A.Penyebab Dominan:
1. Kurangnya semangat dalam mempelajari baca tulis al-quran.
2. Masih banyak anak didik yang kurang fasih dalam membaca al-Qur’an dengan tartil
3. Masih ada peserta didik yang sama sekali belum bisa membaca huruf al- Qur’an.
4. Kurangnya perhatian dan dorongan dari orang tua untuk belajar al-Qur’an dengan tartil.
5. Pengaruh dari lingkungan sekitar atau terpengaruh dengan anak yang putus sekolah.
e) Peran Orang Tua dan Guru PAI dalam Mengajarkan Al-quar kepada Peserta Didik
Sebelum mengajarkan al-Qur’an kepada anak, orang tua terlebih dahulu harus mengetahui tata cara
membaca al-Qur’an dengan tartil agar bisa dicontoh oleh anak mereka. Bagi orang yang belum
mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid wajib hukumnya untuk berusaha
membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.
Perintah membaca Alquran dengan tartil disebutkan dalam Surat Al Muzzamil ayat 4. Allah SWT
berfirman:
Yang Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan. (QS.
Surat Al Muzzamil: 4)
C. Penyebab Determinan
Dari beberapa penyebab di atas, yang menjadi penyebab Determinan Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kemampuan Peserta Didik SD Negeri 71 Kota Bengkulu Dalam Membaca Al- Qur’an adalah
Kurangnya perhatian dan dorongan dari orang tua untuk belajar al-Qur’an dengan tartil.
Salah satu tema dalam Ulum Al-Qur‟an yang amat urgen bagi para da‟i atau mubaligh para
pelajar dan mahasiswa muslim pada khususnya dalam menyampaikan risalah Allah swt adalah
kewajiban faham akan bahasa arab, yang merupakan satu alat yang mempunyai fungsi untuk
memahami apa yang terkandung atau pesan yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Kita tidak akan
mampu memahami pesan yang terkandung bahkan rahasia-rahasia yang terdapat dalam Al-Qur‟an
kalau kita tidak mengerti bahasa arab.
Disamping itu, kita harus bisa memahami akan kaidah-kaidah cara memahami bahasa arab
tersebut supaya orang yang membaca karya kita atau yang mendengarkan informasi yang kita
fahami dalam Al-Qur‟an kita kita sampaikan mereka dapat dipahami oleh para pembaca maupun
para mustami‟. Lebih jauhnya kalau kita memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur‟an perlu
ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, itu merupakan gambaran kecil mengenai
beberapa masalah yang sedang kita hadapi sekarang-sekarang ini. Al-Qur‟an adalah mukjizat Allah
yang amat besar yang diberikan kepada rosul-Nya yang mempunyai kandungan, pesan, bahkan
rahasia-rahasia yang tersirat yang hanya dapat difahami kalau kita tahu akan ilmunya.
2) Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Anak (Peserta Didik) dalam
Membaca Al-quran
Orang tua merupakan bagian terpenting dalam pendidikan anak. Pemberian stimulus yang
baik akan berdampak baik bagi kehidupan anak. Anak adalah salah satu titipan Allah dan
merupakan harta yang tidak akan ternilai dalam kehidupan orang tua. Karenanya orang tua harus
menjaga dan mendampingi anak dalam setiap langkah yang diambilnya. Tujuan peran orang tua
dalam mendidik anaknya yaitu untuk diarahkan agar anak menjadi taat beribadah kepada Allah,
berbakti kepada orang tua, serta menghormati saudara dan sesamanya. Senada dengan hal tersebut
Ki Hajar Dewantara, dalam Miranda Ilmia Rosa (2021), mengingatkan bahwa pendidikan
merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Hal ini
juga diungkapkan oleh Emilia yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua pada pendidikan anak
usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting.
Zakiah Daradjat, dalam Miranda Ilmia Rosa (2021) berpendapat bahwa selain sekolah,
masyarakat, dan teman sepermainannya keberhasilan pendidikan anak juga sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Pakar pendidikan lain seperti Ahmad Tafsir juga berpendapat bahwa peran pendidikan di
keluarga (rumah tangga) sangat penting, karena masyarakat yang pada hakikatnya adalah kumpulan
dari keluarga-keluarga.
Peran orang tua memang sangat diperlukan dalam pendidikan agama anak usia dini terutama
dalam pengajaran Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan pengajaran Al-Qur’an adalah belajar Al-
Qur’an dari mengenal huruf hijaiyah, pengucapannya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasih
dan benar sesuai dengan kaidah tajwid serta menghafal surat-surat pendek.8 Konsep ini tentunya
sejalan dengan sabda nabi yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, yang artinya “Didiklah anak-
anakmu dalam tiga perkara: mencintai nabimu, mencintai keluarganya, dan membaca Al-Qur’an.
Maka sesungguhnya orang-orang yang membawa Al-Qur’an berada dalam naungan A’rasy Allah
ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya bersama para nabbi dan orang – orang yang suci.
Berdasarkan uraian di atas, mengajarkan Al-Qur’an sejak usia dini merupakan sebuah hal
yang penting agar anak lebih mencintai Al-Qur’an serta tertanam nilai keimanan pada dirinya.
Selain guru di sekolah, orang tua juga sangat berperan dalam membimbing atau mengajarkan Al-
Qur’an pada anak saat berada di luar sekolah atau di rumah. Peranan orang tua terhadap pendidikan
anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti pendidikan
agama, budi pekerti, sopan santun, kasih sayang, rasa aman, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan
baik. Selain itu, peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai
dengan yang diajarkan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Miranda Ilmia Rosa, 2021. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Melalui Metode Wafa Pada Siswa Tkit 1 Qurrota A’yun Ponorogo. Skripsi. Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam
Anak Usia Dini. Diakses 16 September 2023.
Izzan, Ahmad. Ulumul Qur‟an: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al Qur’an . Bandung:
kelompok Humaniora. 2005 Muhaimin,dkk.“Kawasan dan Wawasan Studi Islam”. Jakarta:
Kencana. 2005.
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku Ilmu-ilmu Al-Qur’an. PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang.
2002