Anda di halaman 1dari 4

Nama :

1. Ahmad Munief F
2. Adib Hasan
3. M. Alfi Ihsan
4. M. Rifqi Raditya. M
5. Alifan Khoirul Umam
6. M. Faicha Khadiq A
7. M. Hafidz S
Kelas : X-5

SEJARAH CANDI UMBUL

Sebuah situs bersejarah berusia ratusan tahun di Magelang, Jawa Tengah, yang konon
menjadi tempat pemandian putri raja masih dapat digunakan hingga kini. Dikutip dari
Tribunnews Jogja, situs kuno bernama Candi Umbul ini konon berasal dari zaman
Kerajaan Mataram Kuno sejak abad 8 Masehi. Lokasinya berada di di Dusun Candi
Umbul, Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Magelang. Uniknya sumber mata air
panas di Candi Umbul tak pernah kering, bahkan saat musim kemarau. Air panas
tetap mengairi kolam pemandian kuno yang tersembunyi di antara perbukitan dan
lahan persawahan yang hijau.

Candi Umbul ini dulu adalah peninggalan Mataram Kuno sekitar abad 8
Masehi, termasuk peninggalan tua, sebelum Candi Borobudur. Candi Umbul ini
adalah satu candi yg tertua di Magelang. Konon menurut cerita di tempat ini dahulu,
para putri-putri raja, mereka datang dan mandi di sini," kata Iswanto (51), Juru
Pelihara Candi Umbul. Sebelum ditemukan, Candi Umbul terpendam di dalam tanah
di lahan persawahan warga setempat. Aliran Kali Elo saat banjir kerap membanjiri
lahan tempat candi berdiri. Sampai kemudian salah satu warga yang kebetulan sedang
membuat kolam, menggali ke dalam tanah, tiba-tiba menemukan batuan yang mirip
dengan struktur candi. Batu-batu itu ditemukan banyak jumlahnya dan membentuk
struktur seperti kolam.Warga pun terus menggali, hingga terlihatlah sebuah kolam
bekas tempat pemandian kuno. Di tengah-tengahnya, air panas memancar keluar dari
mata air atau umbul. Di sekitar kolam itu juga ditemukan dua buah candi kecil,
seperti gerbang saat masuk.

Sumber mata air panas yang tak diketahui asalnya

Dulunya kolam, tetapi roboh karena longsor. Lalu direnovasi. Bentuknya


masih seperti itu. Ada dua candi dan terus pemandian. Dulu, ditemukan masih sawah,
oleh warga yang membikin kolam," tutur Iswanto. Ia memperkirakan Candi Umbul
sempat terkena erupsi, gempa bumi dan banjir, sehingga terkubur. "Sebagian besar
batunya dibawa air. Tersisa batu-batu yang ada di sana, hasil ekskavasi temuan BPCB
(Badan Pelestarian Cagar Budaya)," tambahnya. Ada dua kolam di Candi Umbul.
Kolam besar yang terletak lebih tinggi, dan satu kolam kecil di sebelahnya.

Di setiap sudut kolam, terdapat empat batu ompak, yang diduga dulu adalah
tempat pondasi dari tiang bangunan peneduh di atas kolam. Sementara salah satu sisi,
terdapat undakan dengan ukiran makara di setiap sisinya. Batu-batu candi yang tak
lengkap ditata di sisi sebelah kolam pemandian. "Pemugaran saya pikir sudah sejak
dahulu dilakukan. Pada tahun 2001 dan 2006 juga dilakukan pemugaran. Waktu itu
dulu masih sawah, dan ada batu yang terlihat," ujarnya. Air hangat selalu memancar
keluar dari mata air di dalam kolam. Namun, belum diketahui secara pasti, dari mana
panas itu berasal. Entah dari panas bumi, aktivitas vulkanik atau penyebab lain,
hingga saat ini masih dicari tahu. Kolam besar di Candi Umbul berukuran 12 x 8
meter dengan kedalaman kolam dua meter, dan kedalaman air 1,25 meter.

Kolam bawah berukuran lebih kecil, 7 x 8 meter dengan kedalaman kolam 1,5
meter dan kedalaman air satu meter. Sumber utama air ada di kolam atas dan
mengalir ke kolam bawah. Tempat pemandian ini hingga sekarang masih digunakan
oleh warga.
Mandi di Candi Umbul yang dipercaya mengobati penyakit

Air di dalam kolam ini dipercaya oleh sebagian warga dapat mengobati
penyakit kulit seperti gatal, bahkan dipercaya mereka untuk terapi rematik, darah
tinggi dan penyakit lain. Beberapa pengunjung bahkan melakukan ritual saat malam
hari. "Fungsi air tersebut yang untuk wisata, tetapi kadang-kadang untuk ritual. Air
itu juga diambil sebagai air suci. Warga melakukan terapi penyakit kulit, seperti gatal,
stroke, rematik, darah tinggi, karena dipercaya berendam setengah jam di sini dapat
sembuh. Air dari mata air Candi Umbul, dipercaya menyembuhkan," kata Iswanto
yang sudah 17 tahun menjadi juru pelihara candi tersebut. Perawatan candi rutin
dilaksanakan. Juru pelihara membersihkan candi dengan cara manual, baik manual
basa dan manual kering. Pengurasan kolam dilakukan setiap dua minggu sekali.
Kolam dikuras hingga habis airnya kemudian disikat dan dibersihkan dari lumut dan
kotoran. Juru pelihara juga berjaga mengamankan candi setiap waktu untuk
mencegah tangan-tangan jahil.

Sementara itu terdapat pula batu berbentuk mirip gong, arca gajah dan arca
manusia yang terpotong badan atasnya, dimana merupakan bagian dari puncak candi.
Secara keseluruhan Candi Umbul masih menampakkan nuansa peninggalan
sejarahnya dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram Kuno.

Pada situs candi tersebut terdapat dua kolam pemandian, yang masing-masing
berukuran 50 meter persegi dan 15 meter persegi. Kolam tersebut kini difungsikan
sebagai tempat wisata renang, kolam pertama memiliki air hangat yang
mengandung belerang. Sementara kolam kedua lebih dingin dan sedikit lebih
rendah dari kolam pertama. Air kolam di limpahkan ke dalam saluran air dan
mengalir menuju kolam penyerapan untuk diserap kembali ke dalam tanah.
Gelembung-gelembung udara menyembul dari dasar kolam, sehingga situs ini pun
kemudian disebut dengan istilah nama Candi Umbul.

Umbul dalam bahasa Jawa berarti keluar atau menyembul. Airnya hangat
dan dipercaya menyembuhkan sejumlah penyakit seperti penyakit kulit, reumatik,
dan stroke, manakala pengunjung memanfaatkannya secara rutin, sebagai theraphy
penyembuhan. Air hangat candi Umbul juga dipercaya bisa membuat
seseorang tambah cantik bila berendam di tempat tersebut, karena airnya
mengandung zat Saprophyl.

Pemandian ini konon dahulunya sebagai tempat mandi para putri raja, setelah
mereka menjalani prosesi ritual di candi Borobudur. Hingga kini pun, masyarakat
Magelang dan kota sekitarnya sering memanfaatkan candi Umbul, untuk
melakukan prosesi ritual. Prosesi ritual yang dimaksud diantaranya adalah tradisi
mandi Padusan untuk membersihkan diri menjelang bulan Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai