Anda di halaman 1dari 30

DASAR PERILAKU ORGANISASI

KELOMPOK 4
Nama :
Farhan Ibnu Munkas 216222016
Linda Sri Wahyuni 216222020
Siti Norhidayanti 216222021
Fayza Oktavia 216222023
APA ITU
DASAR
PERILAKU
ORGANISASI
Dalam kehidupan sosial, setiap individu berperilaku dengan sifat dan
karakteristik masing-masing baik dalam hal kepribadian, sikap, kecakapan,
bakat, kepandaian maupun minat. Perilaku timbul sebagai akibat dari adanya
stimulus tertentu yang dialami seseorang baik yang berasal dari dalam diri
maupun yang berasal dari lingkungannya. Perilaku manusia ada yang timbul
secara sadar dan ada pula yang tak sadar Mekanisme perilaku terdiri atas dua
aliran yaitu aliran behaviorisme dan aliran holistik. Di dalam berorganisasi,
individu berkumpul dengan perilaku masing-masing serta karakteristik yang
berbeda-beda. Oleh sebab itu, perilaku organisasi merupakan suatu wadah
untuk belajar memahami berbagai perilaku dan mempelajari cara-cara dalam
menyelesaikan persoalan yang kemungkinan timbul karena perbedaan
perilaku tersebut.
Konsep
Perilaku
KONSEP PERILAKU
Perilaku (behavior) pertama kali diperkenalkan oleh John B.
Watson pada tahun 1941. Pendekatan perilaku mulai banyak
diminati dalam dunia psikologi sekitar tahun 1920-an. Dalam
penelitiannya, Watson memasukkan sebuah pendekatan sebagai
salah satu alternatif dalam memahami perilaku sosial, pikiran,
kesadaran serta imajinasi. Fokus pada pendekatan ini adalah
sesuatu yang dapat diamati, dan apa yang dapat dilakukan.
Perilaku serta proses mental yang dapat diamati memiliki peranan
penting dalam menjelaskan perilaku sosial (Mustafa, 2011).
KONSEP PERILAKU
Istilah perilaku terdiri dari dua suku kata yaitu peri dan laku. Kata peri
diartikan sebagai Sifat, keadaan, kejadian, adab, kelakuan. Sedangkan laku kata
berarti gerak-gerik, tindakan, cara berbuat, cara melakukan, tindak tanduk,
gelagat, sikap. Sedangkan secara terminologi perilaku dapat diartikan sebagai
tanggapan individu terhadapnya adanya stimulus dari luar dirinya. Perilaku
menurut Skinner seperti yang dikutip dalam Notoatmojo (2007) merupakan
hasil dari berbagai macam pengalaman hasil interaksi antara manusia dan
lingkungannya dalam bentuk pengetahuan, sikap, serta tindakan. Sementara
Robert Kwik (1974) mengemukakan bahwa perilaku merupakan perbuatan atau
tindakan individu yang dapat diamati dan dipelajari. Dengan demikian, perilaku
dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang berasal dari dalam diri
individu maupun dari lingkungan.
KONSEP PERILAKU

Perilaku dibedakan ke dalam dua bagian yaitu perilaku


alami dan perilaku operan. Perilaku alami merupakan
perilaku bawaan sejak individu lahir yang berupa
insting sedangkan perilaku operan merupakan perilaku
yang dibentuk atau dikendalikan oleh pusat kesadaran.
KONSEP PERILAKU
Notoatmojo (2007) dalam Skinner melalui Teori “S-O-R” (stimulus organisme respons)
membedakan respon manusia terhadap rangsangan atau stimulus menjadi dua bagian,
yaitu:
1). Reflexive respons merupakan reaksi secara spontan sebagai akibat dari adanya oleh
stimulus dari luar diri manusia. Misalnya, gerakan spontan ketika tangan terkena api, secara
refleks kita menarik tangan
kita. Respon semacam ini juga termasuk perilaku emosional seperti adanya perasaan sedih
ketika kehilangan barang kesayangan, perasaan gembira jika kita memperoleh sesuatu
sesuai harapan dan sebagainya.
2). Intrumental respons merupakan reaksi yang timbul sebagai akibat adanya rangsangan
atau stimulus penguat. Stimulus tersebut berfungsi untuk memperkuat respon individu.
Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi seorang karyawan yang berdedikasi tinggi,
memiliki loyalitas serta komitmen terhadap organisasi, maka pimpinan memberikan reward
berupa jabatan yang lebih tinggi agar karyawan tersebut semakin giat dalam bekerja.
KONSEP PERILAKU
Sheriff & Sheriff (1956), menyatakan bahwa sikap dapat berubah karena adanya
pengaruh atau kondisi tertentu yang dialami, Sikap tidak akan terbentuk tanpa adanya
interaksi antara individu dengan lingkungan atau terhadap suatu objek tertentu. Di sisi
lain, sikap merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam psikologi sosial,
bagaimana cara menempatkan atau membawa diri, merasakan, berpikir dan berperilaku.
Sikap berorientasi terhadap respon, serta kesiapan respon untuk merespon suatu objek.
Dengan demikian, sikap memiliki peranan penting di dalam menentukan perilaku
individu dan lingkungannya. Perilaku individu ada yang tampak ada pula yang tak
tampak. Perilaku yang tampak seperti sikap, dan perilaku yang tampak seperti berbicara
dan sebagainya. Manusia memiliki perilaku yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Manusia berbeda dalam hal kepribadian, sikap, kecakapan, bakat, kepandaian
maupun minat.
Perilaku

Tujuan

Motivasi

Kepuasan

Kebutuhan

Gambar di atas menunjukkan siklus perilaku individu dimana manusia


melakukan kegiatan atau berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada umumnya hal yang paling mendasar dan dapat menimbulkan
dorongan adalah kebutuhan (needs), adanya perilaku yang terjadi untuk
mencapai suatu tujuan, ketika tujuan dan kebutuhan telah tercapai maka
timbullah kepuasan dalam diri individu(Hartono, 2016).
Secara umum perilaku manusia terbentuk dari kebiasaan. Setiap individu
diciptakan berbeda-beda sehingga memiliki keunikan terutama dari segi
perilakunya. Oleh sebab itu, dalam sebuah kelompok kadang terjadi
perbedaan atau konflik karena masing-masing anggota kelompok memiliki
perilaku cara pandang yang berbeda.
Skinner (1938) memberikan sebuah model tentang mekanisme pembentukan perilaku
yang terdiri atas dua bagian, yaitu:

1. Aliran behaviorisme
Aliran behaviorisme mengemukakan bahwa pada dasarnya pola perilaku
manusia terbentuk melalui proses penguatan atau pembiasaan karena adanya
rangsangan atau stimulus tertentu yang berasal dari lingkungannya.
Mekanisme terjadinya perilaku individu dapat diuraikan sebagai berikut:
S>R S>O>R
Keterangan:
S = Stimulus (rangsangan)
R = Respon (tangapan)
O = Organisme (organisme/manusia)

stimulus yang berasal dari lingkungan tertentu disimbolkan dengan


W (Word) Dengan demikian mekanisme pembentukanya

W>S>O>R>W
W (lingkungan) S (Stimulus)
O (Organisme) R
(Respon)
Word (W) atau lingkungan dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
 Lingkungan objektif merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu
yang akan menimbulkan stimulus.
 Lingkungan efektif merupakan segala sesuatu yang secara nyata dapat
memberikan stimulus kepada individu sesuai dengan kepribadian sehingga
menimbulkan respon dan kesadaran pada individu tersebut.

Selain perilaku manusia ada yang secara spontan terjadi, ada pula yang secara
sadar.Perilaku spontan dan perilaku sadar masing-masing memiliki pola yang
berbeda dengan stimulus tertentu.
Perilaku yang timbul secara sadar dapat digambarkan sebagai berikut:
W (lingkungan) S (Stimulus)
W > S > Ow > R > W O (Organisme) R (Respon)
Ow (Usaha sadar)
2. Aliran Holistik atau Humanis

Walgito (2003) mengemukakan bahwa proses pembentukan perilaku dapat


diklasifikasikan ke dalam tiga cara, sebagai berikut:
A. Pembentukan perilaku melalui kebiasaan (kondisioning) yaitu dengan membiasakan
diri untuk berperilaku sesuai harapan yang akan membentuk perilaku tersebut.
B. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight) yang didasarkan oleh teori
belajar kognitif yaitu bagaimana perilaku terbentuk dengan belajar yang disertai
sebuah pengertian dimana jika individu sedang belajar yang diutamakan adalah
latihan seperti yang dilakukan oleh Throndike melalui eksperimennya.
c. Pembentukan perilaku melalui model atau contoh yang didasarkan atas teori belajar
sosial. Dalam sebuah organisasi, seorang pemimpin harus menjadi panutan atau contoh
dari para bawahannya.

Skinner (1938) menyatakan bahwa proses terbentuknya perilaku terdiri dari tiga hal
yaitu pengenalan hal-hal yang berfungsi sebagai penguat berupa imbalan atau reward
bagi perilaku yang akan dibentuk, melakukan analisis unsur-unsur kecil pembentuk
perilaku sesuai yang diinginkan dan disusun dalam urutan yang sesuai tujuan
terbentuknya perilaku yang diharapkan, serta menggunakan unsur-unsur yang tersusun
dalam urutan untuk tujuan sementara.
Dalam penelitian Rogers seperti yang dikutip dalam Notoatmodjo (2007)
menyatakan bahwa sebelum individu mengadopsi sebuah perilaku yang
baru pada dasarnya di dalam dirinya telah terjadi proses yang terdiri dari :
1. Kesadaran (awareness). Individu telah lebih dulu menyadari adanya
stimulus.
2. Ketertarikan (interest). Individu mulai tertarik akan stimulus.
3. Menimbang-nimbang (evaluation). Individu membandingkan atau
menimbang-nimbang apakah stimulus tersebut baik atau buruk bagi
dirinya.
4. Mencoba (trial). Individu melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang
diinginkan stimulus, individu telah mencoba perilaku baru.
5. Mengadopsi (adoption). Individu melakukan perilaku baru sesuai dengan
pengetahuan dan kesadaran serta sikapnya terhadap stimulus.
JENIS-JENIS PERILAKU
MANUSIA
Perilaku manusia yang didasarkan bentuk respon terhadap stimulus, dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, seperti yang tampak pada gambar berikut ini :

Perilaku Terbuka
(Respon yang Dapat
Diamati)
Organisme
Stimulus /Individu
Perilaku Tertutup
(Respon yang Tidak
Dapat Diamati)

Gambar 1.2 Teori S O R (Notoatmodjo, 2012)


Dari gambar tersebut di atas tampak bahwa perilaku individu terdiri dari
perilaku tertutup dan perilaku terbuka yang secara jelas dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Perilaku tertutup (covert behavior). Respon individu terhadap stimulus


dalam bentuk pasif atau tertutup. Respon tersebut belum dapat diamati
secara jelas karena masih dalam bentuk perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada si penerima
stimulus.

2. Perilaku terbuka (overt behavior). Respon individu terhadap stimulus yang


dapat diamati dan dilihat oleh orang lain secara nyata dan terbuka dalam
bentuk tindakan atau praktek yang terdiri dari praktek terpimpin, praktek
secara mekanisme, dan praktek adopsi.
Jenis-jenis perilaku manusia kemudian diuraikan ke dalam beberapa bagian perilaku manusia terdiri
dari beberapa jenis, yaitu:

1. Perilaku sadar, perilaku sadar merupakan perilaku yang diatur melalui pusat kesadaran atau
hasil kerja otak dan pusat susunan saraf. Stimulus yang diterima oleh reseptor kemudian
diteruskan ke pusat saraf dan menyebabkan beberapa bentuk respon.
2. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif. Perilaku tak sadar merupakan sebuah
perilaku yang timbul secara tiba-tiba atau spontan terhadap stimulus yang mengenai anggota
tubuh organisme.
3. Perilaku tampak. Perilaku tampak merupakan sebuah perilaku yang dapat diamati dan terlihat
secara kasat mata.
4. Perilaku tidak tampak. Perilaku tak tampak merupakan perilaku yang tidak dapat disaksikan
secara kasat mata atau tidak dapat diamati secara langsung karena masih dalam bentuk pikiran
bukan dalam bentuk tindakan atau perbuatan.
5. Perilaku sederhana. Perilaku sederhana itu merupakan perilaku yang hanya melibatkan satu
aktivitas individu serta berperilaku yang normal.
6. Perilaku kompleks. Perilaku kompleks merupakan perilaku yang melibatkan berbagai kegiatan
dalam kehidupan sosial individu.
7. Perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut:

a) Perilaku kognitif merupakan suatu perilaku yang berkaitan dengan proses berpikir
untuk mengembangkan kemampuan rasional. Seperti pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b) Perilaku afektif. Aspek afektif merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan diri
individu berupa sikap, konsep diri, nilai, emosi, minat, serta perasaan. Ranah afektif
merupakan suatu aspek yang penting dan menentukan keberhasilan individu di
dalam proses pembelajaran. kategori aspek afektif sebagai berikut ; Menerima,
Menanggapi, Menilai, Mengorganisasikan, Karakterisasi
c) Perilaku psikomotor merupakan perilaku yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan
keterampilan individu yang berkembang melalui praktek dan diukur melalui
pengamatan langsung dalam kurun waktu tertentu. Berikut beberapa perilaku
psikomotor seperti peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, pengalamiahan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU

CREDITS: This template has been created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, infographics & images by Freepik and content by Sandra
Medina
Pada dasarnya perilaku terbentuk sebagai hasil interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Sunaryo (2004) mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, menurutnya ada tiga faktor yang
dapat berpengaruh ke dalam perilaku individu, yaitu:

1. Faktor genetik (keturunan) yang berasal dari dalam diri seorang, seperti ras,
jenis kelamin, sifat fisik, keperibadian, bakat dan minat, dan kecerdasan.

2. Faktor eksogen yang berasal dari luar diri individu, seperti usia, pendidikan,
pekerjaan, agama, sosial ekonomi, kebudayaan, dan lingkungan.

3. Faktor lainnya. Faktor lain yang turut berpengaruh terhadap perilaku individu,
seperti susunan safar pusat, persepsi, dan emosi.
TEORI PERILAKU
Perilaku organisasi melibatkan seperangkat konsep antara manusia dan
lingkungan organisasi yang bertujuan untuk memahami perilaku, sistem
sosial, kepentingan umum, dan kejadian-kejadian di dalam organisasi
tersebut. Secara makro, kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
organisasi bertujuan untuk memenuhi kepentingan semua pihak baik
secara internal maupun secara eksternal (Abbas et al, 2020).
Kelangsungan hidup dalam organisasi terbentuk oleh suatu sistem dan
pranata sosial bergantung pada ikatan yang kuat antara unsur-unsur
pembentuknya (Hartini et al, 2017). Organisasi merupakan berkumpulnya
individu dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Individu dalam organisasi memiliki karakteristik yang berbeda maka
perilaku organisasi merupakan suatu wadah pembelajaran untuk
memahami berbagai perilaku serta cara-cara untuk mengatasi
permasalahan akibat dari perbedaan perilaku.
Adapun beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

1. Field Theory (Teori Medan). Teori ini merupakan salah satu teori dalam ilmu sosial yang
pertama kali dikemukakan oleh Lewin (1935) melalui pendekatan ruang kehidupan yang
dipengaruhi oleh tingkah laku manusia pada kondisi tertentu. Menurut Lewin berasumsi
bahwa individu dalam berperilaku merupakan hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah persamaan yaitu, P + E = L
dimana, P = Person, E= Environment, dan L = Life space.
2. Social Learning Theory (Teori Pembelajaran Sosial). Teori ini dikemukakan oleh Bandura
(1977) yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku merupakan hubungan timbal balik
antara aspek kognisi dengan lingkungan. Dimana pembentukan perilaku ini dalam
pendekatan Lewin yang dimasukkan dalam persamaan B= f (P,E). Hubungan timbal balik
yang dinyatakan oleh Bandura ini berpusat pada self-system yang kemungkinan akan
menciptakan self-efficacy.
RANGKUMAN
MATERI
Perilaku merupakan tindakan atau perbuatan yang berasal dari dalam diri individu maupun
dari lingkungan. Dalam perilaku dikenal istilah mekanisme pembentukan perilaku yang
terdiri atas dua bagian, yaitu: 1) Aliran behaviorisme mengemukakan bahwa pada dasarnya
pola perilaku manusia terbentuk melalui proses penguatan atau pembiasaan karena adanya
rangsangan atau stimulus tertentu yang berasal dari lingkungannya. 2) Aliran Holistik atau
humanisme memandang bahwa perilaku memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adanya
tekad dan motif dari dalam diri manusia ikut menentukan lahirnya suatu perilaku yang tanpa
disertai stimulus yang berasal dari lingkungannya.
Sebuah perilaku yang baru pada dasarnya di dalam dirinya telah terjadi proses yang terdiri
dari atas kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), menimbang-nimbang (evaluation),
mencoba (trial), dan mengadopsi (adoption). Jenis-jenis perilaku manusia terdiri dari
beberapa jenis, yaitu perilaku sadar, perilaku tak sadar, perilaku tampak, perilaku tidak
tampak, perilaku sederhana, perilaku kompleks, serta perilaku kognitif, afektif, psikomotor.

perilaku organisasi - Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung


https://etheses.uinsgd.ac.id/40783/1/PERILAKU%20ORGANISASI%20KOLAB
%20CETAK.pdf
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai