Oleh:
WA ODE DELIA FITRAH
LA ODE AHMAD RENALDI
Tiada rangkaian kalimat yang paling indah selain memanjatkan untaian kalimat
nikmat dan karunia-Nya dan menjadikan iman itu indah dalam hati hamba-Nya
serta menjadikan kecintaan akan risallah-Nya lebih dari segala apapun di dunia
ini. Dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat dipermudah dalam laporan
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucaplan
tetimakasih kepada:
1. Ketua Yayasan Hasanah Wakatobi Bapak Dr. Drs. Muhammad Safei, M.Si,
6. Kepala Desa Kabita Togo Kec. Wangi-Wangi Selatan Bapak Tarson S.Pdi
7. Mahasiswa KKL Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Wakatobi angkatan XIII
tahun 2021/2022
ideal, karena keterbatasan waktu, dan dana yang tersedia. Untuk mencapai tujuan
Ketua,
Wakatobi
D. Hasil Evaluasi :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Kabita Togo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan
berjarak kurang lebih 13,3 km dari Ibukota Kabupaten Wakatobi. Desa Kabita
sebelah barat. Luas Desa Kabita Togo sekitar 115 hektar. Secara umum tingkat
Pada awal mula terbentuknya Desa Kabita Togo adalah merupakan hasil
pemekaran dari Desa Kabita, yang mana kala itu Desa Kabita Togo dijabat
oleh 1 orang Kepala Desa dan 2 orang Kepala Kampung. Bentuk kampung kala
B. Analisis Situasi
pertama 05 November 1521 dan kunjungan kedua pada 25 November 1521 oleh
Agama Islam (STAI) Wakatobi bersama kepala Desa Tarson S.Pdi terdapat
menghafal Al-Quran.
menghafal Al-Quran dengan cepat yang dilaksanakan melalui 3 (tiga) fase, yaitu:
(1) fase pra hafalan. (2) fase menghafal dan (3) fase mengulang.
C. Tinjauan Pustaka
Secara etimologi, kata metode berasal dari dua suku kata yaitu meta yang
berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dalam bahasa arab, kata
sikap peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dipahami
dengan baik
Secara bahasa muraja’ah berasal dari bahasa arab roja’a yarji’u yang berarti
kembali. Sedangkan secara istilah ialah mengulang kembali sesuatu yang telah di
yaitu mengulang kembali hafalan yang sudah pernah di hafalkan untuk menjaga
dari lupa dan salah. Artinya, hafalan yang sudah di perdengarkan kepada guru
ngaji yang semula sudah di hafal dengan baik dan lancar, kadang kala masih
terjadi kelupaan bahkan kadang-kadang menjadi hilang sama sekali. Oelh karena
perdengarkan di hadapan gur ngaji; maka dari itu muraja’ah sangat penting dalam
pertama satu jam setelah menghafal. (2) Murojaah kedua satu hari setelah
menghafal. (3) Murojaah ketiga satu pekan setelah menghafal. (4) Murojaah
keempat satu bulan setelah menghafal. Dan (5) Tiga bulan setelah menghafal.
Namun, kami hanya memakai tahapan 1-4 sesuai dengan waktu tinggal kami
Al-Quran merupakan kitab suci umat islam yang di turunkan Allah kepada
bagi menjadi dua fase. Pertama di turunkan di merkah yang biasa di sebut dengan
madaniyah.
istilah, Al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang di turunkan kepada nabi
muhamad SAW melalui malaikat jibri sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-
Hafalan berasal dari kata kerja hafal yang artinya telah masuk ingatan.
Hafalan berarti dapat mengucapkan diluar tanpa melihat catatan. Menurut Abdul
Aziz Abdul Ra’uf, “menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan
membaca atau mendengar, pekerjaan apapun jika sering diulangi pasti menjadi
hafal.”
sehingga menyiapkan orang yang menghafal Al-Quran dari usia dini, dari satu
kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari
dan haafidza (bagi perempuan). Kata ini berasal dari kata haffadza yang artinya
menghafal, berarti sebutan ini ditujukan bagi orang yang sudah menghafalkan Al-
proses dalam m,enghafal Al-Quran membutuhkan waktu yang tidak singkat dan
proses yang sangat panjang karena tanggung jawab yang di pengang oleh
penghafal Al-Quran yaitu seumur hidup. Jadi, konsekuensinya sangatlah berat
karena seorang penghafal Al-Quran harus bisa menjaga hafalannya dan menjauhi
segi kognitif, menghafalkan Al-Quran juga memerlukan tekad dan keinginan yang
kuat dan ikhlas serta di butuhkan usaha keras dan persiapan lahir bathin.
1. Identifikasi Masalah
2. Rumusan Masalah
Kabupaten Wakatobi?
E. Tujuan Kegiatan
F. Manfaat Kegiatan
adalah :
METODE KEGIATAN
A. KHALAYAK SASARAN
di Desa Kabita Togo Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi, dengan jumlah
B. METODE KEGIATAN
C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
yang hadir.
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
b. Masih ada sebagian remaja yang belum mengikuti kegiatan ini karena lebih
PELAKSANAAN KEGIATAN
melibatkan mahasiswa dilaksanakan dengan cara tatap muka dan berjalan dengan
baik dan lancar. Pertemuan tatap muka dengan metode demonstrasi yang
hari, yaitu dimulai pada pukul 18:15 – 19:30 pm. Peserta kegiatan kurang lebih
oleh 2 orang tim pengabdi dengan pokok bahasan yang disampaikan mengenai:
muroja’ah dalam menghafal Al-Quran sehingga ada beberapa peserta yang kurang
pelaksanaannya kegiatan ini diikuti oleh 15 orang peserta karena ada tambahan
peserta dari Desa Kapota dan Kabita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa,
metode muroja’ah secara umum sudah baik, namun keterbatasan waktu yang
perorang. Namun dilihat dari kegiatan ini semua berjalan lancar dan dapat
disimpulkan bahwa tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
muroja’ah..
4.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil dari kegiatan ini adalah di temukannya beberpa langkah dalam
6. Mengajarkan cara muroja’ah Al-Quran agar dapat diikuti oleh peserta didik
yang hadir.
masih banyak masyrakat yang belum paham dengan metode muraja’ah yang dapat
lomba tahunan yang diadakan desa dimasukkan juga dengan lomba menghafal
sehingga dapat membuat perhatian penonton terdorong untuk bisa menghafal Al-
Khusniyah, Anisa Ida. Menghafal Al-Quran dengan Metode Muroja’ah Studi Kasus di
Rumah Tahfidz Al-Ikhlas Karangrejo Tulungagung, (Skripsi: IAIN
Tulungagung, 1514)