Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT PENGANTAR

1. FILSAFAT MANUSIA

Filsafat adalah suatu pengetahuan atau ilmu dasar mengenai pembahasan untuk
mencari kebenaran terhadap suatu hal melalui bukti-bukti empiris dan dapat
dipertangggungjawabkan. Sedangkan pengertian manusia adalah ciptaan Tuhan yang
dianggap paling sempurna dan dikaruniai akal pikiran dan memiliki suatu tujuan
hidup. Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang
berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang
berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki
sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang
baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya
secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang
berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan
manusia hakekat manusia. Dari dua pengertian ini dapat disimpulkan bahwa
pengertian filsafat manusia adalah suatu ilmu yang membahas mengenai dasar-dasar
manusia baik berupa asal usul, kedudukan manusia di dunia, peran manusia sebagai
mahluk ciptaan Tuhan untuk berpikir untuk memperoleh kebenaran yang erat
kaitannya dengan hubungan logis antara ide-ide dasar yang tidak dapat dipecahkan
dengan ilmu empiris.

Filsafat manusia pula merupakan bagian integral dari sistem filsafat yang
mengarah pada hakekat dan esensi manusia. Hakekat manusia dalam pengertiannya
adalah tentu bukan fisik (tubuhnya), budaya atau hubungan dengan manusia lainnya.
Tetapi apa yang “ada” di balik tubuh, kebudayaan, dan hubungannya dengan manusia
lain.

2. CIRI-CIRI FILSAFAT MANUSIA


Filsafat manusia mempunyai ciri-ciri, antara lain sebagai berikut:

a. Ekstensif: manusia bersifat sinopsis dan universal, mencakup segenap aspek dan
dimensi yang terdapat dalam realitas manusia.
b. Intensif: filsafat manusia penjelasannya bersifat mendasar, hendak menggali inti,
hakikat, struktur dasar yang melandasi segenap kenyataan.
c. Kritis: mengkritisi hal apa saja baik langsung maupun tidak langsung yang
berhubungan dengan pemahaman diri tentang manusia

3. PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN ILMU-ILMU TENTANG MANUSIA

Dalam ilmu, ilmu tentang manusia membatasi penyelidikan pada gejala empiris,
yang besifat observasional maupun eksperimental, sebaliknya filsafat manusia tidak
membatasi diri sejauh masih bahan kajian filsafat manusia. Kemudian ilmu tentang
manusia cara kerjanya fragmentaris, hanya aspek atau bagian tertentu dari manusia
yang disentuh. Berbeda dengan filsafat manusia, yakni melihat gejala manusia secara
utuh dan menyeluruh. Dan bila ilmu adalah netral dan bebas nilai. Jika pada filsafat
manusia, nilai-nilai, apakah itu personal, moral, sosial, religius, atau kemanusiaan,
diperbolehkan.

4. HAKEKAT MANUSIA

Dalam hakekat manusia itu sendiri, manusia dapat diartikan sebagai homo
educandum (manusia berpikir dan bekerja). Dimana terdiri atas homo faber (mahluk
pekerja) dan homo mensura (mahluk penilai).

a. Manusia sebagai homo faber (mahluk pekerja).


Dalam hal ini dapat diartikan bahwa dalam siklus kehidupannya, manusia adalah
suatu mahluk yang gigih dan memiliki semabgat kerja dalam kaitannya dengan

susunan kodrat kejasmanian. Hal ini di bagi atas:

 Homo mechanicus (mahluk yang canggih)


 Homo erectus (mahluk yang berdiri tegak)
 Homo ludens (mahluk yang suka beriman)

b. Manusia sebagai homo mensura (mahluk penilai).

Artinya adalah manusia dalam hal ini adalah pribadi yang mudah memberikan
penilaian baik dalam diri sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini berarti manusia itu
memiliki jiwa yang kritis terhadap respons yang ia dapatkan. Manusia menggunakan
susunan kodrat kejiwaan dengan cara berpikir karena dikaruniai dengan akal sebagai
alat pemikir.

 Animal rationale ( mahkluk berakal).

 Animal simbolioum ( mahluk yang dapat memahami symbol)

 Homo recent (mahluk yang memiliki kepekaan rasa)

 Homo valents (mahluk yang inovatif/berpetualang)

Selain dari pengertian di atas, manusia juga dapat diartikan sebagai mahluk social
(homo economicus/mahluk yang selalu ingin memenuhi kebutuhan ekonomisnya dan
homo socius/mahluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain) dan kedudukan
manusia sebagai mahluk Tuhan dan pribadi mandiri (homo viatur/mahluk yang selalu
ingi cari jati diri dan homo religious/ mahluk yang ingin berbakti pada Tuhan).
5. OBJEK FILSAFAT MANUSIA

Dalam kajiannya, filsafat manusia terbagi atas obyek material dan obyek formal.
Antara lain:

a. Dalam obyek material, filsafat manusia mempunyai obyek yang sejajar dengan
gejala manusia dan bertujuan untuk menginterpretasi, memahami gejalapada
manusia.

b. Sedangkan dalam obyek formal, filsafat manusia membahas sedikit berbeda


dengan human studies/gejala manusia yang rata-rata berdasar pada penyidikan
gejala empiris, obyektif, dan normative (observasional dan esperimental). Selain
itu filsafat manusia juga membahas mengenai bentuk atau gejala apapun tantang
manusia sejauh mana dapat diartikan secara rasional menyangkup tentang aspek,
dimensi, nilai metafisik, spiritual dan universal.

6. TUJUAN FILSAFAT

Dengan mempelajari filsafat manusia, maka kita akan dibawa kepada suatu
panorama pengetahuan yang luas, dalam, dan kritis, yang menggambarkan esensi
manusia. Panorama pengetahuan seperti itu, paling tidak, mempunyai manfaat ganda,
yakni manfaat praktis dan teoretis.

Secara praktis filsafat manusia tidak saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa
manusia secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah
sesungguhnya diri kita didalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu.
Pemahaman yang demikian pada gilirannya akan memudahkan kita dalam mengambil
keputusan-keputusan praktis atau dalam menjalankan berbagai aktifitas hidup sehari-
hari, dalam mengambil makna dan arti dari setiap peristiwa yang setiap saat kita
jalani dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita.
Sedangkan secara teoretis, filsafat manusia mampu memberian kepada kita
pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya, kita bisa
meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi dibalik teori-teori yang
terdapat didalam ilmu-ilmu tentang manusia.

Manfaat lainya dalam mempelaari filsafat manusia adalah mencari dan


menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Setelah kita
mempelajari filsafat manusia, maka paling tidak kita akan dapatkan sebuah pelajaran
berharga tentang kompleksitas manusia, yang tidak habis-habisnya dipertanyakan apa
makna dan hakikatnya. Karena kompleksitas yang melekat pada manusia itu, seperti 
dari beberapa filsup yang menarik kesimpulan bahwa esensi manusia pada prinsifnya
adalah sebuah misteri, sebuah teka-teki yang barangkali tidak akan pernah terungkap
secara tuntas kapan dan oleh siapa pun.

7. MANUSIA DI PANDANG DARI ALIRAN IDEALISME

Idealime merupakan kebalikan dari materialisme. menurut aliran ini, kenyataan


sejati adalah bersifat spiritual. Sedangkan esensi kenyataan dari sepritual itu sendiri
adalah berfikir. (res-cogitans). Ciri utama yang menyakini adanya kekuatan spiritual
(roh absolut) di tidak balik setiap kejadian bisa dijelaskan berdasarkan pada
Menggunakan pengamatan empiris metafor-metafor kesadaran manusia. Misal:
kekuatan spiritual dianggap rasional, berkehendak, berperasaan, kreatif, dll.

Beberapa ilmu yang menganut paham idealism (spiritualisme) antara lain: teologi
(tauhid), sufisme, seminari, budhisme, dll (jika berasumsi bahwa semua berawal dari
kekuatan spiritual (roh absolut) atau sering disebut sebagaiTuhan). Tokoh-tokoh
idealism diantaranya yaitu : Plato, Hegel, Leibnitz, Aristoteles, Descartes, Kant,
Goethe, Agustinus.

8. MANUSIA DI PANDANG DARI ALIRAN MATERIALISME

Materialisme adalah paham dari filsafat manusia yang meyakini bahwa esensi

kenyataan, termasuk  manusia adalah bersifat material atau fisik. ciri utamanya adalah
bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (re extensa), dan bersifat
objektif. Disebut juga naturalisme karena kata materi digantidengan natur (alam) atau
organisme.

Ciri utamanya adalah menolak adanya kekuatan yang bersifat spiritual di


materialisme baik  Semua dijelaskan dalam hukumgejala yang bersifat material itu.
kausalitas (sebab- Material bergerak bukanakibat, stimulus-respons) dari dirinya,
melainkan dari kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Pakar materialisme menyebut
kekuatan itu mesin atau mekanis.

Ilmu alam yang menganut faham Materialisme diantaranya ialah fisika, biologi,
kimia, kedokteran, sebagian psikologi (psikobiologi, psikologi behavioristik),
sebagian sosiologi (jika berasumsi bahwa esensi alam semesta (termasuk manusia)
dan objek kajian-kajian ilmu alams epenuhnya bersifat material, sehingga bisa
dijelaskan secara kausa dan mekanis). Tokoh-tokoh materialisme antara lain, 1.
Anaximenes (585 -528), 2. Anaximandros (610 -545 SM), 3. Thales (625 -545 SM),
4. Demokritos (± 460 -545 SM), 5. Thomas Hobbes (1588 -1679), 6. La Mettrie
(1709 -1751), 7. Feuerbach (1804 -1877), 8. H. Spencer (1820 -1903), 9. Karl Marx
(1818 -1883).

Anda mungkin juga menyukai