Anda di halaman 1dari 13

MODUL IV

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Faktor-faktor Pengaruh Perilaku Manusia

Perilaku menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan atau


reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yangditentukanoleh manusia dan
dikendalikan oleh adat, sikap , transformasi , nilai , etika , kekuatan , persuasi , dan
/ atau genetika.
Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku yang wajar, dapat
diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.
Perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya saat manusia lahir, ada beberapa
faktor yang ikut mempengaruhi perilaku manusia. Jadi, suatu pesan tidak langsung
mengenai individu, tetapi “disaring”, dipikirkan, dan dibahas apakah seseorang mau
menerima pesan-pesan tersebut atau tidak.
Perilaku merupakan sebuah tindakan yang di dalamnya membuuhkan
berbagai tindakan dan juga aktivitas manusia. Dimana cakupan pengertiannya pun
sangat luas, dalam hal ini akan berkaitan dengan cara seseorang tertawa, bekerja
dan juga berjalan. Dari adanya uraian yang telah dijelaskan pun dapat disimpulkan
adanya perilaku kehidupan manusia akan berkaitan dengan aktivitas manusia itu
sendiri.
Untuk pengertian dari perilaku sendiri memang perlu dibatasi dengan
adanya sebuah keadaan jiwa yang bisa membuat seseorang lebih mudah dalam
berfikir dan juga berpendapat. Dalam psikologi teori perilaku dapat diumpamakan
dari berbagai suatu reaksi yang bisa berkaitan atau berhubungan dengan sebuah
reaksi lingkungan.
Contohnya saja dalam bentuk dalam bentuk pasif dan juga bisa dalam bentuk aktif.
Berikut teori dan konsep perilaku dalam psikologi, diantaranya:
1. Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)
Mengatakan bahwa dalam perumusan sebuah tingkah laku dapat dilakukan
dengan beragai respon dan juga reaksi yang bisa di dapatkan dari adanya
stimulus atau rangsangan dari luar. Untuk itu dalam perilaku yang satu ini
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespon sehingga dalam teori skinner disebut dengan teori “S-0-R”
atau sebuah stimulus- Organisme- respon.
2. Menurut ensiklopedia Amerika
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu aksi dimana dalam reaksi organisme
terhadap lingkungan, dalam hal ini juga berarti adanya sebuah perilaku baru
yang akan terwujud bila ada sesuatu tanggapan atau rangsangan dengan
demikian maka suatu rangsangan tertentu juga dapat menghasilkan sebuah
perilaku tertentu. Dalam hal ini dikemukakan oleh Roberts Y.Kwick (1972)
3. Teori perilaku menurut Petty cocopio
Dalam hal ini perilaku merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat oleh
manusia terhadap dirinya sendiri dan juga melalui obyek atau sebuah issue yang
telah dilakukan.
4. Perilaku menurut chief, bogardus, lapiere dan Gordon allport
Dalam hal ini terdapat kelompok pemikiran dan juga sikap yang merupakan
sebuah ancaman dari kesiapan dalam melakukan reaksi pada suatu objek
dengan cara – cara tertentu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa adanya
kesiapan yang dimaksudkan dalam hal ini merupakan kecenderungan yang
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya sebuah respon yang dilakukan.
5. Perilaku menurut teori Fredrick Herzberg
Sama halnya seperti teori yang telah diungkapkan oleh maslow, herzbeg dimana
di dalam studinya juga mengembangkan konsep- konsep motivasi yang mana
merupakan penentu utama dari munculnya motivasi yaitu sebuah kondisi
tempat kerja, upah kualitas pengawasan dan juga pengakuan, promosi dan juga
peningkatan profesionalisme.
6. Teori perilaku menurut Elton Mayo studi hawthrne di western electric
company 1927-1932
Yakni merupakan munculnya dari sebuah perilaku dalam organisasi mayo
seseorang psikolog dari Harvard university dimana memandu penelitian tentang
rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan juga waktu kerja
dalam seminggu. Pengenalan waktu untuk istirahat kerja dan juga upah dari
individu yang dibandingkan dengan sebuah upah kelompok.

Perubahan perilaku
Dalam teknik perubahan perilaku terdapat beberapa hal yang perlu
dihubungkan dengan pengaruh hubungan diantara organisasi dan juga dengan
psikologis lingkungan, dimana dalam hal ini ini akan berpengaruh pada biologis
dan intrapsikis seseorang. Yang dimaksud disini adanya adanya sebuah proses dan
juga kekuatan mental atau psikologis yang mendasari dari kehidupan perilaku
tersebut.
Adapun teknik lainnya yang mempengaruhi dari perilaku seseorang adalah
sel tubuh, dimana dalam sel tubuh seseorang terdapat sel yang memiliki fungsi
untuk menerima rangsang atau reseptor yang kemudian diteruskan dan dianggap
sebagai sebuah sel yang penanggap rangsang. Fungsinya sendiri dapat menerima
bunyi dan juga menanggapi adanya bunyi tersebut dengan tepat.
Sistem syaraf juga dalam hal ini cukup mempengaruhi. Dimana adanya
perubahan sistem syaraf pusat yang dijadikan kordinasi melakukan berbagai
perilaku kompleks melalui otak dan cara kerjanya pun sangat sederhana, serta
dipengaruhi pula dengan area sum- sum tulang belakang.

Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia


Secara garis besar ada dua factor personal yang mempengaruhi perilaku
manusia, yaitu factor biologis dan factor sosiopsikologis.
 Faktor Biologis
Manusia adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.Misalnya,
ia lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia
memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu.
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan
faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak
sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang
diterima dari kedua orang tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan
biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan
manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan moral bersumber dari struktur
biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut Wilson, perilaku social manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang
sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Program ini disebut
”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti kecenderungan
menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada
persaingan politik.
Meskipun pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam
kehidupan sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur biologis manusia
seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat mempengaruhi
perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika, system syaraf dan
system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
Struktur genetis misalnya akan berpengaruh terhadap kecerdasan, kemampuan
sensasi, dan emosi,.
Sistem syaraf mengatur pekerjaan otak dan pengolahan informasi dalam jiwa
manusia. System hormonal bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis,
tetapi juga mempengaruhi proses psikologis.
Beberapa contoh perilaku manusia yang merupakan bawaan manusia, dan
bukan pengaruh lingkungan atau situasi adalah sebagai berikut :
- bercumbu
- makan
- merawat anak
- beberapa perilaku agresif
- kebutuhan makan dan minum
- istirahat
- kebutuhan seksual
- kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan menghindari sakit dan
bahaya.
- lapar
- tidur
Perlu dipahami bahwa manusia bukan semata-mata mahluk biologis, sebab
kalau begitu ia tidak berbeda dengan kambing atau monyet. Itulah sebabnya,
diperlukan faktor kedua, yaitu :
 Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social, dari proses social ia memperoleh beberapa
karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
• komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa
yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat oleh manusia.
• Komponen afektif yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan
dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci, setuju,
dendam, kecewa, dsbnya.
• Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan
kebiasaan dan kemauan bertindak.

Komponen Afektif
Yang termasuk komponen afektif adalah :
o Motif Sosiogenis
o Sikap o Emosi
Motif Sosiogenis
Motif ini sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif
biologis). Yang termasuk motif sosiogenis adalah sebagai berikut :
 W.I. Thomas dan Florian Znaniecki :
keinginan memperoleh pengalaman
baru keinginan untuk mendapat
respons keinginan akan pengakuan
keinginan akan rasa aman
 David McClelland kebutuhan
berprestasi kebutuhan akan kasih
sayang kebutuhan berkuasa Abraham
Maslow : kebutuhan fisiologis
kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan keterikatan dan cinta
kebutuhan akan penghargaan kebutuhan untuk
pemenuhan diri/aktualisasi diri  Melvin H. Marx :
 kebutuhan Organisme :
motif ingin tahu motif
kompetensi motif
prestasi
 Motif-motif social motif kasih sayang motif
kekuasaan motif kebebasan
Penjelasan motif-motif tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1) Motif ingin tahu
Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita
memerlukan kerangka rujukan untuk mengevaluasi situasi baru dan
mengarahkan tindakan yang sesuai. Karena kecendrungan untuk memahami
dan memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi yang diperoleh bersifat
terbatas, maka orang akan mencari jawaban sendiri. Orang akan menarik
kesimpulan sendiri tanpa menunggu informasi itu lengkap terlebih dahulu.
Misalnya bila hujan tiba-tiba turun dengan lebat siang ini, maka orang akan
menafsirkannya karena tadi pagi Pak Ali yang dermawan meninggal dunia.
2) Motif kompetensi
Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya.
Perasaan mampu ini sangat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional. Motif kompetensi ini berhubungan erat dengan kebutuhan akan
rasa aman, misalnya kita ingin memproleh jaminan masa depan, jaminan bahwa
anak kita bisa sekolah dengan baik. Bila orang sudah memenuhi kebutuhan
biologinya, yakin bahwa masa depannya akan lebih baik, maka ia dianggap
sudah memenuhi kebutuhannya akan kemampuan diri (kompetensi).
3) Motif cinta
Perasaan dan kemampuan mencintai dan dicintai adalah hal yang esensial dari
perkembangan kepribadian manusia. Setiap orang ingin diterima di dalam
kelompoknya sebagai anggota secara sukarela. Berbagai penelitan
membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan
menimbulkan perilaku manusia yang kurang baik; orang akan menjadi agresif;
kesepian; pendiam, dan bahkan bisa bunuh diri. Konsep utamanya adalah
keterasingan/alienasi. Jika seseorang merasa terasing dari lingkungan di mana
dia berada, maka akan berakibat buruk pada kepribadian dan perilakunya.
4) Motif harga diri dan kebutuhan akan identitas
Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan
memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di
dunia. Kita ingin kehadiran kita di manapun kita berada diperhitungkan oleh
orang-orang di sekitar kita. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku
yang patologis seperti gelisah, impulsif, mudah terpengaruh, dan sebagainya.
Identitas diri dari perspektif kepribadian dan sosial, adalah faktor yang
membedakan seseorang dengan orang lain di tengah-tengah lingkungan
sosialnya.

5) Kebutuhan akan nilai dan makna hidup


Dalam kehidupannya, manusia memerlukan nilai-nilai yang berguna untuk
menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada
kehidupannya. Nilai adalah sesuatu hal yang berguna atau berharga bagi
manusia sebagai subyek, dalam rangka mencapai tujuan dalam hidup dan
kehidupannya. Nilai itu sangat luas dan bisa mengacu pada apa saja seperti
perjuangan, kasih sayang, solidaritas, kesopanan, ekonomi, sahabat, dan
sebagainya. Nilai buaknlah tujuan, tetapi nilai berhubungan dengan tujuan.
Nilai menuntun manusia untuk mencapai tujuannya. Bila manusia tidak
mempunyai nilai, atau bahkan kehilangan nilai, maka manusia tidak tahu tujuan
hidupnya dan ia tidak mempunyai kepastian dalam bertindak.
6) Kebutuhan akan pemenuhan diri
Manusia bukan saja ingin mempertahankan kehidupannya, akan tetapi ia juga
butuh peningkatan kualitas kehidupan. Kebutuhan akan pemenuhan diri ini
dilakukan melalui berbagai bentuk sebagai berikut :
 menggunakan dan mengembangkan segenap potensi kita dengan cara
kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, lukis, dan lain-lain.
 memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas kualitas pengalaman
serta pemuasan, misalnya dengan piknik, jalan-jalan ke tempat wisata, atau
berkunjung ke tempat-tempat yang bersejarah.
 Membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di
sekitar kita, misalnya bersikap ramah dan toleran pada orang lain.
 Berusaha ”memanusiakan” diri, dalam arti menjadi pribadi/person yang
didambakan orang dan berarti bagi orang lain, atau mampu membahagiakan
orang lain.

Sikap
Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi social dan yang
paling banyak didefinsikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif
sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar. Ada pula yang melihat sikap
sebagai kesiapan syaraf sebelum memberikan respon.
Beberapa kesimpulan tentang sikap adalah :
• Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku,
tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara
tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa berupa benda, orang, tempat,
gagasan, atau situasi, atau kelompok.Sikap haruslah diikuti oleh kata
“terhadap”, atau “pada” objek sikap.
• Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan merupakan
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau
kontra terhadap sesuatu.
• Sikap relatif lebih menetap/persistence
• Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
• Sikap timbul dari pengalaman, artinya tidak dibawa dari lahir, dan
merupakan hasil belajar, oleh karena itu sikap bisa berubah atau diperteguh.

Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala
gejala kesadaran, perilaku, dan proses fisiologis.
Misalnya, bila orang yang kita cintai mencemooh kita, kita akan bereaksi secara
emosional, kemudian jantung akan berdetak cepat dan napas terengah-engah,
kemudian kita akan balas mencemooh atau bahkan memukulnya.
Emosi tidak selalu jelek. Emosi merupakan bumbu dalam kehidupan; tanpa
emosi hidup manusia kering dan gersang.
Ada 4 fungsi emosi sebagai berikut :
1) Emosi adalah pembangkit energi/energizer.
Tanpa emosi kita tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasakan, mengalami,
bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita;
misalnya marah menggerakkan kita untuk menyerang, takut menggerakkan kita
untuk lari, cinta menggerakkan kita untuk berdekatan dan bermesraan, dan
sebagainya.
2) Emosi adalah pembawa informasi/messenger
Bagaimana keadaan diri kita dapat kita ketahui dari emosi kita. Jika kita marah,
kita mengetahui bahwa kita diserang oleh orang lain; sedih berarti kita
kehilangan sesuatu atau seseorang, jika kita bahagia berarti kita memperoleh
sesuatu yang kita senangi, dan sebagainya.
3) Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, akan
tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa ungkapan emosi dapat dipahami
secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicara yang menyertakan
seluruh emosinya dalam pidato dipandang lebih hidup dan menarik, dan
dinamis serta lebih meyakinkan. Pembicara yang menyampaikan materi
pidatonya dengan luapan penuh emosi dan diperkuat dengan komunikasi
nonverbal lebih menarik untuk diperhatikan oleh khalayak daripada pembicara
yang statis dan ‘datar-datar” saja.
4) Emosi merupakan sumber informasi mengenai keberhasilan kita.
Jika mendambakan kesehatan, maka kita mengetahuinya ketika kita merasa
sehat wal afiat. Jika kita menginginkan keindahan, maka kita memperolehnya
ketika kita merasakan kenikmatan estetika dan merasakan adanya ”rasa halus”
dalam jiwa dan hati kita.
Dari sisi lamanya, ada emosi yang berlangsung singkat dan ada yang berlangsung
lama. Mood adalah emosi yang menetap selama berjama-jam atau beberapa hari.
Mood mempengaruhi persepsi atau penafsiran kita pada stimuli yang merangsang
alat indera kita. Bila mood atau suasana emosional ini menjadi kronis dan menjadi
bagian dari struktur kepribadian orang, kita menyebutnya temperamen, misalnya
pemarah, penyedih, dan ceria.

Komponen Kognitif
Yang termasuk komponen kognitif adalah :
1) Pengetahuan
2) Kepercayaan
Ad.1) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan panca indra
kita. Ketika mata kita melihat sesuatu, hidung kita mencium bau sesuatu, telinga
kita mendengar sesuatu, pucuk-pucuk jari kita merasakan sesuatu, atau lidah kita
mengecap rasa, berarti kita telah ”mengetahui” sesuatu.
Ad. 2) Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis.
Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar, atau salah, atas dasar bukti,
sugesti otoritas, pengalaman,atau intuisi.
Sesungguhnya isi dari pengetahuan adalah juga kepercayaan, hanya bobot dari
kepercayaan itu lebih kuat dan mendalam dari hanya sekedar pengetahuan.

Komponen Konatif
Yang termasuk komponen konatif adalah :
1) Kebiasaan
2) Kemauan
Jadi jika dikatakan bahwa konatif sebagai bagian dari sikap, maksudnya adalah
adanya kecenderungan seseorang untuk bertindak. Artinya lagi, bahwa ia
mempunyai kemauan untuk melakukan sesuatu/berperilaku tertentu.

II. Faktor-faktor Situasional yang mempengaruhi Perilaku Manusia


Perilaku dalam kehidupan sehari-hari juga akan mempengaruhi komunikasi
antar individu. Manusia yang menunjukkan perilaku baik, maka komunikasi akan
berjalan lancar dan sebaliknya.
Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Delgado terhadap kera-kera
gibbon dengan cara menstimulus salah satu bagian otaknya, terlihat bahwa terjadi
perubahan terhadap tabiat dari kera-kera gibbon tersebut, yang awalnya tenang
menjadi agresif. Seekor kera gibbon yang satu menyerang kera gibbon asing yang
berada satu kandang dengannya, tetapi sifat agresif dari kera gibbon tersebut tidak
ditunjukkan terhadap kawan betinanya. eaksi agresif diungkapkan berlainan pada
situasi yang berlainan, dengan hasil tersebut Delgado menyimpulkan bahwa respons
otak sangat dipengaruhi oleh suasana yang melingkupi organisme.
Kesimpulan tersebut membawa kepada pengaruh situasional terhadap perilaku
manusia.
Menurut Edward G. Sampson, faktor situasional yang
dapat mempengaruhi perilaku manusia meliputi sebagai berikut :
Berikut adalah faktor sotuasional yang mempengaruhi perilaku manusia :
1) Faktor Ekologis
2) Faktor Rancangan dan Arsitektural
3) Faktor Temporal
4) Suasana perilaku
5) Teknologi
6) Faktor-faktor social
7) Lingkungan Psikososial

1. Faktor Ekologis
Keadaan alam memengaruhi gaya hidup dan perilaku. Banyak orang
menghubungkan kemalasan bangsa Indonesia pada mata pencaharian bertani
dan matahari yang selalu bersinar setiap pagi.
2. Faktor Rancangan dan Arsitektural
Suatu tatanan ruangan terbukti memengaruhi pola-pola perilaku yang terjadi.
Contoh: seseorang cenderung bersikap sopan dan menjaga perilakunya ketika
berada di dalam gedung DPR atau gedung-gedung yang bagus daripada di
rumah sendiri.
3. Faktor Temporal
Pengaruh waktu terhadap bioritma manusia. Contoh: pada saat kita kuliah di
pagi hari akan terasa fresh dan semangat dalam menerima pelajaran tetapi
dibandingkan dengan kuliah pada malam hari maka kita merasa lelah dan letih
sehingga kita sulit memahami dan memperhatikan pelajaran yang disampaikan. 4.
Suasana Perilaku (Behavior Settings)
Dimana seseorang berada akan memengaruhi manusia dalam berperilaku.
Contoh: seseorang tidak akan berteriak teriak di dalam masjid tidak seperti
mereka berteriak di dalam gedung.
5. Teknologi
Revolusi teknologi lebih cepat merubah perilaku manusia saat ini. Contoh:
dengan adanya HP dan Internet sekarang seseorang cenderung meniru gaya artis-
artis zaman sekarang mulai dari penampilan, tingkah laku, gaya hidup, dll. 6.
Faktor-faktor Sosial
Sistem peranan yang diterapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok
dan organisasi, karakteristik populasi, adaolah faktor-faktor sosial yang menata
perilaku manusia. Contoh: sikap seorang presiden dengan seorang buruh pasti
sangat berbeda karena dilator belakangi oleh struktur kelompok dan organisasi
yang berbeda.
7. Lingkungan Psikososial
Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan
kita, akan memengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu.
8. Stimuli yang Mendorong dan Memperteguh Perilaku
Ada situasi yang memberikan rentangan kelayakan perilaku (behavioral
appopriateness), seperti situasi di taman, dan situasi yang banyak memberikan
kendala pada perilaku, seperti tempat ibadat. Seseorang bebas bertingkah laku
ketika mereka berda di taman atau lapangan tetapi perilaku mereka akn sedikit
terbatasi ketika mereka berada pada tempat ibadat.

Anda mungkin juga menyukai