SEJARAH AGAMA-AGAMA
Tentang Aliran Kepercayaan Sunda Wiwitan
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Asmuni, MA.
Disusun oleh:
Kelompok
Ilfa Dzulfikri Al-Hasby : 1908303012
Iis Maesaroh : 1908303025
Iin Pratiwi : 1908303024
M. Faizul Akbar : 1908303004
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih kepada teman yang telah berkontribusi sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi yang berjudul “ Aliran Kepercayaan Sunda Wiwitan ” mata
kuliah ushul Sejarah Agama-Agama dengan dosen pengampu Bapak Dr. Ahmad Asmuni,
MA.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Aliran Sunda Wiwitan merupakan suatu aliran kepercayaan yang berasal dari mitologi
India yang diadaptasi oleh sekelompok masyarakat di tanah sunda. Ajaran Sunda Wiwitan
bisa dianalogikan seperti kemiripan berbagai macam makanan di Indonesia yang hanya
dibedakan oleh namanya saja, mungkin di daerah jawa barat, makanan yang mempunyai
bahan dasar tahu, kol, toge dan dibumbui dengan sambal kacang disebut dengan ketoprak,
namun dilain tempat misalnya di jawa timur, makanan ini disebut dengan Nasi pecel.
Sama seperti ajaran Sunda Wiwitan, sebenarnya dalam ajarannya tetap mengajarkan
keluhuran perilaku yang baik, seperti agama-agama lain yang ada di Indonesia.
Ajaran Sunda Wiwitan sudah ada sejak tahun 125M, yang dalam kelahirannya dibagi
menjadi 3 tahap.
Negara India merupakan negara yang cukup luas, hal ini memungkinkan adanya
banyak sekali macam kebudayaan dan kepercayaan, namun dari sekian banyak Agama yang
terdapat di India, Agama Hindu merupakan salah satu agama yang paling banyak
pemeluknya.
Dalam salah satu keterangan disebutkan bahwa dalam Agama Hindu, ada sekelompok
orang yang menyebut dirinya sebagai golongan Waisnawa yaitu golongan yang memuja
Dewa wisnu.
Pada tahun 125 M, Golongan Waisnawa melarikan diri dari India menuju Tanah
Sunda, disana mereka mengajarkan pelajaran hidup, mengajarkan arti penting alam dalam
kehidupan dan mengajarkan segala kebaikan, hingga pada akhirya ajaran Waisnawa ini
diadopsi oleh masyarakat setempat, dengan sedikit memadukan ajaran adat sunda yang
nantinya lahirlah ajaran Sunda Wiwitan.
B. Tahap kedua Perkembangan Ajaran Sunda Wiwitan
Tahap Selanjutnya ajaran yang mempengaruhi Aliran Sunda Wiwitan adalah Ajaran
Budism/Budha. Ajaran Budha ini sangat erat dengan kitab utama yang di pegangnya adalah
kitab Ramayana yang didamnya mengandung kisah-kisah, ajaran ajaran berupa nilai luhur
suatu kebaikan.
Namun dalam tatar ajaran Sunda Wiwitan, Ajaran Budism ini bukan hanya dipelajari
dalam kitab Ramayana saja, bahkan ada beberapa kitab lainnya yang mempengaruhi Aliran
Sunda Wiwitan yaitu seperti Ajaran dalam kitab Tantrayana dan Teravada.
Tahap Terakhir ajaran yang mempengaruhi Aliran Sunda Wiwitan adalah Ajaran Dewa
Siwa, Namun dalam prakteknya Aliran Sunda Wiwitan ini tidaklah seperti Agama Hindu
yang ada di Bali.
Pernah suatu ketika, pemangku Agama Hindu yang ada di Cirebon, bertanya pada
Karuhun Sunda Wiwitan tentang mengapa Aliran Sunda Wiwitan ini tidak kembali kepada
Agama Hindu, lalu Karuhun tersebut, menjelaskan bahwasanya Ajaran Sunda Wiwitan
tidaklah sama dengan Islam, Budha atau bahkan Hindu, dan tetap menganggap bahwa Ajaran
Sunda Wiwitan merupakan Ajaran Agama yang Independen tanpa pengaruh Agama lain.
Ajaran Sunda Wiwitan sangatlah beragam, karena ditinjau dari ajaran yang
mempengaruhinyapun sangatlah banyak, dan kebanyakan didominasi oleh ajaran Agama
hindu. Namun demikian tentu dalam setiap Aliran kepercayaan pasti mempunyai tujuan
akhir.
Dalam setiap Ajaran kepercayaan, pasti akan selalu ada hukum yang memuat ajaran
ritual dan larangan/pantangan, dimana hal tersebut diterangkan dalam kitab yang dipakai
sebagai rujukan dalam aliran kepercayaan tersebut.
Aliran Sunda Wiwitan yang kebanyakan dianut oleh masyarakat adatpun mempunyai
beberapa kitab, ritual dan pantangan yang harus dijauhi.
a. Seren Taun
Seren Taun merupakan upacara syukuran panen padi dan perayaan pergantian tahun
yang berdasarkan pada penanggalan Sunda. Di Cigugur, Kuningan, daerah yang masih
memegang teguh budaya Sunda Wiwitan, mereka yang ikut merayakan Seren Taun ini datang
dari berbagai penjuru negeri.
b. Upacara Tanah
Masyarakat penganut ajaran Sunda Wiwitan pada hari hari tertentu bisa melaksanakan
Upacara Tanah dimana dalam pelaksanaanya, mereka bersama-sama menanam pohon sebagai
bentuk rasa terima kasih kepada tuhannya.
c. Upacara Angin
Bukan hanya Tanah, Masyarakat adat Sunda Wiwitan juga kerap melakukan Upacara
Angin, yaitu dengan cara memainkan alat musik seperti Seruling dan Gamelan dengan tujuan
mengagungkan angin.
Ajaran Sunda Wiwitan sangan menghargai sekali Alam dan seisinya termasuk hewan
dan tumbuhan, tidak heran jika masyarakat Sunda Wiwitan sangatlah menjaga keseimbangan
Alam, karena mereka paham, jika nanti ada suatu kepincangan, maka seluruh yang ada di
Alam termasuk manusia akan merasakan dampaknya.
Ajaran Sunda Wiwitan telah bertahan hingga beratus-ratus tahun, tetapi dalam satu
keluarga yang moyangnya berasal dari karuhun Sunda Wiwitanpun, ada beberapa anggota
keluarga lainnya yang menganut Agama yang berbeda. Setelah ditanya mengapa demikian,
ternyata dalam ajaran Sunda Wiwitan ini tidaklah ada paksaan, Masyarakatnya boleh
memeluk agama lain dengan bebas dan tenang.
Paradigma seperti ini menimbulkan pandangan, jika demikian maka Ajaran Sunda
Wiwitan akan cepat punah, namun mereka menganggap kepunahan ajarannya tidaklah
penting, itu tidak mengapa, karena mereka juga tidak merasa rugi ketika Ajaran Sunda
Wiwitan ini tak mempunyai penerus di masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aliran kepercayaan Sunda Wiwitan merupakan salah satu aliran yang masih
bertahan sampai sekarang. Ajarannya mengajarkan Pelajaran bagaimana menjadi
manusia terbaik di dunia ini dengan tujuan bersatu kembali dengan tuhan.