Anda di halaman 1dari 78

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
D. PENELITIAN TERDAHULU
E. KONTRIBUSI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI: Upaya Meningkatkan Minat Belajar Kitab Kuning
1. Pengertian Minat Belajar
2. Macam-macam Minat Belajar Peserta Didik
3. Indikator minat belajar peserta didik
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
5. Kajian Kitab Kuning
B. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
B. Lokasi Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Keabsahan Data
G. WAKTU DAN JADWAL PENELITIAN
H. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SANTRI DALAM MENDALAMI KAJIAN
KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM BLOKAGUNG
BANYUWANGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan pesantren merupakan salah satu pusat pendidikan Islam
tertua yang ada di Indonesia. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan
yang berfokus pada pendidikan agama guna meningkatkan kualitas keilmuan
agama bagi para santri yang berada di dalam pesantren. Sehingga focus
pendidikan pesantren sebagai pusat transmisi ilmu-ilmu pengetahuan agama
(center of transmission of religious knowladge), memelihara tradisi Islam
(guardian of the Islamic tradition), serta pusat untuk melahirkan ulama (center of
ulama reproduction) (Azra&Afrianty, 2005).
Menurut Undang-Undang No18 Tahun 2019 tentang Pesantren,
mengatur bahwa pesantren didirikan oleh peseorangan, yayasan, organisasi
masyarakat Islam dan/atau masyarakat. Pendirian Pesantren wajib berkomitmen
mengamalkan nilai Islam rahmatan lil’alamin dan berdasarkan Pancasila, UUD
1945, serta Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini, pesantren harus memenuhi
komponen-komponen pesantren, meliputi; kiai, santri, yang bermukim di
pesantren, pondok atau asrama, Masjid atau Mushalla, dan kajian kitab kuning
atau Dirasah Islamiyah dengan pola Pendidikan Muuallimin.
Adapun kajian kitab kuning merupakan salah satu komponen penting di
pesantren, oleh karenanya pihak pesantren berupaya semaksimal mungkin untuk
mengatur dan mengelolah kajian kitab kuning guna meningkatkan kesadaran dan
minat para santri untu mendalami kitab kuning secara luas dan mendalam.
Menurut Reber (1988) minat merupakan kebergantungan banyak faktor-faktor
yang bersifat internal, seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi
dan kebutuhan. Sebagaimana yang kita fahami selama ini bahwa dengan adanya
minat dalam diri seseorang dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar
santri/siswa dalam bidang-bidang keilmuan tertentu.
Selayang pandang tentang pondok pesantren Darussalam Blokagung
didirikan oleh Almarhum Al Maghfurlah KH Mukhtar Syafa’at Abdul Ghafur pada
Tahun 1951, pada awalnya berupa bangunan Mushola kecil yang sederhana yang
diberi nama “DARUSSALAM” dengan harapan semoga akhirnya menjadi tempat
pendidikan masyarakat sampai akhir zaman. Musholla tersebut awalnya
digunakan untuk mengaji, namun dalam perkembangan selanjutnya, banyak
masyarakat luas untuk ikut menitipkan putra putrinya untuk belajar di pesantren
ini. Sehingga timbulah gagasan Mbah Yai Syafa’at untuk mengumpulkan wali
santri untuk mendirikan bangunan yang mana hingga sekarang ini menjadi
tempat yang ramai untuk belajar santri putra dan santri Putri. Dalam pesantren
ini mencetak generasi Muslim yang intelektual, beriman, bertaqwa dan
berakhlak karimah. Dijelaskan dalam sebuah buku dengan judul “Biografi KH
Mukhtar Syafa’at Abdul Ghofur” menyatakan bahwa pondok pesantren
Darussalam Blokagung sebagai lembaga pendidikan mempunyai tujuan
“Tafaqquh fid Din” yakni memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai
pedoman hidup dalam masyarakat. Tradisi, budaya, system pengajaran yang
diterapkan di Pondok Pesantren Darusslam adalah sebagaimana yang dilakukan
oleh pondok-pondok pesantren lain di Indonesia, yaitu “Sorogan, bandongan,
dan halaqoh. Adapun sorogan yaitu belajar secara individual dimana santri
berhadapan langsung dengan sang Kiyai atau seorang ustadz/ustadzah.
Bandongan artinya santri belajar secara kelompok yang diikuti oleh segenap para
santri, Kiyai membaca kitab sementara mereka menulis makna dan
keterangannya. Sedangkan halaqoh yaitu diskusi yang dilakukan para santri
dalam rangka memahami kandungan atau isi sebuah kitab. (buku Biografi
sejarah)
Sebagaimana pemaparan di atas tentang kondisi perkembangan Pondok
Pesantren Darussalam Blokagung, memang tidak dapat dipungkiri dengan
perkembangan zaman dari masa ke masa, hingga saat ini perkembangan di
Pondok Pesantren Darussalam semakin pesat, maju dan luas, bahwasanya
pengajian kitab kuning yang berada di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi saat ini memiliki Lembaga khusus pendalaman kitab kuning, di
bawah naungan Lembaga Pengajian Kutub as-salaf yang didalamnya terdapat
beberapa unit pengajian, diantaranya; Sorogan, Maktabah, Mufidah, Ihfadz,
Pengajian Akbar, dan Bidayah. Yang didalamnya memiliki spesifikasi fokus
masing-masing. Adapun beberapa program pengajian kitab kuning yang ada di
Pondok Pesantren Darussalam putri, dalam hal ini, kegiatan pengajian kitab
kuning tersebut merupakan ekstra pesantren di bawah naungan pesantren,
berbeda lagi yang di selenggarakan oleh Madrasah Diniyyah karena memiliki
prosedur dan kebijakan masing-masing.
Adapun hasil observasi awal kami saat ini, kondisi Pesantren masih belum
stabil dan dalam tahap masa new normal, maka perlu banyak yang dikondisikan,
hal ini menjadikan beberapa kendala yang di rasakan oleh pihak pesantren
khususnya bagi pengurus yang bertanggung jawab dengan Lembaga Pengajian
Kutubus Salaf. Namun itu bukan menjadikan hambatan yang serius secara
keseluruhan. Oleh karena itu, para pengurus masih terus berupaya dalam
mengatur jadwal dan mengefektifkan kembali kegiatan pengajian-pengajian
disetiap asrama-asrama. Juga selalu diadakannya control serta evaluasi bersama
antara pengurus dan para ustadzah. Berikut beberapa kendala di masa new
normal, diantaranya:
1. Beberapa kegiatan pengajian sempat terhambat selama pandemic
covid-19, namun sudah mulai tahap pengefektifan dan sudah
diadakannya evaluasi/tes kitab
2. Sebagian pengajian ada yang berjalan lambat dan ada yang sudah
efektif, pengajian yang terbilang lambat adalah Mufida karena jarang
diadakan kegiatan
3. Beberapa santri diurai ke beberapa asrama luar, sehingga kesulitan
dalam pengkondisiannya, namun selalu diadakan pengontrolan.
4. Terkadang ustadzah absen hadir, hal tersebut menyebabkan kurang
terkondisikannya, khususnya kegiatan pengajian sorogan.
5. Terbatasnya waktu bagi santri asrama luar disebabkan memiliki
program kegiatan tambahan pada masing-masing asrama sehingga
menjadikan berkurangnya tatap muka, hal ini menyebabkan kurang
efektifnya pengajian tersebut
Demikianlah beberapa hal penting dari pengamatan sementara di
Pesantren, dengan melihat situasi dan kondisi seperti ini, memang agak sedikit
berbeda tidak seperti sebelum pandemic covid-19 sehingga banyak mengurangi
beberapa kegiatan disebabkan peraturan yang harus mematuhi protocol
kesehatan terutama menjaga jarak social distancing, peralihan kebijakan
pesantren yang mengakibatkan mengurangi kefokusan santri dalam mendalami
pengajian kitab kuning. Dengan alasan tersebut, disini kami tertarik untuk ingin
meneliti secara mendalam tentang bagaimana “Upaya Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka dapat
difokuskan menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Darussalam Blokagung Banyuwangi?
2. Bagaimana minat belajar santri dalam mendalami kajian kitab kuning di
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi?
3. Bagaimana upaya Pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab
kuning pada santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran kitab kuning di Pondok
Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi
2. Untuk mengetahui minat belajar santri dalam mendalami kajian kitab
kuning di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi
3. Untuk mengetahui upaya Pesantren dalam meningkatkan minat belajar
kitab kuning pada santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi
D. PENELITIAN TERDAHULU
Kajian terdahulu berisi tentang penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti lain namun redaksi focus penelitian terkadang berbeda tetapi masih
dalam satu pembahasan yang sama. Kajian terdahulu bertujuan untuk dijadikan
perbandingan dimana posisi penelitian saat ini dan mengambil sudut penelitian
yang belum pernah dilakukan, diantaranya:
A. Penelitian berbentuk Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Taufik dengan
judul “Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesanten Sunan Giri
Krasak kecamatan Argomulyo kota Salatiga”. Menyampaikan bahwa
metode pengajian kitab kuning yang diaplikasikan di pondok pesantren
Sunan Giri merupakan metode turun temurun dari para ulama salaf.
Materi yang diajarkan adalah kitab kitab ulama klasik bermadzhab
syafiiyah. Metode yang dipakai di antaranya metode klasikal (perpaduan
metode konvensional) yang pembelajarannya berkelas kelas dan
berjenjang, sorogan yaitu dengan ustadz menyimak bacaan santri,
bandongan yaitu seorang ustadz menyimak bacaan santri, diskusi dan
Tanya jawab sebagai pemecah masalah, hafalan sebagai pengingat materi
pelajaran. Peneliti menyebutkan adanya beberapa faktor penghambat
salah satunya adalah metode klasik terkadang menyebabkan kebosanan
para santri dalam belajar sehingga bisa menjadi bahan evaluasi untuk
pomdok pesantren Sunan Giri dalam menyusun metode pembelajaran
(Taufik, 2016).
B. Penelitian berbentuk Jurnal Ilmiah keislaman yang ditulis oleh
Hidayatullah Ismail dengan judul “Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di
Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang” Menuliskan
bahwa metode sorogan memiliki kelebihan dibandingkan metode
bandongan karena metode sorogan memiliki efektivitas dan signifikansi
yang tinggi dalam mencapai hasil belajar. Selain itu, metode sorogan juga
memberikan kesempatan pada ustadz/ah mengawasi, menilai, dan
membimbing secara maksimal kemampuan santri dalam penguasaan
materi kitab kuning (Hidayatullah Ismail, 2018).
E. KONTRIBUSI
1. Hasil penelitian ini nanti diharapkan memberikan informasi yang jelas
tentang Program Pesantren Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung-Banyuwangi
2. Hasil penelitian ini nanti diharapkan memberikan informasi yang jelas
tentang kebijakan Program Pesantren Dalam Upaya Meningkatkan Minat
Belajar Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung-
Banyuwangi
3. Hasil penelitian ini nanti diharapkan memberikan infornasi pada pihak
LPPM IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi
4. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi pondok
pesantren tentang program yang berkaitan dengan program
pembelajaran kitab kuning
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Minat Belajar
Minat (interst) secara sederhana dapat dipahami sebagai kecendrungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap suatu hal. Istilah minat
merupakan terminology aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya
kemauan, dorongan (force) yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih
objek lain yang sejenis.1 Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, 2 tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Djamarah, minat merupakan suatu kecenderungan yang menetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas.3
Pada hakikatnya minat menurut Reber dalam (Syah:2008) tidak termasuk
istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak faktor-
faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi
dan kebutuhan. Namun terlepas dari itu, pemahaman bahwa minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi
tertentu. Misalnya: seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap salah satu
1
Donni Juni priansa. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung:
ALFABETA
2
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
3
Syaiful bahri Djamarah (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
mata pelajaran (matematika), maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih
banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang
intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar
lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam hal ini,
seharusnya terus mengupayakan untuk membangkitkan minat belajar siswa
untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan
berbagai cara, sikap positif dan pendekatan dalam membangkitkan semangat
belajar siswa.
Adapun Belajar dalam prespektif psikologis merupakan suatu suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi keutuhan hidupnya. Menurut Skinner seperti yang dikutip Barlow
(1985) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 4 Menurut Slameto
(2010) belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian minat dan belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah sebuah kecendrungan dan kegairahan yang besar timbul
dari dalam diri individu yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja
pada akhirnya akan melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik
berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Macam-macam Minat Belajar Peserta Didik
Setiap individu peserta didik memiliki berbagai macam minat dan potensi.
Secara konseptual, Krapp mengkategorikan minat peserta didik menjadi tiga
dimensi besar:
1) Minat Personal
Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata
pelajaran tertentu, apakah dia tertarik atau tidak, apakah dia senang atau
4
Muhibbin syah (2008) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
tidak senang, dan apakah dia mempunyai dorongan keras dari dalam
dirinya untuk menguasai mata pelajaran tersebut.
Minat personal ini identik dengan minat instrinsik peserta didik yang
mengarah pada minat khusus pada ilmu sosial, olah raga, sains, musik,
kesusastraan, komputer, dan lain sebagainya. Selain itu minat personal
peserta didik juga dapat diartikan dengan minat peserta didik dalam
pilihan mata pelajaran.
2) Minat Situasional
Minat situasional menjurus pada minat peserta didik yang tidak stabil dan
relatif berganti-ganti tergantung dari faktor rangsangan dari luar dirinya.
Misalnya: suasana kelas, cara mengajar guru, dorongan keluarga. Minat
situsional ini merupakan kaitan dengan tema pelajaran yang diberikan.
3) Minat Psikologikal
Minat psikologikal erat kaitannya dengan sebuah interaksi antara minat
personal dengan minat situasional yang terus menerus dan
berkesinambungan. Jika peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup
punya peluanguntuk mendalaminya dalam aktivitas terstruktur (kelas)
atau pribadi (diluar kelas), serta punya penilaian yang tinggi atas mata
pelajaran tersebut maka dapat dinyatakanbahwa peserta didik memiliki
minat psikologikal terhadap mata pelajaran tersebut.
3. Indikator minat belajar peserta didik
Menurut Sukartini, mengungkapkan bahwa indikator minat belajar peserta
didik, diantaranya:
1) Keinginan untuk mengetahui \memiliki sesuatu
2) Obyek-obyek atau kegiatan yang disenangi
3) Upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan/rasa senag
terhadap obyek atau kegiatan tertentu
Menurut Djamarah (2008) mengatakan bahwa minat dapat diekspresikan
peserta didik melalui:
1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya
2) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati, dan
3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)
Menurut Slameto (2010) beberapa indikator minat belajar, yaitu: 1) perasaan
senang, 2) ketertarikan, 3) penerimaan, dan 4) keterlibatan siswa.
Dapat ditarik kesimpulan, dari beberapa pendapat para pakar bahwa
indicator minat belajar diantaranya:
• keinginan kuat
• kegiatan yang lebih disukai
• partisipasi aktif
• perhatian penuh
• kecondongan terhadap sesuatu
• ketertarikan
• upaya kuat untuk merealisasikan
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Selanjutnya, Slameto (2010) menyatakan bebarapa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar peserta didik, meliputi:
1) Faktor internal, meliputi:
a) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologi, seperti intelgensi, perhatian, bakat, kematangan dan
kesiapan
2) Faktor eksternal, meliputi:
a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan
b) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian,
diatau ukuran, keadaan Gedung, metode mengajar dan tugas rumah.
5. Kajian Kitab Kuning
Kitab klasik yang lebih dikenal dengan nama kitab kuning mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengembangkan ajaran agama Islam.
Menurut Azyumardi Azra, (2002 : 111) “kitab kuning mempunyai format sendiri
yang khas dan warna kertas kekuning-kuningan” melihat dari warna kitab ini
yang unik maka kitab ini dikenal dengan kitab kuning. Kitab kuning juga
diistilahkan dengan al-kutub al-qadimah (kitab-kitab klasik/kuno) kebalikan dari
al-kutub al-‘asyriyyah (kitab-kitab modern). Istilah yang sering pula digunakan
guna menyebut kitab kuning adalah ‘kitab gundul’, sebab cara penulisan dalam
kitab tersebut tanpa syakal, tanpa tanda baca dan pemberhentian. Imam Bawani
menyatakan bahwa kitab kuning dikenal juga dengan kitab gundul karena
memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun) tidak seperti
kitab al-Qur’an pada umumnya. Oleh sebab itu, untuk bisa membaca kitab
kuning berikut arti harfiah perkalimat agar bisa dipahami secara menyeluruh,
dibutuhkan waktu belajar yang relatif lama. Istilah kitab kuning sebenarnya
diletakkan pada kitab warisan abad pertengahan Islam yang masih digunakan
pesantren hingga saat ini.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kitab kuning adalah kitab
literatur dan referensi Islam dalam bahasa Arab klasik meliputi berbagai bidang
studi Islam seperti Qur’an, Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul
Fiqih, Aqidah Fiqih, Tauhid, Ilmu Kalam, Nahwu dan Sharaf atau ilmu lughah
termasuk Ma’ani Bayan Badi’ dan Ilmu Mantik, Tarikh atau sejarah Islam,
Tasawuf, Tarekat, dan Akhlak, dan ilmu apapun yang ditulis dalam Bahasa Arab
tanpa harokat, mempunyai format sendiri yang khas dan warna kertas
“kekuning-kuningan”, yang biasanya dipelajari terutama di pesantren.
Kitab kuning menjadi salah satu sistem nilai dalam kehidupan pesantren.
Karena itu, pembelajaran dan pengkajian kitab kuning menjadi nomor satu dan
merupakan ciri khas pondok pesantren. Kitab kuning menjadi sesuatu yang
substansial sebagai rujukan. Oleh karena itu, perkembangan pondok pesantren
yang semakin dinamis dan mengikuti perkembangan pendidikan secara nasional,
pondok pesantren tetap mempertahankan kitab kuning sebagai bahan
pembelajaran baik pada pesantren salafiyah maupun kholafiyah. Ketetapan pada
kitab kuning ini menjadikan pondok pesantren memiliki kekhasan tersendiri, hal
ini ditambah dengan 2 penekanan kitab kuning yang dipelajari oleh pesantren,
seperti kajian fiqih, kajian aqidah, kajian tafsir, dan kajian tasawuf, Mustofa
(2018:2). Dan untuk mengetahui keberhasilan atau tercapainya tujuan dalam
program pembelajaran kitab kuning tersebut salah satu cara yang dapat
ditempuh ialah dengan melaksakan penilaian atau evaluasi.
Menurut Djamaluddin (1998:99) pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama (kampus) yang santri-santrinya menerima pendidikan
agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di
bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang atau beberapa orang kyai dengan
ciri-ciri khas yang bersifat kharismatis serta independen dalam segala hal. Di
Indonesia pondok pesantren lebih dikenal dengan istilah Kutab merupakan suatu
lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat seorang kyai (pendidik)
yang mengajar dan mendidik para santri (anak didik) dengan sarana masjid yang
digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya
pondok sebagai tempat tinggal para santri, Hasbullah (1996:24).
Di pondok pesantren Darussalam Blokagung Bayuwangi terdapat beberapa
program yang diselenggarakan untuk peningkatan kualitas santri dalam
memahami kitab kuning, yaitu:
1. Sorogan merupakan program umum yang wajib di ikuti semua
santri mulai kelas madin 1 Ula sampai 2 ulya.
2. Maktabah merupakan pendalaman kitab kuning, ini merupakan
program unggulan dimana santri yang mengikutinya disaring
melalui tes.
3. Mufida merupkan program syawir yang diikuti oleh santri yang
berminat untuk mengikuti program ini, ketentuannya diikuti oleh
santri mulai kelas I wustho.
4. Ihfadz program ini merupakan sebuah kursus yang diikuti bagi
santri yang berminat, adapun ketentuannya, antara lain:
a. Ihfadz Jurumiyah diikuti santri kelas 3 ula,
b. Ihfadz Imrithi diikuti santri 4 Ula,
c. Ihfadz Alfiyah diikuti santri kelas 1 dan 2 Wustho.
5. Pengajian Akbar program pengajian ini dilaksanakan dengan
pengasuh dan para a'wan pengasuh, pengajian dengan pengasuh
pada setiap hari selasa setelah subuh dan bersama para a'wan
setiap hari rabu setelah maghrib.
6. Bidayah, program ini adalah program untuk mempelajari nahwu
dasar menggunakan metode santri hafal tanpa menghafal
terhadap materi-materi nahwu dasar. Bidayah ini memiliki 3
tahapan, tahap pertama setingkat dengan materi nahwu tashilul
mubtadi, tahap kedua setingkat dengan nahwu jurumiyah, dan
tahap ketiga setingkat dengan nahwu imrithi. Bidayah ini
ditempuh dalam jangka waktu 2 tahun.
B. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bagaimana upaya
dalam meningkatkan minat belajar kitab kuning bagi santri di pondok pesantren
Darussalam Blokagung Banyuwangi, dalam mengkonsep kajian tentang minat
belajar peneliti menyimpulkan beberapa indikator minat belajar dari para pakar
sebagaimana penjelasan teori yang telah dijelaskan diatas. Berikut gambaran
kerangka konsep penelitian:
keinginan kuat
kegiatan yang lebih disukai
partisipasi aktif

Minat Belajar perhatian penuh


kecondongan terhadap sesuatu
ketertarikan
upaya kuat untuk merealisasikan

sorogan
maktabah
Pengajian mufidah
ihfadz
Kutubu Salaf pengajian akbar
Bidayah

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena
penelitian ini menjelaskan kejadian yang sesuai dengan situasi lapangan secara
fakta. Senada dengan pengertian penelitian deskriptif menurut Suryabrata (2010)
adalah “penelitian yang dimaksud untuk membuat pancaindraan (deskripsi)
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian” kemudian dijelaskan oleh
Mardalis (2014) menjelaskan bahwa di dalam penelitian deskriptif terdapat
“upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan mengintrepersikan kondisi-
kondisi yang sekarang terjadi”.
Adapun Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Pengertian deskripsi kualitatif adalah studi yang mengarah pada pendeskripsian
secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Sementara itu
Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif dianggap sebagai “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Amanah, 2015).
Dalam hal ini, peneliti memilih untuk menggunakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, yakni peneliti berperan sebagai instrument pokok
dalam mencari informasi mengenai kegiatan kajian kitab kuning yang ada di
Pondok Pesantren Putri Darussalam Blokagung Banyuwangi, kemudian mengolah
data dan mendeskribsikan data sesuai kejadian sesungguhnya.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pondok Pesantren Darussalam
Blokagung Karangdoro Tegalsari Banyuwangi Jawa timur. Adapun Pondok
Pesantren ini merupakan sebagai tempat tinggal sementara para santri ketika
menuntut ilmu. Pesantren Darussalam Blokagung-Banyuwangi merupakan salah
satu Pondok Pesantren terbesar di Banyuwangi yang sangat mentradisikan dalam
kajian kitab kuning, bahkan sebagai ruh-l-ma’had.
C. Sumber Data
Kegiatan pengumpulan data merupakan terpenting dalam penelitian, karena
salah satu tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Jika melihat dalam sudut
pandang sumber data penelitian dibagi menjadi 2 yaitu: sumber data primer dan
sumber data sekunder. (Sugiyono;2015)
a. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, data dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
pertamanya. Sedangkan sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi yang berkenaan tentang kegiatan kajian
kitab kutubussalaf yang ada di pondok pesantren putri Darussalam Blokagung-
Banyuwangi.
b. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data/peneliti, bisa berupa dokumen-dokumen atau data
lain yang mendukung kelengkapan sumber data primer. Adapun data skunder
dalam penelitian ini bisa berupa dokumen yang didapat dari lokasi Pondok, profil
Pondok, sejarah Pondok, visi-misi Pondok, dan lain-lain. Data sekunder
merupakan data penguat untuk melengkapi informasi yang telah ditemukan.
Penentuan sumber data pada informan yang diwawancarai dilakukan
secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu
(Sugiono; 2015).
No Sumber Data Data yang didapatkan

1 Pengasuh a. Perencanaan kajian kutubus salaf


b. Visi misi kajian kutubussalaf
c. Harapan harapan dengan adanya
program kajian kutubussalaf

2 Pengurus/Ustadzah a. Perencanaan kegiatan


b. Organisasi
c. Teknis pelaksanaan kegiatan
d. Controlling
e. Factor pendukung dan penghambat
f. Standarisasi program kajian kutubussalaf
g. Solusi alternative

3 Santri Terkait minat belajar kitab

Sumber Olahan: Peneliti


D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi social tertentu, melakukan
observasi, wawancara kepada orang yang dipandang tahu tentang situasi
social tersebut. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan penelitian.
Untuk mengumpulkan data-data, keterangan-keterangan dan fakta-fakta yang
diperlukan, maka peneliti menggunakan tehnik:
1. Wawancara mendalam (depth interview)
Wawancara mendalam (depth interview) merupakan teknik pengumpulan
data dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara
mendalam dan terus menerus untuk menggali informasi dari responden
(Kriyantono, 2006: 63, Amanah, 2015). Teknik ini dilakukan peneliti dengan
terjun langsung kelapangan dan melakukan wawancara secara mendalam
dengan informan.
Menurut Sugiyono (2015) terdapat 3 jenis wawancara dalam
penelitian, hal ini yang akan di jadikan pedoman wawancara dalam penelitian
ini:
a. Wawancara terstruktur, maksudnya peneliti telah mengetahui pasti
tentang informasi yang akan diperoleh sehingga dapat mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang siap ditanyakan kepada informan.
b. Wawancara semistruktur, maksudnya untuk wawancara ini
kegiatannya lebih luwes dan terbuka karena juga menginginkan
muncul sebuah ide, pendapat informan terkait objek penelitian
c. Wawancara tak berstruktur, maksudnya wawancara yang lebih bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawaancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan
2. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian yang diamati oleh peneliti. Pengamatan
dilakukan dengan cara sistematik, terencana dan dihubungkan dengan tujuan
penelitian yang ditetapkan. Yang diobservasi adalah interaksi (perilaku) dan
percakapan yang terjadi antara subjek yang diteliti (Kriyantono,2006 :108.
Amanah, 2015). Menurut Sugiyono (2015) macam observasi ada 2 macam:
a. Obeservasi partisipatif, yakni peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari objek penelitian, sambal melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan sumber data.
b. Observasi terus terang atau tersamar, yakni peneliti dalam
mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada sumber data
bahwa dia sedang melakukan penelitian
c. Observasi tidak terstruktur, yakni observasi yang tidak dipersuaipkan
secara sistematis tentang apa yang diobservasi.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif dan
observasi terus terang/tersamar, dimana peneiliti juga secara partisipatif ikut
langsung dalam melakukan apa yang dikerjakan sumber data sekaligus juga
secara langsung kepada objek bahwa telah dilakukannya penelitian dan butuh
untuk mengumpulkan data tentang kegiatan pengajian kutubus salaf.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan Teknik pengumpulan data yang berupa catatan,
rekaman, gambar sketsa, biografi, data skunder dan lain-lain sebagai
pelengkap dan penguat data penelitian.
E. Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan
bahwa “analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain” (Sugiyono,2015:244).
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
(Sugiyono,2015:246).
Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar
dipahami oleh peneliti kualitatif. Tiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Hal-hal
yang tidak penting dibuang untuk menghindari bias.
b. Penyajian data
Langkah selanjutnya adalah penyajian data, bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Denangan
menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami
tersebut.
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Simpulan harus diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
F. Keabsahan Data
Kemudian data diuji keabsahannya menggunakan Teknik triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi Teknik yakni mencocokkan kembali
data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara berbeda yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan triangulasi sumber yang
berbeda dengan wawancara yang mendalam (Sugiyono, 2016).

Gambar 1.1: Triangulasi Teknik

BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. PAPARAN DATA
1. Sejarah Pesantren
Pondok Pesantren Darussalam ini merupakan lembaga pendidikan
pondok pesantren yang berada di daerah Banyuwangi Selatan Propinsi
Jawa Timur, tepatnya + 12 Km dari kota Genteng dan Jajag serta + 45
Km. dari kota Kabupaten Banyuwangi. Keadaan lokasi daerah tanahnya
subur dan disebelah barat dibatasi oleh Sungai Kali Baru, sebelah
selatan merupakan tanah persawahan, disebelah timur daerah pedesaan
dan disebelah utara persawahan.
KH. MUKHTAR SYAFA’AT ABDUL GHOFUR adalah
sebagai tokoh utama pendiri Pondok Pesantren Darussalam ini, beliau
berasal dari Desa Ploso Klaten Kediri Jawa Timur. Jenjang
pendidikannya setelah menyelesaikan pendidikan umum, beliau
meneruskan pendidikannya di pondok pesantren Tebuireng Jombang
Jawa Timur dan pondok pesantren Jalen Genteng Banyuwangi selama
kurang lebih 23 tahun beliau belajar di kedua pondok pesantren
tersebut.
Pada tahun 1949 beliau menikah dengan ibu Nyai Maryam putri
dari Bapak Karto Diwiryo yang berasal dari Desa Margo Katon Sayegan
Sleman Yogyakarta, tetapi pada saat itu sudah pindah di Dusun
Blokagung Desa Karangdoro Kecamatan Gambiran (sekarang berubah
menjadi Kecamatan Tegalsari) Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Selama 6 bulan di daerah yang baru ditempati, maka berdatanglah
para sahabatnya sewaktu mengaji pada beliau, sehingga hal ini tidak
diduga bahwa apa yang diperoleh di Pondok Pesantren sangatlah
berguna .
Keadaan masyarakat sekitar pesantren pada masa itu masih
buta agama hal ini pernah mengancam pengembangannya.
Menghadapi keadaan yang demikian beliau dengan sabar dan penuh
kasih sayang beliau tetap mencurahkan kepadanya, beliau berdo’a, “Ya
Allah Ya Tuhan kami, berilah petunjuk kaum ini, karena sesungguhnya
mereka itu belum tahu“. Karena keadaan yang sangat mendesak, maka
timbullah kemauan yang kuat pula untuk mendorong mendirikan
tempat pendidikan yang permanen, sebagai tempat untuk mendidik
para sahabat dan masyarakat sekitarnya yang belum mengenal agama
sama sekali.
Pada tanggal 15 Januari 1951 didirikanlah suatu bangunan
berupa Musholla kecil yang sangat sederhana, sedangkan bahannya
dari bambu dan beratap ilalang, dengan ukuran 7 x 5 M 2. Musholla ini
diberi nama “DARUSSALAM“ dengan harapan semoga akhirnya
menjadi tempat pendidikan masyarakat sampai akhir zaman.
Pembangunan ini dikerjakan sendiri dan dibantu oleh santrinya,
selama pembangunan berjalan, bapak Kyai selalu memberikan
bimbingan dalam praktek pertukangan dan dorongan, bahwa setiap
pembangunan apa saja supaya dikerjakan sendiri semampunya.
Apabila sudah tidak mampu barulah mengundang/meminta bantuan
kepada orang lain yang ahli, agar kita dapat belajar dari padanya untuk
bekal nanti terjun di masyarakat, hingga akhirnya kita sudah terampil
mengerjakan sendiri.
Pada awalnya Musholla tersebut digunakan untuk mengaji dan
untuk tidur para santri bersama Kyainya, namun dalam perkembangan
selanjutnya, kemashuran dan kealimannya semakin jelas sehingga
timbul keinginan masyarakat luas untuk ikut serta menitipkan putra
putrinya untuk dididik di tempat ini. Sehingga Musholla Darussalam
tidak muat untuk menampung santri, sehingga timbullah gagasan Kyai
untuk mengumpulkan wali santri untuk diajak mendirikan bangunan
yang baru, bergotong royong membangun tanpa ada tekanan dan
paksaan.
Pelaksanaan Pembangunan dipimpin oleh bapak Kyai sendiri,
sehingga dalam waktu yang relatif singkat, pembangunan itupun
selesai dan dimanfa’atkan untuk menampung para santri yang
berdatangan. Akhirnya hingga sekarang ini menjadi tempat yang ramai
untuk belajar. Dan santri yang datang dari seluruh penjuru tanah air
Indonesia dari sabang sampai merauke. Adapun pesantren secara
resmi berbadan hukum dan berbentuk Yayasan pada tahun 1978 yaitu
dengan nama “YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUSSALAM “
dengan akte notaris Soesanto adi purnomo, SH. Nomor 31 tahun1978.
Dengan perjalanan panjang KH. Mukhtar Syafa’at Abdul ghofur
memimpin pondok pesantren Darussalam, beliau adalah orang yang
arif dan bijaksana, dikagumi masyarakat dan diikuti semua fatwanya,
sehingga hal ini menambah keharuman nama beliau yang mulia
dikalangan masyarakat. Akhirnya tepatnya pada hari Jum’at malam
Sabtu tanggal 17 Rojab 1411 H / 02 Pebruari 1991 M jam : 02.00
malam beliau pulang ke Rohmatullah dalam usia 72 tahun. Dan setiap
tanggal 17 Rojab dilaksanakan Haul untuk mengenang jasa-jasa beliau.
Untuk perkembangan pesantren selanjutnya di teruskan oleh putra
pertama beliau yaitu KH. AHMAD HISYAM SYAFA’AT,S.Sos.MH. dan
dibantu oleh adik–adik beliau.
2. Profil Podok Pesantren Darussalam Putri Utara
● Visi
Menjadikan pusat Pendidikan yang unggul dalam kompetensi
akademik, berbudaya, islami dengan mengedepankan aqidah
ahli As-Sunnah Wa al-Jama’ah dalam rangka mewujudkan
islam sebagai rahmatal lil alamin.
● Misi
1) Memberikan bekal agama yang kuat
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya
3) Mencetak generasi muda yang berkualitas dalam agama
dan pengetahuan umum
4) Memberi bekal dengan keterampilan, keagamaan, social,
dan teknologi
● Struktur Organisasi

● Pendidikan Kepesantrenan
1) Madrasah Diniyyah
2) Tahfidzul Qur’an
3) Pendidikan Al Qur’an Metode Qiro’aty
4) Pengajian Kitab Ihya’ Ulumiddin
5) Pengajian Kitab Tafsir Jalalain
6) Sorogan Kitab Kuning
7) Ihfadz Jurumiyyah
8) Ihfadz Al Imrithi
9) Ihfadz Alfiyyah
10) Bahtsul Masa’il
11) Tadarrus dan Istima’ul Qur’an
12) Pengajian rutin Ahad Legi
13) Pengajian Kitab Lubabul Hadist Oleh Pengasuh
14) Pengajian Kitab Ta’limul Muta’alim Oleh Pengasuh
15) Pengajian Kitab Qomi’ut Thughyan Oleh Pengasuh
16) Praktik Pengabdian Masyarakat
3. Personalia Pengurus Lembaga Pendidikan Kutubussalaf
Pengasuh PP. Darussalam : KH. Ahmad Hisyam Syafa’at

Ketua Umum Yayasan : KH. Drs. Muhammad Hasyim


Syafa’at
KABID.Kepesantrenan : KH. Aly Asyiqin

Pengasuh Putri : Ny. Hj. Handariyatul Masruroh


Ny. Hj. Dra. Mahmudah Hisyam
Ny. Hj. Nafisah Hasyim
Ny. Hj. Latifah ‘Afif
Staf Ahli : Ning Hj. Zulfi Zumala Dwi Andriani
Ny. Hj. Amirotun Nahdliyah
Penasehat Lembaga
Pengajian Kutubussalaf : Ny Hj. Nur Mualina Munib
Ning Hj. Fahmidia Hilda Maulidi
Ketua : Nurul Hidayati
Sekretaris I : Nila Zuhriya
Bendahara : Zumrotul Hasanah
Bidang Sorogan Kitab
Ketua : Rifatun Ni`mah
Sekretaris : Nila Sa’adah
Anggota : Wenni Maulidia Alta Laura
: Gita Ayu Wulandari

Bidang Maktabah
Ketua : Vivi Indah Lestari
Sekretaris : Wandariyatul Maghfiroh
Bendahara : Vina Nur Afida
Bidang MUFIDA
Ketua : Siti Masrifah Nur Aini
Sekretaris : Nida Dusturia
Bendahara : Suhaila Amami
Bidang Pengajian Akbar
Ketua : Mulikatul Husna
Sekretaris : Vidha Hafidlotul Hasanah
Anggota : Amalia Nailul Izza
Bidayah
Ketua : Wenny Maulidia Alta Laura
Anggota : Asatidz Bidayah

4. Pembagian Tugas Pengurus Lembaga Pendidikan Kutubussalaf


KETUA
Fungsi : Bertanggung jawab dan menjaga kelangsungan kegiatan
pesantren dalam bidang pendidikan dan pengajian
kutubussalaf dalam standar peningkatan mutu yang
semakin berkualitas
Tugas Pokok:
a. Bertanggung jawab atas kelangsungan laju kegiatan yang
berhubungan dengan pengajian kutubussalaf
b. Memimpin rapat, merumuskan dan memutuskan hasil
musyawaroh
c. Mengintruksikan perintah pengasuh dan keputusan hasil rapat
kepada pihak terkait
d. Koordinator umum dan motivator seksi bidang
e. Mediator (penghubung) antara santri dan pengurus serta
pengasuh
f. Kontroler setiap kegiatan
g. Mengevaluasi realisasi program kerja untuk hasil yang lebih
baik
SEKRETARIS
Fungsi : Bertanggungjawab atas pengelolaan administrasi
lembaga
Tugas Pokok:
a. Melengkapi buku administrasi:
1) Stand book ustdzah sorogan kitab
2) Daftar hadir dan notulen rapat
3) Buku pegangan Ustadzah dan absensi
b. Mengkoordinir pembuatan sertifikat hasil evaluasi kegiatan
c. Melengkapi peralatan administrasi
d. Mendokumentasikan setiap kegiatan
e. Membuat undangan musyawarah, dll.
BENDAHARA
Fungsi : Bertanggung jawab atas sirkulasi keuangan
Tugas Pokok :
a. Menggali dan meningkatkan beberapa sumber pendapatan,
yaitu:
1) Proposal
2) Penjualan Kitab
b. Menggali sumber-sumber dana baru yang halal dan tidak
mengikat
c. Menertibkan administrasi, yaitu :
1) Melengkapi buku bendahara
2) Mencatat keluar masuknya keuangan lembaga
BIDANG SOROGAN KITAB
Visi Misi : Meningkatkan kualitas santri dalam memahami
kitab kuning
Tugas Pokok :
a. Menertibkan sorogan kitab
b. Menjadwal kelompok sorogan dan ustadzah
c. Menjadwal kitab sesuai dengan tingkatannya :
1. Kelas 1 ula : Kitab Mabadi Fiqih Juz 1 dan 2
2. Kelas 2 ula : Kitab Awwalu
3. Kelas 3 dan 4 ula : Kitab matan Fathul Qorib
4. Kelas 1 Wustho – 2 Ulya : Kitab Fathul Qorib
d. Menertibkan jam masuk dan pulang
e. Mengadakan sharing ustadzah setiap bulan
f. Meningkatkan kualitas ustadzah :
a. Mengadakan konsorsium setiap malam sabtu
g. Meningkatkan kualitas santri :
1) Melaksanakan Ulangan Umum Bersama sorogan setiap
bulan
2) Membuat kelas sorogan khusus bagi santri yang
kemampuannya masih di bawah standar
h. Merekrut anggota MAKTABAH
i. Mengadakan evaluasi Akhirussanah MAKTABAH
j. Mencarikan badal bagi ustadzah sorogan kitab yang
berhalangan.
k. Membentuk tim badal ustadzah sorogan
BIDANG MUFIDA (Musyawaroh Fathul Qorib – Fathul Mu’in Putri
Darussalam)
Visi Misi : Meningkatkan kualitas santri dalam musyawaroh
pengkajian kitabkuning
Tugas Pokok :
a. Mengadakan musyawaroh dan pendalaman kitab fathul qorib
setiap hari setelah takror kecuali selasa dan jum’at
b. Mengadakan mauqufah setiap bulan
c. Mengadakan rumusan setiap 1 bulan sekali
d. Mengadakan bahtsul masa’il
e. Mengikuti bahtsul masa’il antar pesantren
f. Mengadakan diklat fiqh setiap 2 bulan sekali
BIDANG PENGAJIAN AKBAR
Visi Misi : Meningkatkan kualitas santri dalam keilmuan dan
tafaquh fid-diin (pengajian kitab bandongan)
Tugas Pokok :
a. Mengontrol pengajian pesantren :
1) Pengajian Tafsir Jalalain
2) Pengajian bandongan bekerja sama dengan Madina
3) Pengajian jam 08.00
4) Pengajian Selasa pagi
5) Pengajian Romadlon
6) Pengajian a’wan pengasuh setiap malam rabu dan kamis
b. Menjadwal Pengajian Romadlon

PROGRAM KERJA DAN REALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN


KUTUBUSSALAF
1. BIDANG SOROGAN KITAB
a. Program Harian dan Mingguan
1) Sorogan harian setiap ba’da Ashar selain selasa, kamis dan
jum’at
2) Konsorsium ustadzah setiap malam sabtu
b. Program Bulanan
1) Rutinan Pengurus
2) Rutinan dengan Departemen Pengajian Asrama
3) Sharing Ustadzah
4) Perekapan absen santri dan ustadzah sorogan (alfa maksimal 3
dalam 1 bulan)
5) Pembuatan Surat Panggilan Alfa Santri (SPAS)
6) Ulangan Umum Bersama (UUB)
c. Program Tahunan
1) Pemindahan koordinasi sorogan kitab di asrama masing-
masing
2) Pembuatan kalender kegiatan
3) Rekrutmen Ustadzah Sorogan
4) Menjadwal dan memberikan mandat ustadzah sorogan kitab
5) Membuat silabus sorogan kitab
6) Tes kitab pra liburan
2. BIDANG MAKTABAH (Majlis Sorogan Kitab Littholibah)
a. Program Harian
Sorogan harian setiap ba’da Ashar selain Kamis dan Jum’at
b. Program Bulanan
1) Tes kitab tiap daur MAKTABAH
2) Sharing ustadzah
c. Program Tahunan
1) Rekrutmen Anggota MAKTABAH
2) Seleksi santri baru MAKTABAH
3) Khotam kitab matan Fathul Qorib
4) Wisuda santri kelas 4 Ula MAKTABAH dan pemberian Sanad
kitab matan Fathul Qorib
5) Membuat Buku maqro’ ikhtitam
6) Membuat Buku Stanbook santri MAKTABAH
3. BIDANG MUFIDA (Musyawaraoh Fathul Qorib Putri Darussalam)
a. Program Harian dan Mingguan
Syawir Harian setiap pukul 14.30 WIB selain hari Selasa dan Jum`at
b. Program Bulanan
Mengadakan mauqufah masail fiqhiyyah
c. Program Tahunan
1) Rekrutmen anggota baru MUFIDA
2) Mengadakan Bahtsul Masa`il
3) Menghadiri Bahtsul Masa`il antar pesantren
4. BIDANG PENGAJIAN UMUM
a. Program Harian dan Mingguan
Mengontrol pengajian pesantren :
1) Pengajian Ihya’ Ulumiddin
2) Pengajian Tafsir Jalalain
3) Pengajian jam 8 pagi
4) Pengajian bandongan diniyyah
5) Pengajian Selasa pagi
6) Pengajian bandongan a’wan setiap malam Rabu dan Kamis
b. Program Tahunan
1) Pengajian Albarzanji setiap bulan maulid
2) Menjadwal pengajian Ramadhan
3) Pemeriksaan kitab Selasa pagi
4) Pemeriksaan kitab Ramadlan

B. TEMUAN PENELITIAN
Focus penelitian tentang judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi ini
membahas tentang kegiatan para santri terlebih pada kegiatan
kepesantrenan yang berupa pembelajaran kitab kuning. Sesuai dengan
latar belakang penelitian, paparan data berikut dapat memberikan
petunjuk dan mendukung peneliti untuk membantu menjawab dari
rumusan masalah yang sudah ada sebelumnya, yaitu :
1. Bagaimana proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Darussalam Blokagung Banyuwangi?
2. Bagaimana minat belajar santri dalam mendalami kajian kitab kuning di
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi?
3. Bagaimana upaya Pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab
kuning pada santri di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung
Banyuwangi?
Dari ketiga rumusan masalah yang ada sudah bisa menggambarkan
proses pembelajaran kitab kuning yang ada di Pondok Pesantren dan bisa
diketahui factor pendukung dan penghambat yang mampu meningkatkan
kemampuan para santri dalam memahami kitab kuning. Teknik Penelitian
ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sehingga dalam
melakukan penelitian peneliti memiliki acuan dan tidak lepas dari ketiga
teknik tersebut. Temuan penelitian akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Proses Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darussalam
Putri Utara
Dalam memaparkan data proses pembelajaran kitab kuning yang ada di
Pondok Pesantren Darussalam Blokangung Putri Utara, yakni dengan
mengambil data wawancara, observasi dan dokumentasi pada setiap
departemen yang ada di lembaga kutubussalaf,
Adapun observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran kitab
kuning di pondok, tim peneliti mendatangi pada saat jadwal di masing-
masing kegiatan di karenakan beda-bedanya jadwal kegiatan. Di
kesempatan itu pula, tim peneliti juga mengumpulkan data dokumentasi
diantaranya; foto proses pembelajaran kegiatan, silabus, visi misi masing-
masing program, struktur organisasi, dll. Dalam proses pembelajaran kitab
kuning tim peneliti melakukan wawancara kepada para ustadzah dan
penanggung jawab departemen lembaga Berikut data temuan lapangan
pada masing-masing departemen lembaga, antara lain;
Berikut instrument wawancara kepada para Ustadzah sekaligus
pengurus/penanggung jawab, antara lain;
1) Bagaimana anda mengetahui perkembangan setiap santri
2) Kendala apa saja yang biasa ditemui dalam proses pembelajaran
3) Bagaimana proses controlling dalam proses pembelajaran setiap
harinya
4) Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan
5) Apa tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut
6) Apa factor pendukung dan penghambat dari kegiatan sorogan setiap
harinya

a. Sorogan,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra sorogan, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Ustadzah Nila sa’adah
(1) kami mengetahui perkembangan setiap santri dengan cara
melakukan upgrading ustadzah sorogan kitab setiap satu bulan
sekali mengenai kemampuan baca kitab dan ilmu alat seperti nahwu
maupun shorofnya sesuai tingkatan kelas diniyyah.
(2) Kurangnya kesadaran santri atas pentingnya sorogan kitab untuk
pendidikan kutubussalaf, sehingga antara ustadzah dan murid
menjadikurang konsisten waktu
(3) Proses controlling dilakukan oleh pengurus sorogan yang didampingi
ketua lembaga kutubussalaf yang dibagi sesuai job-jobnya.
(4) Evaluasi dilakukan setiap satu bulan sekali baik melalui sharing
ustadzah atau evaluasi bulanan sorogan
(5) Evaluasi dibagi menjadi 2:
▪ Evaluasi ustadzah (pengurus hanya bisa memberi saran dan
motivasi yang mungkin bisa membangun komitmen dan
semangat masing-masing ustadzah
▪ Evaluasi murid ( santri hasil belajarnya belum sessuai target
maka akan selalu diadakan evaluasi ulang yang dipantau oleh
ustadzahn sorogan kitab masing-masing)
(6) Pendukung : ketika ustadzah berkomitmen dan bertanggung jawab
penuh terhadap anak didik, maka sangat mempengaruhi.
Kemampuan ustadzah yang berbeda-beda
Penghambat : santri ada yang tidak masuk karena izin telpon atau
mandi mengakibatkan ketidak sesuaian pembelajaran antara murid
satu dengan yang lain.
Informan : Rif’atun ni’mah
(1) Dari setiap proses pembelajaran yang dilakukan
(2) Anak-anak yang setiap harinya tidak berangkat semua, atau
ustadzah yang tiba-tiba ada keperluan mendadak
(3) Dilihat dari cara baca anak mana yang lancer, mana yang tidak
lancar, lalu anak yang tidak lancar diberi perhatian khusus /jam
tambahan pelajaran
(4) Setiap satu bab selesai dilakukan evaluasi dengan cara setiapanak
membaca satu persatu dan diberi pertanyaan apa yang telah di
pelajari
(5) Dari hasil evaluasi kita bisa tahu mana anak yang butuh perhatian
khusus, mana yang lancar,
(6) Factor pendukung : anak sorogan lengkap berangkat semua
Factor penghambat : menindak lanjuti anak yang tidak pernah
berangkat

b. Maktabah,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Mufidah, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan : Wandariyatul Maghfiroh
1) Kami mengadakan tes evaluasi rutin setiap 3 bulan sekali
2) Masih adasantri yang belum bisa menerapkan teori ketika
dipraktekkan apalagi ketika setelah liburan panjang
3) Penjagaan kegiatan sorogan
4) Sharing ustadzah setiap bulan untuk mengevaluasi peserta didik
5) Menta’zir jika ada santriterlambat
6) Pendukung : semangat yang tinggi dari seluruh peserta
Penghambat : adanya 1 atau 2 anak malas yang menjadi firus bagi
yang lain

c. Mufidah,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Mufidah, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Siti Masrifah Nur Aini
(1) Perkembangan setiap santri peserta mufida bisa diketahui sejauh mana
ia bisa memahami ibarot dan menjawab persoalan fiqhiyah
(2) Tidak hadirnya tutor pengisi, adanya santri yang tidak berangkat
kegiatan tanpa alasan
(3) Mengadakan pengecekan di setiap kelas dan mengabsen yang tidak
berangkat
(4) Mengadakan penjadwalan untuk maju sebagai moderator, narasumber,
dan notulen syawir setiap harinya
(5) Memberikan bimbingan kembali terkait syawir kepada peserta
(6) Faktor pendukung : adanya keinginan yang kuat untuk memahami kitab
fiqh, dan keistiqomahan peserta untuk berangkat kegiatan
Faktor penghambat : ketidak hadiran beberapa peserta syawir

Informan: Suhaila amami


(1) Perkembangan bisa dilihat sejauh mana ia aktif menjawab ketika acara
mauqufah
(2) Waktu yang hanya sedikit setelah takror
(3) Mengecek sampai mana maqro’ yang dipelajari setiap harinya
(4) Sejauh mana syawir harian aktif dilihat dari kehadiran semua peserta,
tutor dan terlengkapinya semua kebutuhan
(5) Mencarikan badal tutor jika tidak hadir, mengondisikan santri yang
belum berangkat
(6) Faktor pendukung : adanya kesemangatan yang sama antara tutor dan
peserta
Faktor Penghambat : Terbatasnya tempat karena masih musim santri
baru

d. Ihfadz,
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Ihfadz, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi Kantor
Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan : Qorry Naila Syarifah
1) Adanya tes evaluasi setiap daur
2) Jumlah yang semakin hari semakin berkurang
3) Memotivasi para peserta akan pentingnya memahami materi
4) Sharing ustadzah
5) Menta’zir santri yang sering tidak masuk
6) Pendukung : semangat dari peserta untuk hafal dan faham
materi
Penghambat : menurunnnya jumlah peserta
e. Pengajian Akbar
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra pengajian Akbar, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di
lokasi Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Mulikatul Husna
(1) Perkembangan bisa dilihat dari banyaknya catatan yang dikumpulkan
oleh para santri berisi dawuh-dawuh pengasuh
(2) Banyaknya santri yang tertidur ketika mengaji
(3) Keliling ke seluruh asrama-asrama, kamar mandi, dan kolam.
(4) Pengecekan kitab para santri
(5) Menta’zir santri yang tidak memiliki kitab dengan mendenda, dan
uang dendaan di belikan kitab
(6) Pendukung : adanya kesadaran tinggi para santri terhadap
pentingnya pengajian langsung kepada pengasuh
Penghambat : sifat malas karena dibarengi rasa mengantuk

Informan: Vidha Hafidhotul hasanah


(1) Perkembangan santri bisa dilihat seberapa antusias santri mengikuti
pengajian
(2) Masih banyaknya santri yang terlambat
(3) Berkeliling seluruh asrama dan kamar mandi
(4) Mengumpulkan seluruh anggota dan mengecek bagaimana keadaan
setiap titik yang diadakan penjagaan, apakah masih banyak santri
yang tidak mengaji atau tidak
(5) Memperketat penjagaan jika masih ada santri yang tidak mengaji
(6) Pendukung : kerjasama dan kepekaan anggota dan seluruh santri
(7) Penghambat : santri yang sulit diatur terkait tempat duduk dan lain
sebagainya melihat jumlah santri yang banyak dan tempat yang
terbatas

f. Bidayah.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab
(pengurus) ekstra Bidayah, tepatnya pada tanggal 5 April 2021 Di lokasi
Kantor Pesantren Darussalam putri utara.
Berikut jawaban pada setiap ustadzah;
Informan: Wenny Maulidia Alta Laura
(1) Dengan cara mengetahui seberapa hafal materi yg diberikan
(2) Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran terletak pada
masing-masing individual santri
(3) Melakukan lalaran materi sebelum kegiatan dimulai setiap hari
(4) Proses evaluasi dilakukan tes lisan pada saat akan naik tingkatan
(5) Jika evaluasi memenuhi maka akan naik tingkatan dan Jika tidak
memenuhi maka diadaakan evaluasi kembali
(6) Factor pendukung : membimbing santri lebih memahami iktisor
nahwiyyah dari tingkat ula
Factor penghambat : waktu kegiatan bidayah terlalu sedikit sehingga
materi yang disampaikan kurang maksimal

Informan Dea Amiroh


(1) Dari lancar tidaknya hafalan tergantung individu dan faham tidaknya
tergantung individu
(2) Tidak ada, mungkin kurangnya atau keterbatasan pemahaman
pengurus
(3) Adanya lalaran sebelum pelajaran dimulai
(4) Evaluasi lancer karna sesuai dengan pencapaian siswi
(5) Terkadang berbenturan dengan kegiatan pesantren

Informan: Maimunah Zuhro’


(1) Dari cara menyetorkan hafalan (kelancaran) dan ketangkasan dalam
menjawab pertanyaan
(2) Kurang lancer
(3) Membiasakan lalaran dan oralan pada seluruh santri bidayah
(4) Evaluasi lancar dan mereka cukup paham
(5) Lebih mengaktifkan kegiatan belajar mengajar ,oralan,dan gentur
hafalan
(6) Penghambat : malas
Pendukung : saling berkompetensi antar santri bidayah

2. Minat Belajar Santri dalam Mendalami Kitab Kuning di Pondok


Pesantren Darusslam Putri Utara
Observasi yang telah dilakukan dalam menggali data minat belajar santri
dalam mendalami kitab kuning dilakukan pada tanggal 02 Mei 2021 di
lokasi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Putri Utara, dengan
disertai beberapa pengumpulan data dokumen, diantaranya; dokumen
foto wawancara, instrument pertanyaan, dll. Serta deskripsi hasil
wawancara kepada santri yang berminat maupun yang santri yang tidak
aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler program kutubussalam di
Pesantren. Berikut deskripsi hasil wawancaranya:
Sorogan

a. Bagi santri yang berminat


1) Keinginan Kuat
● Keinginan sangat mendalami kitab kuning
● Keinginan sangat mampu menguasai ilmu Nahwu dan Sharaf
● Mandiri mempelajari baca kitab kuning
● Suka di oprak-oprak
● Mampu mempelajar dan memahami isi kitab serta mengamalkan
di masayarakat
● Menjadi kebutuhan agar bisa baca kitab kuning
2) Kegiatan yang lebih disukai
● Pendalaman kajian kitab
● Pendalaman ilmu nahwu dan shorof
3) Partisipasi Aktif
● Sangat Aktif
● Aktif, meskipun sering telat
● Lumayan Aktif dalam mengikuti kegiatan sorogan
● Separuh kosentrasi partisipasi di kegiatan sorogan, separoh
kosentrasi pada sekolah dan diniyah
4) Perhatian penuh
● Lumayan memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar
sorogan
● Kegiatannya menyenangkan dan bisa menambah wawasan kajian
kitab
● Perhatian sedang, Tidak terlalu perhatian
5) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Menambah pendalaman ilmu fiqih
● Menambah wawasan ilmu agama
● Mampu membaca kitab kuning gundul (kosongan)
● Keinginan menjadi ustadzah kitab
● Bisa mempraktekkan secara langsung tata cara bersuci dan
beribadah yang benar sesuai yang di ajarakan ustadzah
● Ingin menambah ilmu pengetahuan dan menghilangkan
kebodohan
6) Ketertarikan
● kegiatan sorogan wajib di ikuti di pondok
● dalam kegiatan sorogan tidak hanya belajar membaca kitab
kuning saja, juga mendalami ilmu Nahwu Sharaf
● sangat ingin bisa mendalami kitab kuning
● senang dalam utek-utek (menganalisa) isi kitab beserta ilmu
alatnya
● ustadzah menjelaskannya menyenangkan dan mudah dipahami
● tertarik karena suka belajar kitab kuning
● karena ada tujuan tertentu dan menjadi persyaratan pulang
(liburan)
7) Upaya untuk merealisasikan
a) Pendukung
● Mempermudah tes kitab
● Berkeinginan mampu menjawab masail fiqhiyah
● Ustadzah menjelaskan menyenangkan
● Mempelajari materi sorogan mulai awal hingga akhir agar
tidak terburu-buru ketika tes kitab
● Dorongan di ajak teman, kalau tidak berangkat malah ita itu
(menganggur)
b) Penghambat
● Sering tidak hadirnya ustadzah sorogan
● Kurangnya penjelasan dalam mengajar membaca kitab
● Ketidak seriusan dalam melakukan sorogan
● Malas ketika tidak tepat waktu
● Waktu kegiatan sorogan bersamaan dengan jadwal telphon di
pondok
8) Saran-saran
● Bisa dikoordinasi secara efektif, antara proses pembelajaran
dan pengevaluasinya berjalan secara aktif
b. Yang tidak aktif
1) Alasan tidak mengikuti kegiatan
● Karena sibuk telfon
● Karena padatnya kegiatan dan waktu sorogan tidak
mendukung
● Kegiatan belajarnya kurang kondusif
2) Factor yang mempengaruhi
● Enak-enak saja tapi pulangnya lama
● Materi gak pernah masuk di otakdan pikiran susah
3) Alas an Kesulitan belajar
● Susah pol/ sangat sulit
● Mudah jika bab nya di pelajari sedikit
4) Daya Tarik mempelajari kitab
● Tidak tertarik sama sekali
● Ustadzahnya baik
5) Peran penting mempelajari kitab
● Biasa saja
6) Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab
● Materi susah di mengerti dan sulit dipahami
● Kurang konsumsi, hiburan dan liburan
● Kurang faham materi yang diajarkan

Maktabah,
a. Bagi santri yang berminat
1) Keinginan Kuat
● Ingin mempelajari, dan memperdalam ilmu nahwu dan shorof
● Membantu memudahkan memahami nahwu shorof yang lebih
baik
● Ingin memperdalam kitab kuning, fiqh, dan nahwu,
● Belajar memahami kitab kuning
● Agar mendapat ilmu yang lebih luas, memperdalam ilmu nahwu,
shorf, dan fiqh, juga agar disiplin
● Rasa penasaran dan keinginan
2) Harapan Kegiatan yang disukai
● Ingin bisa baca kitab kuning dengan baik dan benar
● Mengamalkan ilmu yang diajarkan
● Bisa memahami kitab gundul,
● Memperoleh ilmu yang manfaat, kedisiplinan,dan target yang
harus dipenuhi
● Bisa menjadi generasi maktabah yang tidak hanya pintar dan
cerdas tapi juga bisa mengamalkan ilmunya di kehidupan sehari-
hari dan masyarakat nanti
3) Partisipasi Aktif
● Aktif
● Sedang
4) Perhatian penuh
● Perhatian penuh
● Selalu mengikuti kegiatan dengan aktif
● Perhatian yang besar karena kemauan dari diri sendiri
● Perhatian penuh karena memiliki tekad yang kuat
● 85% - 95%
5) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Supaya bisa faham membaca kitab kuning
● Menambah jam belajar
● Melihat kaka tingkatan yang pandai membaca kitab, memahami
fiqh, dan nahwu shorf
● Kemauan, tekad, disiplin dan keyakinan
● Ingin mencari dan berbagi ilmu
● Bisa belajar lebih giat karena metodenya yang menarik
6) Ketertarikan
● Karena di Maktabah membahas nahwunya lebih terperinci
● Kegiatan lebih disiplin
● Lebih menantang karena tidak santri bisa masuk maktabah
● Ingin mendalami belajar kitab kuning
● Bisa lebih dalam mengenal kitab fathul qorib
7) Upaya untuk merealisasikan
a) Pendukung
● Berkumpul dengan orang-orang yang pandai nahwu
● Cara ustadzah mengajar yang memudahkan kita memahami
dan mengaplikasikan pada kitab
● Melihat para senior yang mahir dibidang kitab
● Membanggakan orang tua
● Membahagiakan semua orang
● Teman-teman maktabah
b) Penghambat
● Rasa malas
● Padatnya jadwal kegiatan sehingga minimnya waktu istirahat
● Berbenturnya jadwal kegiatan
8) Factor yang mempengaruhi minat mengikuti Maktabah
1. Karena sistemnya yang displin dan termasuk sorogan unggulan.
2. Outputnya yang berkualitas
3. Keinginan yang kuat untuk mengikuti maktabah
4. Semenjak santri baru memiliki keinginan untuk bisa membaca
kitab kuning
5. Maktabah merupakan salah satu kegiatan sorogan kitab yang lebih
memperjelas ilmu nahwu dan matan kitab fathul qorib, dimna
tidak ditemukan disorogan biasa
b. Yang tidak berminat
1) Alasan tidak aktif mengikuti kegiatan
● Karena orang pilihan yang mengikuti Maktabah
2) Factor yang mempengaruhi
● Enak-enak saja tapi pulangnya lama
● Materi gak pernah masuk di otakdan pikiran susah
● Dapat menerapkan langsung pada kitab
3) Alasan Kesulitan belajar
● Rumit
● Niat
4) Daya Tarik mempelajari kitab
● Seru karena menambah wawasan
● Ingin bisa
● Tanya jawab dan pendalaman
5) Peran penting mempelajari kitab
● Penting karena selain dipesantren kemunginan besar tidak belajar
kitab
● Karena inti belajar dipesantren
● Karena ciri khas dari pesantren
6) Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab
● Tidak faham terhadap materi yang diajarkan yang akhirnya
menyebabkan down
● Terlalu besarnya rasa malas
● Sulit
Mufidah,

a. Bagi santri yang berminat


1) Keinginan Kuat
● Bisa berbahtsul masa’il
● Bisa menjawab masa’il fiqhiyah
● Bisa memahami kitab fiqh
2) Harapan Kegiatan yang disukai
● Lancar membaca kitab
● Bisa beradu argumen
3) Partisipasi Aktif
● Aktif
● Lumayan aktif
4) Perhatian penuh
● Belajar istiqomah untuk berangkat
● Terus bertanya jika ada yang belum paham
5) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Melihat para senior sampai bisa menghadiri undangan
bahtsul masa’il dipondok luar
● Melihat orang-orang yang wawasannya luas utamanya
dalam hal fiqh
6) Ketertarikan
● Ilmu yang sesuai kenyataan
● Sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
7) Upaya untuk merealisasikan
● Terus belajar dan berusaha aktif mengikuti kegiatan
mufida
● Belajar berpendapat melalui mauqufah
8) Factor yang mempengaruhi minat mengikuti Mufida
● Pendorong : keinginan kuat untuk faham fiqh
Penghambat : tempat kegiatan yang terbatas
a. Yang tidak berminat
1) Alasan tidak mengikuti kegiatan
● Jadwal harian yang menyebabkan berkurangnya jam istirahat
● Sulit
2) Alas an Kesulitan belajar
● Kitab yang tanpa harakat dan tanda baca sama sekali
● Menerapkan teori pada kitab
3) Daya Tarik mempelajari kitab
● Dengan membaca kitab menjadiluas wawasan kita
● Bisa tau banyak ilmu
4) Peran penting mempelajari kitab
● Karena merupakan ciri khas pendidikan salaf
● Warisan ulama’ salaf
5) Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab
● Sulit
● Proses nya lama
Ihfadz,
b. Bagi santri yang berminat
1) Keinginan Kuat
● Ingin lebih faham dan bisa mengaplikasikan nahwu
● Merupakan program pembelajaran yang sistematis
● Mematuhi mustahiq
2) Kegiatan yang lebih disukai
● Pendalaman kajian kitab
● Pendalaman ilmu nahwu dan shorof
3) Partisipasi Aktif
● Tidak terlalu aktif karena ada halangan seperti sakit, dll
● Lumayan tidak aktif
4) Perhatian penuh
● Mengusahakan hadir saat ada halangan meskipun terlambat
● Sangat besar
● Tergantung suasana hati
5) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Melihat prestasi-prestasi para senior dalam membaca
kitab,bahtsul masail, dan sebagainya
● Agar menjadi siswi yang pandai
● Membanggakan mustahiq
6) Ketertarikan
● Bab yang dipelajari
● Karena banyak teman, dan pemahaman yang baik
● Agar lebih unggul dalam pelajaran nahwu dan belajar kitab
7) Upaya untuk merealisasikan
c) Pendukung
● Keinginan untuk membanggakan orang tua karena sudah
membiayai selama dipondok dengan cara pandai membaca
kitab
● Ajakan/perintah ustadzah
d) Penghambat
● Kurangnya motivasi, terbawa oleh teman-teman yang malas,
tiba-tiba sakit
● Rasa malas
● Rasa bosan
8) Saran-saran
● Bisa dikoordinasi secara efektif, antara proses pembelajaran
dan pengevaluasinya berjalan secara aktif
c. Yang tidak berminat
6) Alasan tidak mengikuti kegiatan
● Sebenarnya ikut, tapi karena habis pulang lama, maka saya
khawatir nama saya sudah dicoret daftar peserta, maka saya
memilih untk tidak berangkat
7) Alas an Kesulitan belajar
● Malas untuk belajar
● tidak bersungguh-sungguh dan tidak ada minat belajar
8) Daya Tarik mempelajari kitab
● Menantang, dan banyak orang yang jarang belajar kitab
dikalangan rumah.
● Ingin bias membaca kitab
9) Peran penting mempelajari kitab
● Sangat penting karena merupakan pegangan santri salaf
● Karena kitab budaya pesantren
10) Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab
● Tidak ada yang mensuport
● Kurang faham materi yang diajarkan
Pengajian Akbar,
a. Bagi santri yang berminat
1) Keinginan Kuat
● Waktu untuk bertemu dengan pengasuh
● Belajar langsung kepada pengasuh
2) Harapan Kegiatan yang disukai
● Mendapat ilmu langsung dari pengasuh
● Pengasuh terus membimbing santrinya
3) Partisipasi Aktif
● Menyediakan buku khusus untuk menulis dawuh-dawuh
4) Perhatian penuh
● Berlomba-lomba mendapat duduk didepan
● Mencatat seluruh dawuh pengasuh
5) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Agar mampu meniru beliau-beliau
6) Ketertarikan
● Sebagai media untuk mengenal pengasuh, dan menimba
ilmu langsung pada beliau
7) Upaya untuk merealisasikan
● Berusaha tidak terlambat
● Memberikan perhatian penuh
8) Factor yang mempengaruhi minat mengikuti Bidayah

d. Yang tidak berminat


1. Alasan tidak mengikuti kegiatan
2. Alas an Kesulitan belajar
3. Daya Tarik mempelajari kitab
4. Peran penting mempelajari kitab
5. Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab

Bidayah.

b. Bagi santri yang berminat


9) Keinginan Kuat
● Ingin mengenal lebih dalam ilmu nahwu secara rinci dan detail
● Mendalami sesuatu ilmu baru
● Menjadi pakar ahli nahwu
● Karena dipilih
● Dorongan dari mustahiq
● Ditunjuk oleh ketua kelas
10) Harapan Kegiatan yang disukai
● Ilmu yang dipelajarinya bisa bermanfaaat di kemudian hari
● Ilmu yang dipelajarinya semakin meningkat dan semakin
mudah di pahamai
● Langsung ingin ikut maktabah
● Agar mudah baca kitab kuning dan ikut SPM ulya
● Bisa membantu teman yang belum menguasai ilmu nahwu
● Bisa mengajarkan ke masyarakat ketika sudah boyong dari
pondok
● Agar anggota Bidayah lebih banyak peminatnya
11) Partisipasi Aktif
● Aktif
● Sedang
12) Perhatian penuh
● Perhatian penuh, karena ustadz mengajarnya seru dan
menyenangkan
13) Kecondongan terhadap sesuatu (Motivasi)
● Ada ustadzah yang menjadi sosok inspirasi
● Belajar dengan detail ilmu nahwu lalu mengajarkan ilmunya
● Ingin hafal ikhtishor
● Ingin masuk maktabah
● Ingin memotivasi adik kelasnya agar mengikuti kegitan
Bidayah
14) Ketertarikan
● Awalnya kurang tertarik, namun ada hal yang menjadi tertarik
pada saat proses belajar terutama saat wisuda berebut
menjadi yang terbaik
● Karena tertarik mempelajari ilmu nahwu
● Karena masih Angkatan pertama
● Materinya mudah di pelajari dan dipahami
15) Upaya untuk merealisasikan
e) Pendukung
● Teman-teman yang saling mendukung
● Memiliki tujuan kuat selama mondok
● Minat yang besar
● Karena ada ceremony wisudanya
● Ingin membanggakan orang tua
● Cara pembelajarannya menyenangkan, menghafalkan dulu
lalu memperaktekkan
f) Penghambat
● Ada rasa malas datang
● Malas datang karena waktunya kurang efektif
● Ada rasa takut dan khawatir ketika di tanya di kelas
● Bingung ketika ada materinya yang kurang di pahami
● Malas sebab ngantuk
16) Factor yang mempengaruhi minat mengikuti Bidayah
1. Percaya diri ketika daur diniyah terutama mapel ilmu
nahwu
2. Penting bagi mereka yang santri pemula, karna
kedepannya lebih menguasai
3. Materinya simple dan mudah untuk dipelajari, sebagai
bekal pengetahuan ke jenjang ulya
4. Pengaruh besar, sehingga mampu paham dengan waktu
yang singkat
5. Pembelajarannya menyenangkan, mudah di pahami dan di
mengerti
c. Yang tidak aktif
7) Alasan tidak aktif mengikuti kegiatan
11) Karena orang yang terpilih mengikuti Bidayah
12) monoton
8) Factor yang mempengaruhi
13) Enak-enak saja tapi pulangnya lama
14) Materi gak pernah masuk di otakdan pikiran susah
15) Dapat menerapkan langsung pada kitab
9) Alas an Kesulitan belajar
16) Susah pol/ sangat sulit
17) Mudah jika bab nya di pelajari sedikit
18) Sebenarnya mudah, jika ustadz nya mampu menjelaskan dengan
baik
10) Daya Tarik mempelajari kitab
● Tidak tertarik sama sekali
● Ustadzahnya baik
● Ada daya Tarik kuat untuk mengikuti kegiatan ini
11) Peran penting mempelajari kitab
● Biasa saja
● Sebagaimana pelajaran yang lainnya
● Tidak begitu penting
12) Factor yang menyebabkan kurang minat belajar kitab
● Materi susah di mengerti dan sulit dipahami
● Kurang konsumsi, hiburan dan liburan
● Kurang faham materi yang diajarkan
● Ustadzahnya ketika mengajar
● Tergantung mood
● Kuranganya penyampaian materi
● Karena hafalannya
Dari berbagai macam kendala dan permasalahan yang diutarakan
para santri dan pengurus, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya untuk
kendala ada yang berasal dari santri itu sendiri, juga dari ustadzah.
Contoh yang berasal dari santri seperti rasa malas, mandi ketika jam
kegiatan, lebih memilih antri telpon dari pada berangkat kegiatan dan lain
sebagainya. Untuk kendala yang berasal dari para santri sendiri, kami
tangani dengan melakukan oprak-oprak disetiap tempat yang menjadi
tempat persembunyian santri, seperti kamar mandi, halaman, kolam
besar, juga dilakukan penjagaan di titik-titik tertentu.
Kendala yang selanjutnya adalah yang berasal dari ustadzah,
seperti ustadzah tidak hadir tanpa mendatangkan badal, ustadzah pulang
lebih dulu sebelum jam kegiatan selesai yang dampaknya meyebabkan
para santri berkeliaran. Untuk menangani ustadzah yang tidak hadir
tanpa badal, atau yang pulang lebih dulu, dari pengurus mengadakan
rutinan ustadza setiap bulan sekali untuk mengevaluasi kegiatan, juga
untuk menumbuhkan kembali semangat para ustadzah yang mungkin
sudah menurun selama satu bulan terakhir. Pengurus juga mengadakan
konsorsium ustadzah setiap satu minggu sekali untuk membantu para
ustadzah menyiapkan materi seminggu kedepan.
3. Upaya pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab kuning pada
santri di pondok pesantren Darussalam Putri Utara
Adapun data upaya pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab
kuning di pesantren Darussalam, tim peneliti telah melakukan observasi
langsung, mengumpulkan dokumentasi penting (terlampir), dan
wawancara terstruktur kepada para pengasuh dan pengurus lembaga
kitabussalaf.
Pengamatan (Observasi)
Dalam melaksanakan pengamatan atau observasi tim peneliti langsung
bertemu pengasuh pesantren yakni, beliau ibu Nyai Hj Handariyatul
Masruroh (selaku Pengasuh Pesantren Putri Utara) beserta KH Aly Asyiqin
(selaku KABID. Pesantren) tepat pada tanggal......... di kediaman beliau.
Untuk penggalian secara mendalam kami juga mewancarai Pengurus pusat
Lembaga Kutubussalaf Ustadzah Nurul Hidayati.
Dokumentasi
Hasil Wawancara
Adapun Poin-poin wawancara dengan pengasuh, sebagai berikut:
1. Informan oleh Ibu Nyai Hj Handariyatul Masruroh (selaku Pengasuh
Pondok Putri Utara)
Perencanaan kajian kutubus salaf
Lembaga-lembaga pengajian kitab kuning berasal dari inisiatif pengasuh
dan kemudian teknisnya murni dari mbak-mbak
Visi misi kajian kutubussalaf
- Lembaga pengajian kitab kuning lahir dengan tujuan sesuai visi misi
lembaganya.
a. Bidayah : untuk mendalami nahwu bagi pemula
b. Maktabah : untuk mencetak santri yang nantinya outputnya bisa
menjadi ustadzah
c. Pengajian akbar : sebagai bentuk tawajjuh pada pengasuh
d. Ihfad : untuk memotivasi anak-anak menghafalkan nadzom
e. Sorogan : untuk memberi kefahaman kepada anak-anak tentang
kitab yang sedang dikaji dari segi murod dan qoidah nahwunya

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar kitab kuning bagi


santri (beberapa kendala)
a. Waktu yang sangat terbatas
b. adanya beberapa lembaga pengajian takhasus (ihfad, bidayah,
maktabah, mufida) belum bisa menjangkau santri secara
keseluruhan
c. Banyaknya santri yang belum begitu minat dengan kitab kuning
d. Kemampuan dasar anak yang berbeda-beda

Harapan harapan dengan adanya program kajian kutubussalaf


- Capaian akhir dari adanya pengajian-pengajian kitab adalah
melahirkan alumni yang berkompeten dalam menguasai kitab
kuning baik dari segi pemahaman ataupun qawaid lughahnya.

2. Informan oleh KH Aly Asyiqin (selaku KABID. Pesantren)


Beberapa poin terkait perkembangan pengajian kitab kuning di
pondok pesantren Darussalam Blokagung
- Lembaga pengajian kitab kuning di pondok pesantren Darussalam
ada 2 macam, yaitu:
a. Jalur diniyah : kajian-kajian kitab satu tahun yang sesuai
kurikulum diniyah
b. Jalur pesantren : pendidikan yang sifatnya pelatihan
- Pendidikan dari jalur diniyah dibawah naungan kabid pendidikan
dan pengajaran (Gus Kholiq)
- Pengajian dari jalur pesantren dibawah naungan pesantren (Yai
Asyiqin) termasuk akbar pengasuh diasrama-asrama setiap malam
kamis
- Tanggal 22 februari 1998 beliau mendirikan mufada (putra)
bersama bpk. Ali Mun’im Bojonegoro dengan ketua pertama :
lukman. Tujuannya sebagai lembaga bahtsul masa’il pondok
pesantren dan saat ini sudah lahir mufida di pesantren putri.
3. Informan Ustadzah Nurul Hidayati (selaku Pengurus&penanggung
jawab Lembaga Kutubussalaf Pusat Pondok Putri Utara)
Adapun poin-poin hasil wawancaranya pada setiap departemen lembaga,
sebagai berikut;
Standarisasi program
Karena didalam lembaga pengajian kutubussalaf memiliki beberapa
departemen dibawahnya yang kesemuanya berbeda, maka standar yang
berbeda-beda
1) Sorogan : santri mampu membaca kitab dan menguraikan nahwu shorf
yang sudah ditentukan sesuai tingkatan
2) Maktabah : santri mampu mengkhotamkan kitab taqrib matan fathul
qorib, memahami isinya,dan menguraikan nahwu shorf sesuai yang
sudah ditentukan
3) Mufida : santri mampu memahami kitab fathul qorib dan mulai belajar
memahami ibarot mengenai suatu masalah dari berbagai kitab
4) Pengajian akbar : semua santri mengikuti pengajian bersama pengasuh
sebagai momen bertemunya semua santri dengan pengasuh
5) Bidayah : santri faham dan mampu mempraktek kan dasar-dasar
belajar kitab kuning
6) Ihfadz : santri faham dari nadzom yang dihafal sesuai tingkatan

Factor pendukung dan penghambat


1) Factor pendukung
● Adanya kerjasama yang baik antar pengurus
● Tertibnya santri mengikuti kegiatan
● Kesadaran setiap santri akan pentingnya mengikuti kegiatan-
kegiatan tersebut
● Tidak adanya santri yang berkeliaran ketika jam kegiatan
● Ketelatenan ustadzah dalam membimbing santri-santri
2) Factor penghambat
● Multi disiplin keilmuan di pesantren
● Sulitnya mengondisikan santri yang masih senang berkeliaran ketika
jam kegiatan
● Masih adanya santri yang kurang sadar terhadap pentingnya belajar
kitab
● Kurang adanya minat dari para santri
Solusi alternative
1) Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu diadakan control
dengan cara berkeliling seluruh asrama dan tempat-tempat umum
lainnya seperti kamar mandi, halaman, dan kolam. Untuk menertibkan
selama kegiatan berlangsung
2) Pada saat ini sudah mulai mengaktifkan kembali kegiatan ekstra
pengajian kitab setelah pandemic, dan me-new normalkan kembalik
aktifitas pembelajaran pengajian kitab kuning di pondok pesantren
Darussalam putri utara
3) Memberikan motivasi kepada santri melalui para ustadzah, akan
pentingnya aktif mengikuti kegiatan tersebut pada setiap ekstra yang
di ikutinya
4) Selalu melaksankan evaluasi berkala, agar selama proses pembelajaran
bisa terlaksana dengan baik, efektif dan efisien
5) Bagi asrama luar, di sesuaikan dengan kegiatan yang ada di asrama
6) Disebabakan multi disiplin keilmuan yang ada di pesantren maka
kebijakan di kembalikan pada masing-masing asrama
BAB V
PEMBAHASAN

Pembahasan pada BAB V ini akan mengungkapkan tentang ada tidaknya


keterkaitan antara teori, hasil wawancara, dan observasi lapangan guna untuk
menjawab rumusan masalah yang telah di tentukan pada penelitian ini. Adapaun
rumusan masalah yang dibahas adalah:

1. Proses Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darussalam Putri


Utara
Pembelajaran merupakan sebuah proses kegiatan belajar mengajar yang di
dalamnya menentukan keberhasilan belajar peserta didik (santri). Menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Maka dari itu, supaya tujuan Pendidikan dan
pembelajaran berjalan dengan baik maka perlu mengadministrasikan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang baik agar pelaksanaan proses
pembelajaran mampu berjalan dengan baik, efektif dan efisien.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan
adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum,
sumber pesannya bisa guru, siswa orang lain ataupun penulis buku dan media.
Adapun kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar) tetapi bukan
berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif dan siswa pasif,
dalam hal ini bahwa agar terwujudnya proses pembelajaran aktif dan efektif,
maka dalam proses pembelajaran menuntut dari kedua pihak untuk saling
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. (Arina Restian:96)
Sesuai dengan keterangan diatas, temuan penelitian di pondok pesantren
Darussalam Putri Utara dalam proses pembelajaran kitab kuning, selain
Pendidikan madrasah diniyah di pesantren terdapat lembaga pengajian
kutubussalaf yang didalamnya menaungi beberapa departemen lembaga yang
khusus mendalami kitab kuning. Antara lain; Sorogan, Maktabah, Bidayah, dan
Pengajian Akbar. Setiap departemen tersebut telah berusaha melaksanakan
beberapa hal terkait administrasi kegiatan belajar mengajar, diantaranya;
adanya visi misi setiap departemen, struktur organisasi, tugas pokok, capaian
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran
Beberapa serangkain proses pembelajaran ekstrakurikuler di pondok pesantren
Darussalam Putri Utara, antara lain:
A. Bidang Sorogan kitab
Tujuan pembelajaran:
Meningkatkan kualitas santri dalam memahami kitab
kuning
Model Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Tugas Pokok :
1) Menertibkan sorogan kitab
2) Menjadwal kelompok sorogan dan
ustadzah
3) Menjadwal kitab sesuai dengan
tingkatannya :
Kelas 1 ula : Kitab Mabadi Fiqih Juz 1
dan 2
Kelas 2 ula : Kitab Awwalu
Kelas 3 dan 4 ula : Kitab matan
Fathul Qorib
Kelas 1 Wustho – 2 Ulya : Kitab Fathul
Qorib
4) Menertibkan jam masuk dan pulang
5) Mengadakan sharing ustadzah setiap
bulan
6) Meningkatkan kualitas ustadzah :
a) dengan mengadakan konsorsium
setiap malam sabtu
7) Meningkatkan kualitas santri :
a) Melaksanakan Ulangan Umum Bersama
sorogan setiap bulan
b) Membuat kelas sorogan khusus bagi
santri yang kemampuannya masih di
bawah standar
c) Merekrut anggota MAKTABAH
d) Mengadakan evaluasi Akhirussanah
MAKTABAH
e) Mencarikan badal bagi ustadzah sorogan
kitab yang berhalangan.
f) Membentuk tim badal ustadzah sorogan
Program kerja dan realisasi lembaga
Pendidikan kutubussalaf:
Program Harian dan Mingguan
a) Sorogan harian setiap ba’da Ashar selain
selasa, kamis dan jum’at
b) Konsorsium ustadzah setiap malam sabtu
Program Bulanan
a) Rutinan Pengurus
b) Rutinan dengan Departemen Pengajian
Asrama
c) Sharing Ustadzah
d) Perekapan absen santri dan ustadzah
sorogan (alfa maksimal 3 dalam 1 bulan)
e) Pembuatan Surat Panggilan Alfa Santri
(SPAS)
f) Ulangan Umum Bersama (UUB)
Program Tahunan
a) Pemindahan koordinasi sorogan kitab di
asrama masing-masing
b) Pembuatan kalender kegiatan
c) Rekrutmen Ustadzah Sorogan
d) Menjadwal dan memberikan mandat
ustadzah sorogan kitab
e) Membuat silabus sorogan kitab
f) Tes kitab pra liburan

B. BIDANG MAKTABAH (Majlis Sorogan Kitab


Littholibah)
Tujuan Pembelajaran :
Model Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Tugas Pokok:
Program kerja dan realisasi lembaga Pendidikan
kutubussalaf:
Program Harian
Sorogan harian setiap ba’da Ashar selain
Kamis dan Jum’at
Program Bulanan
a) Tes kitab tiap daur MAKTABAH
b) Sharing ustadzah
Program Tahunan
a. Rekrutmen Anggota MAKTABAH
b. Seleksi santri baru MAKTABAH
c. Khotam kitab matan Fathul Qorib
d. Wisuda santri kelas 4 Ula MAKTABAH
dan pemberian Sanad kitab matan Fathul
Qorib
e. Membuat Buku maqro’ ikhtitam
f. Membuat Buku Stanbook santri
MAKTABAH
C. BIDANG MUFIDA (Musyawaroh Fathul Qorib –
Fathul Mu’in Putri Darussalam)
Tujuan pembelajaran: Meningkatkan kualitas santri
dalam musyawaroh pengkajian kitabkuning
Tugas Pokok :
a. Mengadakan musyawaroh dan
pendalaman kitab fathul qorib setiap hari
setelah takror kecuali selasa dan jum’at
b. Mengadakan mauqufah setiap bulan
c. Mengadakan rumusan setiap 1 bulan
sekali
d. Mengadakan bahtsul masa’il
e. Mengikuti bahtsul masa’il antar pesantren
f. Mengadakan diklat fiqh setiap 2 bulan
sekali

Program kerja dan realisasi lembaga Pendidikan


kutubussalaf:
Program Harian dan Mingguan
a. Syawir Harian setiap pukul 14.30 WIB
selain hari Selasa dan Jum`at
Program Bulanan
Mengadakan mauqufah masail fiqhiyyah
Program Tahunan
a) Rekrutmen anggota baru MUFIDA
b) Mengadakan Bahtsul Masa`il
c) Menghadiri Bahtsul Masa`il antar
pesantren

D. BIDANG PENGAJIAN BIDAYAH


Tujuan Pembelajaran
Tugas pokok
Model Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Program kerja dan realisasi lembaga Pendidikan
kutubussalaf:
Program Harian dan Mingguan
Program Bulanan
Program Tahunan
E. BIDANG PENGAJIAN AKBAR
Tujuan Pembelajaran : Meningkatkan kualitas santri
dalam keilmuan dan tafaquh fid-diin (pengajian
kitab bandongan)
Model Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Tugas Pokok :
d) Mengontrol pengajian pesantren :
1) Pengajian Tafsir Jalalain
2) Pengajian bandongan bekerja sama dengan
Madina
3) Pengajian jam 08.00
4) Pengajian Selasa pagi
5) Pengajian Romadlon
6) Pengajian a’wan pengasuh setiap malam
rabu dan kamis
e) Menjadwal Pengajian Romadlon
Dalam bidang pengajian akbar juga membidangi
bidang pengajian umum yang dilaksanakan serentak
setiap hari di pondok pesantren Darussalam baik
bagi santri putra maupun santri putri. Adapun
pengampuh pengajian ini langsung oleh para
Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam. Adapun
lokasi pelaksanaanya putra di musholla putra dan
putri di musholla putri dan di salurkan pada setiap
asrama luar agar tetap bisa mengikuti kegiatan
pengajian ini di tempat asrama masing-masing.
1. BIDANG PENGAJIAN UMUM
Model Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Tugas Pokok :
Program kerja dan realisasi lembaga Pendidikan
kutubussalaf:
a. Program Harian dan Mingguan
Mengontrol pengajian pesantren :
1) Pengajian Ihya’ Ulumiddin
2) Pengajian Tafsir Jalalain
3) Pengajian jam 8 pagi
4) Pengajian bandongan diniyyah
5) Pengajian Selasa pagi
6) Pengajian bandongan a’wan setiap malam
Rabu dan Kamis
b. Program Tahunan
1) Pengajian Albarzanji setiap bulan maulid
2) Menjadwal pengajian Ramadhan
3) Pemeriksaan kitab Selasa pagi
4) Pemeriksaan kitab Ramadlan

2. Minat Belajar Santri dalam Mendalami Kitab Kuning di Pondok Pesantren


Darusslam Putri Utara
Adapun pembahasan terkait indicator minat belajar peserta didik yang telah
di jelaskan pada BAB II, dapat ditarik kesimpulan, dari beberapa pendapat para
pakar diantaranya; Menurut Sukartini, Djamarah (2008), Slameto (2010)
bahwasanya indicator minat belajar, antara lain:
• keinginan kuat
• kegiatan yang lebih disukai
• partisipasi aktif
• perhatian penuh
• kecondongan terhadap sesuatu
• ketertarikan
• upaya kuat untuk merealisasikan
Pondok pesantren Darussalam putri utara terdapat ekstrakurikuler khusus pada
pendalaman kitab kuning yang di naungi oleh Lembaga pengajian kutubussalaf,
di mana dalam beberapa ekstra ini terdapat kegiatan yang sifatnya wajib
(sorogan dan pengajian akbar) dan sunnah (Maktabah, Bidayah, dan Ihfadz).
Dalam hal ini, telah dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan sebagai
temuan penelitian ini serta menelusuri dengan melakukan wawancara beberapa
santri yang mengikuti kegiatan-kegiatan pendalaman kitab kuning, ditemukan
tidak semua santri mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut dengan alasan yang
mengikuti kegiatan tersebut bagi yang berminat saja, kecuali kegiatan yang
sifatnya wajib di ikuti santri (sorogan dan pengajian akbar)
3. Upaya pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab kuning pada
santri di pondok pesantren Darussalam Putri Utara
kitab kuning mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan
ajaran agama Islam. Menurut Azyumardi Azra, (2002 : 111) “kitab kuning
mempunyai format sendiri yang khas dan warna kertas kekuning-kuningan”
melihat dari warna kitab ini yang unik maka kitab ini dikenal dengan kitab kuning.
Adapun cara penulisan dalam kitab tersebut tanpa syakal, tanpa tanda baca dan
pemberhentian. Imam Bawani menyatakan bahwa kitab kuning dikenal juga
dengan kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah,
dhammah, sukun) tidak seperti kitab al-Qur’an pada umumnya. Oleh sebab itu,
untuk bisa membaca kitab kuning berikut arti harfiah perkalimat agar bisa
dipahami secara menyeluruh, dibutuhkan waktu belajar yang relatif lama. Istilah
kitab kuning sebenarnya diletakkan pada kitab warisan abad pertengahan Islam
yang masih digunakan pesantren hingga saat ini.
Kitab kuning menjadi salah satu sistem nilai dalam kehidupan pesantren. Karena
itu, pembelajaran dan pengkajian kitab kuning menjadi nomor satu dan
merupakan ciri khas pondok pesantren. Kitab kuning menjadi sesuatu yang
substansial sebagai rujukan. Oleh karena itu, perkembangan pondok pesantren
yang semakin dinamis dan mengikuti perkembangan pendidikan secara nasional,
pondok pesantren tetap mempertahankan kitab kuning sebagai bahan
pembelajaran baik pada pesantren salafiyah maupun kholafiyah. Dan untuk
mengetahui keberhasilan atau tercapainya tujuan dalam program pembelajaran
kitab kuning tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan
melaksakan penilaian atau evaluasi.
Adapun upaya pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab kuning pada
santri khususnya pada santri putri utara podok pesantren Darussalam, yakni
sebagaimana menjalankan perintah dari pengasuh dalam mengembangkan
pendalaman kitab kuning , atas inisiatif pengasuh lahirlah beberapa
ekstrakurikuler khusus pendalaman kitab kuning yang memiliki visi misi masing-
masing ekstra serta memiliki capaian pembelajaran yang berbeda-beda sesuai
pada focus ekstranya. Adapun teknis pelaksanaan pembelajarannya di kelolah
oleh para pengurus dan ustadzah, meliputi: in put, tranformasi pembelajaran,
out put, dan standarisasi pencapaian program, sekaligus problem solving bila
ditemukan kendala-kendala.
Di pesantren terdapat asrama khusus pendalaman kitab, yakni asrama Al Arofah,
warga asrama kitab ini diambil dari para santri yang telah menyelesaikan sorogan
MAKTABAH dengan memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah telah
menyelesaikan Tashih akhir santri (TAS), mengikuti tes seleksi meliputi tes kitab
dan tes interview. Asrama pendalaman kitab ini memiliki kuota terbatas,
disamping karena tempat yang ada terbatas juga agar pembelajaran menjadi
lebih maksimal
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembelajaran kitab kuning
Sesuai dengan keterangan diatas, temuan penelitian di pondok pesantren
Darussalam Putri Utara dalam proses pembelajaran kitab kuning, selain
Pendidikan madrasah diniyah di pesantren terdapat lembaga pengajian
kutubussalaf yang didalamnya menaungi beberapa departemen lembaga yang
khusus mendalami kitab kuning. Antara lain; Sorogan, Maktabah, Bidayah,
Ihfadz, dan Pengajian Akbar. Setiap departemen tersebut telah berusaha
melaksanakan beberapa hal terkait administrasi kegiatan belajar mengajar,
diantaranya; adanya visi misi setiap departemen, struktur organisasi, tugas
pokok, capaian pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran
Minat belajar
Pondok pesantren Darussalam putri utara terdapat ekstrakurikuler khusus pada
pendalaman kitab kuning yang di naungi oleh Lembaga pengajian kutubussalaf,
di mana dalam beberapa ekstra ini terdapat kegiatan yang sifatnya wajib
(sorogan dan pengajian akbar) dan sunnah (Maktabah, Bidayah, dan Ihfadz).
Dalam hal ini, telah dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan sebagai
temuan penelitian ini serta menelusuri dengan melakukan wawancara beberapa
santri yang mengikuti kegiatan-kegiatan pendalaman kitab kuning, ditemukan
tidak semua santri mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut dengan alasan yang
mengikuti kegiatan tersebut bagi yang berminat saja, kecuali kegiatan yang
sifatnya wajib di ikuti santri (sorogan dan pengajian akbar)
Upaya meningkatkan minat belajar santri
Adapun upaya pesantren dalam meningkatkan minat belajar kitab kuning pada
santri khususnya pada santri putri utara podok pesantren Darussalam, yakni
sebagaimana menjalankan perintah dari pengasuh dalam mengembangkan
pendalaman kitab kuning , atas inisiatif pengasuh lahirlah beberapa
ekstrakurikuler khusus pendalaman kitab kuning yang memiliki visi misi masing-
masing ekstra serta memiliki capaian pembelajaran yang berbeda-beda sesuai
pada focus ekstranya. Adapun teknis pelaksanaan pembelajarannya di kelolah
oleh para pengurus dan ustadzah, meliputi: in put, tranformasi pembelajaran,
out put, dan standarisasi pencapaian program, sekaligus problem solving bila
ditemukan kendala-kendala (ketika konsersium)

B. Kritik dan Saran


1. Untuk lembaga yang diteliti
2. Untuk peneliti selanjutnya

G. WAKTU DAN JADWAL PENELITIAN


Penelitian ini akan dilakukan selama empat bulan setelah proses seleksi
dilakukan
Bulan
1 2 3 4
Pendahuluan
Pengurusan Perijinan
Survey Awal
Pelaksanaan
Pendekatan informan
Penggalian dan Pengumpulan Data
Analisis Data
Kroscek Data
Pelaporan
Draf Pelaporan
Laporan Akhir

H. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)


No Uraian Kuamtiti Satuan Biaya Jumlah Biaya

1 Peneliti Utama 1 orang 300.000 300.000

- Operator 2 orang 200.000 400.000


Komputer
- Pencari data
2 orang 200.000 400.000
Biaya Non Formal
2
- Kertas A4 80 gr 2
Rim 2 rim 50.000 100.000

- Buku 5 Buah
- Flashdisk
5 buah 25.000 125.000
- Foto Copy
- Administrasi 1 buah 200.000 200.000

penelitian 200 570.000


- Akomodasi
300.000 300.000
penelitian
- Penjilidan
proposal
250.000 250.000
- Penjilidan
laporan hasil
- Konsumsi 2 buah 20.000 40.000
penelitian
2 buah 20.000 40.000

275.000

Total 3.000.000

DAFTAR PUSTAKA
Dhofier, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren, studi tentang pandangan hidup
kyai. Jakarta: LP3ES.
Furchan, Arief. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha
Nasional.
Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholish Madjid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press.
Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: edisi revisi. Bandung: Remaja
Rosda Karya.

Mansur. 2015. Manajemen Lembaga Pendidikan . Yogyakarta: Aswaja Presindo.


Restian, Ariana. 2015. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi. Malang:
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Priansa, Donni Juni. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran
Cerdas, Kreatif, dan Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Tim Penyusun Biografi. 2005. KH. Mukhtar Syafa’at Sang Tokoh Panutan Umat.
Pengurus PP. Darussalam.
Faiz, Muhammad Fauzinuddin. 2015. Mbah Kiai Syafa’at Bapak Patriot dan
Imam Al-Ghazalinya Tanah Jawa. Yogyakarta: Pustaka Ilmu

CURICULUM VITAE
DATA ANGGOTA PENELITIAN 2021
A. DATA PENELITI UTAMA/KETUA:
1. Nama Lengkap Beserta Gelar Peneliti :
2 NIPY :
3 No Telp Kantor/Rumah :
4 No Telp Hand Phone :
Alamat Email Peneliti :
5 NPWP :
6 Nomor Rekening Beserta Alamat Bank :

B DATA PENELITI KE DUA :


1. Nama Lengkap Beserta Gelar Peneliti : Nur Maya Badriyatul
J, M. Pd
2 NIPY : 3151723069101
3 No Telp Kantor/Rumah :
4 No Telp Hand Phone : 085232722934
Alamat Email Peneliti :
maiiaannajma@gmail.com
5 NPWP : 98.636.665.6-627.000
6 Nomor Rekening Beserta Alamat Bank : 2630637883 bca
cabang genteng

Banyuwangi, 31
Januari 2021
Ketua Peneliti

Amirotunnahdliyyah,
M. Pd. I

SURAT IZIN DARI PIMPINAN


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : H. M. Alaika Nasrulloh, M.Th.I
NIPY/NIDN : 31050827098301/2127098301
Jabatan : Ketua LPPM IAIDA Blokagung Banyuwangi
Instansi : IAIDA Blokagung Banyuwangi
Memberikan izin untuk melaksanakan Penelitian Pengabdian Kolaboratif
(PPK) yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM) Intitusi Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung
Banyuwangi:
Nama :
NIPY/NIDN :
Jabatan :
Instansi :
Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Minat Belajar Kitab Kuning Di
Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi
Demikian surat izin kami buat, semoga bisa dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui

Ketua LPPM IAIDA Blokagung Banyuwangi

H. M. ALAIKA NASRULLAH, M.Th.I


NIPY. 3150827098301

Anda mungkin juga menyukai