BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
D. PENELITIAN TERDAHULU
E. KONTRIBUSI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI: Upaya Meningkatkan Minat Belajar Kitab Kuning
1. Pengertian Minat Belajar
2. Macam-macam Minat Belajar Peserta Didik
3. Indikator minat belajar peserta didik
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
5. Kajian Kitab Kuning
B. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
B. Lokasi Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Keabsahan Data
G. WAKTU DAN JADWAL PENELITIAN
H. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SANTRI DALAM MENDALAMI KAJIAN
KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM BLOKAGUNG
BANYUWANGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan pesantren merupakan salah satu pusat pendidikan Islam
tertua yang ada di Indonesia. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan
yang berfokus pada pendidikan agama guna meningkatkan kualitas keilmuan
agama bagi para santri yang berada di dalam pesantren. Sehingga focus
pendidikan pesantren sebagai pusat transmisi ilmu-ilmu pengetahuan agama
(center of transmission of religious knowladge), memelihara tradisi Islam
(guardian of the Islamic tradition), serta pusat untuk melahirkan ulama (center of
ulama reproduction) (Azra&Afrianty, 2005).
Menurut Undang-Undang No18 Tahun 2019 tentang Pesantren,
mengatur bahwa pesantren didirikan oleh peseorangan, yayasan, organisasi
masyarakat Islam dan/atau masyarakat. Pendirian Pesantren wajib berkomitmen
mengamalkan nilai Islam rahmatan lil’alamin dan berdasarkan Pancasila, UUD
1945, serta Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini, pesantren harus memenuhi
komponen-komponen pesantren, meliputi; kiai, santri, yang bermukim di
pesantren, pondok atau asrama, Masjid atau Mushalla, dan kajian kitab kuning
atau Dirasah Islamiyah dengan pola Pendidikan Muuallimin.
Adapun kajian kitab kuning merupakan salah satu komponen penting di
pesantren, oleh karenanya pihak pesantren berupaya semaksimal mungkin untuk
mengatur dan mengelolah kajian kitab kuning guna meningkatkan kesadaran dan
minat para santri untu mendalami kitab kuning secara luas dan mendalam.
Menurut Reber (1988) minat merupakan kebergantungan banyak faktor-faktor
yang bersifat internal, seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi
dan kebutuhan. Sebagaimana yang kita fahami selama ini bahwa dengan adanya
minat dalam diri seseorang dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar
santri/siswa dalam bidang-bidang keilmuan tertentu.
Selayang pandang tentang pondok pesantren Darussalam Blokagung
didirikan oleh Almarhum Al Maghfurlah KH Mukhtar Syafa’at Abdul Ghafur pada
Tahun 1951, pada awalnya berupa bangunan Mushola kecil yang sederhana yang
diberi nama “DARUSSALAM” dengan harapan semoga akhirnya menjadi tempat
pendidikan masyarakat sampai akhir zaman. Musholla tersebut awalnya
digunakan untuk mengaji, namun dalam perkembangan selanjutnya, banyak
masyarakat luas untuk ikut menitipkan putra putrinya untuk belajar di pesantren
ini. Sehingga timbulah gagasan Mbah Yai Syafa’at untuk mengumpulkan wali
santri untuk mendirikan bangunan yang mana hingga sekarang ini menjadi
tempat yang ramai untuk belajar santri putra dan santri Putri. Dalam pesantren
ini mencetak generasi Muslim yang intelektual, beriman, bertaqwa dan
berakhlak karimah. Dijelaskan dalam sebuah buku dengan judul “Biografi KH
Mukhtar Syafa’at Abdul Ghofur” menyatakan bahwa pondok pesantren
Darussalam Blokagung sebagai lembaga pendidikan mempunyai tujuan
“Tafaqquh fid Din” yakni memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai
pedoman hidup dalam masyarakat. Tradisi, budaya, system pengajaran yang
diterapkan di Pondok Pesantren Darusslam adalah sebagaimana yang dilakukan
oleh pondok-pondok pesantren lain di Indonesia, yaitu “Sorogan, bandongan,
dan halaqoh. Adapun sorogan yaitu belajar secara individual dimana santri
berhadapan langsung dengan sang Kiyai atau seorang ustadz/ustadzah.
Bandongan artinya santri belajar secara kelompok yang diikuti oleh segenap para
santri, Kiyai membaca kitab sementara mereka menulis makna dan
keterangannya. Sedangkan halaqoh yaitu diskusi yang dilakukan para santri
dalam rangka memahami kandungan atau isi sebuah kitab. (buku Biografi
sejarah)
Sebagaimana pemaparan di atas tentang kondisi perkembangan Pondok
Pesantren Darussalam Blokagung, memang tidak dapat dipungkiri dengan
perkembangan zaman dari masa ke masa, hingga saat ini perkembangan di
Pondok Pesantren Darussalam semakin pesat, maju dan luas, bahwasanya
pengajian kitab kuning yang berada di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi saat ini memiliki Lembaga khusus pendalaman kitab kuning, di
bawah naungan Lembaga Pengajian Kutub as-salaf yang didalamnya terdapat
beberapa unit pengajian, diantaranya; Sorogan, Maktabah, Mufidah, Ihfadz,
Pengajian Akbar, dan Bidayah. Yang didalamnya memiliki spesifikasi fokus
masing-masing. Adapun beberapa program pengajian kitab kuning yang ada di
Pondok Pesantren Darussalam putri, dalam hal ini, kegiatan pengajian kitab
kuning tersebut merupakan ekstra pesantren di bawah naungan pesantren,
berbeda lagi yang di selenggarakan oleh Madrasah Diniyyah karena memiliki
prosedur dan kebijakan masing-masing.
Adapun hasil observasi awal kami saat ini, kondisi Pesantren masih belum
stabil dan dalam tahap masa new normal, maka perlu banyak yang dikondisikan,
hal ini menjadikan beberapa kendala yang di rasakan oleh pihak pesantren
khususnya bagi pengurus yang bertanggung jawab dengan Lembaga Pengajian
Kutubus Salaf. Namun itu bukan menjadikan hambatan yang serius secara
keseluruhan. Oleh karena itu, para pengurus masih terus berupaya dalam
mengatur jadwal dan mengefektifkan kembali kegiatan pengajian-pengajian
disetiap asrama-asrama. Juga selalu diadakannya control serta evaluasi bersama
antara pengurus dan para ustadzah. Berikut beberapa kendala di masa new
normal, diantaranya:
1. Beberapa kegiatan pengajian sempat terhambat selama pandemic
covid-19, namun sudah mulai tahap pengefektifan dan sudah
diadakannya evaluasi/tes kitab
2. Sebagian pengajian ada yang berjalan lambat dan ada yang sudah
efektif, pengajian yang terbilang lambat adalah Mufida karena jarang
diadakan kegiatan
3. Beberapa santri diurai ke beberapa asrama luar, sehingga kesulitan
dalam pengkondisiannya, namun selalu diadakan pengontrolan.
4. Terkadang ustadzah absen hadir, hal tersebut menyebabkan kurang
terkondisikannya, khususnya kegiatan pengajian sorogan.
5. Terbatasnya waktu bagi santri asrama luar disebabkan memiliki
program kegiatan tambahan pada masing-masing asrama sehingga
menjadikan berkurangnya tatap muka, hal ini menyebabkan kurang
efektifnya pengajian tersebut
Demikianlah beberapa hal penting dari pengamatan sementara di
Pesantren, dengan melihat situasi dan kondisi seperti ini, memang agak sedikit
berbeda tidak seperti sebelum pandemic covid-19 sehingga banyak mengurangi
beberapa kegiatan disebabkan peraturan yang harus mematuhi protocol
kesehatan terutama menjaga jarak social distancing, peralihan kebijakan
pesantren yang mengakibatkan mengurangi kefokusan santri dalam mendalami
pengajian kitab kuning. Dengan alasan tersebut, disini kami tertarik untuk ingin
meneliti secara mendalam tentang bagaimana “Upaya Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka dapat
difokuskan menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Darussalam Blokagung Banyuwangi?
2. Bagaimana minat belajar santri dalam mendalami kajian kitab kuning di
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi?
3. Bagaimana upaya Pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab
kuning pada santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran kitab kuning di Pondok
Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi
2. Untuk mengetahui minat belajar santri dalam mendalami kajian kitab
kuning di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi
3. Untuk mengetahui upaya Pesantren dalam meningkatkan minat belajar
kitab kuning pada santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi
D. PENELITIAN TERDAHULU
Kajian terdahulu berisi tentang penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti lain namun redaksi focus penelitian terkadang berbeda tetapi masih
dalam satu pembahasan yang sama. Kajian terdahulu bertujuan untuk dijadikan
perbandingan dimana posisi penelitian saat ini dan mengambil sudut penelitian
yang belum pernah dilakukan, diantaranya:
A. Penelitian berbentuk Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Taufik dengan
judul “Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesanten Sunan Giri
Krasak kecamatan Argomulyo kota Salatiga”. Menyampaikan bahwa
metode pengajian kitab kuning yang diaplikasikan di pondok pesantren
Sunan Giri merupakan metode turun temurun dari para ulama salaf.
Materi yang diajarkan adalah kitab kitab ulama klasik bermadzhab
syafiiyah. Metode yang dipakai di antaranya metode klasikal (perpaduan
metode konvensional) yang pembelajarannya berkelas kelas dan
berjenjang, sorogan yaitu dengan ustadz menyimak bacaan santri,
bandongan yaitu seorang ustadz menyimak bacaan santri, diskusi dan
Tanya jawab sebagai pemecah masalah, hafalan sebagai pengingat materi
pelajaran. Peneliti menyebutkan adanya beberapa faktor penghambat
salah satunya adalah metode klasik terkadang menyebabkan kebosanan
para santri dalam belajar sehingga bisa menjadi bahan evaluasi untuk
pomdok pesantren Sunan Giri dalam menyusun metode pembelajaran
(Taufik, 2016).
B. Penelitian berbentuk Jurnal Ilmiah keislaman yang ditulis oleh
Hidayatullah Ismail dengan judul “Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di
Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang” Menuliskan
bahwa metode sorogan memiliki kelebihan dibandingkan metode
bandongan karena metode sorogan memiliki efektivitas dan signifikansi
yang tinggi dalam mencapai hasil belajar. Selain itu, metode sorogan juga
memberikan kesempatan pada ustadz/ah mengawasi, menilai, dan
membimbing secara maksimal kemampuan santri dalam penguasaan
materi kitab kuning (Hidayatullah Ismail, 2018).
E. KONTRIBUSI
1. Hasil penelitian ini nanti diharapkan memberikan informasi yang jelas
tentang Program Pesantren Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung-Banyuwangi
2. Hasil penelitian ini nanti diharapkan memberikan informasi yang jelas
tentang kebijakan Program Pesantren Dalam Upaya Meningkatkan Minat
Belajar Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung-
Banyuwangi
3. Hasil penelitian ini nanti diharapkan memberikan infornasi pada pihak
LPPM IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi
4. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi pondok
pesantren tentang program yang berkaitan dengan program
pembelajaran kitab kuning
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Minat Belajar
Minat (interst) secara sederhana dapat dipahami sebagai kecendrungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap suatu hal. Istilah minat
merupakan terminology aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya
kemauan, dorongan (force) yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih
objek lain yang sejenis.1 Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, 2 tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Djamarah, minat merupakan suatu kecenderungan yang menetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas.3
Pada hakikatnya minat menurut Reber dalam (Syah:2008) tidak termasuk
istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak faktor-
faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi
dan kebutuhan. Namun terlepas dari itu, pemahaman bahwa minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi
tertentu. Misalnya: seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap salah satu
1
Donni Juni priansa. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung:
ALFABETA
2
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
3
Syaiful bahri Djamarah (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
mata pelajaran (matematika), maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar
lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam hal ini,
seharusnya terus mengupayakan untuk membangkitkan minat belajar siswa
untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan
berbagai cara, sikap positif dan pendekatan dalam membangkitkan semangat
belajar siswa.
Adapun Belajar dalam prespektif psikologis merupakan suatu suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi keutuhan hidupnya. Menurut Skinner seperti yang dikutip Barlow
(1985) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 4 Menurut Slameto
(2010) belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian minat dan belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah sebuah kecendrungan dan kegairahan yang besar timbul
dari dalam diri individu yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja
pada akhirnya akan melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik
berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Macam-macam Minat Belajar Peserta Didik
Setiap individu peserta didik memiliki berbagai macam minat dan potensi.
Secara konseptual, Krapp mengkategorikan minat peserta didik menjadi tiga
dimensi besar:
1) Minat Personal
Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata
pelajaran tertentu, apakah dia tertarik atau tidak, apakah dia senang atau
4
Muhibbin syah (2008) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
tidak senang, dan apakah dia mempunyai dorongan keras dari dalam
dirinya untuk menguasai mata pelajaran tersebut.
Minat personal ini identik dengan minat instrinsik peserta didik yang
mengarah pada minat khusus pada ilmu sosial, olah raga, sains, musik,
kesusastraan, komputer, dan lain sebagainya. Selain itu minat personal
peserta didik juga dapat diartikan dengan minat peserta didik dalam
pilihan mata pelajaran.
2) Minat Situasional
Minat situasional menjurus pada minat peserta didik yang tidak stabil dan
relatif berganti-ganti tergantung dari faktor rangsangan dari luar dirinya.
Misalnya: suasana kelas, cara mengajar guru, dorongan keluarga. Minat
situsional ini merupakan kaitan dengan tema pelajaran yang diberikan.
3) Minat Psikologikal
Minat psikologikal erat kaitannya dengan sebuah interaksi antara minat
personal dengan minat situasional yang terus menerus dan
berkesinambungan. Jika peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup
punya peluanguntuk mendalaminya dalam aktivitas terstruktur (kelas)
atau pribadi (diluar kelas), serta punya penilaian yang tinggi atas mata
pelajaran tersebut maka dapat dinyatakanbahwa peserta didik memiliki
minat psikologikal terhadap mata pelajaran tersebut.
3. Indikator minat belajar peserta didik
Menurut Sukartini, mengungkapkan bahwa indikator minat belajar peserta
didik, diantaranya:
1) Keinginan untuk mengetahui \memiliki sesuatu
2) Obyek-obyek atau kegiatan yang disenangi
3) Upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan/rasa senag
terhadap obyek atau kegiatan tertentu
Menurut Djamarah (2008) mengatakan bahwa minat dapat diekspresikan
peserta didik melalui:
1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya
2) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati, dan
3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)
Menurut Slameto (2010) beberapa indikator minat belajar, yaitu: 1) perasaan
senang, 2) ketertarikan, 3) penerimaan, dan 4) keterlibatan siswa.
Dapat ditarik kesimpulan, dari beberapa pendapat para pakar bahwa
indicator minat belajar diantaranya:
• keinginan kuat
• kegiatan yang lebih disukai
• partisipasi aktif
• perhatian penuh
• kecondongan terhadap sesuatu
• ketertarikan
• upaya kuat untuk merealisasikan
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Selanjutnya, Slameto (2010) menyatakan bebarapa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar peserta didik, meliputi:
1) Faktor internal, meliputi:
a) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologi, seperti intelgensi, perhatian, bakat, kematangan dan
kesiapan
2) Faktor eksternal, meliputi:
a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan
b) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian,
diatau ukuran, keadaan Gedung, metode mengajar dan tugas rumah.
5. Kajian Kitab Kuning
Kitab klasik yang lebih dikenal dengan nama kitab kuning mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengembangkan ajaran agama Islam.
Menurut Azyumardi Azra, (2002 : 111) “kitab kuning mempunyai format sendiri
yang khas dan warna kertas kekuning-kuningan” melihat dari warna kitab ini
yang unik maka kitab ini dikenal dengan kitab kuning. Kitab kuning juga
diistilahkan dengan al-kutub al-qadimah (kitab-kitab klasik/kuno) kebalikan dari
al-kutub al-‘asyriyyah (kitab-kitab modern). Istilah yang sering pula digunakan
guna menyebut kitab kuning adalah ‘kitab gundul’, sebab cara penulisan dalam
kitab tersebut tanpa syakal, tanpa tanda baca dan pemberhentian. Imam Bawani
menyatakan bahwa kitab kuning dikenal juga dengan kitab gundul karena
memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun) tidak seperti
kitab al-Qur’an pada umumnya. Oleh sebab itu, untuk bisa membaca kitab
kuning berikut arti harfiah perkalimat agar bisa dipahami secara menyeluruh,
dibutuhkan waktu belajar yang relatif lama. Istilah kitab kuning sebenarnya
diletakkan pada kitab warisan abad pertengahan Islam yang masih digunakan
pesantren hingga saat ini.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kitab kuning adalah kitab
literatur dan referensi Islam dalam bahasa Arab klasik meliputi berbagai bidang
studi Islam seperti Qur’an, Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul
Fiqih, Aqidah Fiqih, Tauhid, Ilmu Kalam, Nahwu dan Sharaf atau ilmu lughah
termasuk Ma’ani Bayan Badi’ dan Ilmu Mantik, Tarikh atau sejarah Islam,
Tasawuf, Tarekat, dan Akhlak, dan ilmu apapun yang ditulis dalam Bahasa Arab
tanpa harokat, mempunyai format sendiri yang khas dan warna kertas
“kekuning-kuningan”, yang biasanya dipelajari terutama di pesantren.
Kitab kuning menjadi salah satu sistem nilai dalam kehidupan pesantren.
Karena itu, pembelajaran dan pengkajian kitab kuning menjadi nomor satu dan
merupakan ciri khas pondok pesantren. Kitab kuning menjadi sesuatu yang
substansial sebagai rujukan. Oleh karena itu, perkembangan pondok pesantren
yang semakin dinamis dan mengikuti perkembangan pendidikan secara nasional,
pondok pesantren tetap mempertahankan kitab kuning sebagai bahan
pembelajaran baik pada pesantren salafiyah maupun kholafiyah. Ketetapan pada
kitab kuning ini menjadikan pondok pesantren memiliki kekhasan tersendiri, hal
ini ditambah dengan 2 penekanan kitab kuning yang dipelajari oleh pesantren,
seperti kajian fiqih, kajian aqidah, kajian tafsir, dan kajian tasawuf, Mustofa
(2018:2). Dan untuk mengetahui keberhasilan atau tercapainya tujuan dalam
program pembelajaran kitab kuning tersebut salah satu cara yang dapat
ditempuh ialah dengan melaksakan penilaian atau evaluasi.
Menurut Djamaluddin (1998:99) pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama (kampus) yang santri-santrinya menerima pendidikan
agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di
bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang atau beberapa orang kyai dengan
ciri-ciri khas yang bersifat kharismatis serta independen dalam segala hal. Di
Indonesia pondok pesantren lebih dikenal dengan istilah Kutab merupakan suatu
lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat seorang kyai (pendidik)
yang mengajar dan mendidik para santri (anak didik) dengan sarana masjid yang
digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya
pondok sebagai tempat tinggal para santri, Hasbullah (1996:24).
Di pondok pesantren Darussalam Blokagung Bayuwangi terdapat beberapa
program yang diselenggarakan untuk peningkatan kualitas santri dalam
memahami kitab kuning, yaitu:
1. Sorogan merupakan program umum yang wajib di ikuti semua
santri mulai kelas madin 1 Ula sampai 2 ulya.
2. Maktabah merupakan pendalaman kitab kuning, ini merupakan
program unggulan dimana santri yang mengikutinya disaring
melalui tes.
3. Mufida merupkan program syawir yang diikuti oleh santri yang
berminat untuk mengikuti program ini, ketentuannya diikuti oleh
santri mulai kelas I wustho.
4. Ihfadz program ini merupakan sebuah kursus yang diikuti bagi
santri yang berminat, adapun ketentuannya, antara lain:
a. Ihfadz Jurumiyah diikuti santri kelas 3 ula,
b. Ihfadz Imrithi diikuti santri 4 Ula,
c. Ihfadz Alfiyah diikuti santri kelas 1 dan 2 Wustho.
5. Pengajian Akbar program pengajian ini dilaksanakan dengan
pengasuh dan para a'wan pengasuh, pengajian dengan pengasuh
pada setiap hari selasa setelah subuh dan bersama para a'wan
setiap hari rabu setelah maghrib.
6. Bidayah, program ini adalah program untuk mempelajari nahwu
dasar menggunakan metode santri hafal tanpa menghafal
terhadap materi-materi nahwu dasar. Bidayah ini memiliki 3
tahapan, tahap pertama setingkat dengan materi nahwu tashilul
mubtadi, tahap kedua setingkat dengan nahwu jurumiyah, dan
tahap ketiga setingkat dengan nahwu imrithi. Bidayah ini
ditempuh dalam jangka waktu 2 tahun.
B. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bagaimana upaya
dalam meningkatkan minat belajar kitab kuning bagi santri di pondok pesantren
Darussalam Blokagung Banyuwangi, dalam mengkonsep kajian tentang minat
belajar peneliti menyimpulkan beberapa indikator minat belajar dari para pakar
sebagaimana penjelasan teori yang telah dijelaskan diatas. Berikut gambaran
kerangka konsep penelitian:
keinginan kuat
kegiatan yang lebih disukai
partisipasi aktif
sorogan
maktabah
Pengajian mufidah
ihfadz
Kutubu Salaf pengajian akbar
Bidayah
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. PAPARAN DATA
1. Sejarah Pesantren
Pondok Pesantren Darussalam ini merupakan lembaga pendidikan
pondok pesantren yang berada di daerah Banyuwangi Selatan Propinsi
Jawa Timur, tepatnya + 12 Km dari kota Genteng dan Jajag serta + 45
Km. dari kota Kabupaten Banyuwangi. Keadaan lokasi daerah tanahnya
subur dan disebelah barat dibatasi oleh Sungai Kali Baru, sebelah
selatan merupakan tanah persawahan, disebelah timur daerah pedesaan
dan disebelah utara persawahan.
KH. MUKHTAR SYAFA’AT ABDUL GHOFUR adalah
sebagai tokoh utama pendiri Pondok Pesantren Darussalam ini, beliau
berasal dari Desa Ploso Klaten Kediri Jawa Timur. Jenjang
pendidikannya setelah menyelesaikan pendidikan umum, beliau
meneruskan pendidikannya di pondok pesantren Tebuireng Jombang
Jawa Timur dan pondok pesantren Jalen Genteng Banyuwangi selama
kurang lebih 23 tahun beliau belajar di kedua pondok pesantren
tersebut.
Pada tahun 1949 beliau menikah dengan ibu Nyai Maryam putri
dari Bapak Karto Diwiryo yang berasal dari Desa Margo Katon Sayegan
Sleman Yogyakarta, tetapi pada saat itu sudah pindah di Dusun
Blokagung Desa Karangdoro Kecamatan Gambiran (sekarang berubah
menjadi Kecamatan Tegalsari) Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Selama 6 bulan di daerah yang baru ditempati, maka berdatanglah
para sahabatnya sewaktu mengaji pada beliau, sehingga hal ini tidak
diduga bahwa apa yang diperoleh di Pondok Pesantren sangatlah
berguna .
Keadaan masyarakat sekitar pesantren pada masa itu masih
buta agama hal ini pernah mengancam pengembangannya.
Menghadapi keadaan yang demikian beliau dengan sabar dan penuh
kasih sayang beliau tetap mencurahkan kepadanya, beliau berdo’a, “Ya
Allah Ya Tuhan kami, berilah petunjuk kaum ini, karena sesungguhnya
mereka itu belum tahu“. Karena keadaan yang sangat mendesak, maka
timbullah kemauan yang kuat pula untuk mendorong mendirikan
tempat pendidikan yang permanen, sebagai tempat untuk mendidik
para sahabat dan masyarakat sekitarnya yang belum mengenal agama
sama sekali.
Pada tanggal 15 Januari 1951 didirikanlah suatu bangunan
berupa Musholla kecil yang sangat sederhana, sedangkan bahannya
dari bambu dan beratap ilalang, dengan ukuran 7 x 5 M 2. Musholla ini
diberi nama “DARUSSALAM“ dengan harapan semoga akhirnya
menjadi tempat pendidikan masyarakat sampai akhir zaman.
Pembangunan ini dikerjakan sendiri dan dibantu oleh santrinya,
selama pembangunan berjalan, bapak Kyai selalu memberikan
bimbingan dalam praktek pertukangan dan dorongan, bahwa setiap
pembangunan apa saja supaya dikerjakan sendiri semampunya.
Apabila sudah tidak mampu barulah mengundang/meminta bantuan
kepada orang lain yang ahli, agar kita dapat belajar dari padanya untuk
bekal nanti terjun di masyarakat, hingga akhirnya kita sudah terampil
mengerjakan sendiri.
Pada awalnya Musholla tersebut digunakan untuk mengaji dan
untuk tidur para santri bersama Kyainya, namun dalam perkembangan
selanjutnya, kemashuran dan kealimannya semakin jelas sehingga
timbul keinginan masyarakat luas untuk ikut serta menitipkan putra
putrinya untuk dididik di tempat ini. Sehingga Musholla Darussalam
tidak muat untuk menampung santri, sehingga timbullah gagasan Kyai
untuk mengumpulkan wali santri untuk diajak mendirikan bangunan
yang baru, bergotong royong membangun tanpa ada tekanan dan
paksaan.
Pelaksanaan Pembangunan dipimpin oleh bapak Kyai sendiri,
sehingga dalam waktu yang relatif singkat, pembangunan itupun
selesai dan dimanfa’atkan untuk menampung para santri yang
berdatangan. Akhirnya hingga sekarang ini menjadi tempat yang ramai
untuk belajar. Dan santri yang datang dari seluruh penjuru tanah air
Indonesia dari sabang sampai merauke. Adapun pesantren secara
resmi berbadan hukum dan berbentuk Yayasan pada tahun 1978 yaitu
dengan nama “YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM “
dengan akte notaris Soesanto adi purnomo, SH. Nomor 31 tahun1978.
Dengan perjalanan panjang KH. Mukhtar Syafa’at Abdul ghofur
memimpin pondok pesantren Darussalam, beliau adalah orang yang
arif dan bijaksana, dikagumi masyarakat dan diikuti semua fatwanya,
sehingga hal ini menambah keharuman nama beliau yang mulia
dikalangan masyarakat. Akhirnya tepatnya pada hari Jum’at malam
Sabtu tanggal 17 Rojab 1411 H / 02 Pebruari 1991 M jam : 02.00
malam beliau pulang ke Rohmatullah dalam usia 72 tahun. Dan setiap
tanggal 17 Rojab dilaksanakan Haul untuk mengenang jasa-jasa beliau.
Untuk perkembangan pesantren selanjutnya di teruskan oleh putra
pertama beliau yaitu KH. AHMAD HISYAM SYAFA’AT,S.Sos.MH. dan
dibantu oleh adik–adik beliau.
2. Profil Podok Pesantren Darussalam Putri Utara
● Visi
Menjadikan pusat Pendidikan yang unggul dalam kompetensi
akademik, berbudaya, islami dengan mengedepankan aqidah
ahli As-Sunnah Wa al-Jama’ah dalam rangka mewujudkan
islam sebagai rahmatal lil alamin.
● Misi
1) Memberikan bekal agama yang kuat
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya
3) Mencetak generasi muda yang berkualitas dalam agama
dan pengetahuan umum
4) Memberi bekal dengan keterampilan, keagamaan, social,
dan teknologi
● Struktur Organisasi
● Pendidikan Kepesantrenan
1) Madrasah Diniyyah
2) Tahfidzul Qur’an
3) Pendidikan Al Qur’an Metode Qiro’aty
4) Pengajian Kitab Ihya’ Ulumiddin
5) Pengajian Kitab Tafsir Jalalain
6) Sorogan Kitab Kuning
7) Ihfadz Jurumiyyah
8) Ihfadz Al Imrithi
9) Ihfadz Alfiyyah
10) Bahtsul Masa’il
11) Tadarrus dan Istima’ul Qur’an
12) Pengajian rutin Ahad Legi
13) Pengajian Kitab Lubabul Hadist Oleh Pengasuh
14) Pengajian Kitab Ta’limul Muta’alim Oleh Pengasuh
15) Pengajian Kitab Qomi’ut Thughyan Oleh Pengasuh
16) Praktik Pengabdian Masyarakat
3. Personalia Pengurus Lembaga Pendidikan Kutubussalaf
Pengasuh PP. Darussalam : KH. Ahmad Hisyam Syafa’at
Bidang Maktabah
Ketua : Vivi Indah Lestari
Sekretaris : Wandariyatul Maghfiroh
Bendahara : Vina Nur Afida
Bidang MUFIDA
Ketua : Siti Masrifah Nur Aini
Sekretaris : Nida Dusturia
Bendahara : Suhaila Amami
Bidang Pengajian Akbar
Ketua : Mulikatul Husna
Sekretaris : Vidha Hafidlotul Hasanah
Anggota : Amalia Nailul Izza
Bidayah
Ketua : Wenny Maulidia Alta Laura
Anggota : Asatidz Bidayah
B. TEMUAN PENELITIAN
Focus penelitian tentang judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi ini
membahas tentang kegiatan para santri terlebih pada kegiatan
kepesantrenan yang berupa pembelajaran kitab kuning. Sesuai dengan
latar belakang penelitian, paparan data berikut dapat memberikan
petunjuk dan mendukung peneliti untuk membantu menjawab dari
rumusan masalah yang sudah ada sebelumnya, yaitu :
1. Bagaimana proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Darussalam Blokagung Banyuwangi?
2. Bagaimana minat belajar santri dalam mendalami kajian kitab kuning di
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi?
3. Bagaimana upaya Pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab
kuning pada santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi?
Dari ketiga rumusan masalah yang ada sudah bisa menggambarkan
proses pembelajaran kitab kuning yang ada di Pondok Pesantren dan bisa
diketahui factor pendukung dan penghambat yang mampu meningkatkan
kemampuan para santri dalam memahami kitab kuning. Teknik Penelitian
ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sehingga dalam
melakukan penelitian peneliti memiliki acuan dan tidak lepas dari ketiga
teknik tersebut. Temuan penelitian akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Proses Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darussalam
Putri Utara
Dalam memaparkan data proses pembelajaran kitab kuning yang ada di
Pondok Pesantren Darussalam Blokangung Putri Utara, yakni dengan
mengambil data wawancara, observasi dan dokumentasi pada setiap
departemen yang ada di lembaga kutubussalaf,
Adapun observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran kitab
kuning di pondok, tim peneliti mendatangi pada saat jadwal di masing-
masing kegiatan di karenakan beda-bedanya jadwal kegiatan. Di
kesempatan itu pula, tim peneliti juga mengumpulkan data dokumentasi
diantaranya; foto proses pembelajaran kegiatan, silabus, visi misi masing-
masing program, struktur organisasi, dll. Dalam proses pembelajaran kitab
kuning tim peneliti melakukan wawancara kepada para ustadzah dan
penanggung jawab departemen lembaga Berikut data temuan lapangan
pada masing-masing departemen lembaga, antara lain;
Berikut instrument wawancara kepada para Ustadzah sekaligus
pengurus/penanggung jawab, antara lain;
1) Bagaimana anda mengetahui perkembangan setiap santri
2) Kendala apa saja yang biasa ditemui dalam proses pembelajaran
3) Bagaimana proses controlling dalam proses pembelajaran setiap
harinya
4) Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan
5) Apa tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut
6) Apa factor pendukung dan penghambat dari kegiatan sorogan setiap
harinya
a. Sorogan,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra sorogan, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Ustadzah Nila sa’adah
(1) kami mengetahui perkembangan setiap santri dengan cara
melakukan upgrading ustadzah sorogan kitab setiap satu bulan
sekali mengenai kemampuan baca kitab dan ilmu alat seperti nahwu
maupun shorofnya sesuai tingkatan kelas diniyyah.
(2) Kurangnya kesadaran santri atas pentingnya sorogan kitab untuk
pendidikan kutubussalaf, sehingga antara ustadzah dan murid
menjadikurang konsisten waktu
(3) Proses controlling dilakukan oleh pengurus sorogan yang didampingi
ketua lembaga kutubussalaf yang dibagi sesuai job-jobnya.
(4) Evaluasi dilakukan setiap satu bulan sekali baik melalui sharing
ustadzah atau evaluasi bulanan sorogan
(5) Evaluasi dibagi menjadi 2:
▪ Evaluasi ustadzah (pengurus hanya bisa memberi saran dan
motivasi yang mungkin bisa membangun komitmen dan
semangat masing-masing ustadzah
▪ Evaluasi murid ( santri hasil belajarnya belum sessuai target
maka akan selalu diadakan evaluasi ulang yang dipantau oleh
ustadzahn sorogan kitab masing-masing)
(6) Pendukung : ketika ustadzah berkomitmen dan bertanggung jawab
penuh terhadap anak didik, maka sangat mempengaruhi.
Kemampuan ustadzah yang berbeda-beda
Penghambat : santri ada yang tidak masuk karena izin telpon atau
mandi mengakibatkan ketidak sesuaian pembelajaran antara murid
satu dengan yang lain.
Informan : Rif’atun ni’mah
(1) Dari setiap proses pembelajaran yang dilakukan
(2) Anak-anak yang setiap harinya tidak berangkat semua, atau
ustadzah yang tiba-tiba ada keperluan mendadak
(3) Dilihat dari cara baca anak mana yang lancer, mana yang tidak
lancar, lalu anak yang tidak lancar diberi perhatian khusus /jam
tambahan pelajaran
(4) Setiap satu bab selesai dilakukan evaluasi dengan cara setiapanak
membaca satu persatu dan diberi pertanyaan apa yang telah di
pelajari
(5) Dari hasil evaluasi kita bisa tahu mana anak yang butuh perhatian
khusus, mana yang lancar,
(6) Factor pendukung : anak sorogan lengkap berangkat semua
Factor penghambat : menindak lanjuti anak yang tidak pernah
berangkat
b. Maktabah,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Mufidah, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan : Wandariyatul Maghfiroh
1) Kami mengadakan tes evaluasi rutin setiap 3 bulan sekali
2) Masih adasantri yang belum bisa menerapkan teori ketika
dipraktekkan apalagi ketika setelah liburan panjang
3) Penjagaan kegiatan sorogan
4) Sharing ustadzah setiap bulan untuk mengevaluasi peserta didik
5) Menta’zir jika ada santriterlambat
6) Pendukung : semangat yang tinggi dari seluruh peserta
Penghambat : adanya 1 atau 2 anak malas yang menjadi firus bagi
yang lain
c. Mufidah,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Mufidah, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Siti Masrifah Nur Aini
(1) Perkembangan setiap santri peserta mufida bisa diketahui sejauh mana
ia bisa memahami ibarot dan menjawab persoalan fiqhiyah
(2) Tidak hadirnya tutor pengisi, adanya santri yang tidak berangkat
kegiatan tanpa alasan
(3) Mengadakan pengecekan di setiap kelas dan mengabsen yang tidak
berangkat
(4) Mengadakan penjadwalan untuk maju sebagai moderator, narasumber,
dan notulen syawir setiap harinya
(5) Memberikan bimbingan kembali terkait syawir kepada peserta
(6) Faktor pendukung : adanya keinginan yang kuat untuk memahami kitab
fiqh, dan keistiqomahan peserta untuk berangkat kegiatan
Faktor penghambat : ketidak hadiran beberapa peserta syawir
d. Ihfadz,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Ihfadz, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi Kantor
Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan : Qorry Naila Syarifah
1) Adanya tes evaluasi setiap daur
2) Jumlah yang semakin hari semakin berkurang
3) Memotivasi para peserta akan pentingnya memahami materi
4) Sharing ustadzah
5) Menta’zir santri yang sering tidak masuk
6) Pendukung : semangat dari peserta untuk hafal dan faham
materi
Penghambat : menurunnnya jumlah peserta
e. Pengajian Akbar
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra pengajian Akbar, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di
lokasi Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Mulikatul Husna
(1) Perkembangan bisa dilihat dari banyaknya catatan yang dikumpulkan
oleh para santri berisi dawuh-dawuh pengasuh
(2) Banyaknya santri yang tertidur ketika mengaji
(3) Keliling ke seluruh asrama-asrama, kamar mandi, dan kolam.
(4) Pengecekan kitab para santri
(5) Menta’zir santri yang tidak memiliki kitab dengan mendenda, dan
uang dendaan di belikan kitab
(6) Pendukung : adanya kesadaran tinggi para santri terhadap
pentingnya pengajian langsung kepada pengasuh
Penghambat : sifat malas karena dibarengi rasa mengantuk
f. Bidayah.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Bidayah, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Wenny Maulidia Alta Laura
(1) Dengan cara mengetahui seberapa hafal materi yg diberikan
(2) Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran terletak pada
masing-masing individual santri
(3) Melakukan lalaran materi sebelum kegiatan dimulai setiap hari
(4) Proses evaluasi dilakukan tes lisan pada saat akan naik tingkatan
(5) Jika evaluasi memenuhi maka akan naik tingkatan dan Jika tidak
memenuhi maka diadaakan evaluasi kembali
(6) Factor pendukung : membimbing santri lebih memahami iktisor
nahwiyyah dari tingkat ula
Factor penghambat : waktu kegiatan bidayah terlalu sedikit sehingga
materi yang disampaikan kurang maksimal
Maktabah,
a. Bagi santri yang berminat
1) Keinginan Kuat
● Ingin mempelajari, dan memperdalam ilmu nahwu dan shorof
● Membantu memudahkan memahami nahwu shorof yang lebih
baik
● Ingin memperdalam kitab kuning, fiqh, dan nahwu,
● Belajar memahami kitab kuning
● Agar mendapat ilmu yang lebih luas, memperdalam ilmu nahwu,
shorf, dan fiqh, juga agar disiplin
● Rasa penasaran dan keinginan
2) Harapan Kegiatan yang disukai
● Ingin bisa baca kitab kuning dengan baik dan benar
● Mengamalkan ilmu yang diajarkan
● Bisa memahami kitab gundul,
● Memperoleh ilmu yang manfaat, kedisiplinan,dan target yang
harus dipenuhi
● Bisa menjadi generasi maktabah yang tidak hanya pintar dan
cerdas tapi juga bisa mengamalkan ilmunya di kehidupan sehari-
hari dan masyarakat nanti
3) Partisipasi Aktif
● Aktif
● Sedang
4) Perhatian penuh
● Perhatian penuh
● Selalu mengikuti kegiatan dengan aktif
● Perhatian yang besar karena kemauan dari diri sendiri
● Perhatian penuh karena memiliki tekad yang kuat
● 85% - 95%
5) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Supaya bisa faham membaca kitab kuning
● Menambah jam belajar
● Melihat kaka tingkatan yang pandai membaca kitab, memahami
fiqh, dan nahwu shorf
● Kemauan, tekad, disiplin dan keyakinan
● Ingin mencari dan berbagi ilmu
● Bisa belajar lebih giat karena metodenya yang menarik
6) Ketertarikan
● Karena di Maktabah membahas nahwunya lebih terperinci
● Kegiatan lebih disiplin
● Lebih menantang karena tidak santri bisa masuk maktabah
● Ingin mendalami belajar kitab kuning
● Bisa lebih dalam mengenal kitab fathul qorib
7) Upaya untuk merealisasikan
a) Pendukung
● Berkumpul dengan orang-orang yang pandai nahwu
● Cara ustadzah mengajar yang memudahkan kita memahami
dan mengaplikasikan pada kitab
● Melihat para senior yang mahir dibidang kitab
● Membanggakan orang tua
● Membahagiakan semua orang
● Teman-teman maktabah
b) Penghambat
● Rasa malas
● Padatnya jadwal kegiatan sehingga minimnya waktu istirahat
● Berbenturnya jadwal kegiatan
8) Factor yang mempengaruhi minat mengikuti Maktabah
1. Karena sistemnya yang displin dan termasuk sorogan unggulan.
2. Outputnya yang berkualitas
3. Keinginan yang kuat untuk mengikuti maktabah
4. Semenjak santri baru memiliki keinginan untuk bisa membaca
kitab kuning
5. Maktabah merupakan salah satu kegiatan sorogan kitab yang lebih
memperjelas ilmu nahwu dan matan kitab fathul qorib, dimna
tidak ditemukan disorogan biasa
b. Yang tidak berminat
1) Alasan tidak aktif mengikuti kegiatan
● Karena orang pilihan yang mengikuti Maktabah
2) Factor yang mempengaruhi
● Enak-enak saja tapi pulangnya lama
● Materi gak pernah masuk di otakdan pikiran susah
● Dapat menerapkan langsung pada kitab
3) Alasan Kesulitan belajar
● Rumit
● Niat
4) Daya Tarik mempelajari kitab
● Seru karena menambah wawasan
● Ingin bisa
● Tanya jawab dan pendalaman
5) Peran penting mempelajari kitab
● Penting karena selain dipesantren kemunginan besar tidak belajar
kitab
● Karena inti belajar dipesantren
● Karena ciri khas dari pesantren
6) Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab
● Tidak faham terhadap materi yang diajarkan yang akhirnya
menyebabkan down
● Terlalu besarnya rasa malas
● Sulit
Mufidah,
Bidayah.
- Buku 5 Buah
- Flashdisk
5 buah 25.000 125.000
- Foto Copy
- Administrasi 1 buah 200.000 200.000
275.000
Total 3.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Dhofier, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren, studi tentang pandangan hidup
kyai. Jakarta: LP3ES.
Furchan, Arief. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha
Nasional.
Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholish Madjid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press.
Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: edisi revisi. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
CURICULUM VITAE
DATA ANGGOTA PENELITIAN 2021
A. DATA PENELITI UTAMA/KETUA:
1. Nama Lengkap Beserta Gelar Peneliti :
2 NIPY :
3 No Telp Kantor/Rumah :
4 No Telp Hand Phone :
Alamat Email Peneliti :
5 NPWP :
6 Nomor Rekening Beserta Alamat Bank :
Banyuwangi, 31
Januari 2021
Ketua Peneliti
Amirotunnahdliyyah,
M. Pd. I