Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI MASALAH

Nama Mahasiswa : Noviarti Mahaju Salta


Kelompok Mapel : PAI 2.B
Tema : Analisis Penentu Penyebab Masalah KB 1 (Al-qur’an Dan Metode
Memahaminya)

Judul : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA


DIDIK SD NEGERI 71 KOTA BENGKULU DALAM MEMBACA
AL- QUR’AN

A.Penyebab Dominan:
1. Kurangnya semangat dalam mempelajari baca tulis al-quran.
2. Masih banyak anak didik yang kurang fasih dalam membaca al-Qur’an dengan tartil
3. Masih ada peserta didik yang sama sekali belum bisa membaca huruf al- Qur’an.
4. Kurangnya perhatian dan dorongan dari orang tua untuk belajar al-Qur’an dengan tartil.
5. Pengaruh dari lingkungan sekitar atau terpengaruh dengan anak yang putus sekolah.

B. Melakukan Eksplorasi Penyebab Dominan.


Memberikan dorongan dan motivasi agar bersemangat dalam mempelajari dan memperbaiki
bacaan al-Qur’an. Di antara motivasi belajar al-Qur’an diantaranya;
a) Belajar al-Qur’an Merupakan Sebaik-baik Orang
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah
saw.bersabda yang artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

b) Dapat Syafaat di Hari Kiamat Rasulullah bersabda:


Dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al
Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya
"Bacalah Al Quran, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari
kiamat nanti. (HR. Muslim).
c) Mendapatkan pahala berlipat Rasulullah bersabda:
Dari Aisyah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, yang artinya: "Perumpamaan
orang membaca Alquran sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para Malaikat mulia.
Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Alquran dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan
atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala." (HR Bukhari).

d) Orang yang Membaca al-Qur’an Mulutnya Bau Harum.


Salah satu nash hadits secara tegas membandingkan orang yang membaca Al- Quran dengan yang
tidak membaca Al- Quran. Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan
perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan
tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah raihanah
yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-
Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim).

e) Peran Orang Tua dan Guru PAI dalam Mengajarkan Al-quar kepada Peserta Didik
Sebelum mengajarkan al-Qur’an kepada anak, orang tua terlebih dahulu harus mengetahui tata cara
membaca al-Qur’an dengan tartil agar bisa dicontoh oleh anak mereka. Bagi orang yang belum
mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid wajib hukumnya untuk berusaha
membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.
Perintah membaca Alquran dengan tartil disebutkan dalam Surat Al Muzzamil ayat 4. Allah SWT
berfirman:

Yang Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan. (QS.
Surat Al Muzzamil: 4)

 Guru di sekolah harus bisa membantu dan


melanjutkan peran orang tua dalam mengajarkan al-Qur’an kepada anak didik dengan tartil
dengan berbagai metode yang mudah dipahami oleh anak didik.
 Di samping pengetahuan yang didapatkan dari rumah dan sekolah anak didaftarkan ke TPA
atau Pasantren yang di bentuk dikalangan masyarakat agar mereka bisa diajarkan cara
membaca al Qur’an dengan tartil dengan berbagai macam metode yang didapatkan dari guru
mengaji mereka.
Memberikan pelajaran tambahan di luar materi utama misalnya menonton video tentang
keutamaan al-Qur’an atau dengan ceramah atau kuliah singkat tentang
keutamaan membaca alQur’an. Manfaat yang akan diperoleh, bahwa kelak orang yang selalu
mempelajari al-Qur’an akan diberikan syafaat oleh Allah Swt.kelak di hari akhir.
 Memberikan dorongan dan motivasi agar tidak ikut dengan prinsip teman yang malas misalnya
dengan menceritakan secara singkat pentingnya mempelajari dan mengamalkan al- Qur’an,
keistimewaan yang didapatkan baik di dunia maupun di akhirat agar si anak merasa tertarik. Serta
melakukan pendekatan dengan orang tua si anak didik.

C. Penyebab Determinan
Dari beberapa penyebab di atas, yang menjadi penyebab Determinan Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kemampuan Peserta Didik SD Negeri 71 Kota Bengkulu Dalam Membaca Al- Qur’an adalah
Kurangnya perhatian dan dorongan dari orang tua untuk belajar al-Qur’an dengan tartil.

D. Keterkaitan Penyebab Dominan dan Penyebab Determinan Faktor yang


Mempengaruhi Tingkat Kemampuan Peserta Didik SD Negeri 71 Kota Bengkulu
Dalam Membaca Al- Qur’an

1) Konsep Tentang Al-quan


Al Qur`an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di samping itu, dalam ayat dan surat
yang sama, diinformasikan juga bahwa al Qur`an sekaligus menjadi penjelasan (bayyinaat) dari
petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda (furqaan) antara yang baik dan
yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan
yang baik dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al
Qur`an tersebut.
Al Qur`an adalah kalaamullaah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. dengan
media malaikat Jibril as. Dalam fungsinya sebagai petunjuk, al Qur`an dijaga keasliannya oleh
Allah swt. Salah satu hikmah dari penjagaan keaslian dan kesucian al Qur`an tersebut adalah agar
manusia mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan benar menurut Sang Pencipta Allah
„azza wa jalla. Keaslian dan kebenaran al Qur`an terdeterminasi dengan pertimbangan agar
manusia tidak tersesat dalam mengarungi kehidupannya ini dan selamat dunia maupun akhirat.
Kemampuan setiap orang dalam memahami lafald dan ungkapan Al Qur‟an tidaklah sama, padahal
penjelasannya sedemikian gemilang dan ayat-ayatnya pun sedemikian rinci.

Salah satu tema dalam Ulum Al-Qur‟an yang amat urgen bagi para da‟i atau mubaligh para
pelajar dan mahasiswa muslim pada khususnya dalam menyampaikan risalah Allah swt adalah
kewajiban faham akan bahasa arab, yang merupakan satu alat yang mempunyai fungsi untuk
memahami apa yang terkandung atau pesan yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Kita tidak akan
mampu memahami pesan yang terkandung bahkan rahasia-rahasia yang terdapat dalam Al-Qur‟an
kalau kita tidak mengerti bahasa arab.
Disamping itu, kita harus bisa memahami akan kaidah-kaidah cara memahami bahasa arab
tersebut supaya orang yang membaca karya kita atau yang mendengarkan informasi yang kita
fahami dalam Al-Qur‟an kita kita sampaikan mereka dapat dipahami oleh para pembaca maupun
para mustami‟. Lebih jauhnya kalau kita memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur‟an perlu
ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, itu merupakan gambaran kecil mengenai
beberapa masalah yang sedang kita hadapi sekarang-sekarang ini. Al-Qur‟an adalah mukjizat Allah
yang amat besar yang diberikan kepada rosul-Nya yang mempunyai kandungan, pesan, bahkan
rahasia-rahasia yang tersirat yang hanya dapat difahami kalau kita tahu akan ilmunya.

2) Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Anak (Peserta Didik) dalam
Membaca Al-quran
Orang tua merupakan bagian terpenting dalam pendidikan anak. Pemberian stimulus yang
baik akan berdampak baik bagi kehidupan anak. Anak adalah salah satu titipan Allah dan
merupakan harta yang tidak akan ternilai dalam kehidupan orang tua. Karenanya orang tua harus
menjaga dan mendampingi anak dalam setiap langkah yang diambilnya. Tujuan peran orang tua
dalam mendidik anaknya yaitu untuk diarahkan agar anak menjadi taat beribadah kepada Allah,
berbakti kepada orang tua, serta menghormati saudara dan sesamanya. Senada dengan hal tersebut
Ki Hajar Dewantara, dalam Miranda Ilmia Rosa (2021), mengingatkan bahwa pendidikan
merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Hal ini
juga diungkapkan oleh Emilia yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua pada pendidikan anak
usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting.
Zakiah Daradjat, dalam Miranda Ilmia Rosa (2021) berpendapat bahwa selain sekolah,
masyarakat, dan teman sepermainannya keberhasilan pendidikan anak juga sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Pakar pendidikan lain seperti Ahmad Tafsir juga berpendapat bahwa peran pendidikan di
keluarga (rumah tangga) sangat penting, karena masyarakat yang pada hakikatnya adalah kumpulan
dari keluarga-keluarga.
Peran orang tua memang sangat diperlukan dalam pendidikan agama anak usia dini terutama
dalam pengajaran Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan pengajaran Al-Qur’an adalah belajar Al-
Qur’an dari mengenal huruf hijaiyah, pengucapannya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasih
dan benar sesuai dengan kaidah tajwid serta menghafal surat-surat pendek.8 Konsep ini tentunya
sejalan dengan sabda nabi yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, yang artinya “Didiklah anak-
anakmu dalam tiga perkara: mencintai nabimu, mencintai keluarganya, dan membaca Al-Qur’an.
Maka sesungguhnya orang-orang yang membawa Al-Qur’an berada dalam naungan A’rasy Allah
ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya bersama para nabbi dan orang – orang yang suci.
Berdasarkan uraian di atas, mengajarkan Al-Qur’an sejak usia dini merupakan sebuah hal
yang penting agar anak lebih mencintai Al-Qur’an serta tertanam nilai keimanan pada dirinya.
Selain guru di sekolah, orang tua juga sangat berperan dalam membimbing atau mengajarkan Al-
Qur’an pada anak saat berada di luar sekolah atau di rumah. Peranan orang tua terhadap pendidikan
anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti pendidikan
agama, budi pekerti, sopan santun, kasih sayang, rasa aman, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan
baik. Selain itu, peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai
dengan yang diajarkan di sekolah.

3) Penyebab Orang Tua Kurang Mengontrol Peserta Didik (Anaknya)


Penyebab kurang mengontrol anaknya, yaitu:
 Kesibukan Orang Tua
Dapat dilihat pada saat sekarang ini orang tua yaitu ayah dan ibu bekerja dari pagi hingga
malam untuk menafkahi anak sehingga mereka cenderung tidak mempunyai waktu untuk anak
dalam belajar, bermain, ataupun mendidik anak.Anak hanya dititipkan kepada pengasuh hal
tersebut membuat anak merasa kurangnya perhatian dari orang tua. Anak sehari-hari hanya dengan
pengasuh tidak dengan orang tua atau keluarga. Berdasarkan hal tersebut anak mencari
pelampiasan untuk mencari perhatian orang tua dan lingkungannya.
Anak yang orang tuanya terlalu sibuk dengan bekerja membuat anak tidak memiliki
perilaku yang baik karena didikan dari orang tua yang masih kurang. Dapat dilihat anak cenderung
berbuat sesukanya bermain hp atau bemain dengan temannya tanpa batas waktu. Sebagai orang tua
tidak pernah mengecek karena terlalu sibuk dalam bekerja. Anak pada masa modern sekarang ini
sangat membutuhkan arahan, perhatian dari orang tua sangat diperlukan. Karena semakin
bertambahnya usia anak akan membuatnya ingin mengetahui lebih jauh tentang apa yang ingin
mereka ketahui.
Dengan bertambahnya teknologi sekarang dibutuhkanlah orang tua yang dapat mengawasi,
mendidik, serta memberikan arahan yang baik terhadap anaknya agar anak tersebut tidak mengarah
kepada hal-hal yang negatif. Karena pada dasarnya orang tua yang sudah tidak memperhatikan
anaknya moral anak tersebut bisa rusak karena pengaruh-pengaruh dari luar yang
menjerumuskannya kepada hal-hal yang negatif dan tidak baik dalam kehidupannya.

 Orang Tua tidak satu rumah dengan anaknya


Pekerjaan setiap orang tua beranekaragam bentuk, jenis, dan tempat. Tidak jarang orang tua
harus pergi ke daerah lain atau provinsi lain untuk berkerja, untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Sehingga memaksa orang tua tinggal terpisah dengan anaknya.
Dengan orang tua tidak di rumah, anak menjadi leluasa atau bebas melakukan segala sesuatu
yang menyimpang, sehingga kegitan belajar membaca Al-quran, menjadi terabaikan.

 Orang Tua tidak berpendidikan


Tingkat pendidikan orang tua merupakan sesuatu yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak. Tingkat pendidikan orang tua ini berkorelasi positif dengan cara mereka
mengasuh anak, sementara pengasuhan anak berhubungan dengan perkembangan anak. Hal ini
berarti makin tinggi pendidikan terakhir orang tua akan makin baik pula cara pengasuhan anak dan
akibatnya perkembangan anak terpengaruh berjalan secara positif. Sebaliknya makin rendah
tingkat pendidikan orang tua akan kurang baik dalam mengasuh anak, sehingga perkembangan
anak berjalan kurang menguntungkan.
Tingkat pendidikan orang tua berbeda-beda dari tidak tamat SD, SMP, SMA dan Perguruan
tinggi, sangat mempengaruhi kedisiplinan belajar peserta didik. Orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya
Mereka menginginkan pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau setidaknya sama dengan
pendidikan orang tua mereka. Cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan
perhatiannya terhadap keberhasilan anak-anaknya disekolah.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan pengalaman yang banyak
tentunya akan mempengaruhi gaya kepemimpinanya di dalam keluarga. Semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua maka akan bertambah luas pandangan dan wawasan, termasuk dalam
mengatur keluarga. Dalam proses pendidikan semua pihak terlibat, baik guru, siswa dan orang tua
mesti kreatif. Selama ini sebagian orang tua berpikir bahwa pendidikan itu hanya merupakan
tanggung jawab sekolah. Proses belajar di sekolah dapat dimulai dengan memasukkan anak ke TK,
SD, SMP/MTS, SMA/Aliyah, dan bahkan sampai ke perguruan tinggi. Sementara di sekolah, guru
diberi tanggung jawab sebagai pengajar dan pembimbing. Tingkat pendidikan orang tua siswa
berbeda-beda. Cara membimbing anak belajar di rumah akan berpengaruh terhadap kedisiplinan
belajar anak dalam belajar memabaca Al-quan, sehingga anak di sekolah akan mempunyai
kedisiplinan yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya

DAFTAR PUSTAKA
Miranda Ilmia Rosa, 2021. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Melalui Metode Wafa Pada Siswa Tkit 1 Qurrota A’yun Ponorogo. Skripsi. Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam
Anak Usia Dini. Diakses 16 September 2023.
Izzan, Ahmad. Ulumul Qur‟an: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al Qur’an . Bandung:
kelompok Humaniora. 2005 Muhaimin,dkk.“Kawasan dan Wawasan Studi Islam”. Jakarta:
Kencana. 2005.

Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku Ilmu-ilmu Al-Qur’an. PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang.
2002

Anda mungkin juga menyukai