DISUSUN OLEH:
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1. Kehamilan ................................................................................................ 5
2. Kelahiran .................................................................................................. 6
4. Perkawinan ............................................................................................... 9
5. Kematian ................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upacara daur hidup merupakan serangkaian ritual dan tradisi yang dijalankan
oleh masyarakat Riau sejak awal kehamilan hingga kematian. Upacara ini
memegang peranan penting dalam memuliakan kehidupan dan melibatkan berbagai
aspek kehidupan masyarakat, termasuk adat, agama, dan moralitas.
Dalam masyarakat Riau, upacara daur hidup dianggap sebagai bagian integral
dari kehidupan sehari-hari. Setiap fase kehidupan, dari kehamilan hingga kematian,
memiliki makna dan simbolis yang mendalam. Upacara ini tidak hanya merupakan
tanda syukur kepada Tuhan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap
individu yang mengalami fase-fase peralihan tersebut.
Upacara-upacara ini juga mengajarkan moral dan etika kepada generasi muda,
serta mempererat rasa solidaritas dalam masyarakat. Dengan demikian, upacara
daur hidup tidak hanya merupakan rangkaian ritual, tetapi juga bagian integral dari
identitas budaya dan kehidupan masyarakat Riau.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu upacara daur hidup?
2. Apa saja upacara daur hidup?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi upacara daur hidup
2. Untuk mengetahui yang termasuk upacara daur hidup
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Upacara Daur Hidup
Upacara daur hidup adalah upacara yang dilaksanakan pada masa-masa tertentu
dalam kehidupan seseorang. Upacara ini sarat dengan simbol-simbol yang
bermakna sebagai harapan- harapan baik dan unsur-unsur pendidikan dan moral.
Pelaksanaan upacara daur hidup dapat dibagi dalam lima fase yang dimulai
sejak dalam kandungan hingga kematian. Setiap fase pada dasarnya merupakan
masa peralihan dari setiap individu. Setiap fase juga dipenuhi dengan adatnya
masing-masing, yang menjadi bagian dari sistem sosial dan perwujudan sikap
tunduk dan rasa syukur kepada Allah Swt.
a) Meniga Bulan
5
b) Menempah Bidan
c) Menujuh Bulan
Menujuh bulan atau disebut juga lenggang perut dilaksanakan pada saat
kandungan telah memasuki usia tujuh bulan atau telah genap tujuh bulan.
Upacara ini bertujuan untuk melihat kembali (evaluasi) kesehatan ibu, dan
juga untuk mempersiapkan masa persalinan.
2. Kelahiran
Adat di dalam kelahiran adalah aturan-aturan, tatanan, dan tradisi yang
dilaksanakan pada saat bayi baru lahir hingga menginjak usia 60 hari.
Pelaksanaan bertujuan sebagai syukuran atas kelahiran bayi, doa atas kesehatan
dan keselamatan calon ibu, dan sebagai pemberitahuan kepada anggota keluarga
yang lain. Pada masa kelahiran terdapat beberapa ritual dan upacara.
Pada masa melahirkan, ibu dan bayi harus melalui masa berpantang yang
dilaksanakan hingga bayi berusia 40 hari. Selama berpantang, bayi dan ibu tidak
diperbolehkan melakukan hal-hal yang dipantangkan sebab bisa mengganggu
kesehatan calon ibu dan bayi.
a) Menanam Ari-ari
Ari-ari (plasenta) disebut juga dengan kakak si bayi. Menanam atau mer
tutup urkan ari-ari dimaksudkan untuk memuliakan bayi dan proses
kelahirannya. Sebelum dikuburkan, ari-ari dibersihkan kemudian
dimasukkan ke dalam periuk tanah disertai dengan asam dan garam, lalu
disimpan dan dijaga dengan baik. Penguburan ari-ari biasanya dilaksanakan
beberapa saat setelah kelahiran.
b) Tanggal Pusat
6
Upacara tanggal pusat dilaksanakan tiga hingga tujuh hari setelah
kelahiran. Pelaksaaan upacara biasanya mengundang anak-anak di sekitar
rumah sambil makan bersama dan memberi mereka beberapa pemberian.
Mengumpulkan anak-anak dimaksudkan sebagai kegembiraan dan harapan
agar kelak sang anak disenangi di dalam masyarakat, murah hati, dan suka
membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
d) Bertindik
7
e) Turun Mandi
Pada beberapa wilayah, turun mandi dikenal juga dengan naik buaian
atau pijak tanah. Upacara ini dilaksanakan setelah 45 hari masa kelahiran.
Turun mandi bertujuan bahwa sang bayi dan ibu telah selesai melalui masa
berpantang dan bersiap memasuki kehidupan yang lebih mulia.
8
yang membayar hutang sekaligus layak untuk diterima yang
memberikan jasa.
3. Akil Balig
a) Sunat Rasul Anak Laki-laki
Perayaan sunat rasul dapat dilakukan dalam berbagai cara, namun tujuan
utama adalah untuk memenuhi sunah sebagaimana yang diperintahkan
rasul. Selain itu, bersunat juga menyucikan anak yang akan memasuki masa
remaja.
b) Mengasah Gigi
Mengasah gigi dilakukan oleh anak gadis dan bujang yang memasuki
usia balig. Namun, lebih umum dilakukan oleh anak gadis. Upacara ini
bertujuan untuk meratakan dan merapikan gigi agar wajah terlihat berseri.
Mengasah gigi juga dimaksudkan sebagai pertanda bahwa anak telah berada
pada masa balig dan bersiap memasuki masa dewasa.
4. Perkawinan
Adat di dalam perkawinan adalah aturan, tatanan, ide-ide, serta tatacara dan
tradisi masyarakat yang harus dipenuhi dan dijalani dalam menghadapi,
melaksanakan dan mewujudkan suatu perkawinan (pernikahan).
a) Mendengar-dengar
9
atau saat mencuci di sungai. Hal yang didengar adalah apakah gadis tersebut
telah siap berumah tangga atau telah didekati oleh keluarga yang lain.
b) Merisik
c) Meminang
e) Antar Belanja
10
disepakati saat meminang. Selain menyerahkan uang, dalam antar belanja
juga membicarakan waktu pelaksanaan perkawinan
f) Berinai
g) Akad Nikah
Akad nikah atau ijab kabul merupakan proses ikatan suci berupa
perjanjian antara laki-laki dan wali dari perempuan yang dilaksanakan
berdasarkan syariat Islam. Upacara ini dipimpin oleh seorang penghulu
nikah yang dibantu oleh dua orang saksi, beserta pengantin laki-laki dan
seorang wali dari pihak perempuan.
h) Berandam
i) Hari Langsung
11
laki-laki. Upacara ini bermakna bahwa pengantin telah
mengkhatamkan Alquran sebagai tanda istri saleh, dan telah
memahami kandungan di dalamnya sebagai pegangan dalam
memasuki kehidupan berumah tangga.
2) Berarak, Berarak merupakan berjalan beriringan yang dilakukan
secara bersama-sama. Pada wilayah masyarakat adat dan suku asli,
rarak dikenal dengan dua jenis yaitu rarak kecil dan rarak besar.
Perbedaan kedua jenis rarak tersebut terletak pada musik pengiring
yang menyertainya. Rarak kecil tidak memakai gondang beredung
(celempong oguang), sedangkan rarak besar disertai dengan gondang
beregung. Berarak dilakukan dengan iringan gendang beregung atau
musik kompang.
3) Membuka Pintu, Pada saat memasuki rumah pengantin perempuan,
pengantin laki-laki dihadang sehelai kain di depan pintu rumah. Kain
penghalang dibuka dengan silat dan berbalas pantun oleh kedua belah
pihak. Hal ini bermakna bahwa untuk mendapatkan pengantin
memerlukan pengorbanan dan perjuangan.
4) Bersanding, Kedua pengantin duduk bersanding di pelaminan yang
telah dipersiapkan. Pengantin laki-laki duduk di sebelah kanan
pengantin perempuan. Hal ini bermakna bahwa pengantin laki-laki
siap membimbing dan melindungi sang istri.
j) Menyembah Mertua
12
5. Kematian
Secara umum, upacara pada kematian diperingati dengan yasinan dan
kenduri yang dilaksanakan berdasarkan waktu-waktu tertentu, misalnya meniga
hari (hari ketiga setelah kematian), menuju hari (hari ketujuh), empat puluh hari
(hari ke empat puluh), dan seratus hari (hari keseratus setelah kematian).
Beberapa tradisi yang dilaksanakan pada masa ini di antaranya adalah ziarah
kubur dan menambak.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upacara daur hidup merupakan serangkaian ritual dan tradisi yang dilaksanakan
dalam berbagai fase kehidupan seseorang, mulai dari masa kehamilan hingga
kematian. Setiap fase memiliki simbol-simbol dan adat istiadatnya sendiri, yang
memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat.
Ketika anak mencapai masa akil balig, upacara sunat rasul bagi anak laki-laki
dan mengasah gigi bagi anak perempuan dilakukan sebagai bagian dari proses
menuju kedewasaan. Sementara itu, perkawinan dihiasi dengan berbagai prosesi,
termasuk Mendengar-dengar, Merisik, Meminang, Akad Nikah, dan Hari
Langsung. Setiap tahap dalam proses perkawinan memiliki makna dan simbol
tersendiri, yang mencerminkan kesungguhan dan komitmen dalam membangun
keluarga.
14
DAFTAR PUSTAKA
Taufik Ikram Jamil, dkk. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya
Melayu
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan
Budaya
15