Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN INDIVIDU DAN IDENTITAS

ASPEK-ASPEK INDIVIDU
Dosen Pengampu: Alfisyah Nurhayati, M.Si

Oleh kelompok 3:

1. Citra Puspita Sari (211101090048)


2. Abdun Muizur Rohman (211101090054)
3. Hadi Zainullah (211101090059)
4. Awalia Khansa Balqist (212101090003)
5. Muhammad Alghazali (212101090008)
6. Maulida Fitri Jayanti (212101090013)
7. Silviana Wulandari (212101090018)
8. Fitrianingtias (212101090023)
9. Imama Muhimma Fatati (212101090029)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
SEPTEMBER 2022
HASIL DISKUSI
Individu bukan berarti manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas. Dengan kata lain, individu adalah sebagai
perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan "orang-seorang" atau "perorangan."
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali melalui ciri fisik. Setidaknya, ada tiga
aspek penting bagi individu, yaitu aspek sosial, aspek fisik, dan aspek psikologis. Semua
aspek di dalam individu tersebut akan saling terkait dan saling memengaruhi. Sehingga, jika
salah satu aspek tersebut rusak, aspek lainnya juga ikut rusak. Sebagai individu yang hidup di
lingkungan sosial, individu memiliki peran penting dan bisa memengaruhi lingkungannya.
Hal inilah yang kemudian disebut sebagai makhluk sosial, yang bisa memengaruhi dan
dipengaruhi oleh orang lain. Berikut ini yang termasuk aspek-aspek individu:
1. Aspek sosial
Aspek sosial merupakan hubungan dengan masyarakat, kemampuan
melakukan interaksi dengan masyarakat dan target kontribusi dengan sesama
kehidupan. Kehidupan sosial sangat penting agar hidup menjadi lebih bermakna dan
menyenangkan. Kita tidak bisa hidup tanpa interaksi dengan lingkungan dan sesama
kehidupan. Dalam mencapai pemenuhan aspek kepentingan sosial adalah penting
diperhatikan untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan. Meluangkan waktu
bersama orang-orang di sekitar kita dengan terlibat dalam kegiatan lingkungan,
seperti kerja bakti di lingkungan sekitar rumah, bersilaturahmi dengan saudara,
sahabat dan tetangga. Ingatlah kesuksesan tidak bisa dilepaskan dari dukungan orang
lain. Banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk membangun hubungan baik dengan
orang lain agar hidup lebih bermakna dan menyenangkan.
2. Aspek Fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan – perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan motorik (Papalia & Olds,
2001). Perubahan pada tubuh/fisik ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah
pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan.
4 aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) antara
lain sebagai berikut :
1. Sistem syaraf (perkembangan kecerdasan dan emosi)
2. Otot – otot (kekuatan dan kemampuan gerak motorik)
3. Kelenjar Endokrin (perubahan – perubahan pola tingkah laku baru)
4. Struktur fisik/tubuh (perubahan tinggi, berat, dan proporsi)
Perubahan fisik (otak) juga merupakan aspek yang sangat penting bagi
kehidupan manusia karena otak adalah sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan
sehingga semakin sempurna struktur otak maka akan meningkatkan kemampuan
kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001). 3 tahap pertumbuhan otak menurut
para ahli (Vasta, Heih & Miller, 1992) yaitu :
1. Cell production (produksi sel)
2. Cell migration (perpindahan sel)
3. Cell laboration (elaborasi sel)
Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus.
a. Perkembangan motorik kasar
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh
perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota
tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan
motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses
kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja
berbeda dengan anak lainnya.
b. Perkembangan motorik halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak
yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.
Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar
dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk
contoh gerakan motorik halus.
3. Aspek Psikologis
Psikologi dapat didefinisikan secara singkat sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia dan hubungan-hubungan antar manusia. Karena hubungan-hubungan antar
manusia juga terwujud dalam bentuk tingkah laku, maka dapat dikemukakan sebuah definisi
yang lebih singkat lagi: Psikologi ialah ilmu-ilmu tingkah laku manusia. Manusia adalah
golongan makhluk yang tertinggi derajatnya. Manusia memiliki kelengkapan pribadi yang
lebih sempurna daripada makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Psikologi berhubungan
dengan tingkah laku manusia, setiap fase perkembangan pribadi manusia serta interaksinya.
Oleh karena itu amat sukar memperoleh pengetahuan yang memadai tentang aspek-aspek
serta intelerelasi tingkah laku manusia melalui suatu penyelidikan yang intensif terhadap
semua itu dalam waktu yang bersamaan. Aspek- aspek psikologis meliputi tiga hal yaitu :
1. Kognitif ( kecerdasan, minat, dan bakat, kreativitas, kemampuan konsentrasi)
Kecerdasan adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak (Terman). Kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya( Colvin). Ada pula yang mendefinisikan
intelegensi sebagai” intelek plus penetahuan (Henmon). Teknik utuk memproses informasi
yang disediakan oleh indra (Hunt). Beberapa ciri tingkah laku yang intelegen ialah berikut
ini:
a. Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang intelegen selalu terarah pada tujuan
atau mempunyai tujuan yang jelas
b. Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, semua tenaga dan alat
alat yang diperlukan dalam suatu pemecahan masalah berada dalam suatu koordinasi.
Tidak acak acakan

c. Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh
tenaga dan tangkas atau lincah

d. Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis dan kaku,
tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian / perubahan terhadap situasi yang
baru.

e. Succes oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman, tenang,
gairah, dan penuh kepercayaan akan sukses/ optimis Cleary motivated behavior,
artinya tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan manfaat bagi orang lain
atau masyarakat.

f. Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan
bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.

g. Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang efisien, efektif, dan cepat atau menggunakan
waktu yang singkat.

h. Broad behavior, yaitu tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan
luas yang meliputi sikap dasar serta jiwa yang terbuka.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi.
2. Afeksi (ketahanan, ketekunan, keuletan kerja, motivasi berprestasi, toleransi stress)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam
lima jenjang, yaitu:
a. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
b. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”

c. Valuing (menilai atau menghargai)

d. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)


e. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau
3. Konasi ( kecepatan dan ketelitian kerja, coping stress, resilliensi).
Konasi disebut juga dengan kemauan yang merupakan salah satu fungsi hidup
kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan
berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang
menuju pada suatu arah. Adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan yang mana
harus diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya seseorang yang mempunyai tujuan untuk
menjadi sarjana dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun walaupun mungkin sambil
bekerja.

Anda mungkin juga menyukai