PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
langsung maupun tidak langsung. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam
pembelajaran, hal tersebut dikarenakan kondisi siswa yang diajar memiliki latar
belum lagi tidak semua peserta didik memiliki tujuan yang sama dalam proses
yang diinginkan.
materi pelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran
yang akan disampaikan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana bahan
pelajaran yang telah disampaikan dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas,
Terkait dengan hal tersebut, pelajaran fiqih menjadi bagian dari materi
merupakan ajaran yang dipilih sebagai cerminan dari Al-Qur’an dan Hadits
yang menjadi pedoman hidup bagi umat islam dan menjadi sumber dari
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial merupakan hal yang sangat
mendesak dan menjadi hal penting untuk dikuasai bagi setiap indvidu terlebih-
lebih bagi siswa-siswi dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global.
kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan dan
tulisan.
sejauh ini fiqih merupakan bidang studi yang tidak terpisahkan dengan bidang
studi yang lainnya terutama bidang studi pendidikan agama islam, seperti Al-
Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
terhadap materi zakat fithra hanya sebatas mengetahui , mereka masih sangat
pengelolaan kelas, dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses
momok yang membosankan dan tidak menarik lagi bagi sebagian besar peserta
sehari-hari.
Dalam setiap pembelajaran salah satu segi yang disoroti adalah segi
segi metode yang digunakan. Sebab metode inilah yang menentukan isi dalam
pengajaran. Metode pembelajaran Fiqih yang dibutuhkan oleh guru agar peseta
didik lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran salah satunya yaitu dengan
yang diberikan.
penggunaan metode diskusi dalam mata pelajaran Fiqih ini guna memberi
stimulus dan pengalaman baru bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Hal ini yang mendorong dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini dengan
B. Rumusan Masalah
B. Bagaimana prestasi belajar Fiqih dengan metode diskusi pada peserta didik
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
b. Dengan penggunaan metode diskusi pada materi zakat fithra yang dilakukan
oleh guru siswa lebih siap, tanggap, serta, kreatif dalam menerima dan
c. Data dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan berguna bagi
peneliti, guru, terutama guru bidang studi Fiqih sebagai bahan pertimbangan
LANDASAN TEORI
motivasi belajar pada anak didik sedangkan penggunaan metode yang tidak
anak didik tidak hanya terbatas pada pengetahuan atau fakta-fakta hafalan saja
permasalahan. Hal ini diterapkan untuk menganalisa tingkah laku anak didik.
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara penyajian pelajaran,
diskusi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih
a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan prakarsa, dan
c. Memperluas wawasan
suatu masalah.
yang panjang.
menonjolkan diri.
B. Pengertian Efektifitas
Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang
direncanakan atau dapat diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Bila ada 10
jenis kegiatan yang kita rencanakan, dan tercapai hanaya 4 kegiatan yang dapat
pula bila ada 10 tujuan yang kita inginkan dan ternyata 5 yang tercapai, maka
Di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi
melalui penataran.
jenis-jenis metode (cara) dan alat yang dipandang paling ampuh di dalam
makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu dapat diharapkan
siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya
interaksi antara berbagai faktor. Oleh karena itu, penggunaan metode oleh
seorang guru terhadap siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu
kemampuan masing-masing.
diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indera yang tidak
dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki
diri
5) Faktor kematangan fisik maupun psikis
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
C. Pengertian Pembelajaran
sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh
mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, sehingga semua itu
mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator
dalam mengajar.
merancang berbagai sumber dab fasilitas yang tersedia untuk digunakan siswa
memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Dapat diambil
pembelajaran tidak diukur sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.
Dengan demikina guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan
tetapi berperan sebagai orang yang membimbing nam memfasilitasi agar siswa
Prinsip-prinsip Pembelajaran
c. Relevan.
D. Fiqih
terdiri atas lima mata pelajaran, yaitu; Qur’an hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih,
Oleh karena itu pengajaran Fiqih selalu berkait dan saling menunjang dengan
benar. Hal ini akan membantu pemahaman siswa terhadap dua sumber utama
SWT. dengan diri manusia itu sendiri, dengan makhluk lainnya ataupun
lingkungannya.
Begitu halnya dengan materi pelajaran fiqih tentang zakat fitra, yang
mana materi zakat fitra ini juga sama pentingnya dengan materi yang lain
bahkan zakat fitra ini termasuk kedalam ibadah wajib bagi orang islam. Maka
pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik tentang zakat fitra agar
1. Subjek Penelitian
kalangan, termasuk guru, peserta didik juga sarana dan prasarana sekolahan.
a. Menyusun Silabus
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP).
c. Mempersiapkan lembar asesmen aktivitas guru dan siswa.
d. Guru meminta teman sejawat atau guru senior sebagai observer.
e. Mempersiapkan buku pelajaran
2) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi zakat fitra
3) Dengan bimbingan guru ,siswa secara berkelompok
mencari/menemukan pengertian dan ketentuan zakat fitra
4) Siswa aktif berdiskusi tentang pengertian dan ketentuan zakat fitra
5) Siswa menyampaikan kembali materi yang diperoleh dari hasil diskusi
didepan kelas
c. Kegiatan akhir
1) Mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
2) Guru melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari
3) Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
4) Do’a dan salam
3. Pengamatan / Observasi
4. Refleksi
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi pelajaran yang dicapai oleh siswa,
setiap putaran dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal-soal tes
Bahasa Indonesia.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X =
N
N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 63 % atau nilai 63, dan kelas disebut tuntas belajar
bila kelas tersebut terdapat 85 % yang telah mencapai daya serap lebih dari
∑ Siswa yanguntasaabel
siswayangt tuntas belajar
ajar
P= 100%
∑Siswa
siswa