Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan

seseorang. Pendidikan mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih

berkualitas dengan cara meningkatkan intelektual, kemampuan, serta

mengembangkan potensi yang ada dalam diri.

Peranan pendidikan di Indonesia sangatlah penting hal ini terbukti dengan

dijadikannya pendidikan menjadi salah satu program utama dalam pembangunan

Nasional. Maju dan berkembangnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh keadaan

pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa tersebut. Pemerintah telah membuat

Undang-Undang yang mengatur pelaksanaan pendidikan. Menurut Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.1

Mengenai pentingnya pendidikan ini, islam juga memiliki perhatian

khusus dalam masalah pendidikan, bahkan wahyu Allah yang pertama kali

1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Penjelasannya, (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), h. 9.

13
14

diturunkan ialah berkaitan dengan perintah membaca. Membaca menjadi media

utama dalam mendapatkan ilmu pengetahuan2. Selain itu, islam juga mengajarkan

bagaimana tata cara yang baik bagi seorang penuntut ilmu agar mendapatkan ilmu

pengetahuan melalui pendidik, hal itu tertuang dalam Q.S.Al-Kahfi ayat 66:

0َ 0‫ ْم‬0ِّ‫ ل‬0‫ ُع‬0‫ ا‬0‫ َّم‬0‫ ِم‬0‫ن‬0ِ 0‫ َم‬0ِّ‫ ل‬0‫ َع‬0ُ‫ ت‬0‫ن‬0ْ ‫ َأ‬0‫ى‬0ٰ 0َ‫ ل‬0‫ َع‬0‫ك‬
0‫ ا‬0‫ ًد‬0‫ ْش‬0‫ ُر‬0‫ت‬ َ 0‫ ُع‬0ِ‫ب‬0َّ‫ َأ ت‬0‫ل‬0ْ 0َ‫ ه‬0‫ى‬0ٰ 0‫ َس‬0‫ و‬0‫ ُم‬0ُ‫ ه‬0َ‫ ل‬0‫ل‬0َ 0‫ ا‬0َ‫ق‬

Artinya : Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?" (Q.S.Al-Kahfi:66)
Menurut Ibnu Katsir, pertanyaan pada ayat diatas merupakan permintaan

belas kasihan dari Nabi Musa, bukan untuk memaksa, inilah adab seorang pelajar

terhadap gurunya. Quraish Shihab juga menambahkan, kata attabi’uka yang

didalamnya terdapat penambahan huruf ta menunjukkan tentang kesungguhan

dalam upaya mengikuti itu. Memang begitulah seharusnya seorang pelajar harus

bertekad sungguh-sungguh dalam memberikan perhatiannya, bahkan tenaganya

terhadap apa yang bakal diajarkan oleh gurunya. Menurut Syaikh Al-Zarnuji,

dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesungguhan hati oleh tiga pihak, yaitu pelajar,

guru, dan ayah bila ia masih hidup.3

Ayat di atas menunjukkan bagaimana kesungguhan hati seorang pelajar

dalam menuntut ilmu. Artinya, sebagai seorang pelajar tentu harus bersungguh-

sungguh dalam memperhatikam pembelajaran terkhusus ketika guru menjelaskan

pembelajaran. Dan juga dapat kita ketahui bahwa betapa pentingnya peran

seorang guru dan murid dalam proses pembelajaran, kedua pihak ini harus benar-

2
Dede Ahmad Gazali dan Heri Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar Dengan Pendekatan
Interdisipliner, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2015), Cet.1, h.39.
3
Moch Sya’roni Hasan, Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 66-78 Tentang Adab Murid Kepada Guru
Dalam Pendidikan Tasawwuf, Jurnal Qolamuna, Vol.5 No.1 (Juli,2019), h.58.
15

benar memiliki kesungguhan hati agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik sehingga tercapai proses pembelajaran.

Selain itu, kita juga harus mengetahui ilmu apa yang penting untuk

keberlangsungan hidup kita. Salah satu bidang studi yang sangat penting ialah

Pendidikan Agama Islam. Secara umum, struktur Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab dalam kurikulum madrasah meliputi Al-Qur’an Hadis, Akidah

Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.4

Fikih merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam dalam kehidupan sehari-

hari melalui pengajaran, pengamalan, dan pembiasaan. Artinya pendidikan Fikih

ini tidak hanya dipelajari secara teoritis, akan tetapi juga harus dilakukan praktik

serta pembiasaan di kehidupan sehari-hari karena ini menyangkut dengan ibadah

kepada Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh peserta didik diharapkan dapat

memahami materi ini dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

maksimal.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dapat dicapai oleh

peserta didik melalui berbagai macam cara salah satu nya melalui proses

pembelajaran yang baik, karena dari situ lah kita dapat melakukan perubahan bagi

siswa baik dari perilaku maupun kemampuan berpikirnya.

Proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada umumnya, proses

pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan kata lain,


4
Peraturan Menteri Agama RI No 000912 Tahun 2013.
16

proses pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik.5

Proses pembelajaran harus dikondisikan agar mampu mendorong

kreativitas peserta didik secara menyeluruh dan dapat mencapai tujuan

pembelajaran secara maksimal. Dalam mencapai tujuan pembelajaran diperlukan

kreatifitas dari pendidik agar proses pembelajaran tidak monoton. Hal itu dapat

dilakukan melalui perencanaan yang matang, pelaksanaan yang sesuai dengan

rencana, dan evaluasi yang tepat sasaran.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah

Aliyah Hidayatullah Martapura dapat diketahui bahwa proses pembelajaran Fikih

di sekolah ini sedikit berbeda dari sekolah lain karena pembelajaran Fikih di

sekolah ini memuat dua sumber belajar yaitu Fikih kurikulum negeri dan

kurikulum swasta (pondok). Hal itu merupakan konsep yang bagus karena siswa

mendapatkan dua sumber belajar yang berbeda, namun permasalahan yang terjadi

ialah pada alokasi waktu yang hanya 1 jam pelajaran (1x40menit) dalam

seminggu, pada akhirnya materi pembelajaran tidak tersampaikan secara

menyeluruh kepada siswa. Sedangkan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah

Pangeran Antasari Martapura dari segi materi pembelajaran dapat tersampaikan

keseluruhan karena hanya menggunakan Fikih kurikulum negri, namun juga

terdapat kendala yaitu pada metode pembelajaran. Menurut siswa kelas XII

Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura, metode pembelajaran yang

digunakan guru monoton dan tidak variatif, alhasil proses pembelajaran menjadi

5
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : CV Kaaffah
Learning Center. 2019). h.13.
17

membosankan dan siswa tidak dapat maksimal dalam menangkap materi

pembelajaran.

Hal itu menunjukkan bahwa proses pembelajaran Fikih di setiap sekolah

pasti memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing baik itu dari segi metode,

strategi, dan lainnya. Dan juga di setiap sekolah pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik

meneliti bagaimana proses pembelajaran Fikih di Madrasah Aliyah Hidayatullah

Martapura dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura.

Pada Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah karya Muhammad Irhamni

dan Saifuddin dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran Fikih Di Madrasah

Ibtidaiyah An Najah Desa Haur Kuning Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten

Banjar terdapat kesamaan dalam hal tema pembahasan yang diangkat oleh peneliti

pada penelitian ini. Hal itu membuat peneliti bisa menjadikan tolak ukur dalam

penelitian ini.

Berpijak dari uraian di atas, mendorong penulis untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan menuangkannya dalam sebuah skripsi dengan judul:

“Proses Pembelajaran Fikih di Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura

dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura”.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap masalah yang diteliti,

penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang digunakan sebagai

berikut:
18

1. Proses Pembelajaran

Menurut Trianto, proses pembelajaran merupakan usaha sadar

dari seorang guru untuk mengarahkan interaksi peserta didik dengan

sumber belajar lain dengan maksud agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.6

Proses pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

2. Fikih

Secara terminologi, menurut Qadhi Baidhawi Fikih adalah ilmu

yang berhubungan dengan hukum-hukum syariat bersifat amali yang

berasal dari istinbath terhadap dalil-dalil terperinci.7

Fikih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Mata pelajaran

Fikih Kelas XII yang ada di Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura

dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura.

3. Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura

Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura adalah salah satu

satuan pendidikan yang memiliki akreditasi A dengan jenjang MA yang

berada di bawah naungan kementrian agama. Madrasah Aliyah

Hidayatullah beralamatkan di Jl. P. Hidayatullah No. 1A, Kelurahan

6
Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang, Belajar Dan Pembelajaran, Jurnal Kajian
Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol.03 No.02 (Desember,2017), h.338.
7
Hidayatullah, Fiqh (Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-
Banjari, 2019), h.2.
19

Keraton, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar, Provinsi

Kalimantan Selatan.

Jadi, yang dimaksud dalam penelitian ini ialah peneliti meneliti

mengenai proses pembelajaran Fikih kelas XII di Madrasah Aliyah

Hidayatullah Martapura.

4. Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura

Madrasah Aliyah Pangeran Antasari Martapura adalah salah satu

satuan pendidikan yang memiliki akreditasi B dengan jenjang MA yang

berada di bawah naungan kementrian agama. Madrasah Aliyah Hidayatullah

beralamatkan di Jl. A. Yani KM 39 No. 09 , Kelurahan Jawa, Kecamatan

Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.Jadi, yang

dimaksud dalam penelitian ini ialah peneliti meneliti mengenai proses

pembelajaran Fikih kelas XII di Madrasah Aliyah Pangeran Antasari

Martapura.

C. Rumusan Masalah

Secara garis besar permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah

Hidayatullah dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah

Hidayatullah dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari ?


20

3. Bagaimana evaluasi pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah Hidayatullah

dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari ?

D. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan penulis dalam memilih judul ini yaitu:

1. Mengingat pentingnya proses pembelajaran dalam keberlangsungan

pendidikan khususnya pada mata pelajaran Fikih.

2. Pentingnya mengetahui upaya yang dilakukan guru pada setiap instansi

dalam mengembangkan kecerdasan siswa .

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui, mengkaji, meneliti, dan mendeskripsikan perencanaan

pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura dan

Madrasah Aliyah Pangeran Antasari.

2. Untuk mengetahui, mengkaji, meneliti, dan mendeskripsikan pelaksanaan

pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura dan

Madrasah Aliyah Pangeran Antasar.

3. Untuk mengetahui, mengkaji, meneliti, dan mendeskripsikan evaluasi

pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah Hidayatullah Martapura dan

Madrasah Aliyah Pangeran Antasari.


21

F. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiqurrohman NIM 072339364 dari

Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Purwokerto dengan skripsi yang berjudul

“Pembelajaran Fiqih Di MTs Muhammadiyah Sarwodadi Pejawaran

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini dilakukan

dengan jenis penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dengan metode

observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitiannya adalah

dalam tahap perencanaan guru tidak melaksanakan dengan rutin dalam

pembuatan silabus dan RPP, sedangkan dalam tahap pelaksanaan

dilaksanakan dengan melakukan pre test dan post test, dan pada tahap

evaluasi pembelajaran menggunakan tiga jenis yaitu evaluasi harian,

evaluasi umum, dan ujian sekolah. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu

sama-sama membahas tentang pelaksanaan pembelajaran Fikih.

Sedangkan perbedaan yang terdapat dengan penelitian ini adalah

penelitian sebelumnya membahas tentang pembelajaran Fikih di satu

sekolah sedangkan penelitian ini membahas tentang pembelajaran Fikih di

dua sekolah. Selain itu, dari segi lokasi penelitian juga sangat berbeda.8

2. Penelitian yang dilakukan oleh Miss Hureeyah Umalee NIM 10110277

dari Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri

8
Taufiqurrohman, Pembelajaran Fiqih Di MTs Muhammadiyah Sarwodadi Pejawaran
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010, (Purwokerto:UIN Purwokerto, 2010), h.35-75.
22

Maulana Malik Ibrahim Malang 2015 dengan skripsi yang berjudul

“Proses Pembelajaran Fiqih Di Kelas II MTs Ma’had Al-Khairiyah

(Sekolah Phattana Islam Wittaya) Yala. Thailand Selatan”. Penelitian ini

dilakukan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari

penelitian ini adalah dalam tahap perencanaan guru membuat perencanaan

mengajar untuk mempermudah proses pembelajaran dan dalam

pelaksanaannya guru menggunakan metode yang bervariasi, hasil

pembelajaran sudah tergolong bagus karena guru menerangkan materi

dengan baik sehingga mudah dipahami peserta didik, dan faktor

penghambat dalam proses pembelajaran fikih di sekolah ini ada 2 yaitu

siswa dan waktu. Dari penelitian tersebut persamaan dengan penelitian ini

yaitu sama-sama menggunakan penelitian dengan metode kualitatif

deskriptif dan sama dalam hal tema pembahasan yaitu proses pembelajaran

fikih. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini penelitian terebut

membahas tentang proses pembelajaran fikih, hasil belajar fikih, dan

faktor penghambat pembelajaran fikih. Sedangkan, penelitian ini hanya

membahas tentang proses pembelajatran fikih.9

3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Irhamni dan Saifuddin,

keduanya merupakan Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah

Banjarbaru dan Dosen STAI Al Falah Banjarbaru dengan jurnal yang

berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah An

Najah Desa Haur Kuning Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar”.


9
Miss Hureeyah Umalee, Proses Pembelajaran Fiqih di II MTs Ma’had Al-Khairiyah
(Sekolah Phattana Islam Wittaya) Yala, Thailand Selatan, (Malang:UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2015). h.44-83.
23

Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian lapangan yang bersifat

kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun

hasil penelitiannya adalah perencanaan pembelajaran fiqih sudah

terlaksana dengan baik karena guru membuat program tahunan, semester,

silabus, dan RPP. Pelaksanaan pembelajaran juga terlaksana dengan baik

karena metode yang divunakan oleh guru tepat dan bervariasi serta

penggunaan media yang efektif walaupun terbatas. Evaluasi juga

terlaksana dengan baik, guru melakukan pre tes, pos tes, dan penilaian

proses dan hasil. Adapun faktor yang mempengaruhi pembelajaran fiqih

seperti latar belakang guru yang sudah sesuai, minat siswa cukup baik,

lingkungan luar sekolah sangat mendukung, dan sarana prasarana cukup

lengkap namun jarang digunakan. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu

sama-sama membahas tentang pelaksanaan pembelajaran fikih. Sedangkan

perbedaan yang terdapat dengan penelitian ini adalah penelitian

sebelumnya membahas tentang proses pembelajaran Fikih dan faktor

pendukungnya sedangkan penelitian ini hanya membahas proses

pembelajaran Fikih saja. Selain itu, dari segi tingkat sekolah yang diteliti

juga berbeda.10

G. Signifikansi Penilitian

1. Signifikansi Teoritis

10
Muhammad Irhamni dan Saifuddin, Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Di Madrasah
Ibtidaiyah An Najah Desa Haur Kuning Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar,
Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 1, No. 1, April 2018, h. 1.
24

Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi bagi peneliti maupun

pembaca pada umumnya terutama untuk dunia pendidikan agama islam, dan

dapat menjadi referensi untuk kedepannya.

2. Signifikansi Praktis

a. Bagi guru, untuk mendapatkan informasi dan masukan mengenai

proses pembelajaran mata pelajaran Fikih.

b. Bagi sekolah, Sebagai informasi dan masukan pada Madrasah Aliyah

Hidayatullah Martapura dan Madrasah Aliyah Pangeran Antasari

mengenai proses pembelajaran mata pelajaran Fikih.

c. Bagi penulis, Sebagai tambahan wawasan keilmuan untuk penulis serta

sebagai tugas akhir kuliah untuk memenuhi syarat mencapai gelar

sarjana pendidikan.

d. Bagi lembaga pendidikan, Sebagai khazanah perpustakaan Institut

Agama Islam Darussalam Martapura untuk memperluas wawasan

keilmuan dalam dunia pendidikan.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi atas lima bab

yang terdiri dari:


25

Bab I. Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang masalah, definisi

operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, penelitian

terdahulu, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori, terdiri dari: proses pembelajaran yang meliputi:

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran,

mata pelajaran Fikih dan kerangka berpikir.

Bab III. Metode Penelitian, terdiri dari: jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan data, analisis data, dan prosedur penelitian.

Bab IV. Penyajian Data dan Analisis, terdiri dari: gambaran umum lokasi

penelitian, penyajian data dan analisis data.

Bab V. Penutup, terdiri dari: simpulan dan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai