Anda di halaman 1dari 13

Teori-Teori Psikologi

Dalam Analisis Organisasi


Psikologi dalam pengertian umum adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia. Bagi orang awam seringkali Psikologi disebut dengan ilmu jiwa karena
berhubungan dengan hal-hal psikologis kejiwaan. Sama seperti ilmu-ilmu yang lain, maka
Psikologi memiliki beberapa sub bidang seperti Psikologi Pendidikan,Psikologi klinis,
Psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan, Psikologi lintas budaya,Psikologi industri. &
Organisasi, Psikologi lingkungan, Psikologi Olahraga, dan Psikologi anak dan remaja. Dari
beberapa sub bidang tersebut Psikologi industri dan Organisasi (PIO) merupakan bidang
khusus yang memfokuskan perhatian pada penerapan-penerapan ilmu Psikologi
bagi masalah-masalah individu dalamperusahaan yang secara khusus menyangkut
penggunaan sumber daya manusia dan perilaku organisasi.
1. Teori Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang
timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia. Motif
berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu
motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat atau driving dorce. Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan faktor -
faktor lain, yang disebut dengan motivasi.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek
didalamnya yaitu;
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan
jasmani, keadaaan lingkungan, atau keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah.
3. Tujuan atau ”goal” yang dituju oleh perilaku tersebut.
Teori maslow beranggapan bahwa;
1. Bahwa orang akan memenuhi kebutuhan yang lebih pokok sebelum mengarahkan
perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Bahwa orang mempunyai keinginan untuk berkembang untuk maju.
 Alderfer sependapat dengan teori kebutuhan maslow bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan yang tersusun dalam suatu hearkhi, tetapi menurut alderfer herarkhi kebutuhan
hanya meliputi tiga perangkat kebutuhan yaitu ;
 - Eksistensi (F), yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan,
minuman, udara, upah dan kondisi kerja.
 - Keterkaitan (R), yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan
antar pribadi yang bermanfaat.
 - Pertumbuhan (G), yaitu kebutuhan dimana individu merasa puas dengan membuat
suatu kontribusi (sumbangan ) yang kreatif dan produktif.
2. Psikologi Kognitif vs Behaviorisme
 Psikologi kognitif merupakan reaksi terhadap behaviorisme dan sebagiannya lagi
kembali kognitif dari psikologi,dimana memandang bahwa ilmu perilaku
dan prosesmental. Aliran ini lahir pada awal tahun 50-an ketika psikologi sosial
berkembang kearah paradigma baru manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif
yang digerakkan oleh lingkungannya tetapi makhluk yang paham dan berpikir tentang
lingkungannya (homo sapiens). Aliran ini memunculkan teori rasionalitas dan
mengembalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia , asumsi yang
digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimuli secara tidak otomatis
bahkan mendistorsi lingkungan. 
 Behaviorisme adalah aliran dalam pikologi yang timbul sebagai perkembangan dari
psikologi pada umumnya. Behaviorisme pada dasarnya adalah gabungan dariempirisme,
utilitarianisme, hendoisme. Aliran behaviorisme sebagai reaksi aliranin stropeksionisme
yang salah satu menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif,
behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak saja yang dapat diukur
dilukiskan dan diramalkan.
3. Manipulated Behaviors
Pembentukan perilaku dimaksudkan adalah suatu usaha untuk memperkuat secara sistematis
tiap langkah yang menggerakan seseorang lebih mendekati respon yang diinginkan. Penguatan
perilaku adalah penguatan sistematis, terhadap perilaku individu yang diinginkan. Masing
masing tahap keberhasilan yang berturut-turut merubah ketertutupan individu pada respon yang
diinginkan.
Metode-metode pembentukan perilaku pada dasarnya ada empat metode untuk membentuk
perilaku adalah sebagai berikut;
1. Penguatan positif yaitu bila suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan.
2. Penguatan negatif yaitu bila suatu respon diikuti, diberikan oleh sesuatu yang tidak
menyenangkan.
3. Hukuman yaitu konsekuensi dari respon perilaku tertentu tak akan berubah tanpa diberi
hukuman.
4. Pemunahan yaitu usaha untuk menyingkirkan apa saja yang mempertahankan suatu perilaku,
bila perilaku itu tidak diperkuat maka perilaku itu lambat laun akan punah dengan sendirinya.
Jenis-jenis Penguatan
1. Jadwal interval tetap
2. Jadwal interval tak tetap
3. Jadwal penguatan rasio tetap, ini merupakan penyakit pemberian
setelah jumlah tanggapan tetap terjadi, atau ganjaran dilakukan setelah sejumlah
respon yang jumlahnya pasti/tetap konstan.
4. Jadwal rasio tak tetap/berubah menentukan bahwa sejumlah tanggapan terjadi
sebelum manajer menyampaikan penguat, akan tetapi jumlah tersebut berbeda
disekitar angka rata-rata tertentu, atau ganjaran beraneka sehubungan dengan
perilaku individu.
4. Perilaku VS Irrational
Arti kata “rasional” adalah bahwa pembuat keputusan memiliki informasi yang tidak
terbatas dan dia berusaha untuk memaksimalkan utility function dia.
Di dalam paham kapitalisme liberalisme,individu dianggap rasioal. Mereka harus diberi
kebebasan. Jika tiap orang ‘bebas’, mereka akan bertindak untuk memaksimalkan
kebahagiaan (kemakmuran) masing-masing dengan begitu masyarakat secara
keseluruhan juga akan bahagia (makmur).
Pandangan semacam ini banyak mendapat kecaman karena beberapa alasan, yaitu
1. Dalam kenyataan sehari-hari orang sering tidak rasional (irrasional).
2. Dalam kenyataan sehari-hari ketika seseorang berusaha memaksimalkan
kebahagiaannya (kemakmurannya) dia bisa saja ‘melanggar’ kebahagiaan orang lain.
Tabraka semacam ini bisa menimbulkan konflik sosial.
5. Restrukturisasi Kerja
Restrukturisasi adalah penataan ulang jika dihubungkan dengan organisasi publik dengan
pemahaman baru restrukturisasi meliputi;
1. Perampingan fungsi-fungsi yang tidak seharusnya dilakukan oleh pemerintah, dalam hal
ini organisasi publik dapat mengalihkan pekerjaanya keluar namun masih memilikinya.
2. Yaitu dengan menghilangkan political point dalam organisasi public di satu sisi dan menata
bangun organisasi sesuai dengan tuntutan public.
3. Restrukturisasi yang bersifat eksternal ,yaitu membangun hubungan yang diateral namun
fungsional dengan organisasi kontra - birokratik.
4. Menata sesuai tuntutan nasional,khususnya yang mengemukakan saat ini adalah
desentralisasi. karena restrukturisasi pada hakikatnya akan membentuk struktur yang lebih
ramping mulai dari tingkat pusat sampai dengan daerah.
5. Menata organisasi publik sesuai dengan tuntutan global. Secara khusus organisasi publik
harus adaptif terhadap arus mobilitas modal yang melintas bukan saja antar negara tetapi antara
bagian negara dengan bagian negara lain.
Sementara bennis and mische mendefinisikan ;
Restrukturisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata perusahaan dengan menata ulang doktrin
praktek dan aktivitas yang ada kemudian secara inovatif menyebarkan kembali modal dan
sumber daya manusia.
6. Moral dan Perilaku
Istilah moral digunakan untuk menerangkan perilaku organisasi. Drafke dan Kossen mendefinisikan
bahwa moral kerja mengacu pada sikap-sikap karyawan baik terhadap organisasi-organisasi
yang mempekerjakan mereka, maupun terhadap faktor-faktor pekerjaan yang khas, seperti supervisi,
sesama karyawan, dan rangsangan-rangsangan keuangan. Ini dapat dianggap berasal baik dari individu
maupun kelompok yang merupakan bagian dimana karyawan berada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi moral, yaitu
1. Kesadaran akan tujuan organisasi.
2. Hubungan antar-manusia dalam organisasi berjalan harmonis.
3. Kepemimpinan yang menyenangkan.
4. Tingkatan organisasi.
5. Upah dan gaji.
6. Kesempatan untuk meningkat atau promosIi.
7. Pembagian tugas dan tanggung jawab.
8. Perasaan diterima dalam kelompok.
9. Dinamika lingkungan.
10. Kepribadian
7. Aspek Perilaku dan Ideologi
Perbedaan nama dan makna antara Perilaku Organisasi dan Perilaku ke(organisasi)an dapat
dijelaskan sebagai berikut. Bila merujuk ke bahasa aslinya yaitu Organizational Behavior
(OB),
 maka secara harfiah berarti Perilaku keorganisasian, yaitu mempelajari pengaruh individu,
group, dan struktur  terhadap perilaku para anggota organisasi dengan maksud
untuk mencapai dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Secara filosofis, terdapat kesamaan, perbedaan, dan hubungan antara Perilaku
ke(organisasi)an dan manajemen Sumberdaya manusia sebagai berikut;
Perilaku keorganisasian didalami dengan pendekatan behavioral sedangkan manajemen SDM
didalami dengan pendekatan sistem.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai