MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan gizi
Disusun oleh:
UNIVERSITAS PERINTIS
INDONESIA TAHUN 2021
Pengertian Perilaku
Menurut Skinner (Notoadmodjo, 2007), perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar)
Teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme–Respons (Skinner, 1938, dalam Notoatmodjo,
2007,) membagi respon manusia terhadap stimulus menjasi dua, yaitu :
a Respondent respons atau reflexive respons, yaitu response yang ditimbulkan oleh
stimulus tertentu misalnya, cahaya menyilaukan menyebabkan mata tertutup, gerak lutut
bila lutut kena palu, menarik jari bila jari kena api dan sebagainya. Stimulus seperti ini
disebut eliciting stimulation, tidak lain karena stimulus itu merangsang timbulanya
respon-respon yang tetap. Respondent respons ini juga termasuk perilaku emosional
misalnya mendengarkan berita gembira menjadi semangat, mendengar berita sedih
menjadi sedih.
b Operant respon atau intrumental respons, yakni timbulnya respon diikuti oleh stimulus
atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer
(penguat). Hal ini dikarenakan perangsang itu memperkuat respon, misalnya seseorang
staf mengerjakan pekerjaan dengan baik, (dari respon tugas yang telah diberikan
sebelumnya) maka sebagai imbalannya staf tersebut mendapatkan reward atau hadiah.
Maka petugas tadi akan lebih baik lagi ketika melaksankan tugas berikutnya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, Skinner membedakan perilaku menjadi dua:
a. Perilaku Tertutup (Covert Behaviour)
Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain
b. Perilaku Terbuka (Overt Behaviour)
Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, sudah jelas dalam
bentuk tindakan yang dapat dipahami atau dilihat oleh orang lain.
Perilaku dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern mencakup: pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, pengalaman dan
sebagainya. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan, sosial ekonomi, kebudayaan dan
sebagainya.
Meaning Behind the Behavior, Kebutuhan Menurut Maslow
Teori psikologi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow dalam makalahnya, “A
Theory of Human Motivation”, di Psychological Review pada tahun 1943. Ia beranggapan
bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar di tingkat rendah yang harus terpenuhi atau
paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih
tinggi.
Hirarki Kebutuhan menurut Maslow :
a. Biological Needs
adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi kebutuhan manusia. Kebutuhan ini
lebih bersifat biologis seperti oksigen, makanan, air, kehangatan dan sebagainya. Selain
itu seks merupakan kebutuhan biologis mahluk hidup yang tidak bisa dihindari dan tidak
bisa dihilangkan dari kehidupan itu sendiri
b. Social Needs
Pada kebutuhan ini mencakup perasaan seseorang seperti termilikinya cinta, sayang,
keluarga yang bahagia dengan suami/istri dan memperoleh anak dari perkawinan yang
sah, tergabung dalam organisasi sosial. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang
baik dengan orang lain. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap
orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat.
Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu
marga, dan lain-lain.
c Afiliation needs
Kebutuhan akan afiliasi ditekankan pada refleksi keinginan untuk mempunyai
hubungan- hubungan erat, koorporatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak
lain. Para individu yang memiliki kebutuhan afiliasi tinggi, pada umumnya berhasil
dalam pekerjaan di mana hubungan-hubungan antar-perorangan terutama bersifat amat
kritikal bagi hasil pekerjaan.Kebutuhan ini bersifat sosial dan suka berinteraksi, Suka
menolong dan suka persahabatan
d Affection needs
Manusia akan cenderung mencari cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami
oleh orang lain. Jadi, kebutuhan akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks.
Sebaliknya, Maslow menegaskan, kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai
kebutuhan fisik. Kebutuhan akan cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup, manusia
tidak bisa terlepas dari sesama.
e New Experience Needs
Kebutuhan dalam pengalaman baru merupakan kebutuhan untuk membentuk mental
seseorang. Tanpa pengalaman seseorang tidak bisa berkembang.
f Freedom from emotional Pain
Kebutuhan seseorang untuk merasa aman dari rasa sakit dan
emosi. g Dignity
Sudah menjadi naluri manusia untuk bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat.
Maslow mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi dua bagian yaitu, pertama lebih
mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini dianggap kuat, mampu mencapai sesuatu yang
memadai, memiliki keahlian tertentu menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan
kebutuhan yang lainnya lebih pada sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk memiliki
reputasi dan pretise tertentu (penghormatan atau penghargaan dari orang lain). Kebutuhan
ini akan memiliki dampak secara psikologis berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan
sebagainya.
h Self Expression
Adalah sebuah kebutuhan manuasia untuk bebas bersosial atau bebas memberikan
pendapat dimuka umum. Kebebasan ini merupakan kebutuhan yang mendasar sehingga
munculnya rasanya nyaman dalam mengekspresikan diri/berpendapat.
i Self Actualization
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia setalah kebutuhan-
kebutuhan di atas terpenuhi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Pencapaian aktualisasi diri
ini berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan persepsi,
dan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang.
Menurut Notoatmodjo (1985:3), terdapat dua faktor penentu atau determinan perilaku
manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan penggabungan dari berbagai faktor, baik
internal maupun eksternal (lingkungan).
Faktor Internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan,
misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. Aliran ini
disebut aliran negatisme yang ditokohi oleh Schopenhower (Jerman) yang mengatakan
bahwa perilaku manusia itu sudah dibawa sejak lahir.
Faktor Eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik
dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan mewarnai
perilaku seseorang. Hal sesuai dengan aliran positivisme yang dikemukakan oleh Jhon
Locke yang mengataan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan
Dapat disimpulkan, perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas
seseorang yang merupakan hasil dari faktor internal dan eksternal (Kholid, 2014).
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Skinner adalah respon seseorang terhadap pstimulus atau
objek yang berkaita dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan
seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan
Becker, (1979) dalam Notoadmodjo, 2010, membuat klasifikasi lain tentang perilaku
kesehatan, diantaranya :
1. Perilaku hidup sehat (Healthy Behaviour)
Perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Kegiatan fisik yang teratur dan cukup
Makanan dengan menu seimbang
Tidak merokok, minum-minuman keras dan tidak memakai narkoba
Istirahat yang cukup
Pengendalian stress
Perilaku atau gaya hidup positif.
2. Perilaku sakit (illness behavior)
Tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit atau terkena masalah kesehatan pada dirinya
atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan
yang lainnya. Perilaku yang muncul ketika sakit :
a. Didiamkan saja (no action) dan tetap melakukan aktivitas sehari-hari
b. Mengambil t indakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self
treatment atau self medication)
- Cara tradisional > kerikan, minum jamu, pakai balsam
- Cara modern > minum obat yang beli di warung
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan ke fasilitas yankes
- Yankes tradisional > dukun, sinshe, paranormal
- Yankes Modern > Puskesmas, klinik, rumah sakit, praktek dokter
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Ada hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan perilaku peran orang
sakit. Perilaku peran orang sakit ini adalah:
a. Perilaku untuk mencari kesembuhan
b. Perilaku untuk mengenal fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh
kesembuhan
c. Melakukan kewajibannya sebagai pasien
d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses kesembuhannya
e. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya
Domain Perilaku
Menurut Ki Hajar Dewantara terbagi atas :
1) Cipta (kognitif) = penalaran
2) Rasa (afektif) = penghayatan
3) Karsa (psikomotor) = pengamalan
Menurut B. Blomm (1908 dan Notoadmodjo), perilaku terbagi atas tiga domain :
1) PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Merupakan hasil tahu, dan ini telah terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, meliputi : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba
Tingkatan pengetahuan menurut Triwibowo (2015) :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
Contoh :
Dalam penyuluhan gizi seimbang, seorang ibu tahu bahwa gizi yang tidak
seimbang bisa menyebabkan malnutrisi atau kurang gizi
b. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Contoh :
Ibu paham jika anak tidak diberikan makanan yang seimbang bisa menyebabkan
malnutrisi
c. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi yang sebenarnya.
Contoh :
Ibu memberikan makanan yang seimbang kepada anaknya agar tidak malnutrisi
d. Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya
dengan yang lain.
Contoh :
Ibu bisa menganalisis makanan yang dikatakan seimbang, yaitu terdapat
karbohidrat, protein, lemak, sayur-sayuran atau buah pada makanan yang
diberikan
e. Sintesa (Sintesis)
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
berbagai macam bentuk menjadi bentuk keseluruhan yang baru.
Contoh :
Ibu mampu membuat makanan olahan yang terdapat zat gizi seimbang, seperti
bakwan sayur isi ayam
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi / objek.
Contoh :
Ibu bisa menilai apakah anaknya malnutrisi atau tidak
Faktor-faktor pengetahuan menurut Wawan & Dewi (2011) dibedakan menjadi :
a. Faktor internal
Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap pola hidup terutama
dalam motivasi sikap. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk
penerimaan informasi
Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003) pekerjaan merupakan suatu cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Pekerjaan
dilakukan untuk menunjang kehidupan pribadi maupun keluarga. Bekerja dianggap
kegiatan yang menyita waktu
Umur
Umur individu yang terhitung mulai dari dilahirkan sampai berulang tahun (Elisabeth
BH, dikutip dari Nursalam, 2003).Menurut Hurlock (1998), semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
b. Faktor eksternal
Faktor lingkungan
Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu maupun
kelompok. Jika lingkungan mendukung ke arah positif, maka individu maupun
kelompok akan berperilaku positif, tetapi jika lingkungan sekitar tidak kondusif, maka
individu maupun kelompok tersebut akan berperilaku kurang baik
Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat juga mempengaruhi sikap dalam
penerimaan informasi.
2) SIKAP (ATTITUDE)
Respon tertutup seseorang terhadap stimulus/ objek tertentu, yang sudah melibatkan
faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Komponen Sikap :
Keyakinan, pendapat, pemikiran terhadap suatu objek
Emosional Evaluasi/penilaian terhadap objek
Tingkatan sikap :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
Contoh :
Ibu mau memperhatikan materi tentang penyuluhan ASI Eksklusif oleh petugas
kesehatan di wilayah yang cakupan ASI Eksklusifnya rendah
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Contoh :
Ibu bisa menjawab pertanyaan petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan
ASI Eksklusif
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Berdiskusi dengan ibu yang lain ataupun petugas kesehatan untuk membentuk
kelompok pendukung ASI sebagai salahsatu upaya untuk meningkatkan cakupan
ASI Eksklusif di daerah tersebut
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
Contoh :
Bertanggung jawab sebagai anggota kelompok pendukung ASI yang nantinya
akan mengajak ibu-ibu lain agar memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya
3) PRAKTIK/ TINDAKAN (PRACTICE)
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
Contoh :
Mencuci tangan pakai sabun adalah salahsatu cara berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)
b. Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
Contoh :
Melakukan 6 langkah mencuci tangan pakai sabun sesuai urutan, yaitu :
- Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan
- Usap dan gosok punggung tangan
- Gosok sela-sela jari
- Bersihkan ujung jari dengan posisi saling mengunci
- Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
- Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan
air mengalir dan keringkan
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.
Contoh :
Melakukan 6 langkah CTPS setiap melakukan aktivitas sehari-hari sehingga
menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
Contoh :
Mencuci tangan pakai handsanitizer sebagai pengganti sabun
DAFTAR PUSTAKA