Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI METODE DIROSA DALAM PROGRAM

PEMBELAJARAN BACA AL-QUR’AN


DI KOMUNITAS PEDULI
MUALLAF CIANJUR

PROPOSAL

Diajukan sebagai salasatu syarat Mengikuti Seminar Proposal Judul


Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhary Cianjur

DEA MEIDA
NIM: 11.2020.1.035

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-AZHARY CIANJUR
2024 M/1445 H
Terakreditasi B No : 2629/SK/BAN-PT/Ak-PJ/S/IV/2020
Kualifikasi Baik Sekali

1
A. Latar Belakang Masalah

Melihat salah satu peristiwa fenomena keagamaan berarti mengamati serta


mengimplementasikan dalam rangka mempelajari perilaku manusia dalam
menjalankan kehidupan berlandaskan nilai-nilai agama yang hidup. fenomena
keagamaan sendiri terkhusus Islam dalam hal ini Al-Qur’an merupakan salah satu
bentuk dalam mewujudkan sikap dan etika manusia yang terkait dengan hal yang
sangat dianggap suci dalam rangka membangkitkan nilai-nilai qurani di tengah
gejolak kesemrawutan zaman serta ketidakpastian hidup yang dihadapi, Sebagai
pedoman hidup1. Al-Qur’an merupakan salah satu sumber inspirasi terhadap
perubahan perilaku individu seseorang serta beberapa golongan kelompok dalam
rangka untuk merubah kebiasaan menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya,
Pemahaman terhadap kitab suci Al-Qur’an yang merupakan kitab terakhir yang
diturunkan kepada umat manusia sebagai petunjuk serta pedoman hidup ini
merupakan salah satu bentuk perwujudan dari pemaknaan Al-Qur’an2.
Seiring dengan berkembangnya waktu muncul sebuah fenomena
keagamaan yang begitu berkembang di masyarakat, salah satu fenomena tersebut
adalah fenomena hijrah yang terjadi pada mualaf.
Faktor yang mendorong terjadi fenomena tersebut disebabkan oleh
kehidupan beragama yang kurang di sebuah kota karena lingkungan pergaulan
yang sangat beragam dari sisi kebudayaan, sosial dan keagamaan dibandingkan di
desa meskipun kehidupan beragama di perkotaan ada tetapi hanya segelintir dan
hanya terpusat di tempat ibadah saja karena dipengaruhi oleh pola pikir dengan
cara rasional yang didasarkan pada realita masyarakat yang lebih memusatkan
perhatian kepada kegiatan perekonomian, perdagangan dan sebagainya tanpa
meluangkan waktu untuk mengaji ke masjid.

1
Subh}I al-Salih{Mabahis Fi Ulūm al-Qur’an, Terj. Tim Pustaka Firdaus, Membahas Ilmu-Ilmu al-
Quran (Cet IX, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), h. 3.

2
M. Hadi Ma’rifat, Sejarah al-Quran (Cet. II; Jakarta: Al Huda, 2007), h. 1.

1
Salah Satu tempat berkumpul para mualaf adalah Komunitas Peduli
Mualaf yaitu sebuah organisasi swadaya masyarakat yang merupakan sebuah
wadah untuk membimbing, membina serta mendata para mualaf dan menjadi
tempat berlindung, lebih dari itu Komunitas ini juga turut membina masyarakat
umum untuk mengikuti kegiatan yang terdapat di dalam Komunitas tersebut baik
itu dari kalangan Muslim maupun non Muslim tersendiri3.
Dalam penelitian ini Komunitas tersebut selain menjadi tempat berkumpul
para mualaf tetapi Komunitas ini menjadi tempat belajar para mualaf dari dasar
untuk mengenal Islam lebih dalam, salah satu kegiatan tersebut berupa
pembelajaran Al-Q’uran sebagai langkah awal dalam pembinaan para mualaf
khusus dalam pembinaan Baca Al-Qur’an, pembinaan terhadap para mualaf di
bagian pembelajaran Al-Qur’an sangat ditekankan karena mualaf ada yang
sepenuhnya belum mengenal sama sekali dan juga Sebagian dalam telinga para
mualaf yang akrab mendengar Al-Qur’an karena hidup di lingkungan beragama
Islam4.
Terkait dengan metode pembelajaran baca Al-Qur’an sendiri terhadap para
mualaf dilakukan secara bertahap dengan berbagai metode pengajaran seperti
metode pengenalan huruf Hijaiyyah dan lain-lain. Mulai dari bagian membaca,
karena pada bagian ini ada beberapa mualaf yang kesulitan dalam membaca
huruf-huruf yang terdapat dalam Al-Qur’an sehingga perkembangan dalam hal
membaca Al-Qur’an butuh waktu yang tidak sebentar, Karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penerapan metode DIROSA untuk mempermudah pembelajaran
dalam membaca Al-qur’an5.

3
Ilham Safutra, “54 Persen Muslim Indonesia Buta Aksara Al-Qur’an”, Jawapos.com. 07 Januari
2016. https://www.jawapos.com/read/2016/06/07/32703/54-persen-muslim-indonesiabuta-
aksara-alquran (21 Februari 2018).

4
Muhyiddin, “Buta Aksara Alquran Masih Tinggi”, Republika.co.id. 09 January 2018.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/01/09/p2a36z335-
butaaksara-alquran-masih-tinggi (21 Februari 2018)
5
Zulfisun Muharram, Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an dengan Metode Mandiri, h. 2.

2
Adapun alasan memilih Komunitas Peduli Mualaf yang Beralamat di Kp.
Pupunjul RT.02/RW.08 Desa Kertajaya Kec. Ciranjang Kab. Cianjur Jawa Barat
ini yaitu karena rasa ingin tahu peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran Al-
Quran kepada Muallaf, dan alasan yang membuat tertarik melakukan penelitian ke
Komunitas ini adalah karena terdapat berbagai macam latar belakang para mualaf
bukan saja dari daerah sekitar kota tetapi juga mencakup provinsi dan nasional
bahkan mencakup internasional. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan
penulis tertarik untuk meneliti tentang “Implementasi metode DIROSA dalam
program pembelajaran baca Al-Qur’an di Komunitas Peduli Mualaf
Cianjur” dalam rangka menelaah sejauh mana ayat-ayat serta teks Al-Qur’an
sendiri hidup Dalam keseharian setelah menjadi mualaf.

A. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah


1. Identifikasi Masalah

Bermula dari masalah saat ini, penulis harus menguraikan hal-hal berikut:

a. Susahnya Para Muallaf untuk belajar membaca Al-quran di Komunitas


Peduli Muallaf Cianjur.
b. Metode mengajar kurang tepat bagi mualaf untuk belajar baca Al-quran di
Komunitas Peduli Mualaf Cianjur.

2. Pembatasan Masalah

Mempertimbangkan agar penelitian ini lebih terarah dalam menjawab


rumusan masalah maka penulis membatasi penelitian ini pada bagaimana
implementasi metode dirosa ( Pendidikan Al-quran orang dewasa ) dalam
pembelajaran membaca alquran bagi mualaf di Komunitas Peduli Mualaf di
Cianjur.

B. Rumusan Masalah

3
Agar penelitian yang dilakukan memiliki arah yang jelas, maka
dirumuskanlah pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi metode Dirosa dalam pembelajaran membaca
Al-quran bagi Muallaf di Komunitas Peduli Muallaf Cianjur ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat mualaf belajar baca Al-quran di
Komunitas Peduli Mualaf Cianjur ?

C. Tujuan Penelitian

Secara khusus, tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh data
terkait:
1. Untuk mengetahui, mengidentifikasi dan memahami implementasi metode
pembelajaran Dirosa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di komunitas
peduli mualaf Cianjur.
2. Untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
metode Dirosa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di di komunitas peduli
mualaf Cianjur.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini jika dilihat dari segi teoritis dan praktis
adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan berguna bagi
pengembangan metode pembelajaran Al-Quran dikalangan masyarakat
b. Untuk memperluas khazanah berpikir dan keilmuan bagi peneliti dan
pembaca.
2. Kegunaan Praktis

4
a. Bagi Guru (Pengajar)
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan atau pemikiran
bagi wawasan guru agama dalam memberikan metode yang tepat guna dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an kepada peserta didik sehingga mampu
meningkatkan kualitas dalam membaca Al-Qur’an
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan strategi belajar
yang efektif dan efisien, terutama dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an
sehingga prestasi belajar diperoleh maksimal dan memiliki aqidah Islamiyah yang
kokoh sebagai bekal untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa mendatang.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian yang lebih
mendalam tentang pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an menggunakan
metode Dirosa untuk penelitian selanjutnya.

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pernyataan Uma Sekaran yang dikutip oleh Sugiyono (2018:


91), kerangka berpikir didefinisikan sebagai suatu model konseptual berupa
hubungan antara berbagai faktor yang telah diidentifikasi dengan berbagai teori
yang membantu memberi gambaran terkait penelitian yang akan dilakukan6.
Selain itu, kerangka pemikiran biasanya berisi gambaran yang
menjelaskan perihal latar belakang sampai pada hasil akhir penelitian. Pada
penelitian ini, banyaknya masyarakat Muslim di Indonesia tidak menjamin
seluruhnya mampu membaca Al-Qur’an. Ketidakmampuan tersebut dialami oleh
berbagai kalangan usia, tak terkecuali pada usia dewasa. Hal ini cukup
memprihatinkan, menimbang bahwa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik
merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap Muslim
di dunia, karena merupakan elemen dasar yang berguna dalam mempelajari

6
Uma Sekaran yang dikutip oleh Sugiyono (2018: 91)

5
pedoman hidup manusia (Al-Qur’an). Banyaknya orang dewasa yang belum
mampu membaca Al-Qur’an, menjadikannya salah satu penghambat generasi
penerus dalam menguasai ilmu pengetahuan Islam, yang mana sumber dalam
penerapannya berpegang pada Al-Qur’an. Menanggapi hal ini, peneliti mengkaji
berbagai upaya yang harus dilakukan dalam mengurangi volume masyarakat buta
aksara Al-Qur’an di Indonesia. Salah satunya dengan menerapkan metode
membaca Al-Qur’an yang tepat khususnya bagi orang dewasa7.
Salah satu metode membaca Al-Qur’an yang menarik perhatian peneliti
dan menjadikannya sebagai fokus masalah pada penelitian ini ialah metode Dirosa
(Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa). Metode ini telah diimplementasikan di
beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya bertempat di Komunitas Peduli
Muallaf Cianjur. Penelitian ini dilakukan guna mencari tahu rangkaian
implementasi metode Dirosa dalam pembelajaran baca Al-Qur’an khususnya bagi
orang dewasa yang disebut-sebut merupakan bagian dari program pemberantasan
buta aksara Al-Qur’an.
Adapun implementasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) memiliki arti pelaksanaan atau penerapan (Online, diakses melalui
aplikasi KBBI QTmedia).8 Sebuah implementasi umumnya meliputi serangkaian
kegiatan yang menentukan pencapaian suatu objek yang diterapkan. Informasi
yang dibutuhkan peneliti terkait fokus masalah yang diangkat tentunya berkaitan
dengan penerapan metode Dirosa. Maka dari itu, tahapan-tahapan yang
menentukan hasil penelitian berupa persiapan dalam penerapan metode, rangkaian
pelaksanaan kegiatan, serta sistem evaluasi dari penerapan metode tersebut9.
Metode sendiri diartikan sebagai cara teratur untuk memudahkan suatu
pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan
situs resmi Wahdah Islamiyah yang dikutip oleh (Hafsari, Mardi dan Nursaeni,
Journal of Islamic Education. No. 1, 2018: 4), program pendidikan Al-Qur’an
orang dewasa (Dirosa) adalah pola pembinaan Islam bagi kaum Muslimin pemula

7
Uma Sekaran yang dikutip oleh Sugiyono (2018: 91)
8
Arti Implementasi Menurut KBBI online
9
Buku Guntur Setiawan “Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan” Hal1-2(Setiawan,
2004:39)

6
(pria, wanita; remaja, orang dewasa, kakek nenek, muallaf) yang dikelola secara
sistematis10.
Pada penelitian kualitatif, data yang ditampilkan peneliti merupakan
bentuk deskripsi dari fokus masalah yang diteliti sesuai pada keadaan sebenarnya,
bukan sebagaimana yang peneliti inginkan. Oleh karenanya, hasil yang didapat
dari penelitian ini berupa pelaksanaan berbagai rangkaian kegiatan yang
mendukung penerapan metode Dirosa secara mendalam. Melalui berbagai teknik
pengambilan data, hasil yang didapat selama proses penelitian nantinya akan
melalui tahapan analisis data yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan
sebagaimana adanya terkait fakta di lapangan.

F. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini bertujuan sebagai suatu bahan pertimbangan serta


perbandingan untuk menghindari adanya plagiatisme ataupun adanya kesamaan
dengan penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sahara pada tahun 2012 tentang Pola
Pembinaan Muallaf di Kota Jayapura. Hasilnya menunjukkan bahwa dua
model individu dan kelembagaan digunakan untuk membina muallaf di
Jayapura. Sementara pembinaan kelembagaan lebih sistematis, rutin, dan
diselingi dengan kegiatan kolektif seperti bakti sosial, pembinaan individu
lebih personal dan bimbingan diberikan secara pribadi. Di Jayapura, tiga
kelompok berfokus pada pembinaan muallaf. Mereka adalah kelompok kajian
muallaf yang didirikan oleh ustadz Taufik Muhammad, S.Ag; pembinaan
yang diberikan oleh Forum Komunikasi Muslim Pegunungan Tengah
(FKMPT); dan yayasan pembinaan muallaf yang didirikan oleh ustadz Helmi
Sulaksono. Materi yang diberikan meliputi materi tentang akidah islam,
materi tentang praktik ibadah, materi tentang instruksi untuk membaca Al-
Qur'an, dan materi lainnya11.

10
Wahdah Islamiyah Journal of Islamic Education. No. 1, 2018: 4)
11
Sahara tentang “Pola Pembinaan Muallaf di Kota Jayapura” hal 32 Tahun 2012

7
2. Studi 2014 Sri Hidayati tentang Masalah Pembinaan Muallaf di Kota
Singkawang dan Solusinya dengan Program Konseling Komprehensif.. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di Kota Singkawang ada dua lembaga yang
memberikan pembinaan muallaf: ormas PITI (Pembina Iman Tauhid Islam
atau Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) dan Kantor Kementerian Agama
Kota Singkawang. PITI hanya membina muallaf melalui kegiatan seremonial,
seperti Isra Mi‟raj dan hari besar Islam lainnya. Mubaligh dari Jakarta
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kantor kementerian agama Singkawang
melakukan program pembinaan muallaf, yang memberikan penyuluhan
fungsional kepada muallaf yang baru masuk islam dan memberikan bingkisan
berupa uang, buku iqra, perlengkapan shalat, dan buku tuntunan shalat12.
3. Studi 2013 oleh Ramlah Hakim tentang Pola Pembinaan Muallaf di
Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelembagaan seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, DDI,
Wahdah, Al-Irsyad, dan LDII membina muallaf di komunitas Tolotang, yang
merupakan nama kelompok pemeluk Islam di Sidrap. Selain itu, muallaf juga
dilatih oleh penyuluh, termasuk penyuluh formal (PNS) dan penyuluh
honorer, da‟i dari kementerian agama, dan institusi. Aqidah Islamiyah,
pelatihan praktik ibadah, baca tulis Al-Qur'an, dan diskusi keislaman dan
keagamaan adalah materi pembinaan muallaf13.
Penelitian ini dan penelitian sebelumnya sama-sama mempelajari
variabel pembinaan muallaf. Yang membedakan penelitian ini dari penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini berfokus pada metode pembinaan muallaf,
dan penelitian ini akan dilakukan di Komunitas Peduli Muallaf Cianjur.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

12
Studi 2014 Sri Hidayati tentang Masalah Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang dan Solusinya
dengan Program Konseling Komprehensif.
13
Studi 2013 oleh Ramlah Hakim tentang Pola Pembinaan Muallaf di Kabupaten Sidrap, Provinsi
Sulawesi Selatan

8
Dalam melakukan penelitian ini,penulis akan menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif ,teknik penelitian dengan format deskriptif
kualitatif adalah menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,selanjutnya
dijelaskan,dianalisa dan disajikan sehingga terbentuklah gambar yang sistematis.
2. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini diaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan,dan


akan dimulai kembali sejak proposal penelitian ini diseminarkan dan
disetujui.Dan untuk tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu di Komunitas
Peduli Muallaf Kec.Ciranjang Kab.Cianjur

3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah rujukan pokok yang digunakan dalam penelitian ata
sumber informasi yang secara langsung berkaitan dengan tema yang menjadi
pokok pembahasan14.
Adapun yang dijadikan sumber data primer dalam penelitian ini yaitu buku-buku
seputar metode Dirosa cara membaca Al-Qur’an.

b. Sumber Data Sekunder


Sumber sekunder adalah kesaksian atau data yang tidak berkaitan langsung
dengan sumbernya yang asli. Sumber data sekunder bertujuan untuk melengkapi
data-data primer15.
peneliti mengambil dari kumpulan berbagai artikel, buku, internet dan karya tulis
lain yang berkaitan dengan penelitian, demi memperkaya kajian dan analisis
dalam penelitian.
Adapun diantara data sekunder yang dijadikan peneliti rujukan yaitu, Pendidikan
baca Al-Qur’an, Pendidikan Penerjemah Al-Qur’an dan buku-buku lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data


Adapun alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu :
14
Menurut Sugiyono (2018:456)online sumber data primer
15
Menurut Sugiyono (2018:456)online sumber data sekunder

9
a. Observasi

Observasi yaitu mengumpulkan data dalam rangka mempelajari suatu


fenomena yang terjadi, menerangkan serta menjelaskan suatu kondisi ditempat
penelitian16 yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke
Komunitas Muallaf dalam rangka mencocokan hasil suatu data yang diperoleh
dari wawancara secara langsung. Dalam hal ini peneliti akan melaksakan survey
di Komunitas Peduli Muallaf Cianjur dalam mencari informasi dan mendapatkan
bahan penelitian kedepannya.

b. Wawancara

Teknik yang digunakan dalam wawancara ini adalah intervensi bebas


terpimpin, yang dimana seorang peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang
kemudian dijawab oleh informasi dengan bebas terbuka. Dalam melakukan
penelitian wawancara ini, peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada ketua Komunitas Peduli Muallaf Cianjur yang bernama Bpk.
Agus Setiawan, dan Ust. Kin-kin selaku pembina pembelajaran metode Dirosa
serta beberapa orang Muallaf yang berada di Komunitas Peduli Muallaf Cianjur.

c. Dokumentasi

Dalam dokumentasi ini peneliti akan mengumpulkan beberapa informasi


berupa arsip-arsip, buku-buku dll, yang termasuk kedalam pembahasan penelitian
ini.

5. Analisis Data

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan


pendekatan fenomenologis sebagai pendekatan utama dan dibantu dengan
pendekatan pedagogis dan psikologis. Sumber data dalam penelitian ini adalah
para pengajar metode Dirosa di Komunitas Mualaf Cianjur dan peserta didik

16
Lexy J Moeloeng. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2018), hlm. 3

10
sebagai sumber data primer dan dokumen-dokumen sebagai sumber data
sekunder.

Adapun lanngkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut :

1) Menentukan metode pembelajaran baca Al-Qur’an


2) Mengetahui tingkat kemampuan muallaf
3) Merumuskan masalah penelitian

6. Sistematika Penulisan

Dalam rangka menyusun proposal skripsi maka penulis akan membuat sistematika
pembahasan dalam lima bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian
serta sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan umum tentang landasan teori, serta diuraikannya kajian
teoritis mengenai teori-teori dalam kerangka suatu pemikiran dalam melakukan
penelitian ini.
Bab III : Tinjauan umum tentang yang ada di komunitas peduli muallaf
cianjur, meliputi letak geografis, sejarah, visi misi, struktur kepengurusan,
program kegiatan.
Bab IV : Analisis data yang membahas mengenai bentuk pola Pendidikan
dalam upaya mengembangkan minat baca para muallaf
Bab V : Dalam bab terakhir ini terdiri dari beberapa bagian yang meliputi
kesimpulan, saran-saran dan penutup dan bagian akhir penulisan proposal
penelitian ini antara lain berisi tentang : daftar pustaka, riwayat hidup penulis dan
lampiran-lampiran.

7. Rencana Agenda Penelitian

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU KET

11
1. Pengajuan Judul 11 - 13 Januari 2024
2. Survey Tempat Penelitian 16 Januari 2024
3. Penyusunan Proposal 18 - 20 Januari 2024
4. Konsultasi Proposal 20- 27 Januari 2024
5. Pendaftaran Seminar Proposal 27 Januari 2024
6. Revisi 29 Januari 2024
7. Seminar Proposal Penelitian 30 Januari 2024

8. Daftar Pustaka

Hardianti, Andi Sitti. (2017). Penerapan Metode Dirosa Dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa di Desa Inrello

12
Kecamatan Keera Kabupaten Wajo (Suatu Tinjauan komunikasi Persuasif).
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin
Makassar.

Hafsari, Mardi Takwim, dan Nursaeni. (2018). “Pengaruh Metode Pendidikan Al-
Qur’an Orang Dewasa Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an”. Journal of
Islamic Education. Vol. 1(1): 4, 5-7, 12-18

Afroni, Sihabudin dan Rumba Triana. (2018). “Komunikasi Pembelajaran


Berbasis Al’Qur’an”. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 7(2): 163

Anggranti, Wiwik. (2016). “Penerapan Metode Pembelajaran Baca-Tulis Al-


Qur’an (Studi Deskriptif-Analitik di SMP Negeri 2 Tenggarong)”. Jurnal
Intelegensia. Vol. 1(1): 108, 109, 110

Dolong, Jufri. (2016). “Teknik Analisis dalam Komponen Pembelajaran”. Jurnal


Inspiratif Pendidikan. Vol. V(2): 295, 296, 297, 298

Guswenti, Mirna. (2019). Implementasi Metode Dirosa Pada Pembelajaran


Membaca Al-Qur’an Bagi Santri Di Wahdah Islamiyah Bengkulu. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu: Bengkulu

Ideharmida, Dilla, Solfema dan Irmawita. (2019). “Pembelajaran Membaca Al-


Qur’an Bagi Orang Dewasa (Studi Kasus Pada Kelas Talaqqi Dasar dan Talaqqi
Plus) di Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Ash Habul Qur’an Kota Payakumbuh”.
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. Vol. 2(4): 25

Implementasi. (Def.1). (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


online. Diakses melalui aplikasi KBBI (QTmedia, 5 Juli 2024).

13

Anda mungkin juga menyukai