PROPOSAL TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas ujian akhir semester pada mata kuliah
metodologi penelitian
OLEH :
WAHYU ANNURIYAH
(2023040202004)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, atas Rahmat dan inayahnya sehingga proposal tesis
dengan judul “ Tradisi Khidmat Santri Di Pondok Pesantren Annur Azzubaidi Desa Larowiu
Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe” dapat terselesaikan dengan tepat waktunya. Shalawat
dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Semoga kita semua
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal tesis ini tidak terlepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan khususnya kepada kedua orang
tua tercinta ayahanda Sambudi dan Ibu Wiwit Sri Wahyuni, S.pd serta adik saya Silsila
Tussu’Aidah yang telah memberi semangat dan doa paling tulus sehingga bisa menyelesaikan
terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag, selaku Rektor IAIN Kendari yang telah memberikan
dukungan sarana dan fasilitas serta kebijakan yang mendukung penyelesaian studi penulis
3. Dr. Aris Andreas Putra, M.Pd selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam yang
telah banyak memberikan bimbingan yang berharga dalam penulisan proposal Tesis ini.
4. Prof. Dr. Batmang, S.Ag, M.Pd, selaku Dosen Pengampu Matakuliah Metodologi
Penelitian yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sehingga bisa sampai tahap
5. Elvisnawati, S.IP, MM selaku Kasubbag IAIN Kendari yang telah banyak memberikan
7. Hj. Mardiyah, H. Muh. Imron, M.Pd selaku pengasuh dan kepala Yayasan pondok
pesantren Annur Azzubaidi yang telah banyak membantu dalam proses penelitian ini.
8. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana IAIN Kendari Angkatan 2023 yang telah banyak
berbagi pengalaman dan membantu peneliti selama studi Bersama di Pascasarjana IAIN
Kendari.
Peneliti menyadari bawa Proposal Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga di
harapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan
Wahyu Annuriyah
NIM. 2023040202004
iii
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Fokus Penelitian............................................................................................................7
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................................8
1.6 Definisi Operasional.....................................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................11
2.1 Pondok Pesantren dan Ruang Lingkupnya..................................................................11
2.2 Kajian Relavan............................................................................................................29
2.3 Kerangka Teori............................................................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................33
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................................33
3.3 Data dan Sumber Data................................................................................................33
3.4 Teknk Pengumpulan Data...........................................................................................35
3.5 Teknik analisi Data.....................................................................................................37
3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data.....................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................41
LAMPIRAN.....................................................................................................................43
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tradisi yang lahir dari pesantren sebagai Lembaga Pendidikan tertua di
Indonesia adalah Khidmat, ini di perkirakan ada sejak awal perkembangan di Indonesia pada
tahun 1200 Masehi. Keberadaan pesantren dalam Sejarah Indonesia telah melahirkan hipotesis
yang teruji, bahwa pesantren dalam perubahan sosial bagaimanapun senantiasa berfungsi
sebagai platform penyebaran dan sosial Islam. Pondok pesantren masih bertahan sampai
sekarang dan menjadi Lembaga Pendidikan Islam tertua dan terkemuka di Indonesia.
Beberapa budaya tersebut di terapkan dan menjadi tradisi di pesantren tradisional (salaf).
Seperti tradisi gotong royong, bakti harian dan Khidmah menuju kyai.
terjadi karena tingkat keilmuan yang dimiliki seorang kiyai sangatlah tinggi. Peran kiyai
memiliki kelebihan sebagai figur pemimpin atau yang mempunyai jiwa keteladanan, maka
dianggap sebagai modal berharga dalam menanamkan pembiasaan para santri melalui proses
belajar mengajar begitupun dalam pembentukan karakter santri. Oleh karena itu, peran kiyai
sangatlah penting dalam berbagai aspek. Namun saat ini sudah banyak guru atau ustadz yang
2
Kusdiana, A. (2014). Sejarah Pesantren. Bandung: Humaniora. Hal. 2
3
Fahham, A.M. (2013). Pendidikan Karakter di Pesantren. Aspirasi, 4(1), 29-45.
2
membantu peran tersebut dalam mengembangkan akhlak, ilmu, dan pengetahuan santri di
pondok pesantren. Hal ini menjadi perbedaan lain dari pondok pesantren yaitu lebih
Tujuan pondok pesantren sendiri pada umumnya yaitu menciptakan santri yang
mempunyai akhlakul karimah disertai dengan landasan hidup yang kuat berdasarkan al-
Qur’an dan Hadits. Sehingga jiwa seorang santri dapat dibentuk dan dikembangkan dengan
baik untuk menjadi muslim yang patuh pada perintah Allah Swt, memiliki kebaikan dan
karakter yang baik, dapat menunjukkan kepribadian yang kuat dan mandiri, dan memiliki
kemampuan intelektual.5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silfiyasari dan Zhafi yang mengutip dari
lembaga pendidikan Islam yang lebih mengedepankan akhlakul karimah. Sehingga masalah-
masalah yang terjadi di era globalisasi tidak menjadi beban lagi dalam memperbaiki
kekurangan- kekurangan yang terjadi selama ini. Pesantren memiliki peran dan prospek
yang sangatlah cerah. Karena, mengingat pendidikan karakter dalam pendidikan nasional
yang akan selalu menjadi pilar utama dalam pendidikan nasional. Sehingga pesantren dapat
mengambil peran sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang lebih mengedepankan
Akhlakul Karimah6.
Salah satu lembaga pendidikan Islami berbasis pondok pesantren yang terdapat
3
Annur Azzubaidi. Pondok pesantren di bawah pimpinan pengasuh pondok pesantren
yaitu Muh. Imron, S.Pd M.Pd yang telah berdiri sejak tahun 1990. Kita bisa melihat
sebuah tradisi yang diterapkan di pondok pesantren ini, yaitu di mana santri melakukan
sebuah pembiasaan baik yang disebut dengan istilah khidmat santri. Khidmat santri
merupakan tradisi yang lumrah dilakukan oleh para santri di pondok- pondok pesantren,
yang mana tradisi ini turut memberikan andil dalam atensi pendidikan karakter baik bagi
santri.
4
Tradisi Khidmat santri di Pondok Pesantren Annur Azzubaidi Desa larowiu
Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe sendiri telah berjalan sejalan saat awal
berdirinya pondok pesantren ini sekitar 1990. Konsep Khidmat berdasarkan hasil
santri dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan kiyai. Dengan harapan
melalui tradisi khidmat sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter sehingga
bukanlah hal yang baru, melainkan hal yang sudah lumrah dilakukan. Mengabdi
ada tiga macam caranya. Pertama, mengabdi dengan fisik atau tenaga. Kedua,
mengabdi dengan harta. Ketiga, mengabdi dengan do’a. Dari tiga macam cara
mengabdi ini, mengabdi dengan fisik atau tenaga yang biasa kerap dilakukan di
pondok pesantren. Salah satu bentuk pengabdiannya yaitu biasanya santri ikut di
semata-mata karena Allah. Jika dibarengi dengan rasa ikhlas, maka segala hal
yang dilakukan akan menjadi berkah yang bermanfaat bagi diri santri. Segala hal
yang dilakukan sebagai bentuk wujud pengabdian kepada kiyai tanpa ada unsur
serta tanpa pamrih yang mereka harapkan adalah mendapatkan barakah dari
kiyai. Di kalangan santri tradisi khidmat bukanlah sebuah bentuk yang merujuk
pada makna ketundukan yang berarti lemah, sehingga terkesan rendah, namun
Kehidupan di pesantren khususnya santri tidak dapat lepas dari praktik tabarruk
menuntut ilmu. Mereka akan melakukan apapun sebagai bentuk pengabdian agar
dapat mendatangkan berkah dari kiyai. Termasuk dalam bentuk melayani segala
kebutuhan kiyai dan keluarganya atau menjadi seorang santri khadam atau
kabula.8
7
Samsudin, & Kuncoro. (2022). Tradisi Khidmah Dalam Perpspektif PendidikanIslam. Jurnal
Progress: Wahana Kreatifitas dan Intelektualitas, 10(1), 298-317. DOI: 10.31942/pgrs.v10i1.6383
8
Djakfar, F. A. (2020). Pemaknaan Barakah Bagi Para Santri Kabulâ di Pesantren Bangkalan. In ICoIS:
International Conference on Islamic Studies, 1(1), 224-235.
6
1) Membantu urusan rumah tangga keluarga kiyai/asaatidz, 2) membantu
merasa tertarik untuk melakukan telaah deskriptif terhadap tradisi khidmat santri
Pendidikan Islam).
membatasi penelitian guna memilih data yang relevan dan mana yang tidak
relevan.
ini. Focus utama dalam penelitian ini yaitu pada “Tradisi Khidmat santri di
bentuk tradisi khidmat santri dan dampak tradisi khidmat terhadap diri santri di
7
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut:
1.3.2 Bagaimanakah dampak tradisi khidmat terhadap diri santri di pondok pesantren
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak di capai dalam
1.4.2 Untuk menganalisis dampak tradisi khidmat terhadap diri santri di pondok
Konawe.
Islam).
di pondok pesantren.
8
1.5.2 Manfaat Praktis
harapkan dapat menjadi referensi dan bahan acuan peneliti selanjutnya dalam
3 variabel yaitu, tradisi khidmat santri, pondok pesantren dan Pendidikan Islam.
dalam menilai maksud dan tujuan penulis, maka perlu diberikan definisi
9
1.6.1 Tradisi khidmat santri merupakan salah satu bentuk pembiasaan baik yang
umum sebagai bentuk ikrom dan takzim santri kepadanya dengan harapan
santri yang mempunyai akhlakul karimah disertai dengan landasan hidup yang
kuat berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. Sehingga jiwa seorang santri dapat
dibentuk dan dikembangkan dengan baik untuk menjadi muslim yang patuh pada
perintah Allah Swt, memiliki kebaikan dan karakter yang baik, dapat
intelektual.
1.6.3 Pendidikan Islam adalah proses pembelajaran yang berfokus pada pengajaran
BAB II
LANDASAN TEORI
1. secara Bahasa
Istilah pondok sering diartikan secara harfiyah fundukun (bahasa Arab) artinya
asrama atau hotel. Sedangkan pesantren mempunyai arti sebagai tempat tinggal santri.
Kata “pesantren” berasal dari kata santri mendapat awalan pe- dan akhiran –an
pesantren mengandung arti tempat santri mencari pengetahuan agama dari kiyai. 9
Secara Istilah
(student) live”. Sementara itu, Istilah pondok sering diartikan secara harfiyah
mempunyai arti sebagai tempat tinggal santri. Kata “pesantren” berasal dari
kata santri mendapat awalan pe- dan akhiran –an digabung berbunyi
9
Ridwan. (2019). Dinamika Kelembagaan Pondok Pesantren – Perubahan dan Modernisasi Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
10
Ibidh. Hal. 59
11
pesantren stems from “santri” which means one who seeks Islamic knowledge.
Usually, the word pesantren refers to a place where the santri devotes most of
agama Islam. Begitu pula menurut Dawam Raharjo (di dalam Syarifatul,
agama Islam yang pada umumnya diberikan dengan cara non-klasikal, tetapi
dengan sistem Bandongan dan Sorogan. Dalam pesantren, kiyai atau asatidz
mengajar santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dengan bahasa Arab karya
ulama- ulama besar. Para santri biasanya tinggal di dalam pondok atau asrama di
pesantren tersebut.
pendidikan berbasis Islami yang di dalamnya kiyai atau asatidz mendidik dan
mengajarkan ilmu agama Islam dan membentuk santri menjadi pribadi yang
antara manusia yang terbuka dan toleran. Pondok pesantren merupakan lembaga
11
Yasid, A., dkk. (2018). Paradigma Baru Pesantren. Yogyakarta: IRCiSoD. Hal.169
12
Pondok pesantren memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan
rujukan moral serta membentuk pendidikan karakter yang menjadi modal dasar
seutuhnya kepada para santri. Pondok pesantren dan pendidikan merupakan satu
kesatuan karena memiliki tujuan yang sama dalam mewujudkan anak bangsa
1. Tujuan Umum
Anak didik dengan ilmu agamanya, sanggup menjadi muballig dalam masyarakat
dalam ilmu agama yang dianjurkan oleh Kiyai dan ustadz yang bersangkutan serta
12
Karimah, U. (2018). Pondok Pesantren dan Pendidikan: Relevansinya dalam Tujuan Pendidikan.
MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 137-154.
13
ulama. Tujuan ini bisa merupakan tujuan dasar awal mula berdirinya pesantren,
yaitu untuk mendukung tersebarnya ajaran Islam ke wilayah yang lebih luas.
Tujuan ini masih bertahan hingga sekarang, di mana orang yang dianggap ulama
kebanyakan berasal atau alumni dari pondok pesantren, walaupun tujuan dasar
tersebut telah mengalami perluasan makna, yakni mendidik para santri agar
ulama” .13
yakni:
pengetahuan yang handal, serta dilandasi iman dan takwa yang kokoh.
14
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Thomas O’Dea di dalam jika ditinjau dari aspek sosiologi ada
directive system dan defensive system. Pertama: Dalam peran yang pertama
tengah derasnya arus perubahan. . Masyarakat yang berpegang pada nilai- nilai
kehidupan.14
negara memiliki sistem pendidikan tersebut. Saat ini, pesantren menjadi pusat
segala bentuk kehidupan umat Islam. Tidak hanya menjadi tempat belajar yang
14
Wiranata, R. R. S. (2019). Tantangan, Prospek dan Peran Pesantren dalam Pendidikan Karakter di Era Revolusi
Industri 4.0. AL-MANAR: Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 8(1), 61-92. DOI: 10.36668/jal.v8i1.99
15
memang merupakan fungsi pokok pesantren tetapi lebih dari itu, pesantren telah
pemberdayaan masyarakat.
pedesaan.
Terdapat pula tradisi sebagai ciri khas yang terdapat di pondok pesantren
15
Nasution, S. (2019). Pesantren: Karakteristik dan Unsur-Unsur Kelembagaan. TAZKIYA, 8(2),
125-136.
16
yang merupakan bagian dari karakteristik pondok pesantren, di antaranya yaitu:
Rihlah ilmiah adalah melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah lain,
atau dari satu negara ke negara lain baik dekat maupun jauh dan kadang bermukim
cukup lama bahkan tidak kembali ke daerah asal dengan tujuan utama untuk
berbagai kitab.
Menulis buku merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh para kiyai atau
asatidz pesantren. Kemampuan menulis yang dimiliki ulama Indonesia khsusunya telah
berhasil mengungguli kemampuan menulis yang dimiliki oleh ulama dari negara lain.
Hasil karya ulama Indonesia tidak hanya diakui oleh ulama Islam Indonesia, melainkan
di seluruh dunia. Dengan adanya karya ilmiah tersebut, menunjukkan usaha para
1. Tradisi Meneliti
Dilihat dari segi sumbernya terdapat penelitian bayani, burhani, ijbari, jadali,
dan ‘irfani.
dan al-Sunnah dengan bekal penguasaan bahasa Arab dan berbagai cabang-
cabangnya yang kuat, ilmu tafsir dan berbagai cabangnya, ilmu hadits dan
berbagai cabangnya, ilmu ushul fiqh, qawaid al-fiqhiyyah dan ilmu-ilmu bantu
lainnya. Dari penelitian ini menghasilkan ilmu-ilmu seperti: tafsir, hadits, fikih,
17
kalam, tasawuf, dan sebagainya.
Ijbari yaitu berkaitan dengan fenomena alam fisik jagad raya dengan
makna dan hakekat segala sesuatu dengan jalan menggunakan akal secara
Tradisi meneliti ini erat ketannya dengan tradisi menulis. Dilihat dari segi
karya tulis yang dihasilkan para ulama tersebut di atas, yakni bidang ilmu agama
dan tasawuf, maka kegiatan penelitian yang dilakukan adalah berkaitan dengan
18
2. Tradisi Membaca Kitab Kuning
Melalui tradisi membaca kitab kuning ini, para kiyai pesantren telah berhasil
Dalam membaca kitab kuning terdapat dua metode utama dalam pengajaranya,
yaitu: Pertama, metode bandongan, seringkali juga disebut sistem weton. Dalam sistem
Kedua, metode sorogan, yaitu merupakan sistem pengajaran kitab kuning yang
diberikan kepada santri secara individual. Dalam tradisi ini, santri belajar dari kitab-
Seiring dengan adanya tradisi penulisan kitab-kitab oleh para kiyai sebagaimana
tersebut di atas dengan menggunakan bahasa Arab, maka dengan sendirinya telah
Dari berbagai sumber yang ada, masyarakat salafiyah yang dibangun oleh dunia
pesantren itu mewujudkan kesatuan tak terpisahkan antara takwa dan akhlak, atau antara
religiusitas dan etika. Dalam kaitan ini tasawuf tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan
agama.
16
Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan
Indonesia. Jakarta: LP3ES. Hal.54
19
5. Tradis Menghafal
tingkat dasar yang terdapat dalam kitab-kitab materi pokok atau yang lebih dikenal
dengan matan.17
agama Islam. Lembaga pendidikan Islam ini juga memiliki beberapa komponen agar
memiliki lima elemen dasar tradisi pesantren, yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran
Hal tersebut senada menurut Aly dalam (Kusuma, 2020) Pondok pesantren
sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia memiliki karakteristik yang
khusus. Secara umum, dapat dikatakan bahwa karakteristik pondok pesantren terletak
1. Kiyai
Menurut Bakri dan Wardaningsih dalam (Darwis, 2020) Kata “kiyai” berasal
dari bahasa Jawa kuno “kia-kia” yang artinya orang yang dihormati. Secara terminologis
kiyai adalah pendiri dan pemimpin pesantren yang membaktikan hidupnya untuk
17
Muchlis, M. (2015). Tradisi Pesantren dalam Tantangan Arus Globalisasi. Kreatif: Jurnal Studi
Pemikiran Pendidikan Agama Islam, 13(1), 100-108. DOI: 10.52266/kreatif.v13i1.74
20
agama Allah dengan cara menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran Islam.
Keberadaan kiyai sebagai pemimpin pesantren, ditinjau dari peran dan fungsinya dapat
dipandang sebagai fenomena kepemimpinan yang unik. Hal ini karena selain memimpin
lembaga pendidikan Islam, kiyai juga sebagai pembina, pendidik umat, dan pemimpin
masyarakat.
Kiyai sebagai elemen dari pondok pesantren merupakan elemen paling esensial
dalam sebuah pesantren. Kiyai seringkali dan bahkan merupakan pendiri dari pesantren.
jawa pada umumnya disebut dengan kiyai, maka di Jawa Barat disebut dengan Ajengan,
2. Santri
Menurut Rizki dalam (Hidayat, 2016) Santri berasal dari kata “Santri” dari
bahasa sansekerta yang artinya melek huruf. Sedangkan dari bahasa jawa yaitu
“Cantrik” yang berarti seseorang yang mengikuti seorang guru kemanapun pergi atau
menetap dengan tujuan dapat belajar suatu keilmuan kepadanya. Santri merupakan
orang yang belajar agama Islam dan mendalami ajaran agama Islam pada sebuah
kelompok yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah santri atau murid
yang berasal dari daerah jauh yang belajar dan menetap di pesantren. Sedangkan santri
18
Zainal, A. (2018). Pesantren Rakyat; Menyoal Daya Tahan Penjaga Tradisi Keagamaan Di Sulawesi
Tenggara. Laporan Penelitian
21
kalong adalah santri atau murid yang belajar di pesantren yang tidak menetap di
3. Masjid
elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat paling
tepat untuk mendidik para santri, terutama pada pembelajaran praktek shalat lima waktu,
pertama-tama dengan mendirikan masjid di dekat rumahnya. Langkah ini pun biasanya
diambil atas perintah Kiyainya yang telah menilai bahwa ia sanggup memimpin sebuah
di masjid, sehingga masjid merupakan elemen yang sangat penting dari pesantren
(Sudrajat, 2018).
4. Pondok
tempat tinggal santri untuk menetap dalam rangka menuntut ilmu agama Islam. Istilah
pondok sendiri diambil dari bahasa Arab “funduq” yang berarti asrama atau
sebagai tempat tinggal santri. Di tempat ini pula, komunikasi intensif terjadi antara kiyai
dan santri. Komunikasi yang intensif di pesantren merupakan sebuah kondisi yang
19
Darwis, M. (2020). Revitalisasi Peran Pesantren Di Era 4.0. Dakwatuna: JurnalDakwah dan
Komunikasi Islam, 6(1), 128-137. DOI: 10.36835/dakwatuna.v6i01.509
20
Hariadi. (2015). Evolusi Pesantren: Studi Kepemimpinan Kiai Berbasis Orientasi ESQ. Yogyakarta:
LkiS.
22
5. Pengajaran Kitab Kuning
Kitab kuning adalah sebuah sebutan pada kitab-kitab klasik yang menjadi
rujukan kegamaan yang pada umumnya berisi tulisan dari hasil ijtihad para ulama dari
Kitab kuning adalah kumpulan hasil pemikiran para ulama terdahulu. Hal ini
sejalan dengan pendapat berikut. Secara umum kitab kuning dipahami oleh beberapa
kalangan sebagai kitab referensi keagamaan yang merupakan produk pemikiran para
ulama pada masa lampau yang ditulis dengan format khas pra-modern sebelum abad ke-
17-an M.21 Ada dua metode yang berkembang di lingkungan pesantren terkait cara
berlatih secara mandiri untuk mematangkan keahliannya dengan bertatap muka secara
langsung kepada guru face to face. Sehingga arti sorogan tersebut sama dalam praktik
guru. Secara prinsip, sorogan dapat didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran yang
yaitu santri mengikuti kegiatan pelajaran dengan duduk di sekeliling pengajar yang
21
Fitriyah, L., Marlina., & Suryani. (2019). Pendidikan Literasi Pada Pembelajaran Kitab Kuning di
Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 11(1), 20-30. DOI:
10.30599/jti.v11i1.351
22
Kamal, F. (2020). Model Pembelajaran Sorogan dan Bandongan Dalam Tradisi Pondok Pesantren.
Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(2), 15-26. DOI: 10.32699/paramurobi.v3i2.1572
23
menerangkan kitab.23
kepondok pesantren yakni, 1) agar anak memiliki akhlak yang bagus; 2) perasaan
ketidak mampuan orang tua mendidik anak di rumah; 3) ada pendidikan sekolahnya; 4)
di bekali ilmu agama yang bisa di amalkan oleh dirinya sendiri dan orang lain; dan 5)
anak tumbuh menjadi anak yang cerdas (Supriatna, 2020). Penelitian yang dilakukan
oleh Marzuki dan Masrukin menemukan alasan orang tua menyekolahkan anak di
pesantren, antara lain yakni 1) agama dan ideologi; 2) problem lingkungan dan
perkembangan teknologi informasi yang negatif; 3) disiplin; dan 4) ada pengawasan dari
perilaku dan sopan santun yang merupakan bentuk dalam pendidikan karakter. Adapun
1. Kiyai pertama kali akan memberikan atau mengajarkan berupa kitab yaitu
23
Zuhri, S. (2002). Reformulasi Kurikulum Pesantren, dalam Ismail, S.M. Dinamika Pesantren dan Madrasah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
24
Marzuki, M, & Masrukin, A. (2019). Motif Orang Tua Santri di Pondok Pesantren HM Lirboyo. Tribakti:
Jurnal Pemikiran Keislaman, 30(1), 166-181. DOI: 10.3336/tribakti.v30i1.667
25
Kurniawan, A. (2016). Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dalam Menjawab Krisis Sosial.
Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(2), 1-19.
24
seorang santri ketika belajar.
pesantren ialah jiwa dan filsafat hidup serta orientasi pendidikan pondok pesantren.
Sehubungan dengan nilai ini, pondok pesantren pada umumnya mempunyai yang
disebut pancajiwa yang selalu mendasari seluruh kehidupan santri, yaitu: keikhlasan,
perlu dilakukan secara fleksibel dan seiring dengan tuntutan dan perkembangan zaman,
namun hal ini tetap harus memberikan filter sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
pondok pesantren itu tidak pudar dari ajaran Islam. Hal ini sejatinya, sebuah pondok
pesantren harus tetap mempertahankan budaya dan ajaran yang telah menjadi ruh (jiwa)
Khidmat berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdar dari kata
membantu, mengabdi. Di dalam Kamus Besar Bahasa indonesia, khidmat berarti hormat,
25
Khidmat merupakan kegiatan pengabdian santri kepada pondok pesantren dalam
bentuk membantu segala kegiatan baik kegiatan yang dilakukan oleh pondok secara umum
maupun kegiatan kiyai atau asatidz secara khusus sebagai bentuk takzim santri semata-mata
kesediaan seorang santri membantu, melayani, menghormati dan mengabdikan dirinya untuk
kepentingan Kiai, ustadz dan pondok pesantren dengan mengharap keberkahan dalam hidup
yang dilandasi semata-mata untuk mencari ridha Allah. Berharap keberkahan berarti berharap
kebaikan yang bertambah, bermanfaat, suci, kekal dan pasti mendapat kebahagiaan.26
Menurut Fahmiy (2020) Dalam dunia pesantren khidmat / mengabdi bukanlah hal yang
baru, malainkan hal yang sudah lumrah dilakukan. Mengabdi ada tiga macam caranya.
Pertama, mengabdi dengan fisik atau tenaga. Kedua, mengabdi dengan harta. Ketiga,
mengabdi dengan doa. Dari tiga macam cara mengabdi ini, mengabdi dengan fisik atau
Salah satu tuk pengabdiannya yaitu biasanya santri ikut di ndalem (kediaman)
Menurut Samsudin dan Kuncoro (2022), Khidmah dilihat dari bentuk atau
caranya terbagi menjadi empat, yaitu khidmah bi al-fikr (pengabdian dengan pikiran),
Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fakiha dan Haidar (2015)
terdapat pula istilah pengabdian di pondok pesantren yaitu “ngenger”. Istilah ngenger
26
Samsudin, & Kuncoro. (2022). Tradisi Khidmah Dalam Perpspektif PendidikanIslam. Jurnal
Progress: Wahana Kreatifitas dan Intelektualitas, 10(1), 298-317. DOI: 10.31942/pgrs.v10i1.6383
26
juga digunakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, akan tetapi lebih terkenal dengan
sebutan karyawan. Biasanya ngenger di pondok adalah membantu di rumah kiyai. Santri
yang ngenger di pondok ini tidak hanya membantu di rumah kiyai saja, namun ada juga
di beberapa bagian pondok. Santri ngenger di Pondok Pesantren Sunan Drajat dibagi
dalam lima bagian. Lima bagian tersebut meliputi; ndalem (rumah pak kiyai),
Tujuan khidmat di pondok pesantren pada umumnya adalah agar santri bisa
mengambil barokah dari kiyai dan guru-guru sebagai wujud takzim sekaligus melatih
dan membentuk santri menjadi manusia yang disiplin dan gemar menolong sesama
Di kalangan santri tradisi khidmat bukanlah sebuah bentuk yang merujuk pada
makna ketundukan yang berarti lemah, sehingga terkesan rendah, namun bagi kaum
justru apabila santri dengan kerelaan dan keikhlasan melakukan pengabdian akan
dampak bagi santri. Berbicara mengenai dampak, dampak secara sederhana bisa
diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh
seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun
dampak negatif.
Proses pengabdian ini adalah proses menempa santri sebelum mereka benar-
benar terjun kedalam masyarakat. Seorang santri dilatih untuk menghadapi problematika
27
yang kompleks, misalnya bagaimana caranya agar santri disiplin, bagaimana caranya
agar santri itu tunduk pada peraturan, bagaimana bersikap ketika berhadapan dengan
berbagai kalangan seperti asatidz, guru, atau teman. Ketika santri bisa melaksanakan
program moral dan struktural dengan baik maka pengaruh program pengabdian dalam
28
2.3 Kajian Relavan
berbagai literatur dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih relevan terhadap
masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini. Selain itu yang menjadi syarat mutlak
bahwa dalam penelitian ilmiah menolak plagiarisme atau mencontek secara utuh hasil
karya tulisan orang lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian
relevan. Tujuannya adalah untuk menegaskan penelitian, posisi penelitian dan sebagai
karya-karya buku bacaan, maupun karya ilmiah yang lainnya. Maka penulis
menemukan sejumlah penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat oleh
penulis dengan judul Tradisi Khidmat Santri di Pondok Pesantren Annur Azzubaidi
Desa Larowiu Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe. Berikut ini beberapa hasil
ada di Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto ialah duduk di hadapan guru dengan
sopan, tidak bertanya apabila kiyai sedang lelah atau sibuk, tidak mendahului kiyai
ketika berjalan, mencatat perkataan kiyai, selalu menjaga nama baik kiyai dan
yang terkandung dalam tradisi ta’dzim terhadap kiyai di Pesantren Mahasiswa An Najah
29
Purwokerto yaitu nilai religius.27
Tulisan Siti Munirah,dkk (Tahun 2022) dalam laporan jurnal yang berjudul
prasarana fisik yang memadai serta memfokuskan pada perbaikan sistem perencanaan
Tulisan Muh. Indi Mun’im (Tahun 2023) yang berjudul: Pembinaan Sikap
Khidmat dan Tawaduk Pada Santri di Pondok Pesantren Annur Candirejo Tuntang
Semarang .Yang menuliskan bahwa pembinaan sikap khidmat dan tawaduk santri di
nasehat, penerepan kedisiplinan serta pemberian sanksi. Hal ini di terapkan pada semua
kegiatan yang berada di pondok pesantren, yang meliputi shalat jamaah, mengaji Al-
Qur’an atau kitab, dziba’an, khitobah, ziarah makam, dan kegiatan lainnya.
Persamaan dari tiga penelitin terdahulu di atas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah terdapat keterkaitan variabel yaitu mengenai Tradisi
Khidmat santri salah satu lembaga pendidikan yang ada yakni pondok pesantren. Namun
penelitian yang sama persis mengenai tradisi khidmat sejauh ini belum ada. Selain itu,
bidang kajian yang dilakukan dalam penelitian ini terfokus pada nilai-nilai pendidikan
27
Yustahar, F. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Ta’dzimTerhadap Kiyai di
Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. IAIN Purwokerto.
30
karakter dalam tradisi khidmat. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian
terdahulu dan dapat ditegaskan bahwa penelitian ini bukanlah pengulangan dari apa
yang telah di teliti oleh peneliti sebelumnya serta penelitian ini bukan merupakan
plagiat.
perilaku dan sopan santun yang merupakan bentuk dalam pendidikan karakter. Dalam
dunia pesantren khidmat / mengabdi bukanlah hal yang baru, malainkan hal yang sudah
lumrah dilakukan. Mengabdi ada tiga macam caranya. Pertama, mengabdi dengan fisik
atau tenaga. Kedua, mengabdi dengan harta. Ketiga, mengabdi dengan doa. Dari tiga
macam cara mengabdi ini, mengabdi dengan fisik atau tenaga yang biasa kerap
dilakukan di pondok pesantren. Salah satu bentuk pengabdiannya yaitu biasanya santri
ikut di ndalem (kediaman) kiyai untuk membantu pekerjaan kiyai (Fahmiy 2020).
Tradisi khidmat santri merupakan salah satu bentuk pembiasaan baik yang
dilakukan oleh santri di pondok-pondok pesantren pada umumnya dan begitu pula di
Pondok Pesantren Annur Azzubaidi Desa Larowiu Kecamatan Meluhu melalui kegiatan
umum sebagai bentuk ikrom dan takzim santri kepadanya dengan harapan sebagai wujud
kegiatan yang dilakukan dalam tradisi khidmat santri terdapat nilai-nilai pendidikan
Islam yang terkandung di dalamnya. Melalui nilai pendidikan Islam yang ada, dapat
Tradisi
Bentuk-Bentuk
Khidmat
Santri
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
didasari dari pengalaman subjektif atau fenomenologikal yang dialami pada diri
fenomena dan keadaan sosial. Kaitannya dengan judul penelitian ini, bahwa
dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial tersebut. Caranya
data dari penelitian ini di mulai pada observasi awal 1 Januari 2024.
Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu dapat dibagi menjadi dua,
Data primer dalam penelitian ini adalah sumber data yang diambil peneliti
melalui observasi dan wawancara kepada para informan antara lain ialah
pengasuh pondok pesantren (kiyai), asatidz dan santri di pondok pesantren Annur
33
Azzubaidi. Alasan ditetapkan informan tersebut yaitu:
yang diperoleh lewat pihak lain tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
serta dokumentasi lainnya yang dianggap relevan dengan topik yang akan
34
berkaitan dengan yang diteliti.
oleh peneliti ialah dengan cara terjun langsung ke dalam lingkungan penelitian
dan pencatatan gejala secara langsung atau peneliti terjun secara langsung pada
objek yang berada di lokasi kejadian. Sedangkan observasi secara tidak langsung
adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala pada objek
Pengamatan atau observasi ini dilakukan guna melihat dan mencatat hal-
hal yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh data
35
pesantren baik dengan kiyai atau asaatidz maupun sesama santri lainnya.
itu. Peneliti akan mewawancarai kepada kiyai, ustadz dan santri di pondok
Annur Azzubaidi.
3.4.3 Dokumentasi
data dan informasi yang diharapkan dalam penelitian ini juga dilakukan melalui
36
karakter dalam tradisi khidmat santri.
akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode
ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan
dokumen atau literatur yang tersedia. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang
berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan
pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara
mendalam.
menggali data berupa dokumen terkait objek yang diteliti di antaranya: mengenai
profil atau sejarah, struktur organisasi, data pengajar dan santri, fotografi hasil
Azzubaidi dan dokumentasi lainnya yang relevan dengan objek yang diteliti.
sebuah penelitian.28
28
Musthafa, I., & Hermawan, A. (2018). Metodologi Penelitian Bahasa Arab Konsep Dasar,
Strategi, Metode, Teknik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 269
37
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang peneliti lakukan
dokumentasi.
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikain, data yang direduksi tersusun secara sistematis dan lebih mudah
dikendalikan.
Penyajian data yaitu teknik yang dilakukan oleh peneliti agar data yang
diperoleh dan banyak jumlahnya dapat dikuasai. Dengan mendiplay- kan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang akan terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami ttersebut. Membuat display merupakan sari
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang
38
Pengumpulan
data Penyajian
data
Reduksi
data
Verifikasi
data
Gambar 3.1
Analisi Data Kualitatif
pemeriksaan keabsahan data yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai
berikut:
3.6.2 Triangulasi. Yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
pengambilan data yang berbeda hingga data yang diperoleh telah jenuh,
29
Sahide, M. A. K. (2019). Buku Ajar Metodologi Penelitian Sosial: Keahlian Minimum untuk
Teknik Penulisan Ilmia. Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Hal.10
39
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber, triangulasi
1. Triangulasi Sumber
ada.
2. Triangulasi Waktu
3. Triangulasi Teknik
DAFTAR PUSTAKA
40
Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Djakfar, F. A. (2020). Pemaknaan Barakah Bagi Para Santri Kabulâ di Pesantren
Bangkalan. In ICoIS: International Conference on Islamic Studies, 1(1),
224-235.
Fitriyah, L., Marlina., & Suryani. (2019). Pendidikan Literasi Pada Pembelajaran
Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja. Titian Ilmu
Fahham, A. M. (2020). Pendidikan Pesantren Pola Asuh, Pembentukan Karakter
dan Perlindungan Anak. Jakarta: Publica Institute Jakarta.
Hariadi. (2015). Evolusi Pesantren: Studi Kepemimpinan Kiai Berbasis Orientasi
ESQ. Yogyakarta: LkiS.
41
Yustahar, F. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi
Ta’dzimTerhadap Kiyai di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto.
IAIN Purwokerto.
PEDOMAN OBSERVASI
42
2. Mengamati dan berinteraksi dengan Ketua/Pengasuh Pondok Pesantren
Annur Azzubaidi.
Azzubaidi.
Judul:
43
TRADISI KHIDMAT SANTRI DI PONDOK PESANTREN ANNUR
AZZUBAIDI DESA LAROWIU KECAMATAN MELUHU KABUPATEN
KONAWE (PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM)
Rumusan Masalah:
II. Petunjuk
a. Berilah jawaban yang sesuai atas seluruh pertanyaan yang diajukan
b. Pedoman wawancara ini digunakan untuk kepentingan penelitian dalam
rangka penulisan tesis
c. Jawaban yang diberikan dianggap benar dan dijamin kerahasiaannya
d. Terima kasih atas jawaban yang diberikan.
Hari/
Interviewer Position Pukul
Tanggal
Wahyu Annuriyah Peneliti
Pertanyaan Tempat
Jawaban Wawancara
44
1. Bagaimanakah sejarah singkat
Pondok Pesantren Annur
Azzubaidi. Jelaskan secara rinci!
45
13. Seperti yang telah diketahui,
dalam pelaksanaan khidmat bagi
santri, terdapat santri khusus yang
dipercayai untuk berkhidmat di
pondok khususnya di ndalem. Apa
yang menjadi alasan santri khusus
tersebut dipercayai atau
diamanahkan untu berkhidmat di
ndalem dibanding santri-santri
yang lain?
14. Dalam hal pendidikan karakter,
bagaimanakah peran tradisi
khidmat santri dalam
pembentukan karakter santri?
16. Berdasarkan hasil pantauan anda,
bagaimanakah dampak dari
diterapkan tradisi khidmat santri
baik bagi lembaga maupun bagi
santri?
17. Apakah kesan dan pesan anda
terkait tradisi khidmat santri yang
diterapkan di Pondok Pesantren
Annur Azzubaidi?
46
47