Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitab Allah yang Maha Bijaksana dan petunjuk jalan-

Nya yang diturunkan-Nya kepada Nabi-Nya sebagai jalan hidup yang lurus,

undang-undang yang abadi, Syariat yang tidak diragukan, yang membuat

kebahagian manusia di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, hendaklah

berkomitmen dan memegang teguh pada Al-Qur’an mengamalkan segala isinya,

membaca dan merenunginya dan senantiasa meaplikasikan di dalam kehidupan.1

Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

saw, melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan berfungsi sebagai hidayah atau

petunjuk bagi manusia yang belajar dan mengamalkan isi kandungannya. Setiap

muslim memiliki tanggung jawab yang besar dan berkewajiban untuk belajar dan

mengajarkan Al-Qur’an ketika sudah mampu membacanya. Karena Al-Qur’an

merupakan petunjuk dan pedoman hidup seluruh umat muslim yang ada di dunia

ini. Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Al-Qomar ayat 17 sebagai berikut:

‫ولَقَ ۡد يَس َّۡرنَا ۡالقُ ۡر ٰانَ لِل ِّذ ۡك ِر فَهَ ۡل ِم ۡن ُّم َّد ِك ٍر‬

Artinya: Dan sungguh telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?2

Shalih Bin Muhammad Alu Asy-Syaikh dalam “Tafsir Muyassar”

mengatakan: Sungguh kami telah memudahkan lafazh Al-Qur’an untuk dibaca

dan dihafal, serta memudahkan makna-maknanya untuk dipahami dan

1
Mahmud Muhammad Al-Jauhari dkk, Membangun Keluarga Qur’ani Panduan Untuk
Wanita Muslim, (Jakarta: Amzah, 2005), hlm. 362.
2
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qu’ran dan Terjemahannya, (Jakarta: CV
Pustaka Jaya Ilmu, 2014), hlm. 529.
direnungkan, bagi siapa yang ingin memahami dan mengambil pelajaran. Adakah

orang yang mengambil pelajaran? Dalam ayat ini dan ayat-ayat lain yang serupa

terkandung dorongan memperbanyak membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan

mengajarkannya.3

Jadi, dalam ayat ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an wajib hukumnya untuk

dipelajari dijadikan pedoman di dalam kehidupan. karena Allah telah

memudahkannya untuk dihafal dan diingat. Oleh karena itu, ambilah nasihat dari

setiap isi kandungan yang ada di dalam Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Rasulullah saw semasa hidupnya, telah banyak memberikan perhatian

khusus kepada umatnya tentang keutamaan pengajaran Al-Qur’an. Karena itu,

dapat dikatakan bahwa agama Islam sangat mengedepankan pengajaran Al-

Qur’an sebagai sumber petunjuk dan pedoman umat Islam yang mutlak

kebenarannya.4

Belajar dan mempelajari Al-Qur’an sesusai dengan ilmu Tajwid

berdasarkan hukum syara’ yaitu fardhu kifayah, sedangkan mengamalkannya

adalah fardhu ‘ain.5 Bagi setiap umat islam yang membaca Al-Qur’an hendaklah

memperhatikan makhrijul huruf, fashoha dan mentadaburi makna-makna yang

terkandung dalam isi Al-Qur’an. Sesuai dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-

Muzammil ayat 4 yang berbunyi:

‫َو َر ِّت ِل ۡالقُ ۡر ٰا َن َت ۡرت ِۡياًل‬


Artinya: “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan”. 6

3
Shalih Bin Muhammad Alu Asy-Syaikh, Tafsir Muyassar, Jilid 2, (Jakarta: Darul Haq,
2018), hal. 717.
4
Muzakkir, “Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-Qur’an Metode Maudhu’i Dalam
Perspektif Islam”. Jurnal, Vol. 18, No 1, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2015), hal. 109.
5
Ahmad Munir dkk, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1994), hlm. 9
6
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qu’ran dan Terjemahannya, (Jakarta: CV
Pustaka Jaya Ilmu, 2014), hlm. 574.
Berdasarkan Tafsir Al- Munir makna dari ayat tersebut menjelaskan

hendaklah ketika membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan. Yakni, bacalah Al-

Qur’an itu dengan jelas dalam shalatmu dengan bacaan yang menyebutkan semua

huruf-hurufnya dengan jelas dan memenuhi haknya.7 AL-Qur’an hendaknya

dibaca tidak tergesa-gesa, telaah setiap kata-katanya maupun maknanya yang

begitu dalam supaya direnungkan baik-baik, hingga mendapatkan inspirasi

berharga.8

Dalam hal ini sudah sangat jelas bahwasanya ada tanggung jawab besar

khususnya bagi remaja untuk senantiasa belajar dan mempelajari Al-Qur’an.

Remaja sebagai generasi muda yang diharapkan Bangsa dan Negara sebagai

penopang Negeri dimasa yang akan datang. Untuk itu harapan besar kepada

remaja marilah membangun generesi Qur’ani yang disinari dengan nilai-nilai Al-

Qur’an.

Namun berbicara tentang remaja saat ini, dibenak masyarakat remaja lebih

banyak cenderung kepada perbuatan negatif. Era globalisasi yang ditandai dengan

era perubahan, kecanggihan teknologi sangat disayangkan kebanyakan remaja

yang terlibat dalam persaingan yang tidak berpedoman dalam kitab suci Al-

Qur’an.

Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan, masih banyak remaja-

remaja yang belum bisa membaca Al-Qur’an, bahkan buta huruf Al-Qur’an,

Karena minimnya semangat untuk belajar membuat remaja malas untuk

mempelajari kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Tidak

hanya itu, melihat berita-berita yang di informasikan di sosial media bahwa


7
Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Al-Munir (Marah labid), jilid 6, (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2016), hlm. 553.
8
Zainal Arifin Zakaria, Tafsir Inspirasi, (Medan: Duta Azhar Medan, 2012), hlm. 946.
kenakalan remaja sangat meresahkan masyarakat diantaranya tawuran antar

pelajar, ugal-ugalan di pasaran, penyalahgunaan narkotika, perjudian, hubungan

seksual atau seks pra nikah,bahkan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain

game online. Kalau perbuatan ini terus menerus dilakukan oleh remaja maka

kedepannya remaja Indonesia akan mengkhawatirkan.

Banyak anak remaja yang lebih memilih bersenang-senang ketimbang

belajar. Menghabiskan waktunya di cafe-cafe, pub dan diskotik dari pada bekerja

keras, suka mengkonsumsi minum-minuman keras, dan tindakan moral seperti ini

sangat meresahkan.9

Begitulah jika remaja tidak dididik dengan pendidikan Al-Qur’an, tidak

berpedoman pada Al-Qur’an bahkan jarang sekali berinteraksi dengannya,

padahal Al-Qur’an mengandung banyak pokok ajaran sehingga seluruh hidup

manusia dan kehidupan ini menjadi teratur. Al-Qur’an bisa menjadi sahabat,

pencerah akal remaja dan sebagai petunjuk jalan yang lurus.

Maka, disinilah peneliti mengatakan bahwa kondisi remaja yang

dipaparkan di atas pernah terjadi di Kabupaten Batubara, akan tetapi tiga tahun

berturut-turut adanya perubahan mengarah kepada yang lebih baik dan itu

digambarkan ketika mengukir prestasi pada lomba MTQ Tingkat Kabupaten

Batubara.

Sebelum tahun 2019 remaja muslim yang ada di Kabupaten Batubara

minim dan kurang minat dalam bidang keagamaan seperti ikut belajar tilawah Al-

Qur’an, tidak munculnya pemuda-pemuda yang ikut berpartisipasi pada lomba

MTQ yang diselenggarakan baik tingkat Desa, Kecamatan maupun Kabupaten.

9
Winarsih, Pendidikan Karekter Bangsa, (Tanggerang: Loka Aksara, 2019), hlm. 10.
Merasa kegiatan Agama itu hanya terkhusus untuk anak-anak di kalangan

pesantren.

Pada awal tahun 2019 ada peningkatan terhadap remaja Batubara.

Indikator yang dapat peneliti lihat antara lain, aktifnya para remaja dan

masyarakat untuk ikut mensyiarkan Agama pada ajang perlombaan MTQ yang

dibuat oleh pemerintah Kabupaten. Oleh karena itu, remaja-remaja Batubara ikut

berpartisipasi bertanding pada perlombaan tersebut.

Dari peningkatan yang dilihat di lapangan, peneliti memperkirakan ada

peran penting Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) yang hadir di

tengah-tengah masyarakat. Mereka memiliki teknik komunikasi dalam

meningkatkan motivasi umat Islam khususnya remaja-remaja di Kabupaten

Batubara sehingga terbentuklah generasi-generasi Qur’ani. Dengan hadirnya

LPTQ seperti ini dapat mendorong dan mempengaruhi khususnya para remaja-

remaja untuk belajar Tilawah Al-Qur’an serta mewujudkan masyarakat yang

disinari dengan nilai-nilai Al-Qur’an.

Hingga sampai saat ini belum dapat diketahui bagaimana teknik

komunikasi yang diterapkan, media yang digunakan dan apa-apa saja

hambatannya. Maka disini peneliti tertarik untuk meniliti “TEKNIK

KOMUNIKASI LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN

(LPTQ) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI REMAJA BELAJAR

TILAWAH AL-QUR’AN DI KABUPATEN BATUBARA”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat di tuliskan

rumusan masalah sebagai berikut:


1. Bagamaina Bentuk teknik komunikasi Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an (LPTQ) dalam meningkatkan partisipasi remaja

belajar tilawah Al-Qur’an di Kabupaten Batubara?

2. Apa saja media yang digunakan Lembaga Pengembangan Tilawatil

Qur’an (LPTQ) dalam meningkatkan partisipasi remaja belajar

tilawah Al-Qur’an di Kabupaten Batubara?

3. Bagaimana hambatan dalam penerapan teknik komunikasi LPTQ

dalam meningkatkan partisipasi remaja belajar tilawah Al-Qur’an di

Kabupaten Batubara?

C. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dan penulis dalam

menafsirkan judul skripsi ini, maka perlu diadakan batasan istilah. Adapun yang

dibatasi dalam peneliti ini sebagai berikut:

1. Teknik komunikasi. Teknik komunikasi terbagi menjadi dua istilah

yaitu teknik dan komunikasi. Teknik artinya cara suatu pengetahuan

tentang cara-cara yang dipergunakan oleh seseorang atau instruktur.10

Sedangkan komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di

antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau

tingkah laku.11 Dengan begitu teknik komunikasi adalah cara yang

dilakukan seorang komunikator kepada komunikan dalam

penyampaian pesan serta pertukaran informasi dengan menggunakan

lambang atau tanda-tanda yang pesannya itu dapat diterimah oleh

seorang komunikan.
10
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2011), hlm. 2.
11
H. Rochajat Harun, Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 20.
2. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an atau di singkat LPTQ

adalah suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian

Agama yang bergerak di bidang keagamaan, untuk menciptakan

masyarakat Indonesia yang bernilai Qur’ani agar dapat seirama

dengan pembangunan nasional dan perkembangan masyarakat yang

semakin pesat.12 Oleh karena itu LPTQ Kabupaten Batubara berperan

penting dalam mewujudkan visi dan misinya untuk mengembangkan

bakat dan prestasi remaja belajar tilawah Al-Qur’an. Bisa dilihat

dengan diadakannya Musabaqah tilawatil Qur’an (MTQ) tiap tahun

yang dibuat oleh pemerintah kabupaten dan kota. Di samping itu jelas

kegiatan tersebut tidak lepas dari peran LPTQ.

3. Menurut Calon 1953: Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-

sifat masa transisi atau peralihan.13 Remaja merupakan masa

perubahan anak-anak ke masa dewasa dengan meliputi semua

perkembangan yang dialaminya.

4. Tilawah Al-Qur’an adalah seni baca Al-Qur’an dengan menggunakan

ilmu Nagham (irama lagu) atau menyenandungkan suara pada

tilawatil Qur,an sesuai denga ilmu tajwid14

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

12
Pedoman Pengembangan Tilawatil Qur’an, (Jakarta: Lembaga Pengembangan
Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional, 1992), hlm. 25.
13
Bisri Hasan, Pembangunan Masyarakat, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 102.
14
Muhsin Salim, Ilmu Nagham Al- Qur’an (Jakarta: PT. Kebayoran Widya Ripta, 2004),
hlm. 7.
1. Untuk mengetahui bentuk teknik komunikasi Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an dalam meningkatkan partisipasi

remaja belajar tilawah Al-Qur’an di Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui media apa saja yang digunakan Lembaga

Pengembangan tilawatil Qur’an dalam meningkatkan partisipasi

remaja belajar tilawah Al-Qur’an di Kabupaten Batubara.

3. Untuk mengetahui bagaimana hambatan dalam penerapan teknik

komunikasi LPTQ dalam meningkatkan partisipasi remaja belajar

tilawah Al-Qur’an di Kabupaten Batubara.

E. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian diatas, adapun yang menjadi manfaat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis, dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka bagi yang

memahami Teknik Komunikasi Lembaga Pengembangan Tilawatil

Qur’an (LPTQ) dalam meningkatkan partisipasi remaja belajar

tilawah Al-Qur’an di Kabupaten Batubara.

2. Penelitian ini diharapkan agar dapat berguna dikalangan para

akademisi dalam menyumbangkan pemikiran mengenai teknik

komunikasi.

3. Manfaat praktisi, berguna bagi pemerintah Kabupaten Batubara untuk

meningkatkan masyarakat yang unggul berbasis nilai-nilai Islami

melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ).

4. Berguna bagi kepengurusan Lembaga Pengembangan Tilawatil

Qur’an (LPTQ) Kabupaten Batubara dalam mengembangkan bakat


dan prastasi masyarakat khususnya remaja-remaja untuk belajar

tilawah Al-Qur’an.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membahas penelitian ini, maka dari itu

disusunlah sistematika dengan baik. Pembahasan dibagi menjadi beberapa Bab

dan setiap Bab terdiri beberapa sub bab, sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II Landasan Teori, membahas mengenai Pengertian Teknik

Komunikasi, Bentuk-Bentuk Teknik Komunikasi, Media Komunikasi, Hambatan

Komunikasi, Remaja, Pengertian Tilawah Al-Qur’an, Keutamaan Tilawah Al-

Qur’an dan Fungsi dan Peranan Al-Qur’an.

Bab III Metodologi Penelitian yang di dalamnya membahas tentang Jenis

dan Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Tempat dan Waktu

Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data, Teknik Analisis Data, dan Pemerikasaan Keabsahan Data.

Anda mungkin juga menyukai