Anda di halaman 1dari 2

CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

3.4 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen

Cerita pendek adalah karangan prosa yang memusatkan cerita pada satu tokoh.
Seperti halnya hikayat, cerpen juga dibentuk oleh dua unsur karya sastra, yaitu unsur
intrinsik (tema, penokohan, latar, alur, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat) dan
ekstrinsik (latar belakang, sosial budaya masyarakat, dan nilai-nilai kehidupan).

Aspek Hikayat Putri Johar Manikam Cerpen “Sekarang Aku Tahu”


Isi cerita Kehidupan Putri kerajaan Kehidupan masyarakat (sosiosentris)
(istana-sentris)
Nilai Nilai agama Nilai moral dan pendidikan
Bahasa - Kata-kata arkais seperti - Tokoh menggunakan
syahda, setelah sudah siap, pronominal (aku)
barang suatu perkara - Menggunakan kata-kata
- Tokoh menggunakan nama lugas/mudah dipahami
tokoh - Struktur kalimat lebih efektif
- Struktur kalimat tidak efektif - Terdapat gaya bahasa/kata-kata
- Bahasa klise, yaitu kias
penggunaan kata-kata yang
diulang-ulang, seperti maka,
setelah, sudah, dan bentuk-lah

4.4 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan


memerhatikan isi dan nilai-nilai

Mengubah bentuk hikayat ke dalam bentuk cerpen berarti menuliskan atau


menceritakan kembali isi hikayat tersebut dengan bahasa yang berlaku saat ini. Teks hikayat
ditulis dalam bahasa Indonesia tempo dulu sehingga banyak ditemukan kata-kata yang
bersifat arkais dan bahasa klise atau bahasa Melayu. Penggunaan bahasa tersebut perlu
diubah ke dalam bahasa Indonesia saat ini agar lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Contoh:

Kalimat hikayat (Sebelum diubah menjadi cerpen):

Syahdan, sekali peristiwa, Zenggi pencuri berkata kepada istri dan anaknya ia hendak pergi
barang dua hari lamanya akan menyelesaikan barang suatu perkara.

Berikut kata-kata yang perlu diganti:

Syahdan : Selanjutnya

Sekali peristiwa : Suatu ketika, ketika itu

Barang dua hari : Dua hari, selama dua hari, dua hari lamanya

Barang suatu perkara : Urusan, masalah, sebuah urusan


Kalimat Cerpen (Setelah diuabah menjadi cerpen menjadi):

Selanjutrnya Zenggi, si pencuri berkata kepada istri dan anaknya bahwa ia akan pergi
selama dua hari untuk menyelesaikan urusan

Contoh:

Bentuk hikayat Bentuk cerpen


Hatta dengan takdir Allah Setelah itu dengan takdir-Nya, Allah
menganugerahi kepada hamba-Nya maka si memberi anugerah kepada si Miskin. Ketika
Miskin pun menggali tanah hendak berbuat menggali tanah untuk mendirikan tiang
tempatnya tiga beranak itu. Maka digalilah gubuk, si Misakin mendapati sebuah
tanah itu hendak mendirikan tiang teratak tempayan besar berisi emas yang sangat
itu. Maka tergalilah kepada sebuah tajau banyak. Istri si Miskin pun melihat emas
yang besar berisi emas terlalu banyak. Maka yang ditemukan suaminya itu sambal
istri pun datanglah akan melihat emas itu, mengatakan "Emas in“ tidak akan habis
seraya berkata kepada suaminya. “Adapun dipakai belanja oleh anak cucu kita.”
akan emas ini sampai kepada anak cucu kita
kehabisan dibuat belanja.”

Anda mungkin juga menyukai