dari bagian bagian yang berhubungan dan saling
bergantung satu sama lain sehingga stimuli dari satu bagian akan
menimbulkan respon bagi bagian yang lain.
b. Asumsi yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia bersifat hedonistik,
berupaya mencari kesenangan dan menghindari kesulitan. Hal ini diperjelas
dengan perilaku seperti misalnya jika saya berbuat baik pada orang lain maka
demikian juga mereka akan baik terhadap kita.
c. Perilaku pada dasarnya ditentukan oleh lingkungan Perilaku dapat dapat
dipelajari dan dihasilkan sehingga ia dapat dikendalikan. Dan perkembangan
seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

2. Psikoanalitik

Pandangan ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Menurutnya dorongan


mental berada dalam kendali manusia. Model ini bersifat internal dan bertentangan
dengan pendapat sebelumnya yang cenderung menganggap stimuli eksternal
merupakan pembentuk perilaku manusia.

3. Humanistik
Bapak aliran ini adalah Maslow. Aliran ini muncul bertujaun untuk membebaskan
pikiran manusia dari kungkungan pemikiran gereja di abad pertengahan 14
17.Konsep uatama yang disumbangkan oleh aliran ini adalah konsep mengenai
martabat dan kebebasan serta kemampuan untuk mengetahui dan
mengekspresikan perasaan, pikiran dan pengalaman.
Kaum eksistensialis melengkapi perkembangan aliran ini dengan hal hal
pokok mengenai manusia termasuk fokusnya pada perkembangan pribadi.
Perhatian utama adalah kepada perkembangan individualitas manusia serta
peranan etika dalam pengambilan keputusan yang memungkinkan integritas pilihan
yang bertentangan dengan fungsi sosial. Pada aliran ini ditekankan bahwa sesuatu
akan menjadi berarti apabila seseorang terlibat di dalamnya.
Adapun ciri ciri komunikator humanistik adalah:
a. Berpribadi
b. Unik
c. Aktif
d. Sadar diri dan keterlibatan social

Setiap hari orang membuat keputusan keputusan mulai dari keputusan


yang sederhana, setengah rumit bahkan keputusan yang rumit dimana efek dan
resiko dari setiap keputusan selalu ada. Tetapi pertanyaannya adalah, apakah benar
manusia itu merdeka? Apakah mereka memiliki kehendak bebas? Dalam filsafat
konflik yang tidak pernah usai adalah mengenai kebebasan dan determinisme.

Determinisme
Adalah teori yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini
termasuk manusia ada dibawah aturan hukum sebab akibat. Apa yang terjadi hari ini
adalah bagian dari masa lalu. Peraturan sebab akibat ini mengatur manusia dan
juga hukum alam dan karena manusia ditetapkan oleh hukum sebab akibat maka ia
tidak bertanggungjawab atas pilihannya.

Predestiny
Tuhan telah menentukan akan apa yang telah terjadi, jika Ia Maha Kuasa dan Maha
Tahu maka segala sesuatu telah ditetapkan olehNya. Semua yang ada di dunia ini
diatur oleh kemauan bebas oleh Tuhan. Doktrin ini berkembang bermacam
macam, mulai gari adanya kehendak bebas dalam pilihan manusia hingga yang
tidak.

Fatalisme
Kepercayaan bahwa segala sesuatu sudah ditentukan oleh Tuhan sehingga
manusia tidak mampu mengubahnya. Jadi manusia tinggal apsrah saja kepada
nasib dan suratan.

Indeterminisme
Merupakan lawan dari doktrin atau pandangan yang kaku. Aliran ini mengkritik
bahwa determinisme melawan kebebasan dan pertanggungjawaban moral manusia.
Kaum ini sangat mendukung pengungkapan pengalaman langsung (immediate
experience) maksudnya adalah jika kita mengalami sesuatu, ekspresikanlah jangan
hiraukan yang lain karena manusia memiliki kebebasan untuk itu.

Self Determinsime
Pertentangan antara determinis dan indeterminis tidak pernah berakhir. Di
satu sisi, oleh kelompok yang menyangkal adanya kebebasan dan mengamini
pernyataan bahwa dunia adalah panggung sandiwara dan kaum yang mengkritik
habis determinis tidak berujung pangkal dalam berkonflik. Mereka masing masing
bergerak ke arah dan dari arah sudut ekstrimnya masing masing.
Sikap yang ditawarkan oleh isme ini adalah menggabungkan diantara
keduanya. Determinsime diakui karena sebagai seorang ilmuwan dalam
memunculkan argumennya harus berdasar dan dasar dari sebuah ilmu (ingat syarat
ilmu) adalah adanya hukum sebab akibat dalam obyek obyek ilmu. Determinsime
merupakan presuposisi atau dasar dari penjelasan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai