Anda di halaman 1dari 4

Tari Barong Keris, Pesan Harmoni dalam Pertunjukan

Massal yang Memukau


Kesenian Bali

Tari barong keris merupakan salah satu dari sekian banyak varian tari barong yang
berkembang dalam masyarakat Bali. Tari ini telah dikemas menjadi tontonan yang menarik
perhatian masyarakat awam, khususnya para wisatawan (baik domestik maupun
mancanegara).

Tari ini ditampilkan secara reguler di daerah Batu Bulan, Gianyar, setiap pagi hari pada pukul
9.30-11.30 WITA. Meski menjadi pertunjukan massal yang dinikmati banyak orang, nilai
kesakralan tari ini tetap terjaga.

Seperti tari barong pada umumnya, tari barong keris mengisahkan perseteruan abadi antara
sosok Barong yang menjadi simbol kebaikan dengan Rangda yang memanifestasikan
keburukan. Kedua tokoh ini terlibat pertarungan imbang yang tidak berkesudahan, satu sama
lain tidak dapat saling menjatuhkan.

Pertarungan abadi tersebut memiliki filosofi bahwa dalam kehidupan, kebaikan serta
keburukan akan selalu hadir berdampingan dan saling menyeimbangkan. Tari barong keris
mengemas filosofi tersebut dalam cerita yang terdiri dari lima babak.

Tari barong keris dibuka dengan kehadiran sesosok Barong Keket (makhluk mitologis yang
digambarkan berkepala singa dengan bulu lebat) yang hidup bersama seekor kera di tengah
hutan belantara.

Alkisah, muncul sekelompok orang yang kemudian berusaha menyerang Barong karena
menduga anaknya telah dimakan oleh Barong. Terjadi perkelahian sengit antara ketiga orang
tersebut dengan Barong dan kera. Pada akhirnya, sang kera berhasil melukai salah satu
penyerang.

Pada babak pertama, muncul dua penari yang dikisahkan sebagai para pengikut dari Rangda.
Kedua penari ini mencari pengikut Dewi Kunti yang akan menghadap kepada patihnya.

Pada babak kedua, seorang pengikut Rangda menjelma menjadi sesosok setan yang
mengubah kedua pengikut Dewi Kunti menjadi penuh amarah. Kedua pengikut ini kemudian
bertemu dengan sang patih dan bersama-sama pergi menghadap Dewi Kunti.

Pada babak ketiga, Dewi Kunti muncul bersama anaknya, Sadewa (Sahadewa), yang dulu
pernah dijanjikan akan diserahkan kepada Rangda sebagai korban persembahan. Dewi Kunti
sesungguhnya tidak tega mengorbankan Sadewa, tetapi muncul sesosok setan yang
menguasai pikiran Dewi Kunti serta patihnya. Sadewa pun ditangkap dan diikat di tengah
hutan tempat Rangda berada.

Di tengah kondisi tersebut, Dewa Syiwa muncul di hadapan Sadewa dan menganugerahkan
keabadian kepadanya. Rangda pun akhirnya muncul dan berniat membunuh Sadewa, tanpa
mengetahui kekuatan yang telah diberikan Dewa Syiwa. Rangda berulang kali berusaha
menyerang Sadewa, tetapi tidak satupun serangan yang melukainya.

Rangda pun akhirnya menyerah dan takluk pada Sadewa serta memohon agar dibebaskan dari
kutukan sehingga dapat masuk surga. Sadewa memenuhi permintaan Rangda dan
menyelamatkannya sehingga Rangda pun akhirnya dapat mengalami moksa.

Pada bagian terakhir, seorang pengikut Rangda yang bernama Kalika berusaha menghadap
Sadewa dan juga memohon untuk diselamatkan. Sadewa menolak permintaan Kalika dan
terjadilah pertarungan sengit antara keduanya.

Untuk mengimbangi Sadewa, Kalika menjelma menjadi babi hutan lalu menjadi burung.
Meski beberapa kali berubah wujud, Kalika selalu kalah oleh Sadewa. Kalika pun kemudian
menjelma menjadi sesosok Rangda yang tidak dapat dikalahkan oleh Sadewa.

Sadewa pun mengubah wujudnya menjadi Barong. Kekuatan Barong jelmaan Sadewa dan
Rangda jelmaan Kalika ini memiliki kekuatan yang berimbang, sehingga tidak dapat saling
mengalahkan.

Para pengikut Sadewa/Barong pun berusaha menyerang Rangda, tetapi satu per satu berhasil
dikalahkan. Atas kehendak Sang Maha Kuasa, para pengikut Barong diberi kekuatan
sehingga kebal terhadap serangan. Tari barong keris ditutup dengan atraksi mendebarkan dari
para penari yang menunjukkan kekebalan tubuhnya terhadap tusukan keris.
[Ardee/IndonesiaKaya]

pendekatan eksposisi)

Di Bali, pulau yang terkenal dengan nama pulau Dewata ini terdapat satu tarian yang terkenal
dan hanya ada di Bali. Tarian itu adalah Tari Barong dan Keris. Tarian Barong dan Keris ini
terdapat dua tokoh utama, yaitu Rangda dan Barong. Tarian ini menceritakan pertarungan
antara kebajikan melawan kebatilan. Barong adalah makhluk mithology yang melukiskan
kebajikan, sedangkan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan kebatilan.
Dalam pementasan tarian ini terdapat gending pembukaan. Begini cerita yang terdapat pada
gending pembukaan:

Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat. Lalu, datanglah tiga orang
bertopeng yang beradegan sedang berbuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Tiga
orang bertopeng ini bertemu dengan kera yang kemudian terjadilah perkelahian antara tiga
orang tersebut dengan kera. Akan tetapi, ternyata si Kera dapat memotong hidung salah
seorang dari tiga orang bertopeng itu.
Setelah pembukaan cerita selesai, cerita mulai memasuki babak pertama. Tari Barong dan
Keris ini memang disajikan dalam bentuk drama tradisional, tetapi banyak mengandung
unsur humor. Tarian ini disajikan dalam lima babak. Berikut ini akan diceritakan bagian-
bagian babaknya.

Babak Pertama
Dua orang penari muncul, di mana mereka merupakan pengikut dari Rangda. Mereka sedang
mencari pengikut-pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui
patihnya. Dua orang pengikut Rangda ini adalah laki-laki, sedangkan pengikut Dewi Kunti
adalah perempuan.
Babak Kedua
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba. Lalu, salah seorang dari pengikut Rangda berubah
menjadi setan (semacam Rangda). Orang ini kemudian memasukkan roh jahat kepada
pengikut Dewi Kunti. Akibatnya, pengikut Dewi Kunti yang kemasukkan roh jahat ini
menjadi marah. Keduanya menemui patih dan bersama-sama mnghadap Dewi Kunti.

Babak Ketiga
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya, Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda
untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati
mengorbankan anaknya, Sahadewa, kepada Rangda. Akan tetapi, setan (semacam Rangda)
memasukkan roh jahat kepadanya, sehingga Dewi Kunti menjadi marah dan berniat
mengorbankan anaknya, serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa
ke dalam hutan. Sang Patih pun ternyata tak luput kemasukkan roh jahat oleh setan, sehingga
ia membuang Sahadewa ke dalam hutan dan mengikatnya di muka istana sang Rangda.

Babak Keempat
Pada babak ini diceritakan bahwa Dewa Siwa turun ke bumi dan memberikan keabadian
kepada Sahadewa. Keabadian ini rupanya tidak diketahui oleh Rangda. Ketika Rangda datang
untuk mengkoyak-koyak dan Sahadewa, tetapi jangankan mengkoyak, membunuh Sahadewa
pun ia tidak bisa. Hal ini karena Sahadewa telah dianugerahi kekebalan oleh Dewa Siwa.
Kemudian, Rangda menyerah kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan, sehingga
Rangda bisa masuk surga. Permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda pun
masuk surga.

Babak Kelima
Kalika adalah seorang pengikut Rangda. Ia menghadap Sahadewa. Akan tetapi, rupanya
terjadi penolakan. Penolakan ini menimbulkan perkelahian. Dalam perkelahian itu, Kalika
berubaha menjadi babi hutan. Walaupun dalam perkelahian itu Kalika berubah menjadi babi
hutan, Sahadewa tetap dapat mengalahkan Kalika. Lalu, Kalika berubah menjadi burung dan
kembali melawan Sahadewa. Sekali lagi Shadewa dapat mengalahkan Kalika. Setelah
berubah menjadi burung dan tetap kalah, akhirnya Kalika berubah menjadi Rangda. Karena
Rangda sangat sakti, Sahadewa tidak dapat membunhnya. Lalu, Sahadewa memutuskan
untuk berubah menjadi Barong. Kesaktian Barong sama kuatnya dengan Rangda, sehingga
tidak ada yang menang dan tidak ada pula yang kalah. Namun, perkelahian antara Barong
(kebaikan) dan Rangda (kebatilan) terus berlangsung hingga sekarang. Hanya saja wujudnya
tidak lagi seperti Barong dan Rangda. Wujud perkelahian ini adalah kebaikan dan
kebatilan/kejahatan. Kemudian, muncul para pengikut Barong, masing-masing membawa
keris. Maksud kedatangan mereka adalah untuk membantu Barong melawan Rangda. Akan
tetapi, ternyata pasukan keris ini tidak ada yang berhasil melumpuhkan kesaktian Sang
Rangda.

Lokasi dan Jam Kerja


Pertunjukan Tari Barong dan Keris diadakan di dalam aula,yang bertempat di
Celuk (Sukawati),Gianyar. Telp.(0361)294230. Pertujukan Tari Barong dan Keris
dapat dinikmati selama 1,5 jam. Biasanya pertunjukan dimulai dari pukul 09.30-
10.30. Pertunjukan diselenggarakan setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai