Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“HADITS UPACARA MANDI BELIMAU”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Hadits Tamaddun Melayu Dan Metode Pembelajaran Hadist

Dosen Pengampu:
Dr. Miftah Ulya, S.Th.I., MA.

Disusun Oleh:
Sholly Wahyudi Harahap (12030411257)
Wulan Safitri (12030425214)
Haqqi Nurhadi (12030414746)

KELAS VIB
PROGRAM STUDI ILMU HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2023 M / 1444
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi Rabbil ’Alamin, kami ucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga dengan berkat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang yang dihiasi oleh iman, islam dan ihsan.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Miftah Ulya, S.Th.I., MA. sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan kami amanah untuk menyusun makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua serta menambah khazanah keilmuwan kita. Adapun judul makalah ini
adalah tentang “HADITS UPACARA MANDI BELIMAU”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa banyak kekurangan dan keterbatasan, meskipun telah disertai
dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Dengan ini kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal ’Alamin.

Pekanbaru, 28 Maret 2023


Penyusun

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... II

BAB I .................................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................................................................2

BAB II ............................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 3

A. Mandi Belimau Kasai ................................................................................................................................3

B. Tujuan Mandi Belimau Kasai dan Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Mandi Belimau. ............ 5

BAB III ..............................................................................................................................................................9

KESIMPULAN ................................................................................................................................................ 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................................................9

B. Saran .......................................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................................10

LAPORAN METODE PEMBELAJARAN HADIST ................................................................................ 11

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adat atau tradisi biasanya diartikan sebagai suatu ketentuan yang berlaku dalam masyarakat tertentu,
dan menjelaskan segala suatu keseluruhan masalah hidup.1 Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh
dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama
dan kepercayaan dan lain-lain. Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, setiap daerah di Indonesia
memiliki ciri khasnya masing-masing.
Banyak budaya Indonesia salah satunya ialah budaya penyambutan bulan suci Ramadhan atau bulan
puasa. Di beberapa daerah Indonesia memiliki cara-cara unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan atau
bulan puasa, seperti tradisi Mungguhan di masyarakat Sunda, Tradisi Nyorong di masyarakat Betawi, tradisi
Dugderan di masyarakat Semarang, Jalur Pacu di masyarakat Kuantan singingi Riau, tradisi Meugang di
masyarakat Nangro Aceh Darussalam (NAD), tradisi Padusan di masyarakat Klaten, Tradisi Dandangan di
masyarakat Kudus Jawa Tengah, Megengan di masyarakat Surabaya Jawa Timur, tradisi Nyadran di
masyarakat Jawa dan masih banyak lagi tradisi-tradisi penyambutan bulan suci Ramadhan di daerah-daerah
Indonesia.
Begitu juga di Suku melayu, yaitu tradisi Balimau. Tradisi Balimau ini ialah suatu tradisi yang
dijalankan oleh Suku melayu dalam menyambut bulan suci Ramadhan atau bulan puasa. Tradisi Balimau di
Suku melayu ini sebenarnya hampir mirip dan memiliki makna yang sama dengan tradisi masyarakat Batak
yaitu Marpangir dan juga tradisi masyarakat Jawa yaitu Padusan yang memiliki arti mensucikan diri
sebelum menjalankan ibadah puasa.Menurut masyarakat Minangkabau, tradisi Balimau adalah tradisi mandi
menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan
pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.Dalam tradisi tersebut
digambarkan, para pengunjung layaknya mandi biasa, namun di penghujung mandi diakhiri dengan siraman
air Tradisi Balimau dipercaya sudah ada sejak abad ke-19 pada masa penjajahan Belanda.
Awalnya, Tradisi Balimau merupakan sebuah ritual di mana pada hari terakhir bulan Sya'ban
seseorang diharuskan mandi keramas dengan limau, kasai (bunga rampai), dan beberapa jenis bunga lainnya.
Balimau juga sering disebut dengan bakasai (mandi dengan bunga rampai). Setelah Balimau atau Bakasai
tersebut, barulah seseorang berniat untuk berpuasa Ramadhan esok harinya. Tradisi ini diwariskan secara
turun temurun, bahkan sampai saat ini masih terus berlangsung. Latar belakang dari Balimau adalah

1
Husni Thamrin, Orang Melayu Agama, Kekerabatan dan Perilaku Ekonomi, (Lpm: Uin Suska Riau, 2009) h.1.
1
membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan, sesuai dengan ajaran agama
islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang masalah yang telah penyusun kemukakan tadi, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah:
1. Apa Definisi mandi belimau,perlengkapan apa saja yang digunakan dan bagaimana tata cara mandi
belimau?
2. Apa tujuan dari mandi belimau,dan apa nilai-nilai islam yang terkandung dalam tradisi mandi belimau?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,maka tujuan penyusunan karya
ilmiah ini adalah:
1. Untuk memahami Definisi mandi belimau, perlengkapan yang disiapkan, dan tata cara mandi belimau.
2. Untuk Memahami Tujuan mandi belimau, dan Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mandi belimau.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Mandi Belimau Kasai
1. Definisi Mandi Belimau Kasai
Balimau Kasai berasal dari kata Balimau dan Kasai. balimau yaitu mandi dengan air yang dicampur
jeruk (limau). Kasai diartikan sebagai wangi wangian. Balimau Kasai adalah praktik ritual mandi dengan
menggunakan air yang dicampur jeruk limau. Menurut kepercayaan, jeruk yang dipakai untuk digunakan
mandi Balimau Sakai adalah air bersih yang telah dicampur dengan bunga wangian yang dicampur dengan
jeruk seperti jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai
saat berkeramas.Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini dipercayai dapat mengusir segala macam
rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.Tradisi yang sudah dikenal sejak lama
ini merupakan kebiasaan warga Riau untuk mensucikan diri dan mandi dialiran Sungai Kampar, Riau. Dari
Pekanbaru, lokasi ini dapat ditempuh dengan perjalanan sekira satu jam atau 58 km.2
Balimau kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di provinsi
Riau untuk menyambut bulan suci ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun yaitu
sehari menjelang masuknya bulan puasa, upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan
kegembiraan memasuki bulan puasa juga merupakan simbol penyucian diri. Balimau sendiri bermakna
mandi dengan menggunakan air yang di campur jeruk yang oleh masyarakat Kampar sendiri disebut limau.
Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan
kasaiadalahwangiwangian yang biasanya dipakai kewajah dan tangan atau semacamlulur. Bagi masyarakat
Kampar pengharum badan (kasai) ini dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam
kepala, sebelum memasuki bulan puasa.3
2. Perlengkapan Untuk Mandi Belimau Kasai
Adapun peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam upacara ini adalah:
 Baju enam warna, yaitu: putih, hijau, merah, kuning, hitam dan kelabu. Pakaian berwarna putih
secara khusus digunakan oleh pemimpin upacara. Sedangkan sisanya digunakan oleh pembantunya.
 Guci atau kendi. Guci yang digunakan adalah guci khusus yang telah berumur ratusan tahun. Guci
ini digunakan sebagai tempat ramuan khusus yang akan digunakan dalam upacara Mandi Balimau.
 Irisan halus daun pandan
 Kuntum bunga kenanga, bunga mawar, bunga tanjong dan segenggam bunga Melati.

2
Irfan – Asumsi.Co, Balimau kasai Ritual mandi khas Riau untuk sambut Ramadhan, dikutip dari
https://asumsi.co/post/60337/balimau-kasai-ritual-mandi-khas-riau-untuk-sambut-ramadan/ Pada tanggal 28 maret, Hari selasa,
Jam 13.29
3
FB Anggoro, Belimau sekadar tradisi mandi massal jelang Ramadhan, dikutip dari
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/balimau-kasai-tradisi-orang-kampar-sambut-puasa/ Pada tanggal 28 maret 2023,
Hari Selasa, Jam 13.10
3
 Ramuan khusus. Ramuan ini terbuat dari campuran air yang diambil dari sumur kampung yang
telah dibacakan mantera dan dicampur dengan :
 Jeruk nipis 7 buah. Buah ini melambangkan penguasaan terhadap ilmu sakti sebagai mana
penguasaan Akek Pok.
 Pinang 7 Butir. Melambangkan kesucian batin pendekar, sebagaimana Depati Baherein.
 Bonglai kering 76 iris. Melambangkan sikap pemberani, pemberantas jin dan iblis, serta ahli politik
sebagaimana sifat dan keahlian Akek Jok.
 Kunyit 7 mata. Benda ini mempunyai arti bahwa orang yang rajin musuhnya iblis, dan orang malas
kawannya iblis sebagaimana yang ditujukkan oleh Akek Sak.
 Mata Mukot 7 jumput dan bawang merah 7 biji. Melambangkan sifat penurut sebagaimana sifat
akek Daek.
 Arang using. Melambangkan sifat sabar, pandai menyimpan rahasia, dan kuat melakukan jihad
fisabilillah. Sebagaimana ditunjukkan oleh Akek Dung.
Kain lima warna yang dipajang ditempat pelaksanaan. Adapun warna dan maknanya adalah
 Kain warna merah, mempunyai arti panglima- Isrofil istana jantung Daging Usman.
 Kain warna kuning mempunyai arti pengrajin- Mikail Istana Urat Umar.
 Kain warna kelabu mempunyai arti pemberani- Isroil istana Jantung Tulang Ali.
 Kain warna hitam mempunyai arti Sabar penyimpan Rahasia, Bersatu Jihad-Jibroil Istana Lidah
Darah Abu Bakar.
 Kain warna putih mempunyai arti kesucian-titis Nur Muhammad SAW Al Ulama Miswhatul
Mursyid.
3. Tata Cara Mandi Belimau
1. Sehari menjelang pelaksanaan mandi Balimau, orang-orang mengadakan ziarah ke makam
tokoh masyarakat setempat yakni Makam Depati Bahrein yang terletak di wilayah Lubuk
Bunter sebagai bentuk Nampak tilas pada perjuangan beliau.
2. Setelah sasmpai dimakam, para peziarah berdoa didampingi tokoh agama.
3. Kemudian para peserta upacara langsung menuju ke dermaga Lubuk Bunter.
4. Selanjutkan menyebrangi sungai Jada
5. Sementara itu sang pemimpin upacara menyiapkan ramuan khusus, yaitu air yang diambil dari
sumur kampung yang telah dibacakan mantera dan dicampur dengan ramuan yang terdiri dari
jeruk nipis, pinang, bonglai, kunyit, bawang merah, kenanga dan bunga mawar. Dimana ia
juga harus menyiapkan 5 kain dengan warna berbeda yang melambangkan kekuatan pengawal
Depati Bahrein. Lalu ramuan keramat tersebut dibungkus dan dimasukkan dalam tas berisi
kain lima warna.

4
6. Pada hari berikutnya, pemimpin upacara menuju tempat pelaksanaan upacara dengan
menggunakan pakaian putih dengan dikawal oleh para pengawal yang mengenakan pakaian
berwarna hitam, abu-abu, kuning, merah dan hijau.
7. Setelah semua persiapan cukup, acara balimau dimulai.
8. Dan kemudian peserta mengucapkan niat sebelum memulai.
9. Kemudian pemimpin upacara dengan didampingin lima laki-laki dengan mengenakan kain
hijau, merah, kuning, hitam dan kelabu membaca doa dan memantrai air ramuan yang ada
dalam kendi. Setelah itu air ramuan tersebut disiramkan kepada warga.
10. Acara pemandian dimulai dengan membasahi telapak tangan kanan dan dilanjutkan dengan
tangan kiri, jika dalam upacara ini hadir pejabat penting, maka para pejabat tersebut
dimandikan terlebih dahulu.
11. Kemudian dilanjutkan dengan membasuh kaki kanan lalu kaki kiri.
12. Setelah itu membasahi ubun-ubun.
13. Kemudian dilanjutkan dengan seluruh badan.
14. Setelah semua peserta upacara selesai mandi. Kemudian dipentaskan tarian Nampi.
15. Setelah itu dilanjutkan dengan pelaksanaan tradisi adat Sepintu Sedulang, yaitu membawa
makanan secara bergotong-royong di suatu tempat, seperti masjid. 4
Dan setelah itu acara selesai. Adapun doa dan mantra yang digunakan antara lain yaitu:
 Surat Yasin, ketika melakukan ziarah ke makam Depati Bahrein
 Mantra untuk membuat ramuan keramat
 Doa memulai mandi
B. Tujuan Mandi Belimau Kasai dan Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Mandi Belimau.
1. Tujuan Mandi Belimau
a. Mensucikan diri baik itu dzahir maupun batin misalnya sifat dengki amarah dan sebagainya.5
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

‫صّلى ل‬
‫َّل‬
‫وَ لل‬
َ َّ َ ُ‫ُ ََ ل‬ ‫نْ ََا ََ بع ََ بَ لش ير ََ لُ ل‬
‫وَ َلم عْ ل‬ ‫ُ َلَُ ع‬ َ ََ ٍ‫ََ لَدَََُا ََبلو لَ َْ عْ يٍ ََ لَدَََُا ََِ لٍلُّل ََ عَ ََ لاِ ي‬
‫اَ َلم عْ ل‬

‫اٌ ََ ََ عَّْ لَ ََا َِثلري لِ عَ َلُ ل‬


‫لاِ ََ ََ عَ ََلَ َُى‬ ‫شَلَ ََ ي‬ ‫ن ََ عحٍََ لَُ بَلِ ي‬
َ ِ‫ن َ بََ عَََُْ لَ ََا ل‬ ‫َََّعْ لِ َ َُّل ٍَ ََ لُ ل‬
‫وَ َ عحَََ لَ بَلِ ي‬

َ‫ُ َ عَ لَ َوََل َِْل َ َََ َ إل ل‬ ‫اٌ ٍَِ يٍَ ٍَ ََى َو ََ َ عحلَى ل‬


‫شََ ََ ل‬ ‫اٌ َُتَ ع ل ل ل ل ل ل ل‬
‫شَلَ ََ ل‬
‫وِ ل‬‫َ ل‬ ‫َ َع َ ع‬ ‫رَ لَ ُِ َ َ عٍِِ َ َِ عَ َ ََ ََ لِ َل ن ل‬
َ ‫ع‬ َ َ‫َل لع‬
4
Irfan – Asumsi.Co, Balimau Kasai Ritual Mandi Khas Riau Untuk Sambut Ramadhan, dikutip dari
https://asumsi.co/post/60337/balimau-kasai-ritual-mandi-khas-riau-untuk-sambut-ramadan/ Pada tanggal 28 maret 2023,hari
selasa,Jam 14.28
5
Theo Rizky, Mengenal Balimau Kasai,makna dan tujuannya, tradisi menyambut Ramadhan di Kampar riau, dikutip
dari https://tribunpekanbarutravel.tribunnews.com/2023/03/24/mengenal-balimau-kasai-makna-dan-tujuannya-tradisi-menyambut-
ramadan-di-kampar-riau Pada tanggal 28 maret 2023,hari selasa, Jam 14.46
5
‫َ لَ لِ ع‬ ‫لل‬ ‫ُ لمى َ َََ إل لَ لمى لل‬‫ل‬ ‫ل‬
‫َ لَ لِّنِل‬
َ َ‫صَّ ََ َ عج‬
َ ُ َ َََ ‫ًََْة إل‬
‫صَّ ََ ع‬ ‫ل‬
َ َ‫َّ لِ َ عََِِ َحَا لَلِِل َ َََ َ إ لَ لِ َ عج‬ َ ‫ل لُ لِِ َِّ ي ة‬
‫ل‬
‫َ لَ لِّنِل َ َََ َ ِ ََ َلع َُّ ل‬
ُ‫ع‬ َ َ‫َ ََ َ عج‬
َ ََ ٌ
‫ل‬
َ ََ َََ ‫َ إ‬
‫َ ََ ع‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Zakariya,
dari 'Amir, ia berkata: Aku mendengar an-Nu'man bin Basyir berkata: Aku mendengar Rasulullah
saw bersabda: "Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun di antara keduanya
ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barang siapa yang
menjauhkan dirinya dari yang syubhat berarti telah menjaga agamanya dan kehormatannya. Dan
barang siapa yang sampai jatuh pada perkara-perkara syubhat, sungguh ia seperti seorang
penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir tempat terlarang untuk menggembala yang
dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan
ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan
ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal daging yang apabila baik, maka baiklah tubuh tersebut
dan apabila rusak, maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati".
b. Untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta
maaf.
Mandi Balimau Kasai ini, memiliki nilai pendidikan Agama Islam adalah proses pensucian
diri. Selain itu, tradisi ini merupakan mandi di sungai dengan limau yang dianggap sebagai penyucian
fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan
saling mengunjungi dan meminta maaf.6 Maka Balimau kasai bertujuan untuk menyegarkan aroma
tubuh. dimaknai sebagai pembersihan dari segala bentuk keburukan diri.seperti sifat dengki amarah
dan sebagainya.7
2. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Mandi Belimau
Tradisi Balimau Kasai sarat dengan nilai-nilai religius baik eksoteris maupun esoteris. Dalam
tradisi mandi balimau, setidaknya ada tiga esensi nilai yang terkandung dalam tradisi Balimau Kasai.
Pertama: menyucikan diri sebagai manifestasi taubat. Balimau Kasai adalah bentuk lahiriah dari
membersihkan diri dari kotoran jasmani. Kata balimau sendiri penekanan maknanya menunjukkan
bahwa mandi yang benar-benar bersih.Kotoran yang melekat di badan hanya bisa dibersihkan dengan
limau (jeruk). Limau lah alat pembersih badan pada zamannya yang ampuh membersihkan semua

6
Fajri Arman, “Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Balimau Kasai Di Desa Kuapan Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar” dalam JomFISIP, Volume 2 No. 2 Oktober 2015, hlm. 4
7
Theo Rizky, Mengenal Balimau Kasai,makna dan tujuannya, tradisi menyambut Ramadhan di
Kampar riau, dikutip dari https://tribunpekanbarutravel.tribunnews.com/2023/03/24/mengenal-balimau-
kasai-makna-dan-tujuannya-tradisi-menyambut-ramadan-di-kampar-riau Pada tanggal 28 maret 2023,hari
selasa, Jam 14.46
6
jenis kotoran fisik.Penggunaan kata balimau juga mengandung makna esoteris artinya membersihkan
batiniah dan sejatinya makna inilah yang dikehendaki oleh Balimau Kasai.
Oleh karena itu mandi balimau adalah sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat untuk
membersihkan jasmani dan rohani. Tradisi ini kemudian dikaitkan dengan ajaran agama Islam, yakni
sebagai simbol benar-benar membersihkan diri lahir dan batin menjelang melaksanakan ibadah
puasa.Tradisi ini sarat dengan nilai-nilai filosofis karena di daerah ini berlaku Adat bersendikan syara’,
syara’ bersendikan Kitabullah. Sebagai sebuah tradisi yang berkembang dalam masyarakat muslim
jelas tradisi ini merujuk pada nilai-nilai Islam dalam menyambut bulan suci Ramadan. Rasulullah Saw
bersabda:

‫ َ ََ لِ ٍَ َع ل‬،َ‫َ لِِ َََّ ل‬


ِ‫ُ ََ لُ ي‬ ‫ُ َُ يِ َلِلٍ ل ل‬
َ ‫ٌ َ عُ ََُل ََََّ عٍ ل‬ ‫ع‬
‫ل‬ ‫َّ صّلى ل ل‬
‫ " ََِ ٍَ َع ل َ ل‬: ٍَ ‫َّل َََّعِْ َ َُّل‬
‫اَ َُ ل ل‬
َ ‫وَ ل‬ ‫ََ َ َ ل‬

.ًَ‫ر ََََّ عٍ ل عَ لخ ََُل َ عجَُل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ َ ََ لِ ٍَ َع ل‬،‫ََّ ََ ََ عَ َِ َ عَ لََعَ ٍَ لَِل‬


ََ ُ‫ُ ََ لُ يِ َ عْ ََ ََ َ عُ ََُل َبََ َوَُل َلع‬ َ َََِ ِ‫َْ َخ َِ َََّعْ ل‬
َ ‫ْا لَ ََا ع‬
Celakalah seseorang, aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.
dan celakalah seseorang,Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan
ampunan, dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut namun kedua
orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya). (HR. Ahmad)
Artinya mandi Balimau Kasai merefleksikan upaya makhluk untuk membersihkan diri untuk
mendapatkan ampunan dari Allah, dalam bahasa agama disebut tazkiyatun nafs.
Kedua: menjalin silaturrahim.Dalam tradisi masyarakat Melayu Kampar mandi Balimau Kasai
didahului oleh serangkaian kegiatan. Di antaranya pada 30 Syakban masyarakat memasak makanan
tertentu seperti lemang, rendang dan kue. Hal ini dilakukan bersama-sama di belakang rumah yang
memiliki area yang luas. Makanan-makanan ini dimasukkan dalam tempat khusus yang di sebut
rantang. Selanjutnya dibawa ke rumah sanak keluarga. Dalam kegiatan inilah ranah untuk merajut tali
silaturrahim, tempat meminta maaf atau saling memaafkan.Momentum Balimau Kasai dilihat sebagai
tempat yang baik untuk mengungkai benang yang kusut atau menjernihkan yang keruh. Silaturrahim
yang putus bisa dijalin kembali.
Sehingga memasuki bulan puasa tak ada lagi selang sengketa antara mamak dan kemenakan,
antara suami dan isteri, antara anak dengan orang tua serta sesama anggota masyarakat. Nilai-nilai ini
mendapat pijakan dalam Islam.Islam memerintahkan untuk membangun silaturrahim dengan
baik.Sejatinya makna Balimau Kasai sejalan dengan anjuran Islam dalam kaitan menjalin silaturrahim.
Ketiga: suka cita dalam menyambut Ramadan Karena bulan ini Sangat agung. Dalam Hadits
Nabi disebutkan:

َ‫َُ َلُلا ل‬ ‫ َ ِلّلِ َُ ع‬، ً‫َُ َجلَُ ل‬


‫ُ َبعَ َو ل‬ ‫ َ َلتل ََ ع‬، ‫ن‬
‫ُ َبلَ َو ل‬
‫ٌ َل ل ل‬
‫شَْاط ل‬ ‫ْا لَ ص لَِ ََ ل‬
‫إل َََ َْ َخ َِ َََِ َ ل‬

7
Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan
dibelenggu, (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ramadan dirasa benar-benar tamu agung sehingga penyambutannnya dilakukan dengan
perlakuan istimewa. Suasana batin masyarakat tergambar dari kegembiraannya dalam menyambut
kedatangan bulan suci Ramadan.Perasaan suka cita dalam menyambut bulan suci Ramadan juga
selaras dengan nilai-nilai Islam.8 Dalam Hadits Nabi disebutkan:
‫ْا ََ َ لٍُ ل َُ ََُل ََّى َلُلِ عر ل‬
ََ ‫َِ عَ ٍََ ل ل‬
َ َ َ َ ‫لَ ب لَ لخوَ َََِ َ َ َ ل‬
َ
“Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk
neraka.”

8
Riau Bernas.Com, Mandi belimau:Tradisi Kultural Jelang Ramadhan, dikutip dari
https://riaubernas.com/mobile/detailberita/2130/mandi-balimau-tradisi-kultural-jelang-ramadhan Pada tanggal 28 maret, Hari
selasa, Jam 15.39
8
BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Balimau kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di provinsi
Riau untuk menyambut bulan suci ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun yaitu
sehari menjelang masuknya bulan puasa, upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukurdan
kegembiraan memasuki bulan puasa juga merupakan simbol penyucian diri.Balimau sendiri bermakna
mandi dengan menggunakan air yang di campur jeruk yang oleh masyarakat Kampar sendiri disebut limau.
Terdapat sejumlah peralatan dan bahan yang biasa digunakan dalam ritual Balimau Kasai ini. Di
antaranya baju enam warna, yaitu: putih, hijau, merah, kuning, hitam dan kelabu. Pakaian berwarna ​ putih
secara khusus digunakan oleh pemimpin upacara sedangkan sisanya digunakan oleh pembantunya.Lima
warna ini memiliki makna yang dihubungkan dengan malaikat dan empat khulafaur-rasyidin atau empat
pemimpin Islam dalam tradisi Sunni sepeninggal Nabi Muhammad Saw.
Adapun tujuan belimau kasai iyalah, pertama: Mensucikan diri baik itu dzahir maupun batin
misalnya sifat dengki amarah dan sebagainya. Kedua: Untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim
dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.

B. Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami
pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan
saran dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Husni Thamrin. 2009. Orang Melayu Agama, Kekerabatan danPerilaku Ekonomi, (Lpm: Uin Suska Riau).
Usman al-Khaubawi, Durratun Naşihīn terj. Abu H.F Ramadhan (Surabaya: Mahkota, 1987).

Dona Kahfi. MA. Iballa. 2015. Tradisi Mandi Balimau dimasyarakat kuntu. Yogyakarta: Program Pasca
Sarjana UIN Sunan Kalijaga

Fajri Arman, “Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Balimau Kasai Di Desa Kuapan Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar” dalam JomFISIP, Volume 2 No. 2 Oktober 2015,

Irfan – Asumsi.Co, Balimau kasai Ritual mandi khas Riau untuk sambut Ramadhan, dikutip dari
https://asumsi.co/post/60337/balimau-kasai-ritual-mandi-khas-riau-untuk-sambut-ramadan/Pada
tanggal 28 maret, Hari selasa, Jam 13.29

FB Anggoro, Belimau sekadar tradisi mandi massal jelang Ramadhan,dikutip dari


https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/balimau-kasai-tradisi-orang-kampar-sambut-
puasa/ Pada tanggal 28 maret 2023, Hari Selasa, Jam 13.10

Theo Rizky, Mengenal Balimau Kasai,makna dan tujuannya, tradisi menyambut Ramadhan di Kampar riau,
dikutip dari https://tribunpekanbarutravel.tribunnews.com/2023/03/24/mengenal-balimau-kasai-
makna-dan-tujuannya-tradisi-menyambut-ramadan-di-kampar-riau Pada tanggal 28 maret
2023,hari selasa, Jam 14.46

10
LAPORAN METODE PEMBELAJARAN HADIST

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


HADITS TARBAWI TAHUN PELAJARAN 2023/ 2024

Guru Madrasah : Sholly Wahyudi Harahap


Nama Madrasah : Ponpes Qur’an At-taysir
Mata pelajaran : Hadits Tarbawi
Kelas / Tingkat : 3/ Aliyah
Materi pokok : Hadits Tentang 3 Orang yang celaka
Alokasi waktu : 35 menit
Pertemuan ke : 5 ( Lima )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Salam dan Muqoddimah


2. Memberikan Nasehat
3. Absen

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan Hadits
2. Menghapal Hadits

2. KOMPETENSI INTI ( KI ) C. Metode


1. Khutbah (Ceramah) dan Al-asilah Wal ajwibah (tanya jawab)

D. Indikator
1. Mampu Menghapal Hadits
2. Mampu Memahami Hadits

11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
HADIST TAMADDUN MELAYU 2023/2024

Ponpes Darul Qur’an


Guru Madrasyah : Wulan Safitri
Mata Pelajaran : Hadist Tamaddun Melayu
Kelas : 2 Syanawiyah
Alokasi Waktu : 100 Menit

Indikator
1. Santri Mampu Menuliskan Hadist tampa Melihat Catatan
2. Santri mampu menghafalkan Hadist Belimau Kasai
3. Santri Mampu Menjelaskan Hadist dan MeNgamalkan Hadist
Tujuan Pembelajaran
Santri mampu Menuli, Menghafal dan Menjelaskan Hadit Tentang Belimau Kasai

METODE PEMBELAJARAN
Pendahuluan
1. Muqodimah
2. Menyapa
3. Absen
4. Ice Breaking
Menyampaikan
1. Menulis hadist
2. Menghafalkan Hadist
3. Menjelaskan makna Hadist
4. Mengamalkan Hadist
Penutup
1. Memberi Motivasi
2. Membaca Do’a Kafaratul Majelis.

12
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Ushuluddin


Mata Pelajaran : Hadits Dan Tamaddun Melayu
Materi : Belimau Kasai
Kelas/semester : VII/1
Durasi : 2x40 menit

I. Indikator
1) Peserta didik menceritakan kembali tentang beliamau kasai
2) Peserta didik mampu menyebutkan bahan, alat dan tujuan belimau kasai

II. Tujuan Pembelajaran


1) Peserta didik mampu menceritakan kembali didepan kelas tentang belimau kasai
2) Peserta didik mampu menyebutkan bahan, alat dan tujuan belimau kasai didepan kelas

III. Metode Pembelajaran


1) Metode ceramah

IV. Media Pembelajaran


1) Papan tulis, spidol

V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


 Guru masuk ke kelas dengan mengucapkan salam.
Pendahuluan
 Guru membuka kegiatan dan mengajak peserta didik serta membimbing
peserta didik untuk berdo’a. dengan berdo’a.
 Guru menyapa peserta dengan menanyakan kabar.
 Guru mengabsen peserta didik.
 Guru memberikan motivasi dan nasehat-nasehat sebelum memulai
pelajaran agar peserta didik termotivasi dan semangat dalam proses
pembelajaran.
 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas serta langkah
pembelajaran.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

13
 Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang akan dibahas.
Kegiatan inti
 Guru menjelaskan sedikit demi sedikit materi kepada peserta didik.
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan
materi yang belum dipahami.
 Guru menunjuk peserta didik bergantian mempresentasikan kembali
materi yang telah dipahami.
 Guru meminta peserta didik agar selalu mengingat dan materi yang telah
Kegiatan
penutup dipelajari .
 Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
 Guru melakukan penugasan dan menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya.
 Guru dan peserta didik menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama-
sama.
 Guru memberi salam kepada siswa kemudian keluar dari kelas.

14

Anda mungkin juga menyukai