Anda di halaman 1dari 19

KEBUDAYAAN

BALI

Piica Octaviani

Bali berasal dari kata Bal dalam bahasa Sansekerta berarti


"Kekuatan", dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya
kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk
berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat
berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah
Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.
Pulau Bali adalah sebuah pulau kecil yang beribu kota daerah
Denpasar. Tempat-tempat pentingnya adalah Ubud sebagai pusat
seni yang terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur,
Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi
tempat tujuan pariwisata. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu:
Bali Aga (penduduk asli Bali biasa tinggal di daerah Trunyan), dan
Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali Mojopahit).

BALI ?

BAHASA
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa
Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau
bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa
asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan
industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga
yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali
Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.

Geografi

Pulau
Pulau Bali
Bali adalah
adalah bagian
bagian dari
dari Kepulauan
Kepulauan Sunda
Sunda Kecil
Kecil
sepanjang
sepanjang 153
153 km
km dan
dan selebar
selebar 112
112 km
km sekitar
sekitar 3,2
3,2 km
km
dari
dari Pulau
Pulau Jawa.
Jawa. Secara
Secara astronomis,
astronomis, Bali
Bali terletak
terletak di
di
82523
82523 Lintang
Lintang Selatan
Selatan dan
dan 1151455
1151455 Bujur
Bujur Timur
Timur
yang
yang membuatnya
membuatnya beriklim
beriklim tropis
tropis seperti
seperti bagian
bagian
Indonesia
Indonesia yang
yang lain.
lain.

Ibu
Ibu kota
kota Bali
Bali adalah
adalah Denpasar.
Denpasar. Tempat-tempat
Tempat-tempat
penting
penting lainnya
lainnya adalah
adalah Ubud
Ubud sebagai
sebagai pusat
pusat
seni
seni terletak
terletak di
di Kabupaten
Kabupaten Gianyar,
Gianyar, sedangkan
sedangkan
Kuta,
Kuta, Sanur,
Sanur, Seminyak,
Seminyak, Jimbaran
Jimbaran dan
dan
Nusa
Nusa Dua
Dua adalah
adalah beberapa
beberapa tempat
tempat yang
yang
menjadi
menjadi tujuan
tujuan pariwisata,
pariwisata, baik
baik wisata
wisata pantai
pantai
maupun
maupun tempat
tempat peristirahatan.
peristirahatan.

Luas
Luas wilayah
wilayah Provinsi
Provinsi Bali
Bali adalah
adalah
22
5.636,66
5.636,66 km
km atau
atau 0,29%
0,29% luas
luas
wilayah
wilayah Republik
Republik Indonesia.
Indonesia.
Secara
Secara administratif
administratif Provinsi
Provinsi Bali
Bali
terbagi
terbagi atas
atas 99 kabupaten/kota,
kabupaten/kota, 55
55
kecamatan
kecamatan dan
dan 701
701
desa/kelurahan.
desa/kelurahan.

Masyarakat
Masyarakat Bali
Bali Aga
Aga umumnya
umumnya mendiami
mendiami daerahdaerahdaerah
daerah pegunungan
pegunungan dan
dan kurang
kurang mendapat
mendapat pengaruh
pengaruh dari
dari
kebudayaan
kebudayaan Jawa
Jawa Hindu.
Hindu. Sedangkan
Sedangkan Bali
Bali Majapahit
Majapahit
umumnya
umumnya mendiami
mendiami daerah-daerah
daerah-daerah dataran
dataran dan
dan
merupakan
merupakan bagian
bagian yang
yang paling
paling besar
besar dari
dari penduduk
penduduk
pulau
pulau Bali
Bali serta
serta mendapat
mendapat pengaruh
pengaruh besar
besar dari
dari
kebudayaan
kebudayaan Jawa
Jawa Hindu(Majapahit).
Hindu(Majapahit).

History of Bali
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.

Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat
pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta
dari India pada 100 SM.
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat
setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di
antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan
kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai
dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan
Majapahit (12931500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan
kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu,
namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain
menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya
yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.

History of Bali

Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597,
meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada
1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus
mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh
posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran
Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa
Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan
darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah
maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya
perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk
rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah
memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya
sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan
budaya umumnya tidak berubah.

Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti
Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di
Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk
menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang
oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.

Transportasi

Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia
khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki
kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak
tersedia dengan baik, kecuali taksi.
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain:
Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik
Ojek, taksi sepeda motor
Bemo, melayani dalam dan antarkota
Taksi
Komotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnya
Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan
Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama
tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui
Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat
jam.
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke
sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand serta Jepang.
Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari
pantai.

Seni Musik Bali

Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya
di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya.
Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya
dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian
pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog,
gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan.
Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan
dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang
merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged
Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali
merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi
kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau
permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya
di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional
masyarakat Lombok.
Gamelan
Jegog
Genggong
dst

Seni tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu
wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk
upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk
hiburan pengunjung
Tari-tarian masyarakat Bali ada yang bersifat tradisional ada yang bersifat
modern. Tarian tradisional misalnya tari Sanghyang, Baris, barong, Kecak,
Rejang, dan Gambuh. Sedangkan tari modern contohnya Kebyar Tarunajaya,
Kebyar Duduk, Margapati, Tambulilingan, Tenun, Nelayan, Legong, dan tari
Janger
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak.
Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagianbagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling
dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat

bervariasi, meskipun secara selintas


kelihatannya sama. Masing-masing daerah di
Bali mempunyai ciri khas simbolik dan
ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis
kelamin dan umur penggunanya. Status sosial
dan ekonomi seseorang dapat diketahui
berdasarkan corak busana dan ornamen
perhiasan yang dipakainya.

Pria
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
Udeng (ikat kepala)
Kain kampuh
Umpal (selendang pengikat)
Kain wastra (kemben)
Sabuk
Keris
Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai
pelengkap.

Wanita
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
Gelung (sanggul)
Sesenteng (kemben songket)
Kain wastra
Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
Selendang songket bahu ke bawah
Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki
sebagai pelengkap.

Sistem kekerabatan
Sistem garis keturunan dan hubungan kekerabatan orang Bali berpegang kepada
prinsip patrilineal (purusa) yang amat dipengaruhi oleh sistem keluarga luar
patrilineal yang mereka sebut dadia dan sistem pelapisan sosial yang disebut
wangsa (kasta). Sehingga mereka terikat ke dalam perkawinan yang bersifat
endogami dadaia dan atau endogami wangsa. Orang-orang yang masih satu kelas
(tunggal kawitan, tunggal dadia dan tunggal sanggah) sama-sama tinggi
tingkatannya. Dalam perkawinan endogami klen dan kasta ini yang paling ideal
adalah antara pasangan dari anak dua orang laki-laki bersaudara.
Masyarakat Bali Hindu memang terbagi ke dalam pelapisan sosial yang
dipengaruhi oleh sistem nilai yang tiga, yaitu utama, madya dan nista. Kasta utama
atau tertinggi adalah golongan Brahmana, kasta Madya adalah golongan Ksatrya
dan kasta nista adalah golongan Waisya. Selain itu masih ada golongan yang
dianggap paling rendah atau tidak berkasta yaitu golongan Sudra, sering juga
mereka disebut jaba wangsa (tidak berkasta). Dari kekuatan sosial kekerabatannya
dapat pula dibedakan atas klen pande, pasek, buganggadan sebagainya.

KASTA

Kehidupan sosial budaya masyarakat Bali sehari-hari hampir semuanya dipengaruhi oleh
keyakinan mereka kepada agama Hindu Darma yang mereka anut sejak beberapa abad yang lalu.
Oleh karena itu studi tentang masyarakat dan kebudayaan Bali tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
sistem religi Hindu. Agama Hindu Darma atau Hindu Jawa yang mereka anut mempercayai Tuhan
Yang Maha Esa dalam konsep Tri Murti, yaitu Tuhan yang mempunyai tiga wujud: Brahma
(Pencipta), Wisnu (Pelindung) dan Syiwa (Pelebur Segala yang Ada). Selain itu ada pula beberapa
tokoh Dewa yang lebih rendah. Semuanya perlu di hormati dengan mengadakan upacara dan
sesajian. Mereka juga mengangap penting konsepsi tentang Roh abadi yang disebut Athman,
adanya buah setiap perbuatan (Karmapal), kelahiran kembali sang jiwa (purnabawa) dan
kebebasan jiwa dari kelahiran kembali (moksa). Dalam menyelenggarakan pemakaman anggota
keluarga orang Bali selalu melaksanakan tiga tahapan upacara kematian. Pertama, upacara
pembakaran mayat (ngaben), kedua, upacara penyucian (nyekah) dan ketiga, upacara
ngelinggihang. Ajaran-ajaran di agama Hindu Darma itu termaktub dalam kitab suci yang disebut
Weda.

Tradisi masyarakat Bali


Ngaben adalah salah satu upacara keagamaan penting dan akbar di Bali. Perhelatan suci ini
menyedot ribuan orang, mereka ingin menyaksikan upacara yang jarang terjadi. Apalagi yang di
Ngaben adalah seorang pemimpin Ubud yang sangat dihormati.
Sulit memisahkan Bali dari ritual keagamaan. Ritus ini bagi masyarakat Bali sama pentingnya
dalam menjalankan kehidupan mereka sehari hari.
Jadi tidak usah heran dengan pemandangan seperti ini. Ritual keagamaan yang sederhana sudah
menjadi pemandangan biasa, bagi siapa saja sejak pagi hingga malam hari.
Sesajian bagi sang dewata ini merupakan ungkapan terima kasih atas berkah Sang Dewata yang
barangkali menjadikan pulau ini tetap indah dan eksotis. Daun kelapa muda (janur) menjadi
pemandangan yang Anda temui disetiap tempat bila Anda mengunjugi Bali.
Di Bali setiap fase kehidupan harus dijalani dengan upacara. Sekecil apapun itu, tentu ini
menghabiskan biaya yang tak tidak sedikit dan salah satu upacara itu adalah Ngaben.
Ngaben adalah upacara sakral dan besar yang ditunggu banyak orang. Disinilah fase dimana
jasad manusia kembali ke langit. Upacara ini menelan biaya yang tidak sedikit dan harus
dilakukan pihak keluarga. Ini sebagai bentuk Dharma (bakti) kepada anggota keluarga yang
telah meninggal dunia.
Ngaben yang sederhana persiapan saja sudah memakan waktu berhari hari. Mulai dari
pembuatan bade yang tingginya disesuaikan dengan kemampuan dan derajat orang yang di
abadi.

Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah
mengarah pada patrilineal. System kasta sangat mempengaruhi
proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang
wanita yang kastanya lebih tinggi kawin dengan pria yang
kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena terjadi suatu
penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan
menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula
adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), tetapi sekarang ini
terutama diantara keluarga orang-orang terpelajar, sudah
menghilang.

Jika ingin tau lebih dalam tentang Bali

http://www.baliprov.go.id/Agama--Adat--dan-Budaya
Pesona Indonesia-Website Resmi Pariwisata Indonesia dan Informasi
Wisata
http://id.indonesia.travel/

Terima kasih

Piica Octaviani
VII social class
Sosiology about mutliculture
- Bali -

Anda mungkin juga menyukai