BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
Dari hasil analisis raport mutu pada standar SKL, isi, proses, dan
penilaian, masih terdapat beberapa sub indikador yang memiliki capaian nilai
yang rendah dan perlu mendapat rekomendasi. Adapun indikator tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Standar SKL
Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang haat.
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri.
2) Standar Isi
Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran
Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal
3) Standar Proses
Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan.
Mendapat evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Melaksanakan pembelajaran pada keterampilan aplikatif
Memanfaatkan hasil penilaian autentik
Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran
4) Standar Penilaian Pendidikan
Mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Menggunakan instrumen penilaian sikap.
Berdasarkan paparan di atas, maka calon kepala sekolah mengambil judul
laporan RPK yaitu “ Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study di
UPT SMPN 4 Gresik”. Adapun program kegiatan yang dilakukan berdasar tujuan
RPK dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tahapan pada masing-masing siklus
meliputi perencanaan, pelaksanaan, monev, dan refleksi.
Gambaran tahapan lesson study dalam RPK dapat dilihat pada gambar
bagan di bawah ini.
57
1. Siklus 1
Kegiatan pada siklus 1 terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, monev, dan hasil kegiatan. Adapaun penjabaran pada masing-masing
tahapan adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Sebelum dilaksanakan serangkaian kegiatan RPK, terlebih dahulu
diadakan koordinasi dengan kepala sekolah dan para wakil urusan di sekolah.
Koordinasi ini dilakukan untuk menyusun perencanaan yang matang terkait
kegiatan yang akan dilakukan yaitu lesson study. Hasil dari koordinasi dengan
kepala sekolah bersama wakil urusan adalah terbentuknya surat keputusan kepala
sekolah tentang tim pengembang lesson study dan surat keputusan panitian
penguatan lesson study.
Selanjutnya baik panitia maupun tim pengembang lesson study bekerja
sama untuk mempersiapkan kegiatan penguatan yang akan mengadirkan
narasumber pengawas pembina dan guru yang kompeten. Segala persiapan telah
dilakukan, di antaranya menyusun jadwal kegiatan penguatan, menyiapkan
undangan dan pendistribusian undangan, menyiapkan daftar hadir, dan lain
sebagainya.
Adapun penguatan terjadwal sebagai berikut.
57
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penguatan Lesson Study
Hari Waktu Materi Keterangan
b. Pelaksanaan
57
Dari hasil observasi open class di siklus 1 pada keempat mata pelajaran
secara garis besar disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menerapkan lesson
study.
Sedangkan pada lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa, terdapat
beberapa catatan yang telah disimpulkan sebagai berikut.
1) Siswa lebih percaya diri. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa sudah berani
bertanya, berani membei tanggapan, berani melaporkan hasil diskusi
kelompok, dan berani menyampaikan gagasannya.
2) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran (mengamati, menanya,
mencari/mengumpulkan iformasi). Hal ini nampak pada saat siswa terlibat aktif
mencari informasi terkait materi yang dipelajari, siswa terlibat aktif baik
emosional, fisik, dan intelektualnya, serta kemampuan siswa memahami
konsep dan menghubungkannya dengan pengalaman konkretnya.
3) Siswa termotivasi dalam berkomunikasi dengan teman sebaya terkait
pemecahan masalah.
4) Siswa mampu mengomuniksikan gagasan/ide/temua terhadap masalah baik
dalam kelompok ataupun di depan kelas
5) Siswa mampu berkolaborasi (menunjukkan sikap peduli, saling menguatkan,
dan melayani pertanyaan teman)
Dari kelima komponen di atas dijadikan sebagai indikator dalam
memperoleh data aktivitas siswa seperti yang terdapat pada tabel 3.4 berikut.
Indo Inggr
nesia is
1. Siswa lebih percaya diri 3 4 3 4 14 3,5 Sangat
dalam pembelajaran baik
2. Siswa terlibat aktif dalam 3 3 3 3 12 3 Cukup
pembelajaran (mengamati,
menanya,
mencari/mengumpulkan
iformasi)
3. Siswa termotivasi dalam 3 3 3 3 12 3 Cukup
berkomunikasi dengan
teman sebaya terkait
pemecahan masalah
4. Siswa mampu 4 4 3 3 14 3,5 Sangat
mengomuniksikan baik
gagasan/ide/temua terhadap
masalah baik dalam
kelompok ataupun di depan
kelas
5. Siswa mampu berkolaborasi 3 4 3 3 13 3,3 Sangat
(menunjukkan sikap peduli, baik
saling menguatkan, dan
melayani pertanyaan teman)
Jumlah 16 18 15 16
Rata-rata 3,2 3,6 3 3,2
Kategori Sanga Sanga Cuk Sanga
t baik t baik up t baik
Keterangan:
Skor: Kategori:
1 : sangat kurang Rata-rata :1 – 2 = cukup
2 : cukup Rata-rata :2,1 – 3 = baik
3 : baik Rata-rata :3,1 – 4 = sangat
baik
4 : sangat baik
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
sangat baik untuk mata pelajaran PPKn, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS aktivitas siswa masih dalam kategori cukup
(3).
Dari pencapaian pada siklus 1 telah diperoleh gambaran tentang
pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung
yang tergambar pada tabel 3.3 dan tabel 3.4. Namun demikian, perlu kiranya
dilakukan perbaikan pada semua indikator agar diperoleh hasil yang lebih baik
lagi. pada indikator ketiga tabel 3.3 capaian kategori masih cukup, perlu
ditingkatkan agar lebih baik. Sedangkan pada tabel 3.4 indikator 2 dan 3 juga
perlu ditingkatkan lagi.
57
95%
90%
85%
80%
75%
s tif i tif f
s ia va
s an ati
tu Ak ti ngk ika or
A n o
na un a b
rm ye m Ko
l
Te e n Ko
M
Pada grafik di atas nampak bahwa sebagian besar siswa merasa lebih
antusias, aktif, termotivasi, senang, komunikatif, dan kolaboratif. Ketika
pelaksanaan lesson study di kelas, siswa merasa lebih senang, antusian, lebih bisa
berkomunikasi dengan teman dan gurunya, serta mampu berkolaborasi dalam
penyelesaian masalah pembelajaran. Dengan rata-rata pencapaian 87,9% (sangat
baik) tentunya harus ditindaklanjuti untuk lebih ditingkatkan lagi pelaksanaan
lesson study dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan paparan hasil monev di atas terlihat bahwa kegiatan RPK ini
membawa dampak yang baik terhadap peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah. Hal ini nampak pada serangkaian kegiatan RPK mulai dari perencanaan
sampai pada tindak lanjut. Selain itu, kompetensi calon kepala sekolah
(kompetensi pribadian, sosial, dan kewirausahaan) juga meningkat. Adapun
ketercapaian hasil RPK berdasarkan monev dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Siswa juga merasa ada perubahan dalam diri mereka setelah mereka
mengikuti pembelajaran berbasis lesson study. Mereka lebih antusia, terlibat aktif
dalam pembelajaran, dapat menikmati pembelajaran yang menyenagkan dan
bermakna yang disajikan guru, dan kolaboratif serta komunikatif dalam
penyampaian gagasannya baik di dalam kelompok maupun di depan kelas.
e. Tindak Lanjut
1. Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 ini dilakukan dengan harapan adanya peningkatan
terhadap keterlaksanaan RPK. Tahapan pelaksanaan siklus 2 sama dengan siklus
1, yaitu perencanaan, pelaksanaan, monev, dan hasil kegiatan. Hanya saja pada
57
a. Perencanaan
Jika pada siklus 1 tahap perencanaan dilakukan dengan kegiatan penguatan
yang didampingi oleh narasumber dalam penyusunan lesson plan (RPP) maka
pada siklus kedua ini, penyusunan lesson plan dilaksanakan dengan model
pendampingan. Pendampingan dilakukan kepada guru dalam kelompok mata
pelajaran serumpun.
Catatan-catatan yang telah diarsipkan pada saat pelaksanaan open class
dan refleksi siklus 1 menjadi bahan pertimbangan bagi guru model dalam
memperbaiki pembelajarannya. Berbekal catatan, guru mulai mengevaluasi
pelaksanaan pembelajarannya dari mendesai ulang lesson plan (RPP) sampai pada
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Guru dapat melaksanakan pembelajaran ulang
dengan kompetensi yang berbeda dengan pembelajaran di siklus 1.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada siklus kedua ini adalah
sebagai berikut.
1) Konsultasi kepada kepala sekolah tentang hasil dari siklus pertama.
2) Koordinasi dengan tim pengembang lesson study terkait kegiatan pada siklus
kedua.
3) Menyusun pembagian kelompok dan jadwal pendampingan penyusunan lesson
plan (RPP) yang dilakukan oleh guru yang kompeten kepada kelompok guru
mata pelajaran.
4) Penyusunan ulang lesson plan (RPP).
5) Menyusun jadwal open class pada siklus kedua.
6) Mempersiapkan instumen-instrumen yang diperlukan saat pelaksanaan siklus
2.
Adapun jadwal kegiatan pendampingan yang telah disusun oleh tim
pengembang lesson study adalah sebagai berikut.
57
Tabel 3.5
Jadwal Kegiatan Open Class
N Tanggal Guru Pendamping Kelompok
o. Pendampingan Mata Pelajaran
1. Senin, 22 Hikmah Agung Sasono, S. Kom. Informatika,
November 2021 Prakarya, PJOK,
Seni budaya
2. Rabu, 24 Sri Endriana, M. Pd. Bahasa
November 2021 Indonesia,
Bahasa Inggris,
Bahasa daerah,
PABP
3. Kamis, 25 Dra. Siti Aminah IPA,
November 2021 Matematika,
IPS, PPKn
Sedangkan jadwal kegiatan open class pada siklus kedua adalah sebagai
berikut.
b. Pelaksanaan
Setelah kegatan pendampingan penyusunan lesson plan (RPP), kegiatan
selanjutnya yang dirancang sesuai dengan RPK adalah kegiatan open class. Sama
seperti kegiatan open class pada siklus pertama, kegiatan open class dilaksanakan
pada saat guru model melakukan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini juga telah
dijadwalkan oleh tim pengembang berdasarkan kesepakatan antara guru model
dengan observernya. Adapun jadwal open class tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Jadwal Kegiatan Open Class Siklus 2
N Nama Guru Mata Tgl Jam Kls Materi/IPK
o. Pelajar Pelak Ke-
an sanaa
n
1. Susilowati, M. IPS 26/11/ 2 7D Upaya-upaya mengatasi
Pd. 2021 kelangkaan dumber
daya alam
2. Yenny Nur PPKn 26/11/ 2 7E Norma dalam
Amalia, S. Pd. 2021 bermasyarakat
3. Lilik B.Indon 25/11/ 2 8D Analisis unsur
Indrawati, S. esia 2021 pembangun teks cerpen
Pd.
4. Dwi Wahyu B. 25/11/ 3 8A Narative text
57
Dari hasil observasi open class di siklus 2 pada keempat mata pelajaran
secara garis besar disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus pertama. Dari keempat mata pelajaran
tersebut terlihat capaian angka pelaksanaan pembelajaran rata-rata meningkat.
Sedangkan untuk data aktivitas siswa dalam siklus kedua tergambar pada
tabel berikut.
Tabel 3.8 Data Aktivitas Belajar Siswa
d. Refleksi
Berdasarkan paparan hasil monev di atas terlihat bahwa kegiatan RPK ini
membawa dampak yang baik terhadap peningkatan kompetensi calon kepala
sekolah. Hal ini nampak pada serangkaian kegiatan RPK mulai dari perencanaan
sampai pada tindak lanjut. Selain itu, kompetensi calon kepala sekolah
(kompetensi pribadian, sosial, dan kewirausahaan) juga meningkat.
Sedangkan dalam pelaksanaan RPK terkait dengan tema yang diangkat
juga berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Kemampuan guru
dalam menyusun lesson plan (RPP) mengalami peningkatan. Guru mampu
menghadirkan berbagai macam media pembelajaran, pembelajaran dilaksanakan
57
dengan multi strategi sehingga lebih menyenagkan dan bermakna, dan pelibatan
siswa sebagai pembelajar terlayani dengan baik.
Perubahan pada siswa juga terlihat pada siklus kedua ini. Mereka lebih
antusia, terlibat aktif dalam pembelajaran, dapat menikmati pembelajaran yang
menyenagkan dan bermakna yang disajikan guru, dan kolaboratif serta
komunikatif dalam penyampaian gagasannya baik di dalam kelompok maupun di
depan kelas.
Data peningkatan pelaksanaan pembelajaran dari siklus 1 dan 2 keempat
mata pelajaran yang telah melaksanakan open class dapat dilihat pada gambar
grafik sebagai berikut.
Siklus 1 Column1
Siklus 1 Column1
Gambar 3.9 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dan 2
57
Dari kedua grafik pada siklus 2 baik dari segi pelaksanaan pembelajaran
dan aktivitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata
capaiannya. Analisis hasil monev pada siklus 1 dan 2 dapat dilihat peningkatan
ketercapaian hasil kegiatan RPK seperti tergambar pada tabel di bawah ini.
Siklus 1 Column1
e. Tindak Lanjut
1. Persiapan
Tahap persiapan dari Kajian Manajerial adalah melakukan komunikasi
dengan kepala sekolah di tempat sekolah magang 1 (UPT SMPN 4 Gresik).
Komunikasi yang dimaksud adalah menyampaian maksud dan tujuan dari peserta
Diklat melaksanakan OJT dengan terlebih dahulu peserta menyerahkan
surat tugas dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik. Selanjutnya menyampaikan
tagihan tugas selama kegiatan OJT2 didapat saat mengikuti kegiatan IST1 proses
Diklat calon kepala sekolah khususnya terkait tugas menyusun Kajian Manajerial
terhadap 8 SNP.
Agar selama kegiatan dapat berjalan dengan baik khususnya di sekolah
magang, maka calon kepala sekolah memohon bimbingan dan arahan agar dalam
peningkatan kompetensi manajerial. Dari komunikasi pertama ini calok kepala
sekolah diberikan arahan dan langsung diberikan data profil sekolah, RKJM,
RKS, Raport mutu sekolah untuk dipelajari.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kajian Manajerial dilakukan selama kurang lebih 14 hari
dengan waktu menyesuaikan kegiatan RPK. Pada pelaksanaan Kajian Manajerial
ini CKS belajar menganalisis capaian pemenuhan 8 SNP di UPT SMPN 4 Gresik
berdasarkan sumber data di rapor mutu dan kondisi nyata yang diamati secara
langsung.
3. Hasil
Kajian manajerial terhadap 8 SNP di UPT SMPN 4 Gresik diawali dengan
mengkaji raport mutu tahun 2020 dengan menggunakan matrik kajian manajerial.
Adapun capaian raport mutu UPT SMPN 4 Gresik adalah sebagai berikut.
57
Standar Sarana
Capaiandan Prasarana Pendidikan
2016 Capaian 2017 Capaian 2018Standar Penilaian
CapaianPendidikan
2019
Capaian 2020 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sedangkan capaian raport mutu UPT SMPN 4 Gresik tercermin pada tabel
di bawah ini.
Tabel 3.9
Capaian Rapor PMP UPT SMPN 4 Gresik Per Standar Tahun 2020
Prop. Kab. UPT
Jawa Gresik SMPN 4
No Standar Nasional Pendidikan Nas
Timur Gresik
sempit, instalasi dan jasa yang tertata dengan rapih, tempat berolahraga yang
sempit, tempat beribadah yang luas dan representatif, tempat bermain yang
hampir tidak ada.
Kondisi tersebut maka UPT SMPN 4 Gresik ke depan harus memberikan
perhatian besar pada Standar Sarana dan Prasarana, karena standar tersebut
memiliki nilai capaian yang paling rendah di banding standar SNP yang lainnya.
UPT SMPN 4 Gresik memiliki rasio luas lahan dengan jumlah rombongan belajar
yang tidak seimbang sehingga ada beberapa fasilitas sekolah belum mampu
diadakan diantaranya adalah gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/tempat
olah raga siswa.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 Gresik adalah perlunya Rehabilitasi
sarana yang sudah ada, serta pembangunan dan pengadaan ruang-ruang yang
belum layak atau belum ada terutama bangunan dan sarana untuk kegiatan siswa
bisa dengan cara meningkatkan bagunan secara vertikal.
g. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten atau kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan telaah raport mutu UPT
SMPN 4 Gresik sudah melakukan perencanaan pengelolaan 6,92, melaksanakan
program pengelolaan sesuai dengan ketentuan yaitu 6,28, Kepala Sekolah yang
berkinerja baik 6,64, serta mengolah sistem informasi manajemen yang baik 6,65,
sehingga pada standar pengelolaan ini dicapai sekitar 6,62.
Kondisi nyata standar pengelolaan UPT SMPN 4 Gresik terdapat visi,
misi, dan tujuan sekolah yang dipampang di tempat strategis sehingga mudah
dibaca oleh warga sekolah. Rencana Kerja Sekolah (RKJM, RKT) dan RKAS
disusun oleh tim sekolah dan dievaluasi setiap tahunnya. UPT SMPN 4 Gresik
membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan
secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. Di dalam
merumuskan pedoman sekolah, 1) mempertimbangkan visi, misi dan tujuan
57
sesuai ketentuan 7, dan melakukan pengolahan dana dengan baik 5,67, sehingga
pada standar pembiayaan ini dicapai skor nilai 7. Kondisi nyata standar
pembiayaan di UPT SMPN 4 Gresik adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Sumber keuangan sekolah berasal dari Dana Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah (BOPD) yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat dan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBN untuk
penunjang proses pembelajaran, kegiatan kesiswaan, peningkatan kinerja dan
kualifikasi guru dan siswa, kebutuhan rutin rumah tangga sekolah, perjalanan
dinas dan pembelian ATK. Selain dana BOS, sekolah menerima dana dari BOPD
dan dana sumbangan dari orang tua siswa melalui komite sekolah.
Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara komite untuk dana dari
masyarakat, dan bendahara rutin untuk pengelolaan keuangan dari negara. Jumlah
besaran sumbangan tidak sama diantara orang tua tergantung penghasilannya. Jika
tidak ada sumbangan dari orang tua siswa, UPT SMPN 4 Gresik akan kekurangan
dana untuk membiayai kegiatan peningkatan mutu pendidikan seperti partisipasi
lomba- lomba siswa dan kegiatan siswa yang lainnya.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 4 Gresik adalah monitoring dan
evaluasi program kerja sekolah agar data peserta didik yang benar-benar perlu
dibantu supaya tepat sasaran sehingga pengembangan diri dan berbagai kegiatan
siswa lainnya berkembang dan terlaksana dengan baik.
1. Persiapan
57
2. Pelaksanaan
Kajian Manajerial di sekolah asal dilaksanakan pada tanggal 20 November
2021 sampai dengan tanggal 26 November 2021.Kajian Manajerial ini dilakukan
pada capaian raport mutu sekolah tahun 2020 dengan tehnik studi dokumen dan
wawancara pada Wakil kepala sekolah baik bidang Kurikulum , Kesiswaan ,
Humas dan Sarpras serta Tenaga Administrasi sekolah asal.
Hasil studi dokumen dan wawancara tersebut dirangkum dalam sebuah
matrik Kajian Manajerial ( matrik Kajian Manajerial terlampir).
memiliki rasa toleransi antar sesama manusia. Untuk mewujudkan upaya ini
tidak hanya bertumpu pada guru di sekolah namun peran serta orang tua juga
mengambil peran yang sangat penting
- Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan
Pada dimensi ini didapatkan bahwa tidak semua lulusan memiliki
pengetahuan factual, prosedural, konseptual dan meta kognitif. Melalui Guru
yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
diupayakan untuk menjalankan standar proses pembelajaran dengan baik dan
benar dengan harapan dapat mencapai lulusan yang memiliki pengetahuan
factual, procedural, konseptual, metakognitif.
- Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan
Pada dimensi keterampilan ini hampir Sebagian besar lulusan memiliki
keterampilan berpikir dan bertindak kreatif dan kritis. Sikap ini tidak lebih
karena lulusan memiliki arahan yang tepat agar siswa mampu mengeksplorasi
rasa kaingin tahuanya yang cukup tinggi. Sementara kemandirian yang
terbentuk pada lulusan lebih dominan pengaruh dari lingkungan keluarga ,
dimana peran orang tua juga memberikan warna pada kemandirian yang
terbentuk.
b. Standar Isi
Standar isi di UPT SMP Negeri 10 Gresik adalah sebagai berikut.
1. Perangkat Pembelajaran Sesuai Rumusan Kompetensi Lulusan
Semua guru memiliki perangkat pembelajaran yang memuat karakteristik
baik dalam aspek kompetensi sikap, pengetahuan maupun ketrampilan. Mnegingat
semua guru memiliki kualifikasi sesuai dengan standar yang ditentukan dan lebih
dominan masih dalam usia produktif maka perlu diselenggarakan workshop untuk
dapat mempertajam kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan ketentuan dari karakteristik peserta didik.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan Sesuai Prosedur
Pengembangan kurikulum masih belum melibatkan pemangku
kepentingan secara keseluruhan, sekolah sudah memiliki tim kurikulum yang
telah mengikuti bimtek pengembangan kurikulum sehingga perlu dilakukan upaya
57
kinerja beberapa guru agar menyusun dokumen rencana yang lengkap dan
sistematis mengingat sekolah memiliki panduan dalam penyusunan dokumen
rencana dengan lengkap dan sistematis.
- Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat
Sekolah telah membentuk rombongan belajar dengan jumlah sesuai
ketentuan. Proses pembelajaran telah dilaksanakan tepat waktu hanya perlu
ditingkatkan pada penerapan metode media dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran dan masih kurang mengakui perbedaan individual dan
latar belakang budata siswa. Sebagai solusinya adalah perlu adanya peningkatan
kompetensi guru tentang penerapan metode yang inovatif dan penggunaan media
pembelajaran yang menarik.
- Pengawasan dan Penilaian Otentik dilakukan dalam proses pembelajaran
Guru sudah melakukan penilaian tetapi belum semua guru melakukan
penilaian otentik secara komprehensif sebagai guru belum mempunyai instrumen
penilaian yang lengkap terutama instrumen penilaian sikap.
Selain itu untuk program remidial dan pengayaan juga belum dilaksanakan
sesuai program. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan dengan supervisi
proses pembelajaran dengan membentuk tim supervisi yang terdiri dari kepala
sekolah dan guru senior. Hal ini ditunjang oleh sekolah yang memiliki panduan
supervisi dan instrumen supervisi proses pembelajaran.
d. Standar Penilaian
- Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi
Penialaian sudah dalam bentuk pelaporan (raport sisipan dan semester) dan
telah memiliki bentuk sesuai sikap, pengetahuan dan ketrampilan namun untuk
penilaian sikap masih berupa dokumen adminstratif dan masih ada beberapa
guru yang belum melakukan penilaian sikap secara optimal sehingga perlu
dilakukan pendampingan kepada guru untuk senantiasa melakukan penilaian
pada 3 (tiga) aspek tersebut sesuai dengan instrumen yang dimiliki yang telah
dimiliki hal ini didukung karena sekolah memiliki instrumen penilaian yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan dan telah disesuaikan
dengan bentuk pelaporan penilaian.
57
dipenuhi untuk menuju tercapainya standar untuk ruang UKS dan toilet, sirkulasi
dan ruang BK.
g. Standar Pengelolaan Pendidikan
- Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan
Sekolah memiliki visi dan misi serta tujuan yang jelas namun belum
pernah mengalami perubahan pengembangan rencana kerja sekolah sudah sesuai
dengan ruang lingkup dan perencanaan pengelolaan sekolah melibatkan
pemangku kepentingan sekolah. Namun masih perlu dilakukan langkah untuk
optimalisasi peran Tim pengembangan sekolah untuk dapat merumuskan RKS
untuk pencapaian visi dan misi serta tujuan sekolah.
- Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan
Sekolah memiliki pedoman pengembangan sekolah yang lengkap namun
kurang memaksimalkan daya guna pendidik dan tenaga kependidikan sekolah
telah menyelenggarakan layanan kegiatan kesiswaan namun belum berjalan
maksimal terkait pandemi covid 19 meskipun minat dan bakat siswa cukup
tinggi dalam kegiatan kesiswaan. Dengan demikian dibutuhkan strategis agar
tetap dapat menjalankan layanan kegiatan kesiswaan di tengah pandemi covid 19
dengan cara daring dengan rambu-rambu yang telah ditentukan sekolah telah
melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran namun
masih perlu memaksimalkan pengelolaannya.
- Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
Secara umum kepala sekolah telah menunjukkan kepribadian mampu
bersosialisasi dengan baik serta memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu untuk
mengembangkan sekolah dengan baik namun dirasa masih perlu untuk
meningkatkan kemampuan pada aspek manajerial. Dengan potensi yang dimiliki
kepala sekolah dalam hal gagasan atau ide yang kreatif, inovatif dan produktif
kepala sekolah mampu mengajak warga sekolah dan pihak tertentu terlibat
dalam melaksanakan tugas kepemimpinanya sehingga muncul kepedulian dari
warga sekolah terhadap sekolah namun demikian kepala sekolah masih perlu
57
mengadakan rapat dengan guru, komite, orang tua agar keterlibatan warga
sekolah lebih meningkat.
- Sekolah mengelola sistem informasi manajemen
Sekolah memiliki sistem informasi yang sesuai dengan ketentuan karena
sekolah memiliki sumber daya manusia yang berkompeten untuk ditugaskan
mengelola sistem informasi. Komunikasi antara warga sekolah dilingkungan
sekolah sangat baik dan pemangku kepentingan mendapatkan laporan
penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan di sekolah namun masih di pandang
perlu sekolah mengangkat tanag yang kompeten untuk ditugaskan mengelola
sistem.
h. Standar Pembiayaan
Berdasarkan telaah raport mutu dalam pengaturan pembiayaan UPT
SMPN 10 Gresik telah melakukan layanan subsidi silang, beban operasional
sesuai ketentuan dan melakukan pengolahan dana dengan baik sehingga pada
standar pembiayaan ini dicapai sekitar 6,88. Kondisi nyata berdasarkan observasi
lapangan di UPT SMPN 10 Gresik tentang standar pembiayaan temuannya adalah
masih terdapat keterbatsan siswa untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri
dan berbagai kegiatan kesiswaan lainnya yang terkendala biaya terbatas sehingga
kegiatan banyak yang ditiadakan.
Berdasarkan telaah raport mutu dan kondisi nyata diatas, rekomendasi dan
tindak lanjut yang diperlukan UPT SMPN 10 Gresik adalah Monitoring dan
Evaluasi Program Kerja Sekolah agar data peserta didik yang benar-benar perlu
dibantu supaya tepat sasaran sehingga pengembangan diri dan berbagai kegiatan
siswa lainnya berkembang dan terlaksana dengan baik.
1. Perencanaan
Pada tahap persencanaan, dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28
Oktober 2021. Pada tahap ini, calon kepala sekolah menemui kepala sekolah di
sekolah magang selaku mentor 2, dengan tujuan untuk meminta kesediaan
waktunya dan menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan Peningkatan
Kompetensi pada OJT 2 dengan membawa surat dari Dinas Pendidikan.
Selanjutnya Calon kepala Sekolah mengajukan Permohonan untuk
melakukan berbagai kegiatan baik wawancara, studi dokumen berkomunikasi
dengan warga sekolah yang dapat memberikan informasi terkait kompetensi yang
lemah pada calon kepala sekolah sehingga kepala sekolah mentor 2 dapat
membantu peningkatan kompetensi calon kepala sekolah.
Pada tahap persiapan CKS menyiapkan buku jurnal harian kegiatan untuk
dijadikan bukti kunjungan dan kegiatan yang dilakukan CKS, menyiapkan draft
wawancara untuk melakukan kegiatan wawancara, dengan kepala sekolah dan
juga wakil kepala sekolah urusan humas dan kesiswaan guna menggali dan
mendapatkan informasi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan magang, calon kepala sekolah mengunjungi
sekolah magang 2 dan bertemu dengan kepala sekolah seta wakil kepala sekolah
urusan humas dan kesiswaan guna menggali informasi terkait kompetensi social.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Nopember 2021.
Calon kepala sekolah banyak memperoleh pengetahuan, pengalaman dan
wawasan selama berada di sekolah magang 2 dari kepala sekolah dan juga dari
wakil kepala sekolah urusan humas dan kesiswaan. Mentor 2 dan tim dengan
senang hati menerima dan memberikan ilmunya untuk peningkatan kompetensi
sosial. Calon kepala sekolah belajar tentang tanggungjawab secara professional,
kepribadian seorang kepala sekolah dan hubungan sosialnya dalam lingkungan
sekolah dan masayarakat
3. Hasil
Setelah melakukan penggalian data disekolah magang 2, berdasarkan hasil
wawancara, observasi, dan studi literature maka calon kepala sekolah
mendapatkan tambahan ilmu terutama pada kompetensi sosial.Terkait kompetensi
57
sosial, terdapat dimensi terendah dari AKPK yang diperoleh calon yaitu kurang
Calon Kepala Sekolah kurang terlibat aktif menjadi pengurus organisasi sosial
kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggal.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah ternyata kepala sekolah
terlibat aktif dalam organisasi kemasyarakat dan organisasi lainnya. Sebagai
kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab sosial, lingkungan tempat tinggal
merupakan keluarga terdekat. Oleh karena itu kita harus dekat dengan masyarakat
sekitar melalui kegiatan paguyuban, majelis taklim atau lainnya.
UPT SMP Negeri 10 Gresik merupakan sekolah yang aktif melakukan
kerjasama dengan pihak lain. Di antaranya dengan Desa Bungah, PLN,
Kepolisian, Puskesmas, dan masih banyak yang lain. Dari informasi yang
diberikan secara panjang lebar serta dengan ditunjukkan bukti-bukti kegiatan dan
bahkan diberikan tehnik yang benar tentang cara menjalin kerjasama dengan
pihak lain maka calon kepala sekolah menjadi lebih mengerti dan memahami.
Bentuk kemitraan dengan pihak luar tercermin dari beberapa kegiatan
sekolah di antaranya.
1) Program kampanye dan publikasi
2) Sosialisasi gerakan peduli lingkungan kepada pihak terkait
3) Pameran aksi, kreasi, dan inovasi
4) Kampanye konservasi energi
Selain itu, beberapa dokumen MoU yang terdokumentasi sebagai bukti fisik
sekolah telah melakukan kerja sama yang baik denganpihak lain di antaranya.
1) MoU dengan PLN
2) MoU dengan pengelola kantin
3) MoU dengan kepolisian
4) MoU dengan Puskesmas
Sekolah ini juga melaksanakan kegiatan kampanye dan publikasi melalui
berbagai media sebagai sarana untuk memperkenalkan sekolah pada pihak luar.
Yang tidak kalah pentingnya, bahwa yang dilakukan oleh kepala sekolah magang
2 ini, beliau selalu mendokumentasikan dan melakukan monev terhadap program-
57
program yang dikembangkan agar dapat diukur dan dievaluasi bagi peningkatan
program berikutnya.
Berdasar hasil yang didaptkan calon kepala sekolah, bahwa kompetensi
sosial yang merupakan kompetensi terendah sekarang dapat meningkat dengan
signifikan setelah melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi . Hal ini sesuai
yang calon kepala sekolah rasakan dan alami tentang pengetahuan baru pada
kompetensi sosial.
57