Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 2

PSIKOLOGI
1  BAYU AKBAR SATRIAWAN (P17440203063)

2  DARRELL OLIVER KRISBINTORO (P17440203064)

3  ANNISA TARWIYANIDA (P17440203065)

4  DEWI SAFITRI YUFEN (P17440203066)

5  SIRLY SALSABILA (P17440203067)

6  BETY WIDIYA AYU ADITYA (P17440203068)

7  LUTHFIANA PUTRI ARTANTI (P17440203069)

8  ANNASTASYA ANINDITA (P17440203070)

9  GUSTI AYU PUTU NANDA SUANDEWI (P17440203071)

10  RENDRA JIHAN WICAKSONO (P17440203072)


Definisi Pembentukan Perilaku Manusia

Pembentukan berasal dari kata “bentuk” yang artinya wujud yang


ditampilkan. Sedangkan pengertian pembentukan sendiri adalah proses, cara
dan perbuatan membentuk.

Dalam KBBI, Perilaku didefinisikan sebagai suatu tanggapan atau reaksi


individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Dapat didefinisikan, perilaku
sebagai reaksi individu terhadap rangsangan. Perilaku berdasarkan sudut
pandang biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang dapat
diamati baik secara langsung maupun tidak langsung.
Teori dan Konsep Perilaku dalam Psikologi

Teori-teori awal yang dianggap mampu menjelaskan perilaku


seseorang, difokuskan pada dua kemungkinan
1. Perilaku diperoleh dari keturunan dalam bentuk instink-
instink biologis lalu dikenal dengan penjelasan ”nature”,
dan
2. Charles Darwin berpendapat bahwa perilaku bukan
diturunkan melainkan diperoleh dari hasil pengalaman
selama kehidupan mereka dikenal dengan penjelasan
”nurture”. Penjelasan ”nature” dikemukakan oleh ilmuwan
Inggris pada abad 19 di mana dalam teorinya “semua
perilaku manusia merupakan serangkaian instink yang
diperlukan agar bisa bertahan hidup”.
Ada empat perspektif, yaitu: perilaku (behavioral perspectives), Charles Darwin
kognitif (cognitive perspectives), stuktural (structural
perspectives), dan interaksionis (interactionist perspectives).
1. Perspektif Perilaku (Behavioral Perspective)

▪ James dan Dewey

Dalam psikologi obyektif maka fokusnya harus pada


sesuatu yang ”dapat diamati” (observable), yaitu pada
”apa yang dikatakan (sayings) dan apa yang dilakukan
(doings)”. Mereka percaya bahwa proses mental dan
juga perilaku yang teramati berperan dalam
menyelaraskan perilaku sosial. Para ”behaviorist”
memasukan perilaku ke dalam satu unit yang
dinamakan responses, dan lingkungan ke dalam unit
▪ John B. Watson (1941,1919) ”rangsangan” (stimuli).
Ketika Watson memulai penelitiannya, dia menyarankan
agar pendekatannya ini tidak sekedar satu alternatif bagi
pendekatan instinktif dalam memahami perilaku sosial,
tetapi juga merupakan alternatif lain yang memfokuskan
pada pikiran, kesadaran, atau pun imajinasi. Watson
menolak informasi instinktif semacam itu, yang
menurutnya bersifat ”mistik”, ”mentalistik”, dan
”subyektif”.
▪ B.F. Skinner (1953,1957,1974)

Mengubah fokus behaviorisme melalui


percobaan yang dinamakan operant
behavior dan reinforcement. Operant
condition adalah setiap perilaku yang
beroperasi dalam suatu lingkungan
dengan cara tertentu, lalu memunculkan
akibat atau perubahan dalam lingkungan
tersebut. Reinforcement dapat terjadi
positif dan negatif.
Teori Pembelajaran Sosial

▪ Neil Miller dan John Dollard (1941)

Dalam laporan hasil percobaannya mengatakan


bahwa peniruan di antara manusia tidak
disebabkan oleh unsur instink atau program
biologis. Proses belajar tersebut oleh Miller dan
Dollard dinamakan social learning.
▪ Albert Bandura dan Richard Walters
(1959,1963)
Bandura dan Walters menyarankan bahwa
manusia belajar banyak perilaku melalui
peniruan, bahkan tanpa adanya penguat
sekalipun yang diterima. Manusia bisa meniru
beberapa perilaku hanya melalui pengamatan
terhadap perilaku model, dan akibat yang
ditimbulkannya atas model tersebut disebut
observational learning
Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)

▪ George Homans (1961)

Bagi Homans, prinsip dasar pertukaran sosial


adalah distributive justice yang artinya bahwa
sebuah imbalan harus sebanding dengan
investasi. Prinsip ini mengatakan bahwa
seseorang dalam hubungan pertukaran
dengan orang lain akan mengharapkan
imbalan yang diterima oleh setiap pihak
sebanding dengan pengorbanan yang telah
dikeluarkannya makin tinggi
pengorbanan, makin tinggi imbalannya dan
keuntungan yang diterima oleh setiap pihak
harus sebanding dengan investasinya makin
tinggi investasi, makin tinggi keuntungannya.
2. Perspektif Kognitif (The Cognitive Perspective)

▪ James Baldwin (1897) ▪ W.I. Thomas dan Florian Znaniecki

Menyatakan bahwa paling sedikit ada dua Mendefinisikan studi tentang sikap diartikan
bentuk peniruan, satu didasarkan pada sebagai proses mental individu yang
kebiasaan kita dan pada wawasan kita atas diri menentukan tanggapan aktual dan potensial
kita sendiri dan atas orang lain yang individu dalam dunia sosial. Beberapa teori
perilakunya kita tiru. yang melandasi perpektif ini antara lain adalah
Teori Medan (Field Theory), Teori Atribusi dan
▪ Cooley (1902) Konsistensi Sikap (Concistency Attitude and
Attribution Theory), dan Teori Kognisi
Sepaham dengan pandangan Baldwin. Kontemporer
Keduanya memfokuskan perhatian mereka
kepada perilaku sosial yang melibatkan proses
mental atau kognitif. Kemudian banyak para
psikolog sosial menggunakan konsep sikap
(attitude) untuk memahami proses mental atau
kognitif.
Teori Medan (Field Theory)
▪ Kurt Lewin (1935,1936)

Menurutnya penjelasan bahwa semua peristiwa psikologis


apakah itu berupa tindakan, pikiran, impian, harapan, atau
apapun, kesemuanya itu merupakan fungsi dari life space
individu dan lingkungan dipandang sebagai sebuah
konstelasi yang saling tergantung satu sama
lainnya. Artinya ruang kehidupan merupakan merupakan
determinan bagi tindakan, impian, harapan, pikiran
seseorang.
Teori Atribusi dan Konsistensi Sikap
(Attitude Consistency and Attribution
Theory)
▪ Fritz Heider (1946, 1958)

Mengatakan bahwa manusia cenderung mengorganisasikan


sikap, sehingga tidak menimbulkan konflik. Intinya sikap
senantiasa disesuaikan dengan sikap orang lain agar terjadi
keseimbangan karena dalam situasi itu, menjadi lebih
nyaman dan mengorganisir pikiran dalam kerangka “sebab
dan akibat”. Heider memperkenalkan konsep causal
attribution yaitu proses penjelasan tentang penyebab suatu
perilaku internal causality dan external causality terdapat
dalam lingkungan atau situasi.
▪ Teori Kognitif Kontemporer Dalam tahun 1980-an oleh Markus dan
Zajonc (1985), Morgan dan Schwalbe (1990), dan Fiske and Taylor (1991)

Manusia memproses informasi dengan cara tertentu melalui struktur kognitif


yang diberi istilah schema berperan sebagai kerangka yang dapat
menginterpretasikan pengalaman-pengalaman sosial yang kita miliki dan
teori ini percaya bahwa manusia tidak bisa memahami perilaku sosial tanpa
memperoleh informasi tentang proses mental yang bisa dipercaya, karena
informasi tentang hal yang obyektif, lingkungan eksternal belum mencukupi.
3. PERSPEKTIF STRUKTURAL TELAAH

Untuk menjelaskan perilaku sosial seseorang dapat dikaji sebagai sesuatu


proses, yaitu:
1. Instinktif,
2. Kebiasaan
3. Proses mental
William James dan John Dewey menekankan pada penjelasan kebiasaan
individual, tetapi mereka juga mencatat bahwa kebiasaan individu
mencerminkan kebiasaan kelompok yaitu adat-istiadat masyarakat atau strutur
sosial.
a) Teori Peran Robert Park (1936) Beberapa teori yang
melandasi persektif strukturan adalah Teori Peran
(Role Theory), Teori Pernyataan Harapan
(Expectation-States Theory), dan Posmodernisme.

 Teori menggambarkan interaksi sosial


dalam terminologi aktor-aktor yang
bermain sesuai dengan apa-apa yang
ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan
teori ini, harapan-harapan peran
merupakan pemahaman bersama yang
menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Glen Elder (1975)

Membantu memperluas penggunaan teori


peran. Pendekatannya yang dinamakan life-
course memaknakan bahwa setiap
masyarakat mempunyai harapan kepada
setiap anggotanya untuk mempunyai perilaku
tertentu sesuai dengan kategori kategori usia
yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
c) Teori Pernyataan Harapan (Expectation-States Theory)

 Joseph Berger (1972)

Menurut teori ini, pada anggota kelompok membentuk


harapan atas dirinya sendiri dan kepada orang lain,
sesuai dengan tugas yang relevan dengan
kemampuan mereka. Harapan tersebut mempengaruhi
gaya interaksi di antara anggota kelompok. Maka yang
paling berpengaruh terhadap munculnya kinerja yang
diharapkan adalah hal yang berkaitan dengan
ketrampilan kerjanya. Anggota kelompok dituntut
memiliki motivasi dan ketrampilan yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok yang
diharapkan bisa ditampilkan sebaik mungkin.
Posmodernisme atau POSMO (Postmodernism)
oleh Denzin (1986), Murphy (1989), Dowd (1991),
dan Gergen (1991)

• Dalam pandangan teori ini upaya kita untuk


memenuhi peran yang dirancangkan untuk kita
oleh masyarakat, menyebabkan individualitas
kita digantikan oleh kumpulan citra diri yang
dipakai sementara dan kemudian kita
campakkan. Menurut teori ini, menyebabkan
manusia dipandang sebagai barang yang bisa
diperdagangkan-nilainya ditentukan oleh
seberapa besar yang bisa dihasilkannya.
4. Perspektif Interaksionis (Interactionist Perspective)

George Herbert Mead (1934)


▪ Keanggotaan dalam suatu kelompok sosial menghasilkan
perilaku bersama yang dikenal dengan nama budaya.
▪ Teori ini mengatakan bahwa individu yang memegang posisi
berbeda dalam suatu kelompok, mempunyai peran yang
berbeda, sehingga memunculkan perilaku yang juga berbeda
dan manusia sebagai bagian dari lingkungan sosial tersebut
juga telah membantu menciptakan lingkungan tersebut walau
manusia sadar akan adanya sikap bersama dalam suatu
kelompok/masyarakat, namun hal tersebut tidaklah berarti
bahwa manusia senantiasa berkompromi.
▪ Dalam perspektif interaksionis ada beberapa teori yang layak
untuk dibahas yaitu Teori Interaksi Simbolis, dan Teori
Identitas.
KONSEP-KONSEP PEMBENTUKAN PERILAKU

Perilaku manusia dapat diformulasikan sebagai berikut.


1. Teori lingkungan
Teori ini menjelaskan bahwa individu berperilaku, karena adanya rangsangan atau stimulus
(S) berasal dari dalam atau luar individu. Maka individu merespon atau menjawab. Proses
yang terjadi, stimulus diterima panca indera diteruskan ke otak untuk segera memberikan
jawaban atau respon dalam bentuk aktivitas. Formulasinya dapat digambarkan sebagai
berikut. S O R
Keterangan:
S = stimulus
O = organism/individu
R = respon
KONSEP-KONSEP PEMBENTUKAN PERILAKU

2. Teori lingkaran
Teori ini memandang terjadinya perilaku sebagai
suatu rangkaian dari adanya kebutuhan, motivasi,
tujuan dan kepuasan. Hal tersebut bila
digambarkan sebagai berikut.
 
 
 
MACAM-MACAM PERILAKU

MACAM-MACAM PERILAKU
1. Perilaku refleks, terjadi secara otomatis dan tidak disadari terjadi tanpa dipikir
atau keinginan bertujuan menghindari ancaman yang dapat merusak keberadaan
individu.
2. Perilaku refleks bersyarat, muncul karena adanya perangsangan tertentu yang
dapat merupakan pembawaan atau dipelajari (didapat dari pengalaman).
3. Perilaku bertujuan atau perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atau
merupakan rangkaian tahapan yang banyak. Ada tiga gejala yang menyertai
perilaku bertujuan pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan.
FAKTOR PENGARUH

Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Manusia menurut H. Purwanto (1998)


1. Faktor endogen (genetic/keturunan) meliputi: Jenis ras, Jenis kelamin, Sifat fisik,
Kepribadian, Bakat pembawaan, yaitu interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta
bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan, dan Intelegensi.
2. Faktor eksogen (faktor luar) meliputi : Faktor lingkungan, Pendidikan
(formal/nonformal), Agama, Sosial ekonomi, Kebudayaan, dan Faktor lain (susunan saraf
pusat, persepsi, dan emosi)
DOMAIN PERILAKU

Menurut Benyamin Bloom ada tiga yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut saling
berkaitan dan ini menentukan untuk terbentuknya perilaku baru. Urutan terbentuknya perilaku baru
adalah sebagai berikut.

Domain kognitif (Pengetahuan) domain afektif (sikap/ respon) domain psikomotor (penguasaan
terhadap kemampuan motorik)
JENIS-JENIS PERILAKU

A. Menurut Puspitasari (2013) dilihat dari B. Menurut Dahro (2012), jenis perilaku dibagi menjadi
dua yaitu:
bentuk terhadap stimulus menurut skinner, 1. Perilaku yang refleksif: merupakan perilaku
secara spontan yang terjadi atas reaksi terhadap
perilaku dapat dibedakan menjadi dua: stimulus yang didapatkan organism tersebut.
1. Perilaku tertutup (Covert Behavior): 2. Perilaku non refleksif: Perilaku ini dikendalikan
atau diatur oleh kesadaran atau otak. perilaku ini
masih terbatas pada perhatian, dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil
proses belajar.
persepsi pengetahuan atau kesadaran
dan sikap, belum biasa diamati oleh C. Menurut Okviana (2015):
3. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan
orang lain. pusat susunan saraf,
4. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau
2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior): instingtif,
5. Perilaku tampak dan tidak tampak,
bentuk tindakan nyata yang sangat 6. Perilaku sederhana dan kompleks,
mudah diamati atau dilihat orang lain. 7. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
PEMBENTUKAN PERILAKU MANUSIA

1. Dengan kondisioning atau kebiasaan: Dengan 3. Dengan menggunakan model: Pemimpin


cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya.
diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social
perilaku tersebut. Cara ini didasarkan atas teori learning theory) atau (observational learning theory)
belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh yang dikemukakan oleh (Albert Bandura, 1977).
Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner.
2. Dengan pengertian (insight): Cara ini didasarkan
atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan
adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike
dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan,
maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang
dipentingkan dalah pengertian.
PROSES TERBENTUKNYA PERILAKU

Menurut Skiner (1938) proses terbentuknya


 Menggunakan urut komponen–komponen itu
perilaku yaitu:
sebagai tujuan–tujuan sementara, mengidentifikasi
 Melakukan identifikasi tentang hal – hal yang
reinforcement atau penguat dan hadiah–hadiah
merupakan penguat atau reinforce berupa
atau reward untuk masing–masing komponen
hadiah – hadiah atau reward bagi perilaku
tersebut.
yang akan dibentuk.
 Melakukan analis untuk menidentifikasi
komponen – komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki.
Kemudian komponen – komponen tersebut
disusun dalm urutan yang tepat untuk menuju
kepada terbentunya perilaku yang dimaksud.
Teori Perilaku Manusia Menurut Para Ahli
Teori Perilaku Menurut Ahli

▪ Ensiklopedi Amerika , Robert Y. Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.

▪ Skinner, Seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

▪ Heri Purwanto, Perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai


kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.

▪ Petty Cocopio, Perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
obyek atau issue. 

▪ Chief, Bogardus, Lapierre, Mead dan Gordon Allport Menurut kelompok pemikiran ini sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu,
apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
▪ Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, Menurut mereka perilaku adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, baik perasaan mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable).
▪ Elton Mayo, munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo seorang psikolog bersama Fritz
Roetthlisberger dari Harvard University memandu penelitian tentang rancang ulang pekerjaan,
perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, dan
rencana upah individu dibandingkan dengan upah kelompok.
▪ Reward dan Reinforcement, Menurut pendapat mereka tingkah laku seseorang senantiasa
didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung
dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah.
▪ Chester Barnard, Barnard menekankan pentingnya pengakuan terhadap adanya organisasi
formal, Barnard merupakan orang pertama yang memperlakukan organisasi sebagai suatu system.
Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Perilaku
Manusia, Dikelompokkan dalam dua faktor besar yaitu
personal dan situasional
Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

▪ Faktor personal seringkali dipengaruhi oleh motif sosiogenis, atau sering juga disebut motif sekunder sebagai
lawan dari motif primer  (Jalaluddin, 2007).

▪ Motif ingin tahu, manusia berusaha memahami dan memperoleh dari dunianya oleh karena itu manusia
membutuhkan rujukan untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan Tindakan yang sesuai.

▪ Kompetisi, setiap orang ingn membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan dan
bergantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.

▪ Cinta, kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan menimbulkan peilaku manusia yang kurang
baik.

▪ Nilai, kedambaan, dan makna kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam
mengambil keputusan atau memberkan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam ini adalah motif-
motif keagamaan.

▪ Pemenuhan diri, dilakukan dengan berbagai cara diantaranya Mengembangkan dan menggunakan
potensi-potensi , Memperkaya kualitas kehidupan , Membentuk hubungan yang hangan dan berarti
dengan orang-orang sekitar, `dan menjadi personal yang kita dambakan.
Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia,

▪ Ekologis, menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku.

▪ Temporal, yang mempengaruhi manusia bukan saja di ana mereka berada tetapi juga bilamana
mereka berada.

▪ Teknologi, Mrshall McLuhan (1964) menunjukkan bahwa bentuk teknologi komunikasi lebih penting
daripada isi media komunikasi

▪ Sosial, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang


menata perilaku manusia.

▪ Psikososial, sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi


perilak kita dalam lingkungan itu.

▪ Stimuli yang Mendorong dan Memperteguh Perilaku, Situasi yang permisif memungkinkan orang
melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif enghabat orang untuk
berperilaku sekehendak hatinya.
Menurut Sunaryo (2004)
faktor yang mempengaruhi perilaku manusia ada 2

FAKTOR GENETIK ATAU KETURUNAN FAKTOR EKSOGEN ATAU FAKTOR DARI LUAR
INDIVIDU
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu.

▪ Jenis ras, setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan yang lainnya.

▪ Jenis kelamin, Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan
emosional atau perasaan.

▪ Sifat Fisik, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

▪ Sifat kepribadian manusia, Maramis (1999) adalah “keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan
oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”.

▪ Bakat Pembawaan, Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan
untuk pengembangan

▪ intelegensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi, sedangkan individu yang intelegen yaitu individu yang dalam
mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah.
Faktor Eksogen atau Faktor dari Luar Individu

▪ Faktor Lingkungan, menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik


fisik, biologis maupun sosial.

▪ Pendidikan,  melibatkan masalah perilaku individu

▪ Sosial ekonomi, salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang
adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial
ekonomi.

▪ Kebudayaan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup,
senikesusastraan, agama, rekreasi, dan hiburan.
KESIMPULAN
KESIMPULAN

▪ Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Psikologi memandang perilaku manusia (human
behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks.

▪ Ada beberapa pendapat yang menyatakan jenis- jenis dari perilaku, menurut Puspitasari (2015) perilaku dibagi
menjadi dua yaitu perilaku terbuka dan perilaku tertutup. Sedangkan menurut Dahro (2012) perilaku dibedakan
menjadi perilaku refleksif dan non refleksif. Sedangkan menurut Okviana (2015) mengatakan bahwa perilaku
dibedakan baik sadar dan tidak sadar, sederhana dan kompleks, perilaku kognitif, afektif, konatif, dan
psikomotor.

▪ Banyak ahli yang telah mengemukakan mengenai teori perilaku manusia. Pembentukan perilaku manusia
menurut para ahli dibagi menjadi beberapa tahapan selain itu tahap yang dilalui dipengaruhi juga oleh faktor-
faktor penunjang baik faktor personal maupun sosial.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai