Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN METODE MUROJA’AH DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN HAFALAN AL-QURAN PADA MASYARAKAT


DESA KABITA TOGO KECAMATAN WANGI-WANGI
SELATAN KABUPATEN WAKATOBI

Oleh:
WA ODE DELIA FITRAH
LA ODE AHMAD RENALDI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Tiada rangkaian kalimat yang paling indah selain memanjatkan untaian kalimat

syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan berbagai

nikmat dan karunia-Nya dan menjadikan iman itu indah dalam hati hamba-Nya

serta menjadikan kecintaan akan risallah-Nya lebih dari segala apapun di dunia

ini. Dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat dipermudah dalam laporan

Pendampingan kepada Masyarakat DTPS yang melibatkan mahasiswa yang

berjudul “Penerapan Metode Muroja’ah Dalam Meningkatkan Kemampuan

Hafalan Al-Quran Pada Remaja Desa Kabita Togo Kecamatan Wangi-Wangi

Selatan Kabupaten Wakatobi” dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucaplan

tetimakasih kepada:

1. Ketua Yayasan Hasanah Wakatobi Bapak Dr. Drs. Muhammad Safei, M.Si,

2. Ketua STAI Wakatobi Bapak Dr. Suruddin, M.Pd.

3. Ketua I STAI Wakatobi Bapak Drs.La Karim,MM,

4. Ketua II STAI Wakatobi Bapak La Dao, S. Pd. MM

5. Ketua III STAI Wakatobi Ibu Rasidah, S.Ag. MM,

6. Kepala Desa Kabita Togo Kec. Wangi-Wangi Selatan Bapak Tarson S.Pdi

7. Mahasiswa KKL Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Wakatobi angkatan XIII

tahun 2021/2022

8. Masyarakat Desa Kabita Togo Kec. Wangi-wangi Selatan Kab Wakatobi.


Kegiatan pendampingan masyarakat ini masih belum mencapai target

ideal, karena keterbatasan waktu, dan dana yang tersedia. Untuk mencapai tujuan

yang diinginkan, menurut kami perlu kiranya dilakukan kegiatan pendampingan

masyarakat di lain waktu sebagai kelanjutan kegiatan tersebut.

Wangi-Wangi Selatan,25 Desember 2021

Tim Pendampingan Pada Masyarakat

Ketua,

Buyung Ade Saputra, S.Hum., M.A


LEMBAR PENGESAHAN

A. Judul Kegiatan: Penerapan Metode Muroja’ah Dalam Meningkatkan

Kemampuan Hafalan Al-Quran Pada Masyarakat Desa

Kapota Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten

Wakatobi

B. Ketua : Buyung Ade Saputra, S.Hum., M.A

C. Anggota : 1. Wa Ode Delia Fitrah

2. La Ode Ahmad Renaldi

D. Hasil Evaluasi :

1. Pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat sudah sesuai dengan rancangan

yang tercantum dalam proposal pendampingan pada masyarakat

2. Sistematika laporan sudah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalm

buku Pedoman Pendampingan Pengabdian Masyarakat (PPM) Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi

3. Hal-Hal lain Sudah memenuhi persyaratan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa Kabita Togo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Wangi-Wangi Selatan yang berada di bagian Barat Kabupaten Wakatobi dan

berjarak kurang lebih 13,3 km dari Ibukota Kabupaten Wakatobi. Desa Kabita

Togo berbatasan dengan Desa Kapota Kecamatan Wangi-Wangi Selatan di

sebelah utara, Desa Kabita Kecamatan Wangi-Wangi Selatan di sebelah timur,

Desa Kabita Kecamatan Wangi-Wangi Selatan di sebelah selatan dan hutan di

sebelah barat. Luas Desa Kabita Togo sekitar 115 hektar. Secara umum tingkat

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat yaitu sedang.

Pada awal mula terbentuknya Desa Kabita Togo adalah merupakan hasil

pemekaran dari Desa Kabita, yang mana kala itu Desa Kabita Togo dijabat

oleh 1 orang Kepala Desa dan 2 orang Kepala Kampung. Bentuk kampung kala

itu sudah ramai. Rumah-rumah penduduk sudah tertata dengan baik.

B. Analisis Situasi

Setelah dilakukan pendekatan kepada remaja dan anak-anak pada kunjungan

pertama 05 November 1521 dan kunjungan kedua pada 25 November 1521 oleh

tim Pendampingan Masyarakat DTPS yang melibatkan mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Wakatobi bersama kepala Desa Tarson S.Pdi terdapat

beberapa permasalahan yang digaris bawahi:


1. Kurangnya pengetahuan mayarakat mengenai cara cepat menghafal Al-Quran

dengan metode Muroja’ah.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat metode muroja’ah dalam

menghafal Al-Quran.

Dengan demikian Tim Pendampingan Masyarakat DTPS yang melibatkan

mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi, berkomitmen

mendampingi remaja dan anak-anak untuk menyelesaikan permasalahan dalam

menghafal Al-Quran dengan cepat yang dilaksanakan melalui 3 (tiga) fase, yaitu:

(1) fase pra hafalan. (2) fase menghafal dan (3) fase mengulang.

C. Tinjauan Pustaka

Secara etimologi, kata metode berasal dari dua suku kata yaitu meta yang

berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dalam bahasa arab, kata

metode dikenal dengan istilah thariqoh yang berarti langkah-langkah strategis

yang akan dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan

dengan pendidikan maka metode tersebut harus diwujudkan dalam proses

pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar

sikap peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dipahami

dengan baik

Secara bahasa muraja’ah berasal dari bahasa arab roja’a yarji’u yang berarti

kembali. Sedangkan secara istilah ialah mengulang kembali sesuatu yang telah di

hafalkan. Muraja’ah juga di sebut sebagai metode pengulangan berkala.muraja’ah

yaitu mengulang kembali hafalan yang sudah pernah di hafalkan untuk menjaga

dari lupa dan salah. Artinya, hafalan yang sudah di perdengarkan kepada guru
ngaji yang semula sudah di hafal dengan baik dan lancar, kadang kala masih

terjadi kelupaan bahkan kadang-kadang menjadi hilang sama sekali. Oelh karena

itu di adakan muraja’ah atau mengulang kembali hafalan yamng telah di

perdengarkan di hadapan gur ngaji; maka dari itu muraja’ah sangat penting dalam

dalam menghafal Al-Quran.

Macam-macam muroja’ah beserta pelaksanaannya, yaitu: (1) Muroja’ah

pertama satu jam setelah menghafal. (2) Murojaah kedua satu hari setelah

menghafal. (3) Murojaah ketiga satu pekan setelah menghafal. (4) Murojaah

keempat satu bulan setelah menghafal. Dan (5) Tiga bulan setelah menghafal.

Namun, kami hanya memakai tahapan 1-4 sesuai dengan waktu tinggal kami

disana yang hanya 40 hari.

Al-Quran merupakan kitab suci umat islam yang di turunkan Allah kepada

Nabi Muhammad SAW sekaligus sebagai mukzizat yang terbesar diantara

mukzizat-mukzizat yang lain. Turunnya Al-Quran dalam kurun waktu 23 tahun, di

bagi menjadi dua fase. Pertama di turunkan di merkah yang biasa di sebut dengan

ayat-ayat makkiyah. Dan yang kedua di turunkan di madinah di sebut ayat-ayat

madaniyah.

Al-Quran menurut bahasa berarti bacaan atau yang di baca. Menurut

istilah, Al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang di turunkan kepada nabi

muhamad SAW melalui malaikat jibri sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-

Quran diturunkan untuk sebagai pengangan bagi mereka yang mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Quran mengunakan bahasa arab dan

merupakan mukzizat bagi rosul.sebagian besar ayat-ayat Al-Quran terdapat


6.236 ayat 114 surat dan 30 juz. Sedangkan secara etimologi Al-Quran adalah

mashdar (infinitif) dari qara-a-yaqra-u-qira-qur-a-an yang berarti bacaan.

Hafalan berasal dari kata kerja hafal yang artinya telah masuk ingatan.

Hafalan berarti dapat mengucapkan diluar tanpa melihat catatan. Menurut Abdul

Aziz Abdul Ra’uf, “menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan

membaca atau mendengar, pekerjaan apapun jika sering diulangi pasti menjadi

hafal.”

Menghafal Al-Quran adalah suatu perangkat untuk memelihara Al-Quran,

sehingga menyiapkan orang yang menghafal Al-Quran dari usia dini, dari satu

generasi kegenerasi lainnya. Disamping sebagai bentuk kecintaan terhaadap Al-

Quran, tetapi juga sebagai bentuk pemeliharaan Al-Quran.

Setelah melihat definisi menghafal Al-Quran diatas dapat disimpulkan

bahwa menghafal Al-Quran adalah proses untuk memelihara, menjaga dan

melestarikan kemurnian Al-Quran yang diturunkan kepada Raulullah SAW diluar

kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari

kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Penghafal Al-Quran biasanya disebut dengan sebutan hafidz (bagi laki-laki)

dan haafidza (bagi perempuan). Kata ini berasal dari kata haffadza yang artinya

menghafal, berarti sebutan ini ditujukan bagi orang yang sudah menghafalkan Al-

Quran. Seorang penghafal Al-Quran berkewajiban untuk selalu mernjaga

hafalannya, mengamalkannya dan memahami apa yang di pelajarinya, karna

proses dalam m,enghafal Al-Quran membutuhkan waktu yang tidak singkat dan

proses yang sangat panjang karena tanggung jawab yang di pengang oleh
penghafal Al-Quran yaitu seumur hidup. Jadi, konsekuensinya sangatlah berat

karena seorang penghafal Al-Quran harus bisa menjaga hafalannya dan menjauhi

perbuatan-perbuatan dosa. Oleh ka rena itu, selain membutuhkan kemampuan dari

segi kognitif, menghafalkan Al-Quran juga memerlukan tekad dan keinginan yang

kuat dan ikhlas serta di butuhkan usaha keras dan persiapan lahir bathin.

D. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

Tujuan Penerapan Metode Muroja’ah adalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Hafalan Al-Quran Pada Remaja Desa Kabita Togo Kecamatan

Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi .

2. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan metode muroja’ah dalam meningkatkan

kemampuan hafalan Al-Quran Desa Kabita Togo Kec. Wangi-Wangi Selatan

Kabupaten Wakatobi?

E. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya menghafal Al-Quran dengan menggunakan metode muroja’ah atau

pengulangan agar hafalan tidak terlupa.

F. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pendampingan pada masyarakat ini

adalah :

1. Kegiatan ini dapat meningkatkan kasadaran masyarakat bahwa pentingnya

menghafal dan mempelajari Al-Quran untuk kebutuhan dunia dn akhirat.


2. Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pentingnya

menggunakan metode yang tepat dalam menghafal Al-Quran agar hafalan

tidak mudah terlupa.


BAB II

METODE KEGIATAN

PENDAMPINGAN KEPADA MASYARAKAT

A. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran kegiatan pendampingan kepada Masyarakat DTPS yang

melibatkan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi bertempat

di Desa Kabita Togo Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi, dengan jumlah

khalayak sasaran yaitu terdiri dari 15 peserta.

B. METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam memecahkan masalah dalam peningkatan

kemampuan hafalan Al-Quran di desa Kapota yaitu dengan Menjaga tali

persaudaraan sesama umat islam.

C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah pendampingan

secara intensif dangan tahapan sebagai berikut:

1. Kegiatan pelaksanaan memberikan penjelasan tentang manfaat metode

muroja’ah dalam menghafal Al-Quran, dilanjutkan dengan mengawali

bertaawuz membaca basmalah, hamdallah lalu dilanjutkan dengan istighfar.

2. Pembacaan surah al-Fatihah

3. Meminta permohonan semoga segala kegiatan berjalan lancar bernilai ibadah

dan di ridhai oleh Allah SWT.

4. Pembacaan triqul yaitu surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

5. Menetapkan ayat atau surah pendek yang akan dihafalkan.


6. Mengajarkan cara muroja’ah Al-Quran agar dapat diikuti oleh peserta didik

yang hadir.

7. Setelah 1 jam, diadakan pengetesan hafalan satu persatu peserta didik

berdasarkan ayat atau surah pendek yang telah ditentukan.

8. Kemudian ditutup dengan membaca hamdalah dan do’a selamat.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi

faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan program pendampingan

pada masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

a. Menjaga tali persaudaraan sesama umat islam

b. Menambah rasa syukur kepada Allah

c. Mengubah kebiasaan buruk untuk menjadikan yang lebih baik

d. Selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya

e. Dukungan Kepala Desa yang menyambut baik pelaksanaan kegiatan pelatihan

dan membantu tim Pendampingan kepada Masyarakat DTPS yang melibatkan

mahasiswa dalam mengorganisasikan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.

2. Faktor Penghambat

a. Rendahnya sikap toleransi

b. Masih ada sebagian remaja yang belum mengikuti kegiatan ini karena lebih

mementingkan pergaulan lainnya.


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelaksanaan pendampingan kepada masyarakat DTPS yang

melibatkan mahasiswa dilaksanakan dengan cara tatap muka dan berjalan dengan

baik dan lancar. Pertemuan tatap muka dengan metode demonstrasi yang

dilanjutkan dengan. Penerapan Metode Muroja’ah Dalam Meningkatkan

Kemampuan Hafalan Al-Quran Pada Remaja Desa Kabita Togo Kecamatan

Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Kegiatan ini dilaksanakan setiap

hari, yaitu dimulai pada pukul 18:15 – 19:30 pm. Peserta kegiatan kurang lebih

berjumlah 15 orang Santri/santriwati desa Kabita Togo

Pelaksanaan kegiatan pendampingan kepada masyarakat DTPS dilakukan

oleh 2 orang tim pengabdi dengan pokok bahasan yang disampaikan mengenai:

1. Pengantar manfaat menghafal Al-Quran menggunakan metode muroja’ah.

2. Langkah-langkah kegiatan metode muroja’ah dalam menghafal Al-Quran

3. Pembacaaan doa selamat

Kegiatan yang diawali dengan metode demonstrasi yang dilanjutkan dengan

menerapkan metode muroja’ah dalam menghafal Al-Quran. Dari kegiatan tampak

bahwa peserta pendampingan masih belum memahami akan pentingnya metode

muroja’ah dalam menghafal Al-Quran sehingga ada beberapa peserta yang kurang

mendalami proses kegiatan yang sedang berlangsung khususnya kepada anak-

anak. kemudian dilanjutkan dengan pembacaan do’a.

Program pendampingan pada masyarakat berupa cara cepat menghafal Al-


Quran dengan metode muroja’ah sudah di laksanakan dan di harapkan bisa

menambah kesadaran masyarakat agar bisa menghafal Al-Quran dan

mengamalkannya. Hasil kegiatan ini akan bermanfaat bagi masyarakat, proses

kegiatan dapat menambah kesadaran masyarakat dengan dilakukannya penerapan

metode muroja’ah dalam meningkatkan kemampuan hafalan Al-Quran.

B. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Hasil kegiatan pendampingan kepada masyarakat DTPS yang melibatkan

mahasiswa mencakup beberapa komponen sebagai berikut:

1. Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan

2. Ketercapaian tujuan pelatihan

3. Ketercapaian target yang telah direncanakan

4. Kemampuan peserta dalam menghafal Al-Quran

Target peserta pelatihan seperti direncanakan sebelumnya adalah paling

tidak 10 orang, sesuai dengan tujuan pendampingan kepada masyarakat. Dalam

pelaksanaannya kegiatan ini diikuti oleh 15 orang peserta karena ada tambahan

peserta dari Desa Kapota dan Kabita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa,

target peserta tercapai 100%. Angka tersebut menunjukan bahwa kegiatan

pendampingan kepada masyarakat DTPS yang melibatkan mahasiswa dilihat dari

jumlah peserta yang mengikuti pelatihan dapat dikatakan berhasil/ sukses.

Ketercapaian tujuan pendampingan menghafal Al-Quran menggunakan

metode muroja’ah secara umum sudah baik, namun keterbatasan waktu yang

disediakan mengakibatkan peserta hanya bisa menghafal beberapa surah saja

perorang. Namun dilihat dari kegiatan ini semua berjalan lancar dan dapat
disimpulkan bahwa tujuan kegiatan ini dapat tercapai.

Ketercapaian pada kegiatan pendampingan cukup baik, karena

pendampingan telah dapat disampaikan secara keseluruhan. pendampingan yang

telah disampaikan adalah:

1. Pengantar manfaat menghafal Al-Quran menggunakan metode muroja’ah

2. Langkah-langkah kegiatan menghafal Al-Quran menggunakan metode

muroja’ah..

3. Pembacaaan doa selamat.

4.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil dari kegiatan ini adalah di temukannya beberpa langkah dalam

menghafal Al-Quran dengan mengunakan metode muraja’ah yaitu

1. Kegiatan pelaksanaan memberikan penjelasan tentang manfaat metode

muroja’ah dalam menghafal Al-Quran, dilanjutkan dengan mengawali

bertaawuz membaca basmalah, hamdalah lalu dilanjutkan dengan istighfar.

2. Pembacaan surah al-Fatihah

3. Meminta permohonan semoga segala kegiatan berjalan lancar bernilai ibadah

dan di ridhai oleh Allah SWT.

4. Pembacaan triqul yaitu surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

5. Menetapkan ayat atau surah pendek yang akan dihafalkan.

6. Mengajarkan cara muroja’ah Al-Quran agar dapat diikuti oleh peserta didik

yang hadir.

7. Setelah 30 menit, diadakan pengetesan hafalan satu persatu peserta didik

berdasarkan ayat atau surah pendek yang telah ditentukan.

8. Kemudian ditutup dengan membaca hamdalah dan do’a selamat

Pelaksanaan kegiatan pengapdian masyarakat oleh Tim PKM STAI

Wakatobi sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan

menghafal Al-Quran dengan mengunakan penerapan metode muroja’ah karena

masih banyak masyrakat yang belum paham dengan metode muraja’ah yang dapat

di gunakan untuk menghafal Al-Quran dengan cepat.


B. SARAN

Atas dasar kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

direkomendasikan kepada Kepala Desa Kabita Togo, hendaknya dalam setiap

lomba tahunan yang diadakan desa dimasukkan juga dengan lomba menghafal

ayat-ayat atau surah-surah dalam Al-Quran agar masyarakat dapat berpatisipasi

sehingga dapat membuat perhatian penonton terdorong untuk bisa menghafal Al-

Quran seperti yang telah mereka saksikan dalam lomba tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Aldisar, M. Yordan. Penerapan Metode Tasmi’ Dan Muroja’ah Dalam Pelaksanaan
Hafalan Hafalan Al-Quran Santri Madrasah Huffadh Pondok Pesantren Al-
Munawwir Krapyak Yogyakarta, (Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
1519).

Khusniyah, Anisa Ida. Menghafal Al-Quran dengan Metode Muroja’ah Studi Kasus di
Rumah Tahfidz Al-Ikhlas Karangrejo Tulungagung, (Skripsi: IAIN
Tulungagung, 1514)

Rahmadani, suci. Efektivitas Metode Muroja’ah Dalam Menghafal Al-Quran Santri di


Pondok Pesantren Khadimul Ummah Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba, (Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar, 1521.)_
LAMPIRAN
1. Belajar Tulis Al-Quran

2. Mengajar mengaji dan mulai memberikan tugas hafalan

Anda mungkin juga menyukai