Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANTROPOLOGI
ASAL MULA DAN FILOSOFI LEBARAN KETUPAT
MASYARAKAT JAWA

Dosen Pengampu : Ike Betria,M.Pd


DI SUSUN OLEH :

YONI HARYULI : 2238054

NOVIA PRATIWI : 2238011

SABELLA NOVA HARUMI : 2238022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IPS

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…………………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2

BAB 1……………………………………………………………………….…………………3

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………..


……………………4.
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..
…………………..4.
1.3. Tujuan…………………………………………………………..
…………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Jawa………………………………………5


B. Teknik pengumpulan Data…………………………………………………..……7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………8
B. Saran………………………………………………………………………..………
8.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugrah-Nya
Kami dapat meyelesaikan makalah tentang “Tradisi Lebaran ketupat sebagai pelengkap
momen Kemenangan pada lebaran Idulfitri”. Dan kami ucapkan terimakasih kepada
Dosen yang telah membimbing kami, yaitu, Ibu Ike Betria,M.Pd. demikian yang dapat kami
sampaikan, kami menunggu kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karna kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangannya.

Pasir pengaraian, 22 November 2022

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budaya merupakan hasil teologis yang kemudian menjadi kebiasaan individu dan
secara alami menjadi kebiasaan masyarakat, atau budaya merupakan kebiasan-
kebiasaan positif dan negative di dalam suatu masyarakat yang kemudian menjadi
budaya.
Budaya juga di definisikan sebagai hasil manusia dalam menjawab dinamika tentang
kehidupan, sehingga selalu melahirkan kebudayaan. Dinamika manusia tersebut terus
berkembang dari tahap yang satu ketahap selanjutnya.
Dengan demikian dapat di pahami bahwa budaya adalah proses interaksi manusia
dalam menjawab dinamika atau tantangan kehidupan. Dari hal tersebut akan
menghasilkan suatu kebiasaan di dalam masyarakat. Biasanya kebiasaan-kebiasan ini
akan menjadi suatu tradisi turun temurun.
Kebudayaan disuatu daerah adalah adalah proses dari hasil-hasil kebiasaan
masyarakat. Misalnya budaya kupatan/Lebaran ketupat. Budaya ini sudah lama ada di
jawa, bahkan sejak masa kejayaan Hindu dan Budha. Namun seiring berkembangan
zaman, tradisi kupatan berakulturasi dengan tradisi islam. Dan hampir setiap daerah
memiliki ke khasan hari Raya ketupat.

1.2. Rumusan Masalah

Penjelasan dari Latar belakang tersebut dapat disimpulkan suatu rumusan masalah
yaitu “ Tradisi Lebaran Ketupat sebagai pelengkap kemenangan pada lebaran
Idulfitri”

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui respon Masyarakat mengenai tradisi turun menurun, seperti Tradisi


lebaran ketupat pada lebaran idulfitri.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Jawa

Hari raya idulfitri merupakan momentum terbaik dalam menjalin silahturahmi terhadap
sesama muslim. Berbagai macam cara dilakukan dalam rangka menyemarakan hari raya
idulfitri. Orang jawa sendiri mempunyai tradisi khusus dalam menyambut lebaran yang
dinamakan tradisi kupatan, yang merupakan hasil dari pemikiran para walisongo dalam
menyebarkan dakwa islam melalui budaya.

Kupatan adalah tradisi keagamaan yang berhubungan dengan tradisi islam. Tradisi ini
merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih
dilestarikan. Waktu perayaan kupatan biasanya dilakukan seminggu setelah hari raya idulfitri.

Biasanya masyarakat desa berkumpul di suatu tempat seperti masjid atau musolah untuk
melakukan selamatan dan dan seluruh warga membawa hidangan seperti ketupat.hal ini
merupakan perwujudan rasa syukur setelah mengerjakan puasa satu bulan penuh.

Kupat dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari kalimat “ngaku lepat” yang berarti
‘mengakui kesalahan’. Oleh karena itu saling berbagi dan memberi ketupat di hari raya
idulfitri adalah simbol atas pengakuan kesalahan dan kekurangan diri masing-masing
terhadap Allah SWT, keluarga dan terhadap sesama.

Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras yang dibungkus dengan selongsong dari
anyaman daun kelapa yang masih muda (janur). Masyarakat desa biasanya membuat sendiri
anyaman tersebut lalu diisi dengan beras yang telah direndam air. Selanjutnya kupat tersebut
direbus berjam-jam sampai matang.makanan ini biasanya disajikan bersama sayur
lengkap,seperti opor ayam dan lainnya. Warna isi ketupat yang putih melambangkan
kesucian hati setelah kita meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan kepada orang lain.
Lalu daun janur yang dipakai juga mengandung makna jatining nur atau hati nurani. Ketupat
sudah menjadi mascot makanan khas lebaran. Namun dalam tradisi jawa, makanan ini bukan
hanya sajian pada hari kemenangan, tetapi makna filosofi yang mendalam dalam tradisi jawa.

Ketupat atau kupat sendiri memiliki banyak makna sebagaimana yang telah diketahui oleh
masyarakat jawa. Kupat dirtikan sebagai laku papat yang menjadi symbol dari emat segi dari
ketupat. Laku papat yaitu empat tindakan yang terdiri dari lebaran,luberan,leburan,laburan.
Maksud dari empat tindakan tersebut antara lain :

5
Pertama , Lebaran yaitu suatu tindakan yang berarti telah selesai yang diambil dari kata lebar.
Selesai dalam menjalani ibadah puasa ramadhan dan diperbolehkan untuk menikmati
makanan.

Kedua, Luberan berarti meluber, melimpah yang menyimbolkan agar melakukan sedekah
dengan ihklas bagaikan air yang berlimpah atau meluber dari wadahnya. Oleh karena itu
tradisi membagikan sedekah di hari raya idulfitri menjadi kebiasaan umat islam di Indonesia.

Ketiga, Leburan berarti lebur atau habis. Maksudnya adalah agar saling memaafkan dosa-
dosa yang telah dilakukan. Sehingga segala kesalahan yang telah dilakukan menjadi suci
bagai anak yang baru lahir.

Keempat, Laburan berarti bersih putih berasal dari kata labor atau kapur. Harapan setelah
melakukan laburan agar selalu menjaga kebersihan hati yang suci. Manusia dituntut agar
selalu menjaga perilaku dan jangan mengotori hati yang telah suci.

6
B. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka peneliti mengunakan beberapa
teknik diantaranya observasi,dan wawanara.

1. Wawancara
Wawanara dilakukan dengan cara menentukan Tanya jawab lansung wawancara
dilakukan secara langsung kepada orang yang mengetahui tadisi ini. salah satu
nya masyarakat Rambah muda.
2. Dokumentasi
Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan foto
atau sumber lain.

7
8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

9
Hari raya kupatan merupakan salah satu tradisi islam di jawa yang masih dilestarikan
sampai sekarang. Hari raya kupatan adalah salah satu symbol silahturami antar umat
islam, kupat dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari kalimat ‘ ngaku lepat’ yang
beararti ‘ mengakui kesalahan’ oleh karena itu saling berbagi dan memberi kupat di hari
raya idulfitri adalah symbol atas pengakuan kesalahan dan kekurangan diri masing-
masing terhadap Allah SWT, keluarga dan terhadap sesama.

B. SARAN
Diharapkan bagi masyarkat jawa maupun masyarakat lainnya agar dapat
mempertahankan tradisi lebaran ketupat ini. Dan masyarakat bisa menjaga dan
melestarikan lebaran ketupat ini.

10

Anda mungkin juga menyukai