Anda di halaman 1dari 2

Begitu luasnya memaknai kuliner nusantara, selayaknya menjadi bagian dari strategi memajukan

kebudayaan Indonesia. Dengan mendorong kuliner nusantara lebih mendunia. Apalagi kuliner
nusantara rasanya dapat dikategorikan dalam objek pemajuan kebudayaan, sebagaimana tertuang
dalam Pasal 5 UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Dalam pasal tersebut menyebutkan 10 objek pemajuan kebudayaan. Yakni tradisi lisan,
manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa,
permainan rakyat dan olahraga tradisional. Kuliner nusantara dapat masuk dalam kategori
pengetahuan tradisional dan teknologi tradisional.

Pengkategorian kuliner nusantara sebagai pengetahuan tradisional dan teknologi tradisional


cukup beralasan. Mengingat produk kuliner tidak semata pada sajian dan rasa, tetapi terdapat
metode pengolahan dan alat yang digunakan. Dimana metode dan alat yang digunakan banyak
yang masih tradisional.

Seperti yang disampaikan pula bahwa kuliner nusantara juga media penyampai pesan kehidupan.
Dimana kuliner itu tidak sedikit yang menyimpan filosofi mendalam. Sebagai contoh adalah

Sayur gudeg makanan khas Jawa ini memiliki filosifi bersatunya rakyat dengan penguasa, kue
apem berasal dari Bahasa Arab itu berarti ampunan. Kue ini menjadi simbol permohonan ampun
dan keselamatan bagi manusia, ketupat yang diambil dari "Ngakune Lepat" dalam bahasa Jawa
bermakna pengakuan atas kesalahan dan masih banyak lagi.

Apapun itu kuliner nusantara memang luar biasa. Tidak boleh disederhankan sebagai makanan
biasa. Kuliner nusantara adalah simbol peradaban bangsa Indonesia. Sekaligus identitas yang
menguatkan kekayaan dan keagungan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia.

Kembali pada UU No. 5 tahun 2017, maka menjadi cukup alasan memajukan kuliner nusantara
secara lebih agresif. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian Ristek dan Dikti serta institusi lainnya harus lakukan terobosan
lebih luas.
Pemerintah daerah juga tidak luput dengan tanggung jawab pemajuan kebudayaan. Pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dinyatakan secara tegas harus melakukan upaya pemajuan
kebudayaan. Setidaknya ada lebih dari 15 pasal yang mengatur peran tersebut. Mulai dari Pasal 7
sampai Pasal 50 dalam UU Pemajuan Kebudayaan.

Kini yang menjadi tantangan adalah keberanian pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan
UU No.5 Tahun 2017. Ditengah berbagai persoalan yang terjadi, pemerintah harus mampu
mendorong kebudayaan Indoensia sebagai tuan rumah di negerinya sendiri. Sekaligus menjadi
kuliner nusantara sebagai kuliner yang mendunia.

https://www.kompasiana.com/rikobegawan/5cbd90facc528338d41edc93/menduniakan-kuliner-
nusantara-melalui-uu-pemajuan-kebudayaan?page=2&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai