Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENELITIAN

TRADISI BAGI – BAGI TAKJIL DI BULAN RAMADHAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Yang Diampu:

Alfisyah Nurhayati, M.Si

Oleh :

Alfi Masfufah (211101090051)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

MEI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah penelitian ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada baginda kita nabi besar nabi Muhammad SAW. Dan juga
ucapan rasa syukur kami kepada Allah SWT atas limpahan serta nikmat-Nya, baik berupa nikmat
sehat fisik maupun nikmat sehat fikiran. Sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
penelitian ini untuk memenuhi tugas Antropologi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Tentunya penulisan makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya ini nantinya dapat menjadi
lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jember, 05 Juni 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Takjil dalam arti sebenarnya bermakna kita tidak boleh menunda berbuka, saat berbuka
tiba kitaa dianjurkan untuk bersegera berbuka. Saat ini istilah takjil digunakan oleh
masyarakat Indonesia dengan menyebut kurma daan makanan untuk berbuka sebagai takjil.
Jadi, takjil artinya adalah penyegeraan yang dimaksudkan penyegeraan disini ialah untuk
menyelesaikan puasa/membatalkan puasa dengan memakan sesuatu. Selama ramadhan, menu
khas tradisi takjil yang menggugah selera juga ada dari beberapa negara yang rupanya
bertahan dari tahun ke tahun. Salah satu takjil yang paling populer di Indonesia adalah kolak.
Kolak adalah salah ssatu menu traddisional dengan paduan buah pisang, ubi, labu, kolang-
kaling dalam kuah santan dengan gula merah. Sajian takjil yang satu ini memang unik dan
paling sering dicari selama bulan ramadhan.1

Dalam penelitian ini saya menemukan beberapa manfaat dengan adanya kegiatan bagi-
bagi takjil di bulan Ramadhan juga bagaimana masyarakat memaknai kegiatan bagi-bagi
takjil ini dibulan Ramadhan.

Maka dari itu dengan adanya kegiatan bagi-bagi takjil di bulan Ramadhan saya ingin
memaparkan apa manfaat dari adanya kegiatan bagi-bagi takjil dan bagaimana masyarakat
meemaknai kegiatan bagi-bagi takjil tersebut di bulan Ramadhan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa manfaat dari adanya bagi-bagi takjil?
2. Bagaimana masyarakat memaknai tradisi bagi-bagi takjil tersebut?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui manfaat dari adanya bagi-bagi takjil.
2. Untuk mengetahui makna tradisi bagi takjil.

1
https://www.ayosemaraang.com/umum/pr-773154896/ini-arti-maknaa-takjil-yang-sebenarnya-bukaan-hidaangan-
berbuka-puasa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manfaat adanya bagi-bagi Takjil

Takjil adalah istilah umum untuk makanan ringan yang dimakan semasa berbuka puasa,
biasanya berupa makanan manis seperti kolak pisang, sup buah, es campur, dan sebagainya. Kata
takjil bukanlah berarti makanan, akan tetapi memiliki arti mempercepat dalam berbuka puasa.
Takjil juga bermakna perintah menyegerakan untuk berbuka puasa. Seiring berjalannya waktu,
kata yang digunakan untuk menyuruh orang segera berbuka puasa justru dimaknai sebagai
makanan pembuka saat waktu maghrib tiba.

Bulan ramadhan yang ditandai dengan kewajiban bagi umat islam untuk berpuasa tentu
memiliki banyak keutamaan dibanding dengan bulan-bulan lainnya (Asy-Syaqawi, 2009).
Keutamaan dan keistimewaan tersebut tidak hanya dapat menumbuhkan semangat, menambah
kualitas hablumminallah attau hubungan makhluk dengan Allah, namun juga harus
menumbuhkan semangat hablumminannas atau hubungan antara sesama manusia, salah satunya
adalah dengan memperbanyak sedekah atau berbagi (Maskur, 2011).

Berbagi makanan termasuk sedekah dan merupakan hal utama dalam ibadah yang paling
bagus (Maskur, 2011). Berbagi bisa dilakukan dimana pun, kapan pun, serta kepada siapapun
terrlebih jika berbagi saat bulan Ramadhan. Termasuk fenomena berbagi takjil di Indonesia ini,
dimana setiap amal perbuatan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.2

B. Makna tradisi bagi-bagi Takjil

Masyarakat memaknai berbagi kepada sesama sebagai wujud rasa syukur kepada sang
pencipta. “ Berbagi itu adalah sebuah cerminan rasa syukur”. Jadi, di saat bisa mensyukuri apa
yang kita dapat, pasti akan berbagi ke orang lain. Sebaliknya, jika seseorang tidak punya rasa
syukur maka akan sulit baginya untuk bisa berbagi.

2
Robiah Alawiyah, Ibrahim Syuaib Z (2021). Fenomena Berbagi Takjil pada Bulan Ramadan di Indonesia: Studi
Ilmu Ma’anil Hadits
Dengan berbagi, ada banyak kebaikan yang akan didapat, salah ssatunya balassan atas hal
yang diberi kepadaa orang lain. Selain itu, berbuat baik dengan memberi sesuatu kepada orang
lain akan menimbulkan perassaan positif bagi yang melakukannya.

Berdasarkan pada fenomena yang terjadi bahwa orang Tionghoa turut andil pada setiap
perayaan bulan Ramadhan. Berdasarkan penuturan dari anggota Klenteng bahwa mereka selalu
rutin ikut merayakan bulan Ramadhan. Kegiatan tersebut dicontohkan dengan setiap tahun nya
pihak klenteng dan Orang Tionghoa lainnya rutin melaksanakan kegiatan bagi takjil di sekitar
Klenteng. Kegiatan tersebut dilakukan kurang lebih selama 20 tahun terakhir. Selain itu, pihak
klenteng dan Orang Tionghoa juga melaksanakan kegiatan sahur bersama.

Orang Tionghoa yang memilih untuk ikut merayakan Bulan Ramadhan tentu didasarkan
atas beberapa pertimbangan sebelum melakukan tindakan tersebut. Menurut Max Weber bahwa
individu dalam melakukan tindakan sosial memiliki suatu tujuan tertentu serta pertimbangan
yang rasional, (Muhlis & Norkholis, 2016).3

Yang menarik dari tradisi bagi takjil ini bukan pada nilai makanan dan kualitas dari jenis
makanannya, melainkan nilai shodaqoh yang tertanam dalam hati orang-orang yang berbagi.

3
Elvira Fihtri, Agus Machfud Fauzi (2022). Rasionalitas Keikutsertaan Orang Tionghoa Pada Perayaan Bulan
Ramadhan di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Berbagi atau sedekah takjil memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat lebih
mendekatkan diri kepada allah dan juga dapat meenjalin silaturahmi lebih luas antar
sesama manusia.
2. Bagi masyarakat makna berbagi kepada sesama merupakan wujud rasa syukur kepada
sang pencipta.
B. SARAN

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dimana


kekurangannya itu dari segi pengetahuan dan referensi yang penulis miliki sangatlah terbatas,
karenanya kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu kedepannya dalam menyusun
makalah agar kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah Robiah, Ibrahim Syuaib Z (2021). Fenomena Berbagi Takjil pada Bulan Ramadan di
Indonesia: Studi Ilmu Ma’anil Hadits
Fihtri Elvira , Agus Machfud Fauzi (2022). Rasionalitas Keikutsertaan Orang Tionghoa Pada
Perayaan Bulan Ramadhan di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
https://www.ayosemaraang.com/umum/pr-773154896/ini-arti-maknaa-takjil-yang-sebenarnya-
bukaan-hidaangan-berbuka-puasa

Anda mungkin juga menyukai