Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN FILSAFAT

MANUSIA

By. Mu'minatus Fitriati Firdaus,


S.Fil.I, M.Phil.
BAB I: APA ITU FILSAFAT MANUSIA?

Sebagai cabang dari disiplin filsafat, filsafat


manusia sering disebut antropologi filsafat
(philosophical anthropology), psikologi
filosofis, psikologi rasional, atau psikologi
metafisik. Kata antropologi (digunakan pertama
kali di fakultas filsafat di universitas-
universitas di Jerman pada akhir abad 16)
berarti studi sistematis tentang manusia
sebagai makluk fisik dan moral.
Ada dua ungkapan yang dianggap sebagai moto
filsafat manusia, yakni “manusia adalah ukuran
segala-galanya” (man is the measure of all
things), dan “kenallah dirimu” (know thyself).
Ungkapan pertama berasal dari Protagoras,
seorang filsuf sofis di Yunani, sedangkan
ungkapan kedua berasal dari orakel Delphi, yang
kemudian juga ditegaskan kembali oleh
Heraclitus dan khususnya Socrates.
Definisi Filsafat Manusia
Filsafat adalah ilmu spekulatif yang
mempelajari seluruh realitas (being as being)
dan memformulasikan prinsip-prinsip serta
hukum-hukumnya.
Ilmu (science) adalah “bentuk pengetahuan yang
pasti, nyata, dan terorganisasi (certain,
evident, and organized body of knowledge) yang
muncul dari prinsip-prinsip.
Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang
terorganisasi (atau unified), dan unsur-unsur
pengorganisasi dasarnya adalah prinsip-prinsip
yang mengawali ilmu.
Sebagian besar pengetahuan kita juga hanyalah
pendapat (opini). Misalnya, adalah pendapatku
bahwa akan turun hujan sore ini.
Sebaliknya ilmu adalah pengetahuan yang pasti
(certain) dan nyata (evident): entah dengan
evidensi dan kepastian prinsip-prinsip pertama
atau menjadi nyata oleh penalaran kepada
konklusi-konklusi dari prinsip-prinsip itu,
sehingga konklusi-konklusi dilihat dari terang
prinsip-prinsip.
Ilmu dibagi dalam dua kelompok, yakni ilmu-ilmu
praktis dan ilmu-ilmu spekulatif.
Ilmu-ilmu praktis pertama-tama mencari
kebenaran sebagai alat untuk mencapai suatu
tujuan yang lain.
Misalnya, ilmu rekayasa (engineering) mencakup
studi tentang tekanan dan ketegangan (stresses
and strains) yang bertujuan agar jembatan,
gedung, atau struktur bangunan lain menjadi
kokoh sehingga tidak mudah roboh.
Obyek Filsafat Manusia
Setiap ilmu mempunyai obyek material dan obyek
formal.
Obyek material adalah apa yang diselidiki.
Obyek formal adalah sudut pandang (angle, point
of view) dalam menyelidiki obyek material serta
metode yang digunakan.
Berdasarkan definisi di atas obyek material
filsafat manusia ialah manusia, sedangkan obyek
formalnya adalah inti hakikat manusia, manusia
secara keseluruhan, manusia yang utuh (manusia
qua manusia), Hakikat manusia berarti struktur
manusia yang paling fundamental.
Filsafat manusia dan Ilmu-ilmu lain
Dalam mata kuliah ini, yang dimaksud dengan
“ilmu-ilmu lain” ialah ilmu-ilmu yang obyek
materialnya (subject matter) adalah manusia,
seperti psikilogi, sosiologi, teologi, sejarah,
dan kedokteran.
 Psikologi: mempelajari tingkah laku (behaviour)
manusia. Ia mempelajari hanya satu bagian/segi
dari manusia. Filsafat manusia mempelajari
hakikat terdalam manusia sebagai kesatuan jiwa
dan tubuh. Dengan kata lain, filsafat manusia
mempelajari manusia sebagai manusia (man as man),
manusia seutuhnya, manusia dari segala aspeknya.
 Sosiologi: mempelajari manusia dalam interaksi
dengan manusia lain. Psikologi menekankan
individu manusia, sedangkan sosiologi menyoroti
manusia sebagai makluk yang hidup dalam
kebersamaan dengan orang lain.Interaksi
antarmanusia dan anterkelompok itulah yang
menjadi kepentingan sosiologi. Jadi filsafat
manusia mempelajari manusia dalam segala
aspeknya, baik individual maupun sosial.
• Teologi: ilmu tentang Tuhan (science of god).
Obyek material teologi ialah Tuhan dan seluruh
ciptaan, termasuk manusia, dalam relasinya
dengan Tuhan (omnia pertractantur in sacra
doctrina sub ratione Dei, vel quia sunt ipse
Deus, vel quia habent ordinem ad Deum ut ad
principium et finem).
• Sejarah: mempelajari tentang bagaimana manusia
hidup di zaman dulu. Sejarah menjelaskan,
misalnya, mengapa dan bagaimana nenek moyang
kita hidup dan berperihidup.
• Kedokteran: mempelajari tentang manusia yang
sakit secara fisik sedangkan filsafat hendak
meneropong manusia sebagai suatu keutuhan
fundamental, tanpa membedakan yang sakit atau
sehat.
Pola-pola Pemikiran Filsafat Manusia
Manusia memiliki banyak dimensi sehingga tak
dapat dijelaskan dari satu segi saja. Manusia
adalah makluk yang menyimpan banyak rahasia
(homo absconditus) sehingga hanya dapat
diungkap atas kerjasama berbagai ilmu. Sejauh
ini dikenal beberapa pola pemikiran tentang
manusia sebagai hasil kerjasama lintas-ilmu.
Pola-pola itu ialah pola biologis, sosial
budaya, psikologis, dan teologis. Berikut
diuraikan secara ringkas pola-pola tersebut.
Pola Biologis
Pola ini dikembangkan oleh Buytendijk, A.
Portman, dan A. Gehlen yang mengacu pada aspek
biologis manusia dan kemampuan kreatifnya
diteropong menurut struktur fisiologisnya.
Menurut Buytendijk mendefinisikan manusia
sebagai makluk yang mampu melakukan abstraksi,
simbolisasi, dan penyusunan logis simbol-simbol.
Portman berpendapat bahwa meskipun ada kesamaan
antara hewan dan manusia, tetapi manusia
memiliki kekhasan seperti bahasa, posisi tubuh
vertikal, dan ritme pertumbuhan manusia yang
merupakan hasil dari kerja sama proses
keturunan dan sosial budaya. Manusia bersifat
terbuka, sedangkan hewan bersifat tertutup dan
deterministik.
Portman melihat manusia sebagai internalitas,
yaitu sebagai pusat kegiatan intern yang
menggunakan tubuh untuk mengekspresikan diri
dalam komunikasi dengan manusia lain.

Pola Sosial Budaya


Pola ini melihat manusia sebagai makluk yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk sejarah.
Manusia memiliki kodrat yang tidak seragam,
tetapi berwajah banyak. Pola ini merupakan
hasil kerjasama ilmu-ilmu seperti sejarah
kebudayaan, sosiologi kebudayaan, dan filsafat
sejarah. Tokoh-tokohnya antara lain Arnold
Gehlen, Erich Rothacker, dan Ernst Cassirer.
Pola Psikologis
Pola ini mengacu pada pandangan psikologi
tentang manusia. Filsafat manusia merumuskan
beberapa asumsi dasar tentang manusia dengan
menggunakan konsep-konsep ilmu psikologi.
Pandangan filosofis tentang manusia didasarkan
pada hasil penelitian deskriptif tentang kasus-
kasus pribadi seperti gejala tertawa, menangis,
mengkhayal, rasa malu, cinta, ketakutan, dan
lain-lain. Tokoh-tokohnya antara lain Plessner,
Ludwig Binswanger, Erwin Straus, dan Erich
Fromm.
Pola Teologis
Dalam pola ini manusia dilihat sebagai makluk
yang berdialog dengan Tuhan. Pola ini
menekankan manusia sebagai makluk yang memiliki
keterbukaan, individualitas dan bersifat sosial.
Tokoh-tokohnya antara lain Martin Buber, Emil
Brunner, dan Dietrich Bonhoeffer. Mereka
berpendapat bahwa untuk mengenal dan memahami
wahyu Tuhan, tidak cukup hanya dengan logika
intelek, tetapi yang dibutuhkan adalah logika
hati.
Manfaat Belajar Filsafat Manusia
Secara umum manfaat belajar filsafat manusia
tak dapat dilepaskan dari manfaat belajar
filsafat itu sendiri. Thiroux dalam buku
Philosophy, Theory and Practice (1985)
menggarisbawahi paling kurang empat manfaat
belajar filsafat yakni:
Pertama, filsafat membuat orang lebih sadar dan
kreatif.
Kedua, filsafat menumbuhkan dan memupuk sikap
toleran. Dengan selalu mempertanyakan keyakinan
dan teori, termasuk teorinya sendiri, orang
makin menyadari betapa sulit dan kompleksnya
masalah-masalah kehidupan.
Ketiga, filsafat memberikan metode sistematis
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan.
Filsafat mengajarkan bagaimana menyusun argumen
yang valid, bagaimana menghindari logical
fallacies.
Keempat, filsafat membuat kita jadi lebih
konsisten. Jika kita mempertanyakan sesuatu
secara mendasar, menganalisis, dan mengevaluasi
segalanya secara cermat, kita akan menjadi
lebih konsisten dalam kehidupan.
Referensi
Abel, Reuben (1976), Man Is the Measure, London: The
Free Press.
Carrel, Alexis (1935), Man the Unknown, New York.
Cassirer, Ernst (1987), Manusia dan Kebudayaan, Sebuah
Esai Tentang Manusia (terjemahan), Jakarta: Gramedia.
Leahy, Louis (1984), Manusia Sebuah Misteri, Jakarta:
Gramedia.
Vaske, Martin O (1963), An Introduction to Metaphysics,
New York: McGraw-Hill Book Company Inc.

Anda mungkin juga menyukai