Anda di halaman 1dari 5

Nama : Risa Sri Rahmawati

NPM : 09190000162
S1 Keperawatan A, Semester 2.
PSIKOLOGI KESEHATAN

1) - Pembentukan perilaku berdasarkan aliran Behavioristik


Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni
bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi
lebih mengtahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi
respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya.
Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku
manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada
ranah kesadaran.

Belajar behavioristik  adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan
semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka
respon juga semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik meliputi:
 Reinforment and punishment
 Primary and Secondary Reinforcement
 Schedules of Reinforcement
 Contingency Management
 Stimulus Control in Operant Learning
 The Elimination of Responses.

- Pembentukan perilaku berdasarkan aliran Humanisme


Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini
melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan
kemampuan positif ini.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing
oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang
bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial. Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow,
Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Frankl.
Humanistik sangat mementingkan self (diri) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan
pengalaman-pengalaman subjektif individual.
Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah baik. Perbuatan-perbuatan manusia
yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku
Aliran Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar
dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

2) Mekanisme Pembentukan Perilaku dengan pendekatan teori B.F


Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan B.F Skinner
B.F Skinner menjelaskan konsep belajar ini sederhana, namun lebih komprehensif.
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana
yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya
teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari
Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson.
Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan focus.
Kondisioning operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari
prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.

Menurut B.F Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan
(reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan dan Hukuman. Penguatan
(reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas
terjadinya suatu perilaku.

Menurut B.F Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian :

a. Penguatan positif
adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa
hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk
menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b. Penguatan negative
,adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk
penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka
kecewa dll).

3) Mekanisme Pembentukan Perilaku dengan pendekatan teori


Abraham Maslow
Jenis teori kepribadian ini dikenal luas, karena berbicara tentang motivasi sebagai faktor
penggerak aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adalah, Abraham Maslow
(1908-1970), Professor di Universitas Brandeis yang memperkenalkan konsep hirarki
kebutuhan (hierarchy of need).

Pada teori kepribadian Maslow, terdapat beberapa asumsi dasar yang berbicara tentang
motivasi, diantaranya:
(1) adopsi menyeluruh pendekatan motivasi pada individu,
(2) motivasi bersifat kompleks dan terdiri dari berbagai hal yang terpisah,
(3) individu termotivasi oleh kebutuhan,
(4) bahwa kebutuhan dibentuk melalui hierarki, dan
(5) pemenuhan kebutuhan dimulai dari level yang terendah. Kebutuhan konatif ini, memiliki
karakter yang mendorong atau memotivasi.
Maslow berpendapat bila manusia adalah mahluk yang kreatif, tetapi potensi tersebut
kerap tidak mampu teraktualisasi karena proses pembudayaan dan keseragaman, yang termasuk
didalamnya pelembagaan pendidikan formal.Dengan demikian, maka hirarki kebutuhan dalam
teori kepribadian Maslow, dapat disusun sebagai berikut:
(1) Kebutuhan fisiologis-psychological
merupakan kebutuhan paling mendasar termasuk didalamnya adalah makanan, air, oksigen dan
lain sebagainya. Jika kebutuhan fisiologis tidak mampu dipenuhi, maka orang akan melakuan
apa saja untuk mendapatkan tersebut. Jenis kebutuhan ini berbeda dari kebutuhan lain, serta
harus terpenuhi dan berlangsung berulang.

(2) Kebutuhan akan keamanan-safety


manusia membutuhkan keamanan fisik, stabilitas, perlindungan dan kebebasan dari ketakutan
yang bertendensi mengancam. Dengan demikian, manusia akan memiliki motivasi untuk
pemenuhan kebutuhan ini, jika tidak akan cenderung mengalami kecemasan dasar.

(3) Kebutuhan akan cinta dan keberadaan-love and belonging


maka individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan cinta dan ingin diakui
keberadaannya. Dalam konteks yang lebih aktual, akan berbentuk semisal; berada dalam suatu
rasa persahabatan, keluarga, perkumpulan masyarakat atau negara.

(4) Kebutuhan akan penghargaan-esteem; tahapan selanjutnya adalah mengejar kebutuhan


akan penghargaan, hal ini termasuk didalamnya terdapat kepercayaan dan penghormatan diri,
yang didasari pada kemampuan serta pengetahuan diri yang dihargai oleh orang lain.
Bentuknya berupa pengakuan bahkan status sosial, serta respek pihak lain.

4) Mekanisme Pembentukan Perilaku dengan pendekatan teori Carl


Rogers
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago.
Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung.
Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang
berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku
dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis,
aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya
banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.(Schultz 1991)
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang
berpusat pada klien (client centered) (Clifford 1986). Rogers kemudian menyusun teorinya
dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun.
Teori Rogers didasarkan pada suatu “daya hidup” yang disebut kecenderungan aktualisasi.
Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri
makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin.

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu :


1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun
keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers pun
menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person centered), non-
directive, klien (client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang
berpusat pada kelompok (group centered), dan person to person). Namun istilah person
centered yang sering digunakan untuk teori Rogers

Asumsi dan Prinsip Dasar Teori :


 Kecenderungan formatif
Segala hal yang ada di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang
lebih kecil.
 Kecenderungan aktualisasi
Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau
pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk
menyelesaikan masalahnya.

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang


mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai
adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk
menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being) :
1 .Keterbukaan pada pengalaman
2. Kehidupan Eksistensial
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
4. Perasaan Bebas
5. Kreativitas.

Anda mungkin juga menyukai