Anda di halaman 1dari 52

57

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK)


Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) merupakan sebuah upaya untuk
memberikan pengalaman kepemimpinan kepada calon kepala sekolah di sekolah
sendiri dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam mempengaruhi,
menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan terhadap seluruh atau
sebagian warga sekolah.
Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) juga merupakan serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk melatih seorang calon kepala sekolah belajar
mengatasi berbagai masalah di sekolah, dari masalah kompetensi dan potensi yang
telah dimiliki calon serta kinerja sekolah yang mencakup pencapaian delapan
standar nasional pendidikan. Dengan Rencana Proyek Kepemimpinan maka
seorang calon kepala sekolah terlatih untuk menghadapi dan mengatasi masalah
dan ke depan tidak lagi ada kepala sekolah yang melakukan pembiaran ataupun
menghindari masalah yang terjadi di sekolah.
Sesuai dengan materi Diklat calon kepala sekolah maka dalam penyusunan
RPK harus merujuk pada tiga kompetensi kepala sekolah, yaitu kompetensi
kepribadian, sosial, dan kewirausahaan. Dengan harapan bahwa ketiga kompetensi
tersebut akan meningkat setelah calon kepala sekolah melalukan serangkaian
kegiatan Diklat, penyusunan laporan RPK, unjuk kerja hasil RPK dan PK, serta
gelar karya hasil RPK. Ketika para calon kepalasekolah tersebut telah terjun ke
sekolah diharapkan mampu membawa perubahan untuk meningkatan mutu
pendidikan di sekolah.

Oleh karena itu, mengawali perencanaan proyek kepemimpinan, calon


melakukan analisis terhadap raport mutu Tahun 2020 sekolah asal dan sekolah
magang pada standar SKL, isi, proses, dan penilaian. Dari hasil analisis tersebut
ditentukan pada indikator mana yang memiliki capaian SNP rendah dan perlu
ditingkatkan guna mendapat tindakan dalam RPK.
57

Dari hasil analisis raport mutu pada standar SKL, isi, proses, dan
penilaian, masih terdapat beberapa sub indikador yang memiliki capaian nilai
yang rendah dan perlu mendapat rekomendasi. Adapun indikator tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Standar SKL
 Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang haat.
 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri.
2) Standar Isi
 Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran
 Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal
3) Standar Proses
 Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan.
 Mendapat evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah.
 Melaksanakan pembelajaran pada keterampilan aplikatif
 Memanfaatkan hasil penilaian autentik
 Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran
4) Standar Penilaian Pendidikan
 Mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
 Menggunakan instrumen penilaian sikap.
Berdasarkan paparan di atas, maka calon kepala sekolah mengambil judul
laporan RPK yaitu “ Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study di
UPT SMPN 4 Gresik”. Adapun program kegiatan yang dilakukan berdasar tujuan
RPK dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tahapan pada masing-masing siklus
meliputi perencanaan, pelaksanaan, monev, dan refleksi.
Gambaran tahapan lesson study dalam RPK dapat dilihat pada gambar
bagan di bawah ini.
57

Gambar 3.1 Siklus Lesson Study

1. Siklus 1
Kegiatan pada siklus 1 terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, monev, dan hasil kegiatan. Adapaun penjabaran pada masing-masing
tahapan adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Sebelum dilaksanakan serangkaian kegiatan RPK, terlebih dahulu
diadakan koordinasi dengan kepala sekolah dan para wakil urusan di sekolah.
Koordinasi ini dilakukan untuk menyusun perencanaan yang matang terkait
kegiatan yang akan dilakukan yaitu lesson study. Hasil dari koordinasi dengan
kepala sekolah bersama wakil urusan adalah terbentuknya surat keputusan kepala
sekolah tentang tim pengembang lesson study dan surat keputusan panitian
penguatan lesson study.
Selanjutnya baik panitia maupun tim pengembang lesson study bekerja
sama untuk mempersiapkan kegiatan penguatan yang akan mengadirkan
narasumber pengawas pembina dan guru yang kompeten. Segala persiapan telah
dilakukan, di antaranya menyusun jadwal kegiatan penguatan, menyiapkan
undangan dan pendistribusian undangan, menyiapkan daftar hadir, dan lain
sebagainya.
Adapun penguatan terjadwal sebagai berikut.
57

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penguatan Lesson Study
Hari Waktu Materi Keterangan

Kamis, 08.00-12.00  RPP dan penilaian Narasumber :


4 November pembelajaran 1. Drs. Imron, M. Pd.
2021  Lesson study berbasis (Pengawas Pembina)
2. Hikmah Agung
kelas
Sasono, S. Kom.
12.00-12.30 Ishoma
09.30-11.00 Pemanfaatan ICT
dalam merancang
pembelajaran
Jumat 08.00-11.00 Simulasi Lesson Guru berkelompok dalam
5 November Study (Plan, Do, dan rumpun mata pelajaran
2021 See) dalam kelompok
mata pelajaran

Pada kegiatan penguatan, guru mata pelajaran juga menyusun rencana


pembelajaran secara berkelompok (mata pelajaran satu rumpun). Rencana
pembelajaran disusun dengan memperhatikan materi yang telah diberikan oleh
narasumber. Rencana pembelajaran itu juga yang akan dimanfaatkan oleh guru
model dalam kegiatan simulasi open class pada hari Jumat, 5 November 2021 dan
juga saat pelaksanaan open class pada jam pembelajaran.
Selain menyusun RPP, tim pengembang lesson study menyiapkan lembar
instrumen obseravasi yang akan digunakan oleh guru observer dalam
melaksanakan open class. Juga mempersiapkan lembar notulen yang akan
digunakan saat kegiatan refleksi. Notulen digunakan untuk mencatat hasil diskusi
kelompok guru mata pelajaran satu rumpun. Lembar notulen akan diberikan
kepada guru model sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki
pembelajaran selanjutnya.

b. Pelaksanaan
57

Setelah pelaksanaan penguatan, kegiatan yang dirancang sesuai dengan


tahapan dalam RPK dan tahapan lesson study adalah pelaksanaan open class.
Kegiatan open class dilakukan pada saat guru model melaksanakan proses
pembelajaran. Kegiatan open class ini telah dijadwalkan oleh tim pengembang
lesson study berdasarkan hasil kesepakatan antara guru model dan observer.
Namun karena keterbatasan waktu, maka kegiatan open class pada semester ini
hanya dilakukan oleh 4 kelompok guru serumpun, yaitu bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, PPKn, dan IPS. Adapun jadwal open class untuk masing-masing mata
pelajaran tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Open Class
N Nama Guru Mata Tgl Jam Kls Materi/IPK
o. Pelajar Pelak Ke-
an sanaa
n
1. Susilowati, M. IPS 19/11/ 2 7D Kelangkaan sumber
Pd. 2021 daya alam
2. Yenny Nur PPKn 9/11/2 2 7E Memahami norma dan
Amalia, S. Pd. 021 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3. Lilik B.Indon 19/11/ 2 8D Menelaah struktur teks
Indrawati, S. esia 2021 deskripsi
Pd.
4. Dwi Wahyu B. 20/11/ 3 8A
Merespon makna
W., M. Pd. Inggris 2021 gagasan teks tulis
fungsional pendek
berbentuk kartu ucapan
Greeting Card
Pada pelaksanaan open class dilakukan juga observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Observasi tersebut dilakukan oleh para observer yang
berasal dari guru mata pelajaran serumpun. Observasi dilakukan dengan
menggunakan instrumen lembar pengamatan yang mengembangkan indikator dari
hasil catatan selama melakukan observasi sebagai berikut.
1) Pembelajaran disajikan dengan materi yang sesuai kebutuhan siswa dari
berbagai mata pelajaran.
2) Dapat memberikan layanan pendidikan pada setiap kegiatan pembelajaran.
3) Pembelajaran berlangsung sangat menarik dan penugasannya menantang.
57

4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif.


5) Terjalin kolaborasi dan komunikasi yang baik antar guru dan siswa.
6) Materi disampaikan secara sistematis, kontekstual, dan berorientasi pada
pencapaian kompetensi siswa.
7) Pelibatan siswa secara optimal baik emosional, fisik, dan intelektualnya
sehingga siswa mampu membangun konsep terkait materi yang dipelajari serta
mengaitkannya dengan pengalaman konkretnya.
Adapun hasil observasi terkait proses pembelajaran di kelas dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.3 Data Pelaksanaan Pembelajaran

N Indikator Mata Pelajaran Jml Rata- Kategori


o. h rata
PPK Baha IPS Baha
n sa sa
Indo Inggr
nesia is
1. Pembelajaran disajikan 4 4 3 4 15 3,8 Sangat
dengan materi yang sesuai baik
kebutuhan siswa
2. Dapat memberikan layanan 4 3 3 3 13 3,3 Sangat
pendidikan pada setiap baik
kegiatan pembelajaran
3. Pembelajaran berlangsung 3 3 3 3 12 3 Cukup
sangat menarik dan
penugasannya menantang
4. Memberikan kesempatan 4 4 3 3 14 3,5 Sangat
pada siswa untuk terlibat baik
aktif
5. Terjalin kolaborasi dan 3 4 4 4 15 3,8 Sangat
komunikasi yang baik antar baik
guru dan siswa
6. Materi disampaikan secara 3 4 3 4 14 3,5 Sangat
sistematis, kontekstual, dan baik
berorientasi pada pencapaian
kompetensi siswa
7. Pelibatan siswa secara 4 4 3 3 14 3,5 Sangat
optimal baik emosional, baik
fisik, dan intelektualnya
Jumlah 25 26 22 24
Rata-rata 3,5 3,7 3,1 3,4
Kategori Sanga Sanga San Sanga
t baik t baik gat t baik
baik
Keterangan:
Skor: Kategori:
57

1 : sangat kurang Rata-rata :1 – 2 = cukup


2 : cukup Rata-rata :2,1 – 3 = baik
3 : baik Rata-rata :3,1 – 4 = sangat
baik
4 : sangat baik

Dari hasil observasi open class di siklus 1 pada keempat mata pelajaran
secara garis besar disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menerapkan lesson
study.
Sedangkan pada lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa, terdapat
beberapa catatan yang telah disimpulkan sebagai berikut.
1) Siswa lebih percaya diri. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa sudah berani
bertanya, berani membei tanggapan, berani melaporkan hasil diskusi
kelompok, dan berani menyampaikan gagasannya.
2) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran (mengamati, menanya,
mencari/mengumpulkan iformasi). Hal ini nampak pada saat siswa terlibat aktif
mencari informasi terkait materi yang dipelajari, siswa terlibat aktif baik
emosional, fisik, dan intelektualnya, serta kemampuan siswa memahami
konsep dan menghubungkannya dengan pengalaman konkretnya.
3) Siswa termotivasi dalam berkomunikasi dengan teman sebaya terkait
pemecahan masalah.
4) Siswa mampu mengomuniksikan gagasan/ide/temua terhadap masalah baik
dalam kelompok ataupun di depan kelas
5) Siswa mampu berkolaborasi (menunjukkan sikap peduli, saling menguatkan,
dan melayani pertanyaan teman)
Dari kelima komponen di atas dijadikan sebagai indikator dalam
memperoleh data aktivitas siswa seperti yang terdapat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Data Aktivitas Belajar Siswa

N Indikator Mata Pelajaran Jml Rata- Kategori


o. h rata
PPK Baha IPS Baha
n sa sa
57

Indo Inggr
nesia is
1. Siswa lebih percaya diri 3 4 3 4 14 3,5 Sangat
dalam pembelajaran baik
2. Siswa terlibat aktif dalam 3 3 3 3 12 3 Cukup
pembelajaran (mengamati,
menanya,
mencari/mengumpulkan
iformasi)
3. Siswa termotivasi dalam 3 3 3 3 12 3 Cukup
berkomunikasi dengan
teman sebaya terkait
pemecahan masalah
4. Siswa mampu 4 4 3 3 14 3,5 Sangat
mengomuniksikan baik
gagasan/ide/temua terhadap
masalah baik dalam
kelompok ataupun di depan
kelas
5. Siswa mampu berkolaborasi 3 4 3 3 13 3,3 Sangat
(menunjukkan sikap peduli, baik
saling menguatkan, dan
melayani pertanyaan teman)
Jumlah 16 18 15 16
Rata-rata 3,2 3,6 3 3,2
Kategori Sanga Sanga Cuk Sanga
t baik t baik up t baik
Keterangan:
Skor: Kategori:
1 : sangat kurang Rata-rata :1 – 2 = cukup
2 : cukup Rata-rata :2,1 – 3 = baik
3 : baik Rata-rata :3,1 – 4 = sangat
baik
4 : sangat baik
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
sangat baik untuk mata pelajaran PPKn, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS aktivitas siswa masih dalam kategori cukup
(3).
Dari pencapaian pada siklus 1 telah diperoleh gambaran tentang
pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung
yang tergambar pada tabel 3.3 dan tabel 3.4. Namun demikian, perlu kiranya
dilakukan perbaikan pada semua indikator agar diperoleh hasil yang lebih baik
lagi. pada indikator ketiga tabel 3.3 capaian kategori masih cukup, perlu
ditingkatkan agar lebih baik. Sedangkan pada tabel 3.4 indikator 2 dan 3 juga
perlu ditingkatkan lagi.
57

Setelah pelaksanaan open class, maka tahapan dalam lesson study


selanjutnya yang akan dilakukan adalah refleksi (see). Pada tahapan refleksi ini,
para observer bertemu dengan guru model dalam sebuah diskusi kelompok kecil
guna mambahas hasil temuan di saat open class. Observer menyampaikan hasil
catatan selama open class. Sedangkan temuan tersebut dimanfaatkan oleh guru
model sebagai bahan untuk memperbaiki pembelajaran yang tertuang pada
perencanaan pembelajaran (RPP) pada pertemua selanjutnya (siklus 2).

c. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap pelaksanaan kegiatan
program untuk mengetahui perkembangan dan mengidentifikasi apakah kegiatan
dijalankan sesuai perencanaan atau tidak. Jika terjadi pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan perencanaan, maka dicarikan solusi dan dilakukan perbaikan
seperlunya. Monitoring pelaksanaan kegiatan ini dilakukan ketika proses sedang
berlangsung. Sedangkan evaluasi adalah penilaian terhadap pencapaian indikator
keberhasilan program. Evaluasi umumnya dilakukan ketika kegiatan hampir atau
telah selesai. Hasil evaluasi digunakan untuk pengambilan keputusan.
Pada kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) ini calon kepala sekolah
menuliskan apa saja yang dimonev dan bagaimana melakukan monitoring dan
evaluasi. Instrumen monitoring dan evaluasi disusun oleh calon kepala sekolah
berdasarkan indikator keberhasilan pada matriks RPK. Instrumen yang telah
disusun diberikan kepada responden yaitu kepala sekolah, guru peserta workshop,
dan siswa.
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi ini, calon kepala sekolah
menggunakan 5 instrumen. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen
Monitoring Pelaksanaan Kegiatan, Instrumen Peningkatan Kompetensi Kepala
Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK, Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan, Instrumen
Peningkatan Prestasi Peserta Didik, Instrumen Pencapaian Students Wellbeing
(Kebahagiaan Murid). Berikut akan diuraikan masing-masing instrument yang
digunakan dalam monitoring dan evaluasi sebagai berikut.
57

Grafik Hasil Monev Pelaksanaan Kegiatan RPK


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Persiapan Pelaksanaan Monev Refleksi Tindak lanjut

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 3

Gambar 3.1 Grafik Hasil Monev Pelaksanaan Kegiatan RPK Siklus 1


Dari grafik hasil monev pelaksanaan kegiatan RPK diperoleh nilai rata-
rata ketercapaian persiapan dari 4 responden adalah 83,4%, pelaksanaan 83%,
Monev 84%, dan tindak lanjut 90%. Nilai ketercapaian tersebut belum maksimal.
Hal tersebut mengindikasi adanya tahapan yang tidak dilaksanakan pada saat
persiapan sampai pada tindak lanjut pelaksanaan kegiatan RPK. Oleh karena itu,
diperlukan perbaikan dalam mempersiapkan kegiatan selanjutnya agar
memperoleh nilai ketercapaian yang lebih baik.
Monev terhadap peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan
kewirausahaan dari calon kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK dilakukan
dengan mengisi instrumen peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan
hasil AKPK. Adapun hasil rekap instrumen tergambar pada grafik berikut.

Grafik Hasil Monev Peningkatan Kompetensi Kepala


Sekolah berdasakan Hasil AKPK
98%
94%
90%
86%
82%
Kompetensi Kompetensi Sosial Kompetensi
Kepribadian Kewirausahaan

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4

Gambar 3.2 Grafik Hasil Monev Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah


berdasakan Hasil AKPK
57

Berdasarkan grafik di atas, nampak bahwa peningkatan kompetensi kepala


sekolah masih belum maksimal, khususnya pada aspek kompetensi kewirausahaan
Dari keempat responden memberikan penilaian dengan rata-rata 88,8%. Untuk itu
perlu peningkatan kompetensi calon kepala sekolah dengan menitikberatkan pada
aspek kompetensi kewirausahaan.
Sedangkan rekapitulasi monev terhadap hasil kegiatan RPK dapat dilihat
pada grasik di bawah ini.

Grafik Monev Evaluasi Hasil Kegiatan RPK


95%
85%
75%
a
ka
n ik kti
f si n al
w ar ka va m
si s i di e n t a ni l e ti
an nd m ba u ir
e op
tuh pe ng erli kom ter w
a
an ya t a s is
bu a an M
i ke yan ran i s w s id ta n
ua la aj
a S ra a
es n el bo ib
s ria b l a Pel
er
i be m ko
at e m Pe
M P

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden4

Gambar 3.3 Grafik Monev Evaluasi Hasil Kegiatan RPK


Pada grafik di atas tergambar hasil monev terhadap kegiatan RPK. Dengan
pelibatan 4 responden dari unrus guru dan siswa diperoleh data bahwa kegiatan
RPK tentang pelaksanaan lesson study pada pembelajaran secara umur sudah
baik. Namun perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya terkait indikator
pemberian layanan pendidikan dan mampu menciptakan kolaborasi serta
komunikasi yang baik antar guru dengan siswa.
Kegiatan RPK diharapkan mampu membawa perubahan menuju ke arah
yang lebih baik khususnya dalam pembelajaran. Sesuai dengan judul RPK yang
diangkat, diharapkan membawa dampak terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran bagi siswa. Hal tersbut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
57

Grafik Dampak Keberhasilan Program terhadap Peningkatan


Kualitas Pembelajaran bagi Siswa
96%
90%
84%
78%

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden4

Gambar 3.4 Grafik Dampak Keberhasilan Program terhadap Peningkatan


Kualitas Pembelajaran bagi Siswa
Berdasarkan grafik di atas nampak bahwa adanya dampak yang cukup
bagus dari kegiatan RPK terhadap peningkatan kualitas pembelajaran bagi siswa.
Walaupun hasil yang diharapkan belum tercapai dengan optimal karena masih ada
beberapa indikator yang capaian nilainya kurang, nantinya dapat diperbaiki pada
siklus berikutnya.
Dalam kegiatan monev terkait pencapaian Students Wellbeing juga
disebarkan instrumen ke 4 responden. Adapun rekap hasil monev terhadap
pencapaian Students Wellbeing tergambar pada grafik sebagai berikut.

Grafik Pencapaian Students Wellbeing


100%

95%

90%

85%

80%

75%
s tif i tif f
s ia va
s an ati
tu Ak ti ngk ika or
A n o
na un a b
rm ye m Ko
l
Te e n Ko
M

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden4

Grafik 3.5 Grafik Pencapaian Students Wellbeing


57

Pada grafik di atas nampak bahwa sebagian besar siswa merasa lebih
antusias, aktif, termotivasi, senang, komunikatif, dan kolaboratif. Ketika
pelaksanaan lesson study di kelas, siswa merasa lebih senang, antusian, lebih bisa
berkomunikasi dengan teman dan gurunya, serta mampu berkolaborasi dalam
penyelesaian masalah pembelajaran. Dengan rata-rata pencapaian 87,9% (sangat
baik) tentunya harus ditindaklanjuti untuk lebih ditingkatkan lagi pelaksanaan
lesson study dalam pembelajaran.

d. Refleksi
Berdasarkan paparan hasil monev di atas terlihat bahwa kegiatan RPK ini
membawa dampak yang baik terhadap peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah. Hal ini nampak pada serangkaian kegiatan RPK mulai dari perencanaan
sampai pada tindak lanjut. Selain itu, kompetensi calon kepala sekolah
(kompetensi pribadian, sosial, dan kewirausahaan) juga meningkat. Adapun
ketercapaian hasil RPK berdasarkan monev dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik Analisis Hasil Monev Kegiatan RPK Siklus 1


94%
90%
86%
82%
K S K a ng
RP i CK RP is w ei
an ns si l is ll b
i at te Ha ta
s e
ke
g pe
es sw
n m pr ent
aa ko n d
an ta tu
s an at ka s
ak k g an
rl ng ni
n ai
te ni Pe cap
Ke Pe n
Column1 Pe

Gambar 3.6 Grafik Analisis Hasil Monev Kegiatan RPK Siklus 1

Sedangkan dalam pelaksanaan RPK terkait dengan tema yang diangkat


juga berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Kemampuan guru
dalam menyusun lesson plan (RPP) mengalami peningkatan. Guru mampu
menghadirkan berbagai macam media pembelajaran, pembelajaran dilaksanakan
dengan multi strategi sehingga lebih menyenagkan dan bermakna, dan pelibatan
siswa sebagai pembelajar terlayani dengan baik.
57

Siswa juga merasa ada perubahan dalam diri mereka setelah mereka
mengikuti pembelajaran berbasis lesson study. Mereka lebih antusia, terlibat aktif
dalam pembelajaran, dapat menikmati pembelajaran yang menyenagkan dan
bermakna yang disajikan guru, dan kolaboratif serta komunikatif dalam
penyampaian gagasannya baik di dalam kelompok maupun di depan kelas.

e. Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil kegiatan RPK dapat dilihat pembelajaran yang disajikan


lebih menyenangkan dan siswa lebih aktif, tetapi hasil yang diharapkan belum
terpenuhi secara optimal karena masih banyak tahapan RPK yang tingkat
keterlaksanaannya belum maksimal. Secara umum kegiatan lesson study mulai
dari penguatan sampai pada refleksi berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu,
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran di UPT SMPN 4 Gresik.
Kegiatan lesson study juga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
membuat dan menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran yang
berkualitas dapat tercapai dan pembelajaran semakin bermakna bagi siswa, dan
tentunya siswa menjadi bahagia (students wellbeing) tercapai. Testimoni dari
siswa, guru, dan orang tua membuktikan penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan konsentrasi, keaktifan, semangat, dan kedisipilinan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran semakin meningkat.
Ketercapaian yang cukup baik pada siklus 1 ini masih belum optimal.
Masih banyak tahapan-tahapan RPK yang belum terlaksana. Semua kekurangan
yang ada pada siklus1 berdasarkan hasil monev akan ditindaklanjuti untuk
diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dengan perbaikian pada siklus kedua
diharapkan mampu meningkatkan hasil yang optimal.

1. Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 ini dilakukan dengan harapan adanya peningkatan
terhadap keterlaksanaan RPK. Tahapan pelaksanaan siklus 2 sama dengan siklus
1, yaitu perencanaan, pelaksanaan, monev, dan hasil kegiatan. Hanya saja pada
57

tahap perencanaan di siklus kedua ini menggunakan teknik pendampingan.


Adapun penjabaran dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan
Jika pada siklus 1 tahap perencanaan dilakukan dengan kegiatan penguatan
yang didampingi oleh narasumber dalam penyusunan lesson plan (RPP) maka
pada siklus kedua ini, penyusunan lesson plan dilaksanakan dengan model
pendampingan. Pendampingan dilakukan kepada guru dalam kelompok mata
pelajaran serumpun.
Catatan-catatan yang telah diarsipkan pada saat pelaksanaan open class
dan refleksi siklus 1 menjadi bahan pertimbangan bagi guru model dalam
memperbaiki pembelajarannya. Berbekal catatan, guru mulai mengevaluasi
pelaksanaan pembelajarannya dari mendesai ulang lesson plan (RPP) sampai pada
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Guru dapat melaksanakan pembelajaran ulang
dengan kompetensi yang berbeda dengan pembelajaran di siklus 1.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada siklus kedua ini adalah
sebagai berikut.
1) Konsultasi kepada kepala sekolah tentang hasil dari siklus pertama.
2) Koordinasi dengan tim pengembang lesson study terkait kegiatan pada siklus
kedua.
3) Menyusun pembagian kelompok dan jadwal pendampingan penyusunan lesson
plan (RPP) yang dilakukan oleh guru yang kompeten kepada kelompok guru
mata pelajaran.
4) Penyusunan ulang lesson plan (RPP).
5) Menyusun jadwal open class pada siklus kedua.
6) Mempersiapkan instumen-instrumen yang diperlukan saat pelaksanaan siklus
2.
Adapun jadwal kegiatan pendampingan yang telah disusun oleh tim
pengembang lesson study adalah sebagai berikut.
57

Tabel 3.5
Jadwal Kegiatan Open Class
N Tanggal Guru Pendamping Kelompok
o. Pendampingan Mata Pelajaran
1. Senin, 22 Hikmah Agung Sasono, S. Kom. Informatika,
November 2021 Prakarya, PJOK,
Seni budaya
2. Rabu, 24 Sri Endriana, M. Pd. Bahasa
November 2021 Indonesia,
Bahasa Inggris,
Bahasa daerah,
PABP
3. Kamis, 25 Dra. Siti Aminah IPA,
November 2021 Matematika,
IPS, PPKn
Sedangkan jadwal kegiatan open class pada siklus kedua adalah sebagai
berikut.

b. Pelaksanaan
Setelah kegatan pendampingan penyusunan lesson plan (RPP), kegiatan
selanjutnya yang dirancang sesuai dengan RPK adalah kegiatan open class. Sama
seperti kegiatan open class pada siklus pertama, kegiatan open class dilaksanakan
pada saat guru model melakukan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini juga telah
dijadwalkan oleh tim pengembang berdasarkan kesepakatan antara guru model
dengan observernya. Adapun jadwal open class tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Jadwal Kegiatan Open Class Siklus 2
N Nama Guru Mata Tgl Jam Kls Materi/IPK
o. Pelajar Pelak Ke-
an sanaa
n
1. Susilowati, M. IPS 26/11/ 2 7D Upaya-upaya mengatasi
Pd. 2021 kelangkaan dumber
daya alam
2. Yenny Nur PPKn 26/11/ 2 7E Norma dalam
Amalia, S. Pd. 2021 bermasyarakat
3. Lilik B.Indon 25/11/ 2 8D Analisis unsur
Indrawati, S. esia 2021 pembangun teks cerpen
Pd.
4. Dwi Wahyu B. 25/11/ 3 8A Narative text
57

W., M. Pd. Inggris 2021

Pada kegiatan open class dilakukan obervasi pembelajaran. Observasi


dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah diperbaiki pada
saat merencanakan siklus kedua. Dari hasil observasi siklus kedua diperoleh
temuan sebagai berikut.
1) Materi pembelajaran yang disajikan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa.
2) Layanan pendidikan diberikan guru kepada siswa pada setiap kegiatan
pembelajaran.
3) Pembelajaran berlangsung sangat menarik dengan penugasannya yang
menantang siswa untuk berpikir kritis.
4) Terjalin kolaborasi dan komunikasi yang baik antar guru dengan siswa.
5) Materi disajikan secara sistematis, kontekstual, dan berorientasi pada
pencapaian kompetensi siswa
6) Pelibatan siswa secara optimal baik emosional, fisik, dan intelektualnya
sehingga siswa mampu membangun konsep terkait materi yang dipelajari serta
mengaitkannya dengan pengalaman konkretnya.
Adapun hasil observasi siklus kedua dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 3.7 Data Pelaksanaan Pembelajaran

N Indikator Mata Pelajaran Jml Rata- Kategori


o. h rata
PPK Baha IPS Baha
n sa sa
Indo Inggr
nesia is
1. Pembelajaran disajikan 4 4 4 4 16 4 Sangat
dengan materi yang sesuai baik
kebutuhan siswa
2. Dapat memberikan layanan 4 4 4 4 16 4 Sangat
pendidikan pada setiap baik
kegiatan pembelajaran
3. Pembelajaran berlangsung 4 4 3 3 14 3,5 Sangat
sangat menarik dan baik
penugasannya menantang
4. Memberikan kesempatan 4 4 3 4 15 3,88 Sangat
pada siswa untuk terlibat baik
aktif
5. Terjalin kolaborasi dan 4 4 4 4 16 4 Sangat
57

komunikasi yang baik antar baik


guru dan siswa
6. Materi disampaikan secara 3 4 4 4 15 3,8 Sangat
sistematis, kontekstual, dan baik
berorientasi pada pencapaian
kompetensi siswa
7. Pelibatan siswa secara 4 4 4 4 16 4 Sangat
optimal baik emosional, baik
fisik, dan intelektualnya
Jumlah 27 28 26 27
Rata-rata 3,8 4 3,7 3,8
Kategori Sanga Sanga San Sanga
t baik t baik gat t baik
baik
Keterangan:
Skor: Kategori:
1 : sangat kurang Rata-rata :1 – 2 = cukup
2 : cukup Rata-rata :2,1 – 3 = baik
3 : baik Rata-rata :3,1 – 4 = sangat
baik
4 : sangat baik

Dari hasil observasi open class di siklus 2 pada keempat mata pelajaran
secara garis besar disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus pertama. Dari keempat mata pelajaran
tersebut terlihat capaian angka pelaksanaan pembelajaran rata-rata meningkat.
Sedangkan untuk data aktivitas siswa dalam siklus kedua tergambar pada
tabel berikut.
Tabel 3.8 Data Aktivitas Belajar Siswa

N Indikator Mata Pelajaran Jml Rata- Kategori


o. h rata
PPK Baha IPS Baha
n sa sa
Indo Inggr
nesia is
1. Siswa lebih percaya diri 4 4 4 4 16 4 Sangat
dalam pembelajaran baik
2. Siswa terlibat aktif dalam 4 4 4 4 16 4 Sangat
pembelajaran (mengamati, baik
menanya,
mencari/mengumpulkan
iformasi)
3. Siswa termotivasi dalam 3 4 4 3 14 3,5 Sangat
berkomunikasi dengan baik
teman sebaya terkait
pemecahan masalah
57

4. Siswa mampu 4 4 4 4 16 4 Sangat


mengomunikasikan baik
gagasan/ide/temua terhadap
masalah baik dalam
kelompok ataupun di depan
kelas
5. Siswa mampu berkolaborasi 4 4 3 4 15 3,8 Sangat
(menunjukkan sikap peduli, baik
saling menguatkan, dan
melayani pertanyaan teman)
Jumlah 19 20 19 19
Rata-rata 3,8 4 3,8 3,8
Kategori Sanga Sanga San Sanga
t baik t baik gat t baik
baik
Keterangan:
Skor: Kategori:
1 : sangat kurang Rata-rata :1 – 2 = cukup
2 : cukup Rata-rata :2,1 – 3 = baik
3 : baik Rata-rata :3,1 – 4 = sangat
baik
4 : sangat baik
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian aktivitas
belajar siswa sangat baik untuk semua mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan
siklus 1, aktivitas belajar siswa pada siklus kedua ini mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan nilai capaian pada masing-masing indikator pada
keempat mata pelajaran tersebut.
Secara keseluruhan pelaksanaan open class di siklus kedua ini mengalami
peningkatan dibandingkan siklus 1. Hal itu disebabkan oleh perbaikan yang
dilakukan guru secara bersama-sama dalam menyusun lesson plan (RPP) dengan
pendampingan oleh guru lain yang kompeten. Selain itu, catatan pada saat refleksi
juga menjadi bahan pertimbangan dalam memperbaiki pembelajaran.

c. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi pada siklus kedua ini dilakukan sama seperti pada
siklus pertama. Begitu juga dengan instrumen yang digunakan juga sama seperti
pada siklus pertama, yaitu Instrumen Monitoring Pelaksanaan
Kegiatan, Instrumen Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Berdasarkan Hasil
AKPK, Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan, Instrumen Peningkatan Prestasi
57

Peserta Didik, dan Instrumen Pencapaian Students Wellbeing (Kebahagiaan


Murid).
Adapun ketercapaian hasil RPK berdasarkan monev pada siklus 2 adalah
sebagai berikut.

Analisis Hasil Monev Kegiatan RPK Siklus 2


95%
93%
91%
89%
87%
K S K a ng
RP CK RP is w ei
an si si l is lb
at ten Ha s el
g i
pe ta w
ke es ts
n ko
m pr e n
na
a an ud
an at st
sa at k an
ak ng
k ng ai
rl
ni ni ap
te Pe
Ke Pe nc
Pe

Gambar 3. 7 Grafik Analisis Hasil Monev Kegiatan RPK Siklus 2


Pada grafik di atas tergambar bahwa pencapaian hasil monev terhadap
keseluruhan kegiatan RPK mencapai nilai dengan kategori sangat baik. Seluruh
kegiatan yang telah dilakukan berjalan sesuai dengan perencanaan. Selain itu,
kegiatan RPK yang dilakukan membawa dampak terhadap peningkatan
kompetensi calon kepala sekolah, guru, dan siswa.

d. Refleksi
Berdasarkan paparan hasil monev di atas terlihat bahwa kegiatan RPK ini
membawa dampak yang baik terhadap peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah. Hal ini nampak pada serangkaian kegiatan RPK mulai dari perencanaan
sampai pada tindak lanjut. Selain itu, kompetensi calon kepala sekolah
(kompetensi pribadian, sosial, dan kewirausahaan) juga meningkat.
Sedangkan dalam pelaksanaan RPK terkait dengan tema yang diangkat
juga berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Kemampuan guru
dalam menyusun lesson plan (RPP) mengalami peningkatan. Guru mampu
menghadirkan berbagai macam media pembelajaran, pembelajaran dilaksanakan
57

dengan multi strategi sehingga lebih menyenagkan dan bermakna, dan pelibatan
siswa sebagai pembelajar terlayani dengan baik.
Perubahan pada siswa juga terlihat pada siklus kedua ini. Mereka lebih
antusia, terlibat aktif dalam pembelajaran, dapat menikmati pembelajaran yang
menyenagkan dan bermakna yang disajikan guru, dan kolaboratif serta
komunikatif dalam penyampaian gagasannya baik di dalam kelompok maupun di
depan kelas.
Data peningkatan pelaksanaan pembelajaran dari siklus 1 dan 2 keempat
mata pelajaran yang telah melaksanakan open class dapat dilihat pada gambar
grafik sebagai berikut.

Grafik Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 dan 2


4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
PPKn Bahasa Indonesia IPS Bahasa Inggris

Siklus 1 Column1

Gambar 3.8 Grafik Ketercapaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 dan 2


Sedangkan data peningkatan aktivitas belajar siswa pada empat mata
pelajaran di siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dan 2


5
4
3
2
1
0
PPKn Bahasa Indonesia IPS Bahasa Inggris

Siklus 1 Column1
Gambar 3.9 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dan 2
57

Dari kedua grafik pada siklus 2 baik dari segi pelaksanaan pembelajaran
dan aktivitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata
capaiannya. Analisis hasil monev pada siklus 1 dan 2 dapat dilihat peningkatan
ketercapaian hasil kegiatan RPK seperti tergambar pada tabel di bawah ini.

Grafik Ketercapaian Hasil RPK Siklus 1 dan 2


100%
90%
80%

Siklus 1 Column1

Gambar 3.10 Grafik Ketercapaian Hasil RPK Siklus 1 dan 2


Berdasarkan serangkaian RPK lesson study untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kegiatan lesson study di sekolah dapat
meningkatkan pembelajaran melalui kolaborasi di kelas, baik kolaborasi antar
guru maupun siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Lesson study juga
dapat dijadikan sebagai wadah komunitas belajar pada satuan pendidikan dengan
pelibatan berbagai unsu di sekolah seperti kepala sekolah, guru, siswa, wali murid,
dan sebagainya.
Dari kegiatan RPK lesson study dapat disimpulkan bahwa lesson study
berdampak terhadap peningkatan kualitan pembelajaran.

Sebelum lesson study Lesson Study


 Guru individual  Perencanaan
dan tertutup  Telaah kurikulum
 Lesson plan copy  Pengamatan
paste pembelajaran Peningkatan kualitas
 Pembelajaran  Data aktivitas pembelajaran
konvensional pembelajaran
 Siswa pasif  Diskusi
(komunikasi/kolaborasi)
 Refleksi
 Revisi
Gambar 3.11 Dampak Lesson Study
57

e. Tindak Lanjut

Berdasarkan refleksi pada siklus kedua ditemukan beberapa catatan


penting yang merupakan faktor pengaruh adanya peningkatan aktivitas
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Dalam menyusun perencanaan pembelajaran lebih efektif menggunakan teknik
pendampingan kepada kelompok guru mata pelajaran dibandingkan secara
klasikan dalam bentuk penguatan. Hal ini dikarenakan pada saat
pendampingan, guru pendamping lebih intensif memberikan arahan kepada
guru lain dalam menyusun lesson plan (RPP). Dengan lesson plan (RPP) yang
baik maka pelaksanaan pembelajaran juga lebih baik.
2) Sebelum pelaksanaan open class, terlebih dahulu dilakukan kesepakatan antara
guru model dan observer tentang jadwal kegiatan open class.
3) Berkoordinasi dengan wakil urusan kurikulum di sekolah untuk pengaturan
jadwal open class sehingga tidak terjadi jam kosong.
4) Pelaksanaan refleksi sebaiknya segera dilakukan setelah kegiatan open class.
5) Bagi guru model, mencatat sedetail mungkin temuan-temuan yang diberikan
observer pada saat refleksi.
Faktor yang mempengaruhi adanya aktivitas pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa perlu kiranya ditindaklanjuti untuk meningkatkan pembelajaran
yang berkualitas.

B. Kajian Manajerial Sekolah di UPT SMPN 4 Gresik (Sekolah Magang 1)


Kajian manajerial merupakan salah satu tagihan Diklat yang harus
diselesaikan oleh calon kepala sekolah. Kajian manajerial ini dilakukan pada dua
sekolah magang yang mencakup 8 SNP. Adapun tahapan dalam melakukan kajian
manajerila adalah sebagai berikut.
57

1. Persiapan
Tahap persiapan dari Kajian Manajerial adalah melakukan komunikasi
dengan kepala sekolah di tempat sekolah magang 1 (UPT SMPN 4 Gresik).
Komunikasi yang dimaksud adalah menyampaian maksud dan tujuan dari peserta
Diklat melaksanakan OJT dengan terlebih dahulu peserta menyerahkan
surat tugas dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik. Selanjutnya menyampaikan
tagihan tugas selama kegiatan OJT2 didapat saat mengikuti kegiatan IST1 proses
Diklat calon kepala sekolah khususnya terkait tugas menyusun Kajian Manajerial
terhadap 8 SNP.
Agar selama kegiatan dapat berjalan dengan baik khususnya di sekolah
magang, maka calon kepala sekolah memohon bimbingan dan arahan agar dalam
peningkatan kompetensi manajerial. Dari komunikasi pertama ini calok kepala
sekolah diberikan arahan dan langsung diberikan data profil sekolah, RKJM,
RKS, Raport mutu sekolah untuk dipelajari.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kajian Manajerial dilakukan selama kurang lebih 14 hari
dengan waktu menyesuaikan kegiatan RPK. Pada pelaksanaan Kajian Manajerial
ini CKS belajar menganalisis capaian pemenuhan 8 SNP di UPT SMPN 4 Gresik
berdasarkan sumber data di rapor mutu dan kondisi nyata yang diamati secara
langsung.

3. Hasil
Kajian manajerial terhadap 8 SNP di UPT SMPN 4 Gresik diawali dengan
mengkaji raport mutu tahun 2020 dengan menggunakan matrik kajian manajerial.
Adapun capaian raport mutu UPT SMPN 4 Gresik adalah sebagai berikut.
57

Radar PMP Antar Tahun


Standar Kompetensi Lulusan
10
Standar Pembiayaan Standar Isi

Standar Pengelolaan Pendidikan 0 Standar Proses

Standar Sarana
Capaiandan Prasarana Pendidikan
2016 Capaian 2017 Capaian 2018Standar Penilaian
CapaianPendidikan
2019
Capaian 2020 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Gambar 3.12 Radar PMP UPT SMPN 4 Gresik

Sedangkan capaian raport mutu UPT SMPN 4 Gresik tercermin pada tabel
di bawah ini.

Tabel 3.9
Capaian Rapor PMP UPT SMPN 4 Gresik Per Standar Tahun 2020
Prop. Kab. UPT
Jawa Gresik SMPN 4
No Standar Nasional Pendidikan Nas
Timur Gresik

1 Standar Kompetensi Lulusan 5.84 5,87 5,97 5,57


2 Standar Isi 5.46 5,59 5,75 5,87
3 Standar Proses 5,15 5,27 5,41 5,44
4 Standar Penilaian Pendidikan 5,94 5,93 6,06 5,93
5 Standar Pendidik dan Tenaga 5,96 6 6,08 6,54
Kependidikan
6 Standar Sarana dan Prasarana 4,78 4,85 4,92 4,77
Pendidikan
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 5,67 5,77 5,96 5,58
8 Standar Pembiayaan 5,43 5,64 5,64 5,79
57

Berdasarkan raport mutu dan capaiannya, maka kajian manajerial dari 8


SNP dijabarkan sebagai berikut.
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses dan standar penilaian,
standar guru dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan dan standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan telaah raport mutu Standar Kompetensi Lulusan UPT SMPN 4
Gresik melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan
dalam setiap periode. Strategi dalam upaya pemenuhan standar kompetensi
lulusan (SKL) dilakukan oleh SMAN 1 Cibadak diantaranya sebagai berikut.
1) Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung kualitas pembelajaran.
2) Memberi penghargaan kepada siswa dan guru yang berprestasi.
3) Meningkatkan kegiatan dan mendorong siswa terlibat aktif dalam bidang
sosial, budaya, dan agama.
4) Melakukan penelusuran alumni dan pengarsipan data alumni.
5) Menyediakan fasilitas dan memfungsikan seluuruh sumber belajar.
Kondisi nyata SMAN 1 Cibadak pada aspek Standar Kompetensi lulusan
adalah peserta didik memiliki sikap dan karakter yang baik yang dibuktikan
dengan (1) setiap pagi sebelum KBM baik pada pembelajaran daring maupun
luring diadakan pengajian (imtaq harian) secara terjadwal yang pada kondisi
normal/luring pengajian langsung dilapangan, sedangkan pada kondisi daring
pengajian diadakan melalui radio. (2) Peserta didik memiliki sikap dan karakter
yang baik dan Peserta didik mayoritas memiliki pengetahuan faktual, prosedural
dan konseptual.
57

Berdasarkan tantangan yang dihadapi, rekomendasi dan tindak lanjut yang


diperlukan adalah UPT SMPN 4 Gresik ke depannya harus lebih sering
melibatkan siswa menjadi panitia penyelenggara dalam berbagai kegiatan sekolah
dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendukung tercapainya dimensi
keterampilan melalui workshop dan IHT bagi guru untuk lebih memahami model-
model pembelajaran, teknik penilaian, dan metode pembelajaran yang efektif.
b. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ditetapkan
untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan telaah raport mutu standar isi di UPT SMPN 4 Gresik secara
umum berjalan sangat baik hal ini dapat dilihat dari (1) perangkat pembelajaran
sudah memuat 3 ranah dan disesuaikan dengan tingkat kompetensi, (2) KTSP
dikembangkan sesuai dengan panduan penyusunan kurikulum dan disusun sesuai
prosedur dan mendapatkan pengesahan dari kepala dinas pendidikan, (3)
Kurikulum disusun sesuai kebutuhan peserta didik, (4) Kerangka dasar dan
struktur kurikulum selalu dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum, (5)
Beban belajar bagi peserta didik disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan peserta didik, dan (6) Kalender pendidikan setiap tahunnya selalu
menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan.
Kurikulum UPT SMPN 4 Gresik dikembangkan oleh sekolah dan komite
sekolah dengan berpedoman pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum UPT
SMPN 4 Gresik dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1) Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik
57

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kurikulum diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi
landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, KTSP
UPT SMPN 4 Gresik harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
3) Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
4) Pengembangan kompetensi secara komprehensif. Kompetensi peserta didik
dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat dan dunia kerja yang memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan dunia kerja, serta memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat. Memberi waktu yang
cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata
pelajaran yang dirinci lebih lanjut menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti
mata pelajaran menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
57

5) Kebutuhan kompetensi masa fepan. Kemampuan peserta didik yang diperlukan


yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, berkolaborasi dan
kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung- jawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas
dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakatdan minatnya, serta peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus
mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-
kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
6) Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong perserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan budaya.
7) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holder) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, berpikir, sosial, akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
8) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik. Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, KTSP UPT SMPN 4 Gresik disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
9) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara kesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.
10) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan,
57

pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang


hayat.
11) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
daerah untuk membangun kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kondisi nyata pengelolaan standar isi di UPT SMPN 4 Gresik dilakukan
berdasarkan analisis konteks terhadap delapan standar pendidikan nasional yang
ditetapkan oleh BSNP dengan mempertimbangkan kondisi dan kesiapan sekolah,
maka ditetapkan sebagai berikut.
1) Pelaksanaan pembelajaran kelas 7 menggunakan kurikulum PSP dan kelas 8
dan 9 menggunakan kurikulum 2013 revisi 2018.
2) Terdiri dari 27 Rombel.
3) Muatan kurikulum UPT SMPN 4 Gresik meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20 tahun 2016, tentang Standar
Isi.
4) Muatan lokal dikembangkan berdasarkan regulasi yang ada dengan
mempertimbangkan kearifan lokal.
Berdasarkan kondisi nyata dan raport mutu yang dimiliki UPT SMPN 4
Gresik, tantangan yang dihadapi adalah perlunya perangkat pembelajaran disusun
guru untuk setiap pertemuan, Jika diperlukan KTSP diubah selama tahun
pelajaran berlangsung, dan perlunya pendalaman materi walaupun tekendala
alokasi waktu dan biaya. Rekomendasi dan tindak lanjut yang diperlukan adalah
perlunya meningkatkan pemahaman guru UPT SMPN 4 Gresik dalam
mengimplementasikan kurikulum, penyusunan perangkat pembelajaran melalui
workshop, IHT, dan supervisi akademik secara terjadwal.
c. Standar Proses
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
57

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Berdasarkan telaah raport mutu standar proses di UPT SMPN 4 Gresik
mendapat skor (6,15), pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
memotivasi, menyenangkan, menantang, mendorong peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologinya. Dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan.
Kondisi nyata UPT SMPN 4 Gresik melakukan perencanaan, pelaksanaan,
penilaian proses pembelajaran, dan pengawasan yang baik. Perencanaan harus
didukung oleh sekurang-kurangnya dokumen kurikulum, silabus untuk setiap
mata pelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran,
pedoman penilaian dan alat/media pembelajaraan. Pelaksanaan harus
memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar
maksimal per pendidik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik.
Penilaian proses pembelajaran .untuk kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencakup observasi dan evaluasi harian
secara individual terhadap teknologi sudah menggunakan berbagai teknik
penilaian, termasuk ulangan dan atau penugasan, sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai dalam satu tahun. Penilaian proses pembelajaran untuk
kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencakup
observasi dan evaluasi harian secara individual terhadap peserta didik, serta
observasi dan evaluasi akhir secara individual yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu semester. Penilaian proses pembelajaran juga
telah mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan efektif.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
57

UPT SMPN 4 Gresik telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan


proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Karakteristik pembelajaran di UPT SMPN 4 Gresik terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran di UPT SMPN
4 Gresik mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang telah dielaborasi.
Tantangan yang perlu dijawab adalah memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam
suatu mata pelajaran) UPT SMPN 4 Gresik menerapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat digunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Berdasarkan tantangan di atas maka rekomendasi dan tindak lanjut yang
perlu dilakukan UPT SMPN 4 Gresik adalah Meningkatkan pemahaman guru
dalam mengelola pembelajaran yang efektif melalui Coaching dan supervisi
secara terjadwal dan berkesinambungan.
d. Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan di UPT SMPN 4 Gresik berdasarkan telaah
raport mutu mendapat skor 6,29, deskripsi yang didapatkan guru dan siswa dapat
saling mengetahui tingkat keberhasilan pemahaman terhadap topik pembelajaran
yang disampaikan. Bentuk penilaian yang dilaksanakan di UPT SMPN 4 Gresik
berupa test maupun non test baik secara tertulis maupun lisan meliputi aspek
kognitif, psikomotorik dan sikap.
Selanjutnya penilaian autentik mencakup : Penilaian Proses, Penilaian
Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Portofolio, Penilaian Tertulis. Pelaksanakan
57

penilaian dilakukan dalam bentuk Penilaian Harian (PH), Penilaian Akhir


Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Ujian Sekolah(US), Ujian Praktek
(UP), dan penilaian lainnya.
Kondisi nyata standar penilaian pendidikan di UPT SMPN 4 Gresik bahwa
Hasil ujian sekolah tahun pelajaran 2020/2021 berhasil lulus 100% dengan
batasan nilai tiap mata pelajaran yang diujiankan minimal 80 walaupun
kenyataannya masih terdapat nilai peserta didik dibawah nilai minimal meskipun
telah memenuhi standar lulus. Begitu pula dengan kenaikan kelas.
Peserta didik di UPT SMPN 4 Gresik kelas 7 dan 8 semuanya naik kelas
dengan kriteria kenaikan kelas disesuaikan dengan kondisi Covid -19. Sebagai
tindak lanjut dari hasil penilaian ini perlu pengefektifan program bimbingan
belajar daring atau luring untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di
semua tingkatan. Terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki sekaitan
dengan standar penilaian di antaranya.
1) Belum seluruh guru menggunakan penilaian autentik untuk menilaia peserta
didik dari seluruh sudut.
2) Bentuk penilaian hampir semua menggunakan tes tertulis bentuk pilihan
ganda, padahal bisa menggunakan bentuk lain yang lebih bervariasi.
3) Soal disusun belum berurutan dari yang paling mudah ke yang paling sukar.
Soal-soal HOTS masih sangat sedikit yang diberikan kepada peserta didik.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata di atas, rekomendasi
dan tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 Gresik adalah perlunya
peningkatan pemahaman guru tentang penilaian autentik dan keterampilan
penyusunan instrumen penilaian melalui IHT, coaching, dan supervisi secara
terjadwal dan berkesinambungan.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Telaah raport mutu standar PTK UPT SMPN 4 Gresik di anataranya
adalah guru sudah berkualifikasi minimal S1 dan tersedia untuk semua mata
pelajaran serta sudah bersertifikat pendidikan. UPT SMPN 4 Gresik memiliki
kepala sekolah yang kompeten sesuai dengan ketentuan, tapi belum memiliki
tenaga administratif, laboran dan pustakawan yang sesuai ketentuan sehingga
57

pada standar pendidik dan tenaga kependidikan dicapai sekitar 6,33.


Berdasarkan observasi lapangan kondisi nyata standar PTK, Jumlah tenaga
pendidik di UPT SMPN 4 Gresik sebanyak 43 orang terdiri dari guru pegawai
negeri sipil (PNS), PPPK, dan honorer. Setiap mata pelajaran sudah diampu oleh
guru sesuai disiplin ilmunya. Semua guru sudah berijazah S1 bahkan 26% dari 43
(11 orang) berijazah S2. Jadi semua guru sudah memenuhi syarat tenaga pendidik
yaitu minimal D4/S1.
Jumlah tenaga kependidikan (TU) dan penjaga sekolah adalah 12 orang,
terdiri dari 8 orang PNS dan 4 orang tenaga honorer. Jenjang pendidikan yang
dimiliki oleh tenaga kependidikan terdiri dari 6 orang S1, 4 orang SMA dan 2
orang SMP. Untuk tenaga kependidikan sudah memenuhi syarat pendidikan
sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 adalah meningkatkan
profesionalisme guru melalui pelatihan, coaching dan menugaskan terlibat aktif
dalam mengikuti kegiatan MGMP, kepala sekolah aktif melaksanakan kajian
manajerial dan mengikuti Diklat penguatan kepala sekolah, coaching dan
supervisi tenaga pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kepala Lab, merekrut teknisi
laboran, merekrut tenaga pustakawan yang pendidikannya linear.
f. Standar Sarana dan Prasarana
Berdasarkan telaah raport mutu Sarana dan prasarana pendidikan di UPT
SMPN 4 Gresik memiliki kapasitas yang memadai sesuai daya tampung sekolah
sekitar 4,05 tetapi sarana dan prasarana pembelajaran 2,03, dan sarana dan
prasarana pendukung 4,51 masih belum lengkap dan layak sehingga pada standar
sarana dan prasarana pendidikan ini baru mencapai sekitar 3,53.
Kondisi nyata Standar prasarana pendidikan mencakup persyaratan
minimal yang dimiliki oleh UPT SMPN 4 Gresik adalah lahan yang sempit,
ruang kelas yang memadai dilengkapi fasilitas IT, ruang kepala sekolah yang
cukup representatif, ruang pendidik yang nyaman, ruang tata usaha tertata dengan
baik, ruang perpustakaan yang komplit dan melebihi standar, ruang laboratorium
semuanya ber-AC, ruang keterampilan yang masih kurang, ruang kantin yang
57

sempit, instalasi dan jasa yang tertata dengan rapih, tempat berolahraga yang
sempit, tempat beribadah yang luas dan representatif, tempat bermain yang
hampir tidak ada.
Kondisi tersebut maka UPT SMPN 4 Gresik ke depan harus memberikan
perhatian besar pada Standar Sarana dan Prasarana, karena standar tersebut
memiliki nilai capaian yang paling rendah di banding standar SNP yang lainnya.
UPT SMPN 4 Gresik memiliki rasio luas lahan dengan jumlah rombongan belajar
yang tidak seimbang sehingga ada beberapa fasilitas sekolah belum mampu
diadakan diantaranya adalah gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/tempat
olah raga siswa.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 Gresik adalah perlunya Rehabilitasi
sarana yang sudah ada, serta pembangunan dan pengadaan ruang-ruang yang
belum layak atau belum ada terutama bangunan dan sarana untuk kegiatan siswa
bisa dengan cara meningkatkan bagunan secara vertikal.
g. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten atau kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan telaah raport mutu UPT
SMPN 4 Gresik sudah melakukan perencanaan pengelolaan 6,92, melaksanakan
program pengelolaan sesuai dengan ketentuan yaitu 6,28, Kepala Sekolah yang
berkinerja baik 6,64, serta mengolah sistem informasi manajemen yang baik 6,65,
sehingga pada standar pengelolaan ini dicapai sekitar 6,62.
Kondisi nyata standar pengelolaan UPT SMPN 4 Gresik terdapat visi,
misi, dan tujuan sekolah yang dipampang di tempat strategis sehingga mudah
dibaca oleh warga sekolah. Rencana Kerja Sekolah (RKJM, RKT) dan RKAS
disusun oleh tim sekolah dan dievaluasi setiap tahunnya. UPT SMPN 4 Gresik
membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan
secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. Di dalam
merumuskan pedoman sekolah, 1) mempertimbangkan visi, misi dan tujuan
57

sekolah; 2) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan


perkembangan masyarakat.
UPT SMPN 4 Gresik memiliki pedoman pengelolaan sekolah meliputi: 1)
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); 2) kalender pendidikan/akademik;
struktur organisasi sekolah; 4) pembagian tugas di antara guru; 5) pembagian
tugas di antara tenaga kependidikan; 6) peraturan akademik; 7) tata tertib
sekolah; 8) kode etik sekolah; 9) biaya operasional sekolah. Pedoman pengelolaan
KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas pendidik dan tenaga
kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnya dievaluasi
sesuai kebutuhan.
Struktur organisasi sekolah berisi tentang sistem penyelenggaraan dan
administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan. Semua pimpinan,
pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi
sekolah. Untuk kegiatan sekolah: 1) dilaksanakan berdasarkan rencana kerja
tahunan; 2) dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada
ketersediaan sumber daya yang ada. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui
rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
Kepala sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan
bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non akademik pada rapat
komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan
sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 Gresik adalah monitoring dan
evaluasi program kerja sekolah agar pencapaian visi dibuat dengan indikator yang
terukur, sinkronisasi antara 3 R berkesinambungan, semua kebijakan sekolah
dibahas dan diputuskan oleh tim, dan warga sekolah mudah mengakses informasi.
h. Standar Pembiayaan
Berdasarkan telaah raport mutu Dalam pengaturan pembiayaan UPT
SMPN 4 Gresik telah melakukan layanan subsidi silang 7, beban operasional
57

sesuai ketentuan 7, dan melakukan pengolahan dana dengan baik 5,67, sehingga
pada standar pembiayaan ini dicapai skor nilai 7. Kondisi nyata standar
pembiayaan di UPT SMPN 4 Gresik adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Sumber keuangan sekolah berasal dari Dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah (BOPD) yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat dan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBN untuk
penunjang proses pembelajaran, kegiatan kesiswaan, peningkatan kinerja dan
kualifikasi guru dan siswa, kebutuhan rutin rumah tangga sekolah, perjalanan
dinas dan pembelian ATK. Selain dana BOS, sekolah menerima dana dari BOPD
dan dana sumbangan dari orang tua siswa melalui komite sekolah.
Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara komite untuk dana dari
masyarakat, dan bendahara rutin untuk pengelolaan keuangan dari negara. Jumlah
besaran sumbangan tidak sama diantara orang tua tergantung penghasilannya. Jika
tidak ada sumbangan dari orang tua siswa, UPT SMPN 4 Gresik akan kekurangan
dana untuk membiayai kegiatan peningkatan mutu pendidikan seperti partisipasi
lomba- lomba siswa dan kegiatan siswa yang lainnya.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 Gresik adalah monitoring dan
evaluasi program kerja sekolah agar data peserta didik yang benar-benar perlu
dibantu supaya tepat sasaran sehingga pengembangan diri dan berbagai kegiatan
siswa lainnya berkembang dan terlaksana dengan baik.

B. Kajian Manajerial Sekolah di UPT SMPN 10 Gresik (Sekolah Magang 2)


Laporan pelaksanaan Kajian Manajerial Sekolah merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan Calon Kepala Sekolah ( CKS ) baik di sekolah asal maupun di
sekolah magang yang diakhiri dengan menyampaikan kesimpulan dari hasil
Kajian Manajerial. Adapun langkah – langkah kegiatan ini sebagai berikut.

1. Persiapan
57

Langkah persiapn yang dilakukan oleh Calon kepala sekolah dalam


kegiatan Kajian Manajerial ini diawali dengan sosialisasi program,Menyusun
panduan wawancara, lembar observasi dan pemetaan dokumen yang dikaji terkait
dengan aspek dan komponen yang telah ditentukan pada masing masing Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Selain hal tersebut calon kepala sekolah juga menyiapkan matrik kajian
terkait dengan komponen masing masing Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yang akan dikaji.

2. Pelaksanaan
Kajian Manajerial di sekolah asal dilaksanakan pada tanggal 20 November
2021 sampai dengan tanggal 26 November 2021.Kajian Manajerial ini dilakukan
pada capaian raport mutu sekolah tahun 2020 dengan tehnik studi dokumen dan
wawancara pada Wakil kepala sekolah baik bidang Kurikulum , Kesiswaan ,
Humas dan Sarpras serta Tenaga Administrasi sekolah asal.
Hasil studi dokumen dan wawancara tersebut dirangkum dalam sebuah
matrik Kajian Manajerial ( matrik Kajian Manajerial terlampir).

3. Hasil Kajian Manajerial di UPTSMPN 10 Gresik (Sekolah Magang 2)


Dari hasil studi dokumen dan wawancara atas dokumen rapor mutu
sekolah asal tahun 2020 , diperoleh hasil Kajian sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan
- Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap
Sekolah berusaha untuk membekali lulusan tidak hanya kecakapan dalam
bidang akademis namun juga pada aspek beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, berkarakter, santun, peduli, percaya diri, bertanggung jawab, pembelajar
sejati sepanjang hayat. Peningkatan kedisplinan juga menjadi prioritas yang
harus ditingkatkan mengingat masih adanya sikap disiplin yang masih kurang
mampu ditunjukan oleh siswa.
Pelaksanaan Program 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) sebagai
salah satu bentuk upaya untuk membentuk karakter siswa untuk senantiasa
57

memiliki rasa toleransi antar sesama manusia. Untuk mewujudkan upaya ini
tidak hanya bertumpu pada guru di sekolah namun peran serta orang tua juga
mengambil peran yang sangat penting
- Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan
Pada dimensi ini didapatkan bahwa tidak semua lulusan memiliki
pengetahuan factual, prosedural, konseptual dan meta kognitif. Melalui Guru
yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
diupayakan untuk menjalankan standar proses pembelajaran dengan baik dan
benar dengan harapan dapat mencapai lulusan yang memiliki pengetahuan
factual, procedural, konseptual, metakognitif.
- Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan
Pada dimensi keterampilan ini hampir Sebagian besar lulusan memiliki
keterampilan berpikir dan bertindak kreatif dan kritis. Sikap ini tidak lebih
karena lulusan memiliki arahan yang tepat agar siswa mampu mengeksplorasi
rasa kaingin tahuanya yang cukup tinggi. Sementara kemandirian yang
terbentuk pada lulusan lebih dominan pengaruh dari lingkungan keluarga ,
dimana peran orang tua juga memberikan warna pada kemandirian yang
terbentuk.
b. Standar Isi
Standar isi di UPT SMP Negeri 10 Gresik adalah sebagai berikut.
1. Perangkat Pembelajaran Sesuai Rumusan Kompetensi Lulusan
Semua guru memiliki perangkat pembelajaran yang memuat karakteristik
baik dalam aspek kompetensi sikap, pengetahuan maupun ketrampilan. Mnegingat
semua guru memiliki kualifikasi sesuai dengan standar yang ditentukan dan lebih
dominan masih dalam usia produktif maka perlu diselenggarakan workshop untuk
dapat mempertajam kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan ketentuan dari karakteristik peserta didik.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan Sesuai Prosedur
Pengembangan kurikulum masih belum melibatkan pemangku
kepentingan secara keseluruhan, sekolah sudah memiliki tim kurikulum yang
telah mengikuti bimtek pengembangan kurikulum sehingga perlu dilakukan upaya
57

untuk lebih mensinergikan tim pengembangan kurikulum yang melibatkan


pemangku kepentingan pengembangan kurikulum telah mengacu pada kerangka
dasar penyusunan dan telah melewati tahapan operasional pengembangan.

3. Sekolah Melaksanakan Kurikulum Sesuai Ketentua


Alokasi waktu pembelajaran secara umum telah diupayakan agar sesuai
dengan struktur kurikulum sekolah juga mengatur beban belajar berdasarkan
bentuk pendalaman materi terkait baca tulis al-qur’an. Hal ini senada dengan
tujuan dari sekolah yaitu membentuk lulusan yang mampu membaca dan menulis
al-qur’an. Materi muatan lokal yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Guru diminta
untuk dapat dan mampu memberikan pembimbingan dan pendekatan yang
intensif.
c. Standar Proses
- Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan
Sebagian besar guru telah melaksanakan proses pembelajaran yang
mengacu pada silabus, namun upaya pengembangan silabus masih belum
berjalan secara maksimal, masih ada beberapa guru yang masih belum mampu
melakukan pengembangan silabus yang digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Sebagai solusinya perlu adanya workshop
atau pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru berkenaan dengan
penyusunan silabus dan RPP yang lengkap dan sistematis serta mengarah pada
pencapaian kompetensi.
Untuk proses pembelajaran belum sepenuhnya mengarah pada pencapaian
kompetensi siswa karena pembelajaran model daring membawa guru pada
ketuntasan materi tanpa diimbangi ketuntasan pencapaian kompetensi yang
harus dimiliki oleh siswa. Menghadapi hal tersebut maka perlu dilakukan
pembimbingan dan arahan kepada guru untuk dapat menjalankan silabusnya
sebagai acuan dalam sebuah proses pembelajaran.
Disis lain masih ada guru belum menyusun rencana pembelajaran dengan
lengkap dan sistematis, oleh karena itu perlu kiranya untuk mengoptimalkan
57

kinerja beberapa guru agar menyusun dokumen rencana yang lengkap dan
sistematis mengingat sekolah memiliki panduan dalam penyusunan dokumen
rencana dengan lengkap dan sistematis.
- Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat
Sekolah telah membentuk rombongan belajar dengan jumlah sesuai
ketentuan. Proses pembelajaran telah dilaksanakan tepat waktu hanya perlu
ditingkatkan pada penerapan metode media dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran dan masih kurang mengakui perbedaan individual dan
latar belakang budata siswa. Sebagai solusinya adalah perlu adanya peningkatan
kompetensi guru tentang penerapan metode yang inovatif dan penggunaan media
pembelajaran yang menarik.
- Pengawasan dan Penilaian Otentik dilakukan dalam proses pembelajaran
Guru sudah melakukan penilaian tetapi belum semua guru melakukan
penilaian otentik secara komprehensif sebagai guru belum mempunyai instrumen
penilaian yang lengkap terutama instrumen penilaian sikap.
Selain itu untuk program remidial dan pengayaan juga belum dilaksanakan
sesuai program. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan dengan supervisi
proses pembelajaran dengan membentuk tim supervisi yang terdiri dari kepala
sekolah dan guru senior. Hal ini ditunjang oleh sekolah yang memiliki panduan
supervisi dan instrumen supervisi proses pembelajaran.
d. Standar Penilaian
- Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi
Penialaian sudah dalam bentuk pelaporan (raport sisipan dan semester) dan
telah memiliki bentuk sesuai sikap, pengetahuan dan ketrampilan namun untuk
penilaian sikap masih berupa dokumen adminstratif dan masih ada beberapa
guru yang belum melakukan penilaian sikap secara optimal sehingga perlu
dilakukan pendampingan kepada guru untuk senantiasa melakukan penilaian
pada 3 (tiga) aspek tersebut sesuai dengan instrumen yang dimiliki yang telah
dimiliki hal ini didukung karena sekolah memiliki instrumen penilaian yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan dan telah disesuaikan
dengan bentuk pelaporan penilaian.
57

- Teknik Penilaian Obyektif dan Akuntabel


Teknik penilaian yang dilakukan guru telah menggunakan teknis tehnik
yang obyektif dan akun tabel namun masih terdapat beberapa guru yang masih
belum memiliki perangkat tehnik penilaian yang lengkap, oleh karen itu perlu
diadakan pelatihan untuk mampu menyusun tehnik penilaian yang mencakup
ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan dan telah disesuaikan dengan bentuk
pelaporan penilaian yang dimilik sekolah.
- Penilaian Pendidikan di Tindak Lanjuti
Belum semua guru menindak lanjuti hasil laporan penilaian meskipun
telah melakukan pelaporan penilaian secara periodik. Oleh karena itu perlu
dilakukan pendampingan dan upaya monitoring dalam menindak lanjuti hasil
pelaporan penilaian yang dilakukan secara periodik karena sekolah telah memiliki
frmat hasil pelaporan penilaian yang harus dilaporkan secara periodik.
- Instrumen Penilaian Menyesuaikan Aspek
Semua guru telah menggunakan instrumen penilaian baik pada aspek
pengetahuan maupun aspek ketrampilan namun ada beberapa guru kesulitan untuk
melakukan instrumen penilaian pada aspek sikap mengingat kegiatan belajar
mengajar dalam kondisi pembelajaran jarak jauh. Untuk itu perlu adanya
pendampingan agar dapat menggunakan instrumen penilaian pada penilaian aspek
sikap dan melaksanakan analisa terhadap hasil penilaian secara bersama-sama.
- Penialain dilakukan Mengikuti Prosedur
Semua guru telah melakukan penilaian berdasarkan prosedur dan sekolah
telah menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang sesuai melalui
rapat dean guru dengan garis besar prosedur penialian yang harus dilakukan oleh
semua guru.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan
Semua guru memiliki kualifikasi S.1 kebutuhan guru telah memiliki
rasional yang seimbang terhadap rombel yang ada dan tersedia untuk tiap mata
pelajaran serta 83% guru sudah bersertifikasi pendidikan selain itu semua guru
di UPT SMP Negeri 10 Gresik juga telah memiliki rancangan pendidikan
57

berdasarkan Kurikulum 2013 dan memiliki kompetnesi kepribadian yang baik


sesuai dengan agama, norma, hukum, sosial dan kebudayaan Nasional Indonesia.
Semua guru juga sudah menguasai kompetensi mata pelajaran sesuai
bidangnya masing-masing seperti komunikasi antara guru dengan orang tua
sangat baik, begitu juga komunikasi antara warga belajar di sekolah sangat baik.
Namun masih ada sebagian kecil guru yang disis lain masih belum mampu
mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
pengembangan diri, oleh karena itu masih perlu upaya untuk meningkatkan
kompetensi guru melalui kegiatan seminar IHT tentang penggunaan IT.
- Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan
Kepala sekolah memiliki kualifikasi S2 dan berusia sesuai dengan kriteria
saat pengangkatan serta memiliki pengalaman mengajat selama yang ditetapkan,
selain itu kepala sekolah juga sudah bersertifikat kepala sekolah serta
berkompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial
minimal baik, kepala sekolah juga mampu melakukan beberapa hal yang kreatif
dan inovatif serta produktif dengan memaksimalkan beberapa SDM yang ada
untuk merealisasikan visi dan misi sekolah.
- Ketersediaan dan kompetensi Tenaga administrasi sesuai ketentuan
Sekolah memiliki kepala tenaga administrasi yang berkualifikasi S.1 serta
memiliki sertifikat yang sesuai terkait dengan keadministrasian. Kemampuan
dalam hal manajerial administratif, kepribadian, sosial dan teknis minimal baik
namun perlu adanya peningkatan dalam hal surat menyurat dan administrasi
dokumen sekolah.
- Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan
Sekolah memiliki kepala tenaga laboratorium namun masih belum
memiliki kualifikasi dan sertifikat seorang laboran. Sekolah juga belum
memiliki tenaga teknis laboran yang berkualidikasi dan berkompeten, oleh
karena itu direkomendasikan agar sekolah mengajukan tenaga laboran ke Dinas
pendidikan.
- Ketersediaan dan Kompetensi Pustakawan sesuai ketentuan
57

Sekolah memiliki kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan yang


berkualifikasi dan kompeten dalam pengalaman, manajerial, pengelolaan,
informasi, kepribadian, sosial dan manajerial yang baik. Namun masih belum
memiliki sertifikat sebagai seorang pustakawan sehingga perlu diarahkan agar
melakukan peningkatan dan pengembangan atas profesinya sebagai seorang
pustakawan.

f. Standar Sarana dan Prasana


- Kapasitas daya tampung sekolah memadai
Letak geografis sekolah yang strategis didepan jalan raya dengan luas
lahan yang memadai namun sekolah belum memiliki kapasitas rombel yang
sesuai dengan Sarana dan Prasarana yang memadai. Ragam Sarana dan
Prasarana belum sesuai ketentuan oleh karena itu perlu adanya pengadaan
Sarana dan Prasarana yang sesuai ketentuan dengan menggali dana selain dari
bantuan pemerintah.
- Sekolah memiliki Sarana dan Prasarana Pembelajaran yang lengkap dan
layak
Sekolah memiliki 21 ruang kelas dan 1 perpustakaan yang masih belum
memenuhi standar dan belum tersedia ruang laboratorium IPA. Mengingat
sekolah memiliki panduan terkait standar minimal dari sarana dan prasarana
untuk sekolah maka sekolah perlu mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan
untuk diadakannya rehab ruang kelas dan mengusulkan untuk pengadaan
ruangan Laboratorium IPA.
- Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak
Sekolah memiliki ruang pimpinan, ruang guru, tempat ibadah, lahan
parkir, kantin yang sesuai dengan standar tersedia, ruang BK, ruang sirkulasi
siswa, UKS dan toilet namun masih perlu dilakukan pembenahan. Perlu
dilakukan suatu upaya untuk menginventaris kebutuhan-kebutuhan yang harus
57

dipenuhi untuk menuju tercapainya standar untuk ruang UKS dan toilet, sirkulasi
dan ruang BK.
g. Standar Pengelolaan Pendidikan
- Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan
Sekolah memiliki visi dan misi serta tujuan yang jelas namun belum
pernah mengalami perubahan pengembangan rencana kerja sekolah sudah sesuai
dengan ruang lingkup dan perencanaan pengelolaan sekolah melibatkan
pemangku kepentingan sekolah. Namun masih perlu dilakukan langkah untuk
optimalisasi peran Tim pengembangan sekolah untuk dapat merumuskan RKS
untuk pencapaian visi dan misi serta tujuan sekolah.
- Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan
Sekolah memiliki pedoman pengembangan sekolah yang lengkap namun
kurang memaksimalkan daya guna pendidik dan tenaga kependidikan sekolah
telah menyelenggarakan layanan kegiatan kesiswaan namun belum berjalan
maksimal terkait pandemi covid 19 meskipun minat dan bakat siswa cukup
tinggi dalam kegiatan kesiswaan. Dengan demikian dibutuhkan strategis agar
tetap dapat menjalankan layanan kegiatan kesiswaan di tengah pandemi covid 19
dengan cara daring dengan rambu-rambu yang telah ditentukan sekolah telah
melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran namun
masih perlu memaksimalkan pengelolaannya.
- Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
Secara umum kepala sekolah telah menunjukkan kepribadian mampu
bersosialisasi dengan baik serta memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu untuk
mengembangkan sekolah dengan baik namun dirasa masih perlu untuk
meningkatkan kemampuan pada aspek manajerial. Dengan potensi yang dimiliki
kepala sekolah dalam hal gagasan atau ide yang kreatif, inovatif dan produktif
kepala sekolah mampu mengajak warga sekolah dan pihak tertentu terlibat
dalam melaksanakan tugas kepemimpinanya sehingga muncul kepedulian dari
warga sekolah terhadap sekolah namun demikian kepala sekolah masih perlu
57

mengadakan rapat dengan guru, komite, orang tua agar keterlibatan warga
sekolah lebih meningkat.
- Sekolah mengelola sistem informasi manajemen
Sekolah memiliki sistem informasi yang sesuai dengan ketentuan karena
sekolah memiliki sumber daya manusia yang berkompeten untuk ditugaskan
mengelola sistem informasi. Komunikasi antara warga sekolah dilingkungan
sekolah sangat baik dan pemangku kepentingan mendapatkan laporan
penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan di sekolah namun masih di pandang
perlu sekolah mengangkat tanag yang kompeten untuk ditugaskan mengelola
sistem.
h. Standar Pembiayaan
Berdasarkan telaah raport mutu dalam pengaturan pembiayaan UPT
SMPN 10 Gresik telah melakukan layanan subsidi silang, beban operasional
sesuai ketentuan dan melakukan pengolahan dana dengan baik sehingga pada
standar pembiayaan ini dicapai sekitar 6,88. Kondisi nyata berdasarkan observasi
lapangan di UPT SMPN 10 Gresik tentang standar pembiayaan temuannya adalah
masih terdapat keterbatsan siswa untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri
dan berbagai kegiatan kesiswaan lainnya yang terkendala biaya terbatas sehingga
kegiatan banyak yang ditiadakan.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 10 Gresik adalah Monitoring dan
Evaluasi Program Kerja Sekolah agar data peserta didik yang benar-benar perlu
dibantu supaya tepat sasaran sehingga pengembangan diri dan berbagai kegiatan
siswa lainnya berkembang dan terlaksana dengan baik.

D. Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK)


Peningkatan Kompetensi (PK) adalah kegiatan calon kepala sekolah untuk
meningkatkan kompetensinya berdasarkan kebutuhan individu dengan belajar dari
kepala sekolah mentor 2. Peningkatan kompetensi dilaksanakan di UPT SMP
Negeri 10 Gresik, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil analisis dari AKPK
yang kurang/rendah.
57

Berikut adalah Kompetensi calon kepala sekolah yang harus ditingkatkan


di sekolah magang 2.

Gambar 3.13 Rapor Kompetensi Calon Kepala Sekolah Berdasarkan AKPK


Dari hasil AKPK, ternyata kompetensi yang paling rendah adalah
kompetensi sosial khusunya pada indikator nomor 2. Kompetensi ini yang akan
ditingkatkan di sekolah magang 2.
57

1. Perencanaan
Pada tahap persencanaan, dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28
Oktober 2021. Pada tahap ini, calon kepala sekolah menemui kepala sekolah di
sekolah magang selaku mentor 2, dengan tujuan untuk meminta kesediaan
waktunya dan menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan Peningkatan
Kompetensi pada OJT 2 dengan membawa surat dari Dinas Pendidikan.
Selanjutnya Calon kepala Sekolah mengajukan Permohonan untuk
melakukan berbagai kegiatan baik wawancara, studi dokumen berkomunikasi
dengan warga sekolah yang dapat memberikan informasi terkait kompetensi yang
lemah pada calon kepala sekolah sehingga kepala sekolah mentor 2 dapat
membantu peningkatan kompetensi calon kepala sekolah.
Pada tahap persiapan CKS menyiapkan buku jurnal harian kegiatan untuk
dijadikan bukti kunjungan dan kegiatan yang dilakukan CKS, menyiapkan draft
wawancara untuk melakukan kegiatan wawancara, dengan kepala sekolah dan
juga wakil kepala sekolah urusan humas dan kesiswaan guna menggali dan
mendapatkan informasi.

Gambar 3.14 Menemui Kepala Sekolah Magang 2 pada Kegiatan PK


57

2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan magang, calon kepala sekolah mengunjungi
sekolah magang 2 dan bertemu dengan kepala sekolah seta wakil kepala sekolah
urusan humas dan kesiswaan guna menggali informasi terkait kompetensi social.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Nopember 2021.
Calon kepala sekolah banyak memperoleh pengetahuan, pengalaman dan
wawasan selama berada di sekolah magang 2 dari kepala sekolah dan juga dari
wakil kepala sekolah urusan humas dan kesiswaan. Mentor 2 dan tim dengan
senang hati menerima dan memberikan ilmunya untuk peningkatan kompetensi
sosial. Calon kepala sekolah belajar tentang tanggungjawab secara professional,
kepribadian seorang kepala sekolah dan hubungan sosialnya dalam lingkungan
sekolah dan masayarakat

Gambar 3.14 Menggali informasi di Sekolah Magang 2

3. Hasil
Setelah melakukan penggalian data disekolah magang 2, berdasarkan hasil
wawancara, observasi, dan studi literature maka calon kepala sekolah
mendapatkan tambahan ilmu terutama pada kompetensi sosial.Terkait kompetensi
57

sosial, terdapat dimensi terendah dari AKPK yang diperoleh calon yaitu kurang
Calon Kepala Sekolah kurang terlibat aktif menjadi pengurus organisasi sosial
kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggal.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah ternyata kepala sekolah
terlibat aktif dalam organisasi kemasyarakat dan organisasi lainnya. Sebagai
kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab sosial, lingkungan tempat tinggal
merupakan keluarga terdekat. Oleh karena itu kita harus dekat dengan masyarakat
sekitar melalui kegiatan paguyuban, majelis taklim atau lainnya.
UPT SMP Negeri 10 Gresik merupakan sekolah yang aktif melakukan
kerjasama dengan pihak lain. Di antaranya dengan Desa Bungah, PLN,
Kepolisian, Puskesmas, dan masih banyak yang lain. Dari informasi yang
diberikan secara panjang lebar serta dengan ditunjukkan bukti-bukti kegiatan dan
bahkan diberikan tehnik yang benar tentang cara menjalin kerjasama dengan
pihak lain maka calon kepala sekolah menjadi lebih mengerti dan memahami.
Bentuk kemitraan dengan pihak luar tercermin dari beberapa kegiatan
sekolah di antaranya.
1) Program kampanye dan publikasi
2) Sosialisasi gerakan peduli lingkungan kepada pihak terkait
3) Pameran aksi, kreasi, dan inovasi
4) Kampanye konservasi energi
Selain itu, beberapa dokumen MoU yang terdokumentasi sebagai bukti fisik
sekolah telah melakukan kerja sama yang baik denganpihak lain di antaranya.
1) MoU dengan PLN
2) MoU dengan pengelola kantin
3) MoU dengan kepolisian
4) MoU dengan Puskesmas
Sekolah ini juga melaksanakan kegiatan kampanye dan publikasi melalui
berbagai media sebagai sarana untuk memperkenalkan sekolah pada pihak luar.
Yang tidak kalah pentingnya, bahwa yang dilakukan oleh kepala sekolah magang
2 ini, beliau selalu mendokumentasikan dan melakukan monev terhadap program-
57

program yang dikembangkan agar dapat diukur dan dievaluasi bagi peningkatan
program berikutnya.
Berdasar hasil yang didaptkan calon kepala sekolah, bahwa kompetensi
sosial yang merupakan kompetensi terendah sekarang dapat meningkat dengan
signifikan setelah melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi . Hal ini sesuai
yang calon kepala sekolah rasakan dan alami tentang pengetahuan baru pada
kompetensi sosial.
57

Anda mungkin juga menyukai