Anda di halaman 1dari 32

MINAT MEMBACA AL-QURAN PADA PESERTA DIDIK DI

SD NEGERI 14 INDRALAYA OGAN ILIR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
FITRIYANI
NIM : 2019.01.168

Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
2023
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran adalah kitab pegangan dan panduan bagi umat Islam yang wajib

untuk dipelajari serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Al-Quran adalah

petunjuk jalan bagi para pengimannya, hal ini banyak tercantum dalam Al-Quran

salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 2.1 yang berbunyi:

٢ َ‫ْب َۛ فِ ْي ِه َۛ ُهدًى ِلّ ْل ُوت َّ ِقي َْۙي‬ ُ ‫ٰذ ِل َك ْال ِك ٰت‬


َ ‫ب ََل َزي‬

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan)
petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah: 2).

Mempelajari Al-Quran adalah sebuah kewajiban yang harus dijalankan

bagi semua Muslim yang mengamininya. Sesuai dengan rukun iman yang

menempatkan salah satu sarat Muslim beriman adalah mengimani dan menyakini

kitab-kitab yang diturunkan oleh Sang Pencipta. Realisasi dari pengimanan

terhadap Al-Quran, tidak serta merta hanya berakhir dalam ucapan lisan dan hati,

namun diteruskan dalam perwujudan tindakan. Menyakini, mempelajari serta

melaksanakan adalah bagian dari pengimanan yang sempurna. Segala potensi

pada diri manusia harus digunakan dalam mendukung kegiatan belajar. Allah

Berfirman dalam Q.S. al-Nahl :78

1
Hasyimsyah Nasution, Beriman Kepada Al – Qur’an, (Medan: Universitas Medan Area,
2018), hlm.1.
2

َّ ‫ييًْۙا َۙ َّو َكلَ َ لَ ُك ُن ال‬


َ ‫َ ْو‬ ُ ُ‫ّللاُ اَ ْر َس َك ُك ْن ِ ّه ْي ط‬
َ َ‫و ْن ِى ا ُ َّه ٰت ِت ُك ْن ََل ع َ ْللَ ُو ْنى‬ ٰ ‫َو‬

َ‫ص َز َو ْاَلَ ْفًِٕدَةَ َۙ لَ َللَّ ُك ْن عَ ْش ُك ُس ْوى‬


َ ‫َو ْاَلَ ْط‬

Artinya : “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur”.

Mengimami Al-Quran dibutuhkan pengetahuan bahwasanya kitab

Al-Quran adalah wahyu Tuhan. Nilai ini adalah nilai mendasar yang wajib

dipegang teguh umatIslam. Tidak hanya dipegang, namun nilai ini juga wajib

untuk ditransfusikan kepada generasi muda sebagai tonggak umat Islam dimasa

mendatang.

Belajar Al-Quran akan sangat baik keluarannya jika dimulai dari dini.

Seperti pepatah bahwasanya belajar dikala muda, laksana seperti seorang yang

sedang melakukan pengukiran diatas sebuah batu,pepatah Ibnu Abdil Bar

memang tidak muncul dari awang-awang kebenaranya, pepatah ini mengandung

petuah bahwa nilai, norma dan pengetahuan memang penting untuk diajarkan

sejak kecil.

Pendidikan sejak dini akan membantu para individu menginternalisasikan

nilai-nilai yang baik untuk bekal dimasa mendatang ketika sudah dewasa.

Character building, atau dapat dikatakan pembentukan kepribadian individu yang

seimbang dan kokoh sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama yang diterima

individu dalam masa sekolah dasar. 2 Internalisasi terkait dengan nilai-nilai,

2
Hakim Lukman Alfajar, Upaya Pengembangan Pendidikan Karakterdi Sekolah Dasar
Negeri Sosro wijayan, (Yogyakarta: PGSD UNY, 2014), hlm. 2
3

norma yang berasaskan dan berlandaskan keagamaan akan lebih mudah untuk

diserap dan ditangkap peserta didik ketika mereka berada dalam tahapan

perkembangan.

Salah satu fase yang menjadi fase yang terbaik dalam

menginternalisasikan nilai-nilai serta norma keagamaan adalah ketika individu

masih dalam bangku sekolah dasa ratau kisaran 7 sampai dengan 11 tahun.

Internalisasi pada dasarnya merupakan rangkaian proses yang mana berfokus pada

penanaman nilai yang menciptakan pola pikir individu dengan nilai-nilai tertentu

dalam melihat suatu realitas pengalaman kehidupan.3

Salah satu nilai yang perlu diinternalisasi terkait dengan pengimanan

terhadap Al-Quran adalah realisasi pengamalannya. Bagaimana kedepannya

individu mampu dengan tanpa konsen menjalankan ajaran agama sebagai sebuah

keharusan dialam dunia. Pegamalan Al-Quran dalam membaca ayat-ayat sucinya

diharapkan dapat di internalisasikan dalam alam bawah sadar setiap individu,

khususnya bagi mereka yang masih menduduki sekolah menengah dasar.

Membaca Al-Quran dapat dikatakan sebagai sebuah ibadah yang berpahala

bagi umat Muslim karena sebaik-baiknya bacaan adalah membaca Al-Quran.

Pembelajaran Al-Quran merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditumbuh

kembangkan bagi setiap Muslim, karena langsung terkait dengan ibadah ritual seperti

3
Rini Setiyaningsih dan Subiyatoro, Kebijakan Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam
Pembentukan Kultur Religius Mahasiswa, (Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 2017),
hlm. 66
4

sholat, haji, dan berdoa. Hal tersebut selaras dengan firman yang diturunkan oleh

Allah SWT melalui surat Al-Alaq ayat 1-5.4

ْ‫ ِا ْق َسأ‬٢ ‫َ ىَ ِه ْي َعلَ َۚق‬ ْ ‫اِ ْق َسأْ ِط ْس ِن َز ِطّ َك الَّر‬


ِ ْ َ‫ َرلَق‬١ َ‫ِي َرلَ َۚق‬
َ ًْ ‫اَل‬

٥ ‫َ ىَ َه لَ ْن يَ ْللَ ْۗ ْن‬ ِ ْ ‫ َعلَّ َن‬٤ ‫ِي َعلَّ َن ِط ْلقَلَ َِۙن‬


َ ًْ ‫اَل‬ ْ ‫ الَّر‬٣ ‫َو َزط َُّك ْاَلَ ْك َس َۙ ُم‬

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam, dan (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.(Q.S. Al-Alaq: 96, 1-5)

Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah

perintah untuk membaca, terutama membaca Al-Quran. Karena Al-Quran

merupakan bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat abadi dan

sebagai kitab suci umat islam serta sebagai hujjah dan pedoman hidup sampai

akhir zaman. Untuk itu, mengimani Al-Quran melalui prosesrealisasi pembacaan

adalah sebuah keharusan bagi umat Muslim. Minat membaca Al-Quran bagi umat

muslim menjadi sebuah ibadah yang mendatangkan pahala sekaligus

mendatangkan pengetahuan.

Minat membaca adalah sebuah kecondongan serta kepunyaan maupun

hasrat dan juga interest kuat yang dimiliki oleh individu disertai pengusahaan

yang tanpa henti pada diri subjek terhadap perilaku pembacaan yang dikerjakan

dalam jangka waktu yang lama. Jadi, secara sederhana, minat membaca adalah

4
Siti Khusnul Khotimah, Upaya Guru Al-Quran Hadist Dalam Meningkatkan Minat Baca
Al-Quran Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung, (Tulungagung: UIN Satu
Tulungagung, 2019), hlm. 32
5

sebuah tindakan yang memberikan kesenangan yang didorong oleh tindakan

bawah sadar dan tanpa adanya pemaksaan dari pihak lain.5

Kemelekan membaca dapat dijadikan sebagai sebuah pejembatan bagi para

individu khususnya siswa yang masih duduk dibangku sekolah untuk lebih

memahami, mengenali keilmuan khusus yang diajarkan dalam ruang kelas.

Keminatan seorang dalam membaca perlu dihadirkan ketika mereka masih

beradadalam tahap perkembangan atau usia dini.6 yakni pentingnya penanaman

dan internalisasi sejak individu berada dalam sekolah menengah dasar.7

Dari latar belakang singkat tersebut, bahwasanya internalisasi nilai-nilai

keagamaan akan lebih banyak terserap pada pribadi ketika diajarkan sejak dini,

dan pentingnya mempelajari serta mengamalkan ajaran Al-Quran sebagai umat

Islam, serta pengamalan mengimani Al-Quran membutuhkan realisasi salah

satunya dalam tindakan pembacaan, maka proposal penelitian ini akan mencoba

menggali bagaimana minat pembacaan Al-Quran pada para siswa yang masih

duduk dibangku sekolah dasar. Sasaran dari penelitan ini, lebih spesifiknya adalah

para peserta didik sekolah menengah dasar di SDN 14 Indralaya Ogan Ilir. Para

siswa di SD 14 Indralaya Ogan Ilir akan menjadi objek penelitian terkait dengan

minat mereka untuk membaca Al-Quran.

SDN 14 Indralaya Ogan Ilir merupakan salah satu salah satu sekolah dasar

Negeri yang terletak di desa Lubuk Sakti, kecamatan Indralaya, kabupaten Ogan

5
Nur Fitriana, Hubungan Antara Minat Baca Dengan Kemampuan Memahami Bacaan
Siswa Kelas V SD Se-Gugus IiKecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012, (Yogyakarta: UNY, 2012), hlm.13
6
Olivia Herlina Hanggi, Tiga Perubahan Kecil dalam Literasi Sekolah.” Membumikan
Gerakan Literasi di Sekolah,(Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata, 2016), hlm.54
7
Ristanto R.H, dkk, Scientific literacyofstudents learned through guided inquiry,
International Journal of Research and Review, 2017),hlm. 23.
6

Ilir, Sumatera Selatan. Sekolah dasar ini terdapat mata pelajaran Agama Islam

yang salah satunya mendukung para peserta didiknya untuk membaca Al-Quran.

Pembiasaan pembacaan Al-Quran juga diharapkan ada oleh dukungan guru-guru

lain selain dari guru mata pelajaran agama Islam sendiri. Meskipun dalam

pelajaran agama pembiasaan terhadap peserta didik sudah dilakukan dalam

membaca Al-Quran, namun masih banyak peserta didik yang terlihat terbebani

dan tanpa adanya keingnan untuk mengikuti dengan seksama. Sehubungan dengan

permasalahan ini peneliti memandang bahwa penting sekali untuk mengetahui

bagaimana minat membaca Al-Quran pada keseluruh peserta didik di SDN 14

Indralaya Ogan Ilir dan menggali lebih dalam faktor-fakor apa saja yang

mendorong serta menghambat minat para peserta didik.

B. Batasan Masalah

Mangacu pada latar belakang penelitian ini yang sudah digambarkan di

atas maka penelitian ini akan menitik beratkan fokus penelitiannya kepada minat

membaca Al-Quran dari peserta didik khususnya kelas V (lima) di SDN 14

Indralaya Ogan Ilir tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang sudah diberikan ,dan juga

mengacu pada Batasan Masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini dapat

disederhanakan menjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana minat membaca Al-Quran pada peserta didik khususnya kelas V di

SDN14 Indralaya Ogan Ilir?


7

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan minat membaca

Al-Quran di SDN 14 Indralaya Ogan Ilir?

D. Tujuan Penelitian

Peneitian ini yang nantinya akan dilaksanakan memiliki beberapa tujuan

mendasar. Tujuan dari penelitian berdasarkan rumusan masalah yang sudah

dijabarkan diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana minat membaca Al-Quran pada peserta didik

khususnya kelas V di SDN 14 Indralaya Ogan Ilir.

2. Untuk mendeskripsikan dan menggali faktor-faktor apa saja yang mendukung

serta menghambat minat membaca Al-Quran para peserta didik kelas V di

SDN 14 Indralaya Ogan Ilir.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kebermanfaatan baik untuk peneliti

sendiri maupun untuk pihak-pihak yang terlibat dalam terwujudnya penelitian ini.

Berikut adalah manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini.

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapakan memberikan manfaat secara Keilmuan dan

teori dan dapat menyumbang sedikit banyak pengetahuan baru bagi ilmu

pengetahuan khususnya terkait dengan pengetahuan pendidikan agama

Islam. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan penguatan data

untuk teori yang sudah ada terkait dengan mina membaca Al-Quran

peserta didik yang masih duduk dibangku sekolah dasar.


8

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti

dimasa depan yang menggunakan objek penelitian baik formal dan

material yang sama. Penelitian yang menggunakan tema yang sama

dimasa mendatang diharapkan dapat belajar baik dari kekurangan

maupun kelebihan yang dihadirkan oleh penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Manfaat praktis bagi peneliti yakni, diharapkan dari penelitian ini,

peneliti mampu mengamalkan bagian dari pengetahuan abstrak dan

teoritis dilingkungan perkuliahan menjadi terlihat kebermanfaatannya

diranah teknis khususnya dunia pendidikan. Penelitian ini juga

memberikan manfaat bagi penulis sebagai jembatan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dari program studi Pendidikan Agama Islam.

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi para guru

untuk melihat permasalahan yang hadir dari para peserta didiknya. Dari

penelitian ini, para guru diharapkan mendapatkan wawasan bagaimana

minat membaca Al-Quran para peserta didiknya dan mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mendukung serta menghambat peserta didik

dalam pembacaan Al-Quran.


9

c. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi sekolah untuk

merumuskan metode pendidikan yang sempurna yang berhubungan

dengan minat baca pada peserta didik Sekolah Dasar.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini digunakan tinjauan pustaka yang memiliki relevansi

dengan penelitian terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu yang selaras dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Lilis Setiyaningsih di

tahun 2015. Penelitian ini berjudul Pengembangan Minat Baca Al- Quran

Siswa di SDN 1 Bandung Tulungagung. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini adalah (1). Pengembang minat baca Al-Quran di SDN 1 Bandung

Tulungagung adalah guru pendidikan agama Islam. Guru mengajarkan

Al-Quran secara tartil melalui kegiatan yang terus-menerus sebagai bagian

dari pembiasaan siswa didiknya di lingkungan sekolah. Guru juga

memberikan penghargaan bagi para siswanya yang memberikan keaktifan

dikelas, guru mengadakan kompetisi dihari besar agama Islam untuk

meningkatkan keikut sertaan para siswa dalam membaca Al-Quran. Metode

pengajaran yang disampaikan adalah klasikal, drill, individual serta

tugas-tugas baik dalam bentuk media jilid maupaun dalam bentuk yang

lainnya.(2). Beberapa faktor yang mendukung para guru dalam

mengembangkan minatbaca Al-Quran adalah keaktifan pada siswa-siswinya

serta sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik. (3). Sementara itu,
10

factor penghambatnya adalah kurangnya alokasi jam pelajaran agama Islam

di sekolah, sehingga meningkatkan minat baca para siswa-siswi tersebut

menjadi lebih sulit. (4). Untuk meningkatkan minat baca, para guru

memberikan reward dan juga kompetisi sebagai bagian dari pengakuan dil
8
ingkungans ekolah.

2. Penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Siti Khusnul Khotimah

di tahun 2019, yang berjudul Upaya Guru Al-Quran Hadits Dalam

Meningkatkan Minat Baca Al-Quran Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 3

Tulung agung. Dalam penelitian bentuk skirpsi yang dilakukan oleh Siti

Khusnul Khotimah, beberapa kesimpulan yang dihadirkan adalah (1). langkah

maupun tindakan yang dapat dilakukan oleh para pendidik dalam

meningkatkan minat baca Al-Quran di lingkungan sekolah adalah pendekatan

yang berfokus pada pendekatan individual serta pemberian motivasi yang

kontinyu bagi para siswanya. (2). Metode yang paling tepat dalam

meningkatkan minat baca Al-Quran bagi para peserta didiknya adalah dengan

metode privat, artinya menekankan pada kehadiran guru secara personal bagi

para siswanya. Metode lain juga dilakukan ketika jam pelajaran akan dimulai,

siswa wajib membaca Al-Quran bersama-sama. (3). Beberapa hambatan yang

terjadi dilapangan adalah ketidakmampuan siswa dalam mengenali

huruf-huruf arab, motivasi yang minim, kedisiplinan yang kurang terjaga

dengan baik, serta kondisi masyarakat dan lingkungan keluarga tiap siswa

yang berbeda-beda. Untuk permasalahan yang terjadi tersebut, para guru dan

8
Lilis Setiyaningsih, Pengembangan Minat Baca Al-Quran Siswa di SDN 1 Bandung
Tulungagung, Skripsi, (Tulungagung: UIN Satu Tulunggung, 2019), hlm. 15.
11

pihak sekolah menawarkan solusi kebermanfaatan membaca Al-Quran. Para

guru selalu diingatkan setiap kaliadanya rapat sekolah untuk memberikan

pemahaman kepada para siswanya bahwa manfaat membaca Al-Quran sangat

beragam banyak.9

3. Penelitian dalam bentuk Skripsi dari Sari Dahlia di tahun 2021 yang berjudul

Strategi Dakwah Dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Quran Pada

Remaja Di TPQ Nurul Huda Desa Sari Kecamatan Sape Kabupaten Bima,

memiliki beberapa kesimpulan terkait dengan penelitiannya tersebut.(1).

Metode dakwah yang dilakukan oleh pemuka agama di desa terkait kepada

peserta didik adalah dengan melakukan pembiasaan untuk hadir tepat waktu,

hadir secara teratur, kemudian mereka diajarkan untuk mengambil kitab suci

Al-Quran dan membentuk majelis. Salam juga diajarkan baik kepada guru

maupun kepada sesama peserta didik. Bacaan basmallah selalu dilakukan

sebelum melakukan kegiatan apapun. Doa belajar tidak lupa untuk dibacakan

sebelum memulai aktifitas. (2). Beberapa faktor yang menjadi penghambat

minat baca Al-Quran bagi peserta didik adalah kebanyakan dari peseta didik

masih menikmati masa kanak-kanak mereka dengan melakukan banyak

permainan. Karakterisasi dari tiap anak yang hadir juga memiliki latar

belakang dan sifat yang berbeda sehingga perlakuan yang sama tidak dapat

dilakukan. Beberapa dari peserta didik mampu memahami dengan cepat,

sementara yang lainnya membutuhkan proses yang lebih lama. Halini

menjadikan generalisasi metode yang dilakukan terhambat. Kemudian yang


9
Siti Khusnul Khotimah, Upaya Guru Al-Quran Hadist Dalam Meningkatkan MinatBaca
Al-Quran Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung, Skripsi, (Tulungagung: UIN Satu
Tulungagung, 2019), hlm 115-116.
12

terakhir adalah ketersediaan guru yang masih sangat kurang mencukupi,

yakni hanya dua orang.10

4. Penelitian jurnal yang ditulis oleh Kamisah dengan judul Peningkatan minat

membaca dan menulis Al- Qur’an siswa melalui Metode Demonstrasi.

Persamaan jurnal yang ditulis dengan skripsi peneliti adalah sama – sama

melakukan penelitian minat membaca Al Qur’an pada peserta didik.

Perbedaan yang ditulis Kamisah adalah kamisah menggunakan metode

Demonstrasi untuk penelitiannya, sedangkan peneliti akan menggunakan

metode tersendiri untuk penelitian ini. Hasil peneitian Kamisah yang

didapatkan yaitu, hasil eksperimen menggunakan metode demonstrasi sangat

efektif dalam meningkatkan minat membaca dan menulis Al Qur’an siswa,

hal ini dibuktikan dari hasil nilai yang diperoleh siswa Kelas IV.C semester II

SDN 001 Bintan Utara yang diperoleh angka rata-rata 74 pada tes awal

kemudian meningkat menjadi 84 pada tes akhir.11

Menilik dari keempat penelitian terdahulu tersebut, masih banyak sekali

kendala dan faktor yang menyebabkan minat membaca Al-Quran bagi peserta

didik tidak mengalami eskalasi yang signifikan. Tanpa hadirnya minat untuk

membaca Al-Quran maka kelancaran dalam membaca ayat-ayat yang dijadikan

sebagai tuntunan umat Islam juga akan terhambat. Maka dari itu, penelitian ini

akan membahas fokus penelitian apa saja faktor-faktor dan gambaran umum

minat membaca Al-Quran di SDN 14 Indralaya Ogan Ilir sehingga di dapat

10
Dahlia Sari, “Strategi Dakwah Dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Quran Pada
Remaja Di TPQ Nurul Huda Desa Sari Kecamatan Sape Kabupaten Bima”. Undergraduate thesis:
Universitas Muhammadiyah Mataram, 2019), hlm 54.
11
Kamisah, “Peningkatan Minat Membaca dan Menulis Al Qur’an Siswa Melalui
Metode Demonstrasi”, Jurnal Pendidikan Indonesia, (Vol 1 No 3, 2020), hlm 276.
13

sebuah kesimpulan yang nantinya bisa menjadi rujukan untuk merumuskan

metode pengajaran yang maksimal, khususnya dalam meningkatkan minat baca

Al-Quran.

G. Sistematika Pembahasan

Penulisan penelitian ini nantinya akan berpatokan pada sistematika sebagai

berikut:

Bab I, Pendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,batasan

masalah, rumusan masalah, manfaat dan kegunaan penelitian, kerangka

teoritis,tinjauan pustaka, dan sistematika pembahasan.

Bab II, Landasan Teori, akan merumuskan terkait dengan teori-teori yang

berhubungan dengan minat baca Al-Quran.

Bab III, Metode penelitian akan mencakup beberapa sub-bab berikut: jenis dan

pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data

serta Teknik analisis data dan bagaimana nantinya data akan diolah.

Bab IV, analisa data dan pembahasan, dalam bab ini, data yang ditemukan oleh

peneliti akan dianalisis dan dilakukan pembahasan yang rasional dengan

landasan teori-teori yang sudah disebutkan di Bab II.

Bab V, kesimpulan dan saran. Bab terakhir akan merangkum keseluruhan ini

penelitian sedangkan saran memuat harapan kedepanya baik untuk pihak

yang terlibat maupaun peneliti-peneliti dimasa mendatang dengan objek

formal maupun material yang sama.


14

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Minat Membaca Al –Qur’an

1. Pengertian Minat Membaca Al- Qur’an

Minat membaca dapat dikatakan sebagai sebuah kecenderungan dalam diri

individu maupun subjek yang memiliki sebuah keinginan serta ketertarikan

terhadap aktifitas membaca. Ketertarikan ini juga kedepannya disertai dengan

usaha-usaha yang dilakukan secara terus-menerus. Kegiatan ini disertai dengan

rasa senang dan hadir tanpa adanya paksaan dari dalam diri maupun dari pihak

eksternal. Jika hadirtanpa paksaan, maka individu dapat memberikan pemahaman

penuh terhadap materi yang dibacanya. Secara sederhana, minat membaca terdiri

dari unsur-unsur perhatian, kemauan, dorongan dalam diri, yang dilakukan dengan

penyertaan ketekunan dan kemantapan.12

Menurut Elendiana (2020), minat membaca merupakan keinginan,


kemauan dan dorongan dari diri sendiri siswa yang bersangkutan. Selain itu minat
membaca merupakan minat yang mendorong kita supaya kita dapat merasakan
ketertarikan dan senang terhadap aktivitas membaca dan mendapatkan
pengetahuan yang luas dalam kegiatan membaca baik itu membaca buku supaya
dapat memahami bahasa yang tertulis. Minat baca jura merupakan proses dari diri
siswa sendiri. Minat baca perlu bimbingan supaya yang dapat membangun agar
dapat tumbuh. Minat baca juga akan tumbuh bila ada kemauan, keinginan dan
dorongan dari diri siswa sendiri, guru maupun orangtua. Rasa ingin tahu sesuatu
dalam bentuk bacaan yang diminati setiap individu akan mendapat jawaban atas
pertanyaan.13

Menurut Sugiyati (2017), Minat baca merupakan suatu keinginan yang


tumbuh dalam diri seseorang (anak didik Taman Kanak kanak) atas dasar niat

12
Nur Fitriana, Hubungan Antara Minat Baca Dengan Kemampuan Memahami Bacaan
Siswa Kelas V SD SeGugus Ii Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta Tahun
Ajaran2011/2012, (Yogyakarta: UNY, 2012) hlm.13-14.
13
Magdalena Elendiana, “Upaya Meningkatkan Minta Baca Siswa Sekolah Dasar”,
Jurnal Pendidikan Dan Konseling, (Vol 2 No 1, 2020), hlm 56.
15

untuk memahami dan menambah khasanah keilmuan dalam menunjang proses


pembelajaran baik dalam lingkup bidang formal maupun nonformal. Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati tersebut diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Rasa senang dan rasa ketertarikan pada kegiatan
tersebut tanpa ada yang menyuruh.14

Menurut Sudarmono dkk (2020), Minat berarti dorongan dari dalam hati,
keinginan yang kuat, gairah, dan kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap
sesuatu. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, maka proses
pembelajaran tidak akan terlaksana secara efektif sebab tidak ada daya tarik.
Sedangkan minat belajar adalah keinginan kuat yang disadari atau disengaja yang
juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif dalam
menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam bentuk kata- kata lisan.15

Sedangkan menurut Mulyati dalam Nursalina dan Budiningsih (2004: 67)


menyatakan bahwa minat membaca pada anak adalah gejala psikis yang berkaitan
dengan aktivitas membaca yang menstimulasi perasaan senang dan mengarahkan
anak pada aktivitas membaca. Faktor yang menghambat siswa untuk minat
membaca yaitu ketersediaan buku yang terbatas, status sosial ekonomi orangtua
yang rendah, dan pengaruh lingkungan yang ramai ataupun kotor.16

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan minat membaca

merupakan suatu keinginan atau dorongan tinggi yang tumbuh di dalam diri setiap

anak terhadap sesuatu seperti membaca. Keinginan kuat ini yang tumbuh tanpa

paksaan dari orang tua dapat terus bertahan bahkan sampai anak sudah dewasa.

Minat membaca tumbuh karena adanya rasa ingin tahu akan sesuatu.

Belajar membaca Alquran hukumnya wajib bagi setiap orang Islam, sebab

paling tidak lima kali dalam sehari semalam ia wajib melaksanakan shalat lima

waktu yang di dalamnya ia wajib membaca surat al-Fatihah dengan baik dan

benar. Bahasa Arab atau bahasa Alquran, baik tulisan. Bagi seorang muslim, tentu
14
Sugiyati, “Upaya Peningkatan Minat Baca Dan Kemampuan Membaca Awal Anak
Melalui Media Kartu Huruf Dan Kartu Kata”, Jurnal Ide Guru, (Vol 2 No 1, 2017), hlm 34.
15
Muh. Aidil Sudarmono dkk “Upaya Peningkatan Minat Belajar Baca Tulis
Al-Qur’an”, Jurnal Ilmiah Islamic Resources, (Vol 17 No 2, 2020), hlm 164.
16
Ade Irma Nursalina , Tri Esti Budiningsih, “Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan
Minat Membaca Pada Anak”, Educational Psychology Journal, (Vol 3 No 1, 2014), hlm 2.
16

memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya cara ialah dengan

membaca. Bahkan islam telah menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti

firman Allah SWT dalam Surah Al-Alaq 1-5:

ْ‫ ِا ْق َسأ‬٢ ‫َ ىَ ِه ْي َعلَ َۚق‬ ْ ‫اِ ْق َسأْ طِ ْس ِن َز ِطّ َك الَّر‬


ِ ْ َ‫ َرلَق‬١ َ‫ِي َرلَ َۚق‬
َ ًْ ‫اَل‬

٥ ‫َ ىَ َه لَ ْن يَ ْللَ ْۗ ْن‬ ِ ْ ‫ َعلَّ َن‬٤ ‫ِي َعلَّ َن ِط ْلقَلَ َِۙن‬


َ ًْ ‫اَل‬ ْ ‫ الَّر‬٣ ‫َو َزط َُّك ْاَلَ ْك َس َۙ ُم‬

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam, dan (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.(Q.S. Al-Alaq: 96, 1-5).

Sebagai pedoman hidup, tentu umat manusia harus mempelajarinya agar

tidak tersesat pada akhirnya. Agar tidak terbawa oleh bujuk rayu syaithan,

Al-Qur’an wajib dikaji, dipahami, dihayati dan kemudian diamalkan. Sebab

Al-Qur’an akan menjadi penolong bagi yang istiqomah dalam membacanya.

Dengan demikian yang di maksud minat membaca Al-Qur‟an ialah

dorongan yang kuat dalam diri seseorang untuk membaca Al-Qur‟an. Apabila

minat membaca Al-Qur‟an tumbuh dalam diri seseorang, keyakinan agama pun

telah tertanam, maka pengetahuan tentang manfaat membaca Al Qur’an akan

memudahkan bangkitnya minat yang lebih besar. Makin kuat pengetahuan tentang

manfaat minat makin bersemangat ia melakukan sesuatu. Makin matang

kesadarnnya tentang manfaat membaca akan menguatlah kecintaanya terhadap

membaca Al Qur’an.
17

2. Aspek Minat

Menurut Burns, dkk. dalam Amelia dan Kurniaman mengemukakan bahwa

aspek-aspek membaca terdiri dari:

a. Aspek Sensori, Anak-anak mulai membaca dengan memperhatikan sensori

visual yang diungkapkan dengan simbol-simbol grafis melalui indra

penglihatan.

b. Aspek Perseptual, Anak-anak mengenal satu kata sampai pada suatu

makna berdasarkan pengalamannya, anak-anak juga akan menyampaikan

teks yang dibacanya menurut persepsinya masing-masing sehingga akan

menghasilkan makna yang berbeda-beda.

c. Aspek Urutan, Dalam membaca anak-anak akan mengikuti rangkaian

tulisan yang tersusun secara berurutan yang umumnya tampil pada satu

halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

d. Aspek Pengalaman, Anak-anak yang mempunyai pengalaman yang kaya

akan mempunyai lebih banyak kesempatan mengembangkan pemahaman

kosakata dan konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibanding

dengan anak-anak yang mempunyai pengalam terbatas.

e. Aspek Berpikir, Dalam memahami bacaan anak-anak diarahkan supaya

mampu berfikir secara sistematis, logis, dan kreatif sehingga anak bisa

membuat kesimpulan dan menilai bacaannya.

f. Aspek Pembelajaran, Guru SD dapat membimbing siswanya dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan mereka bisa

meningkatkan kemampuan berpikirnya.


18

g. Aspek Asosiasi, Anak-anak belajar menghubungkan simbol-simbol grafis

dengan bunyi bahasa dan makna. Tanpa kedua kemampuan asosiasi

tersebut siswa tidak mugkin dapat memahami teks.

h. Aspek Afektif, Guru SD seharusnya membiasakan memusatkan perhatian

siswanya dengan memberikan bacaan yang menjadi minat mereka. Tanpa

perhatian yang penuh ketika membaca, sehingga siswa sulit memdapatkan

sesuatu dari bacaan.

i. Aspek Gagasan, Aspek gagasan dimulai penggunaan sensori dan

perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta

membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. Pembaca dengan

latar pengalaman yang berbeda dan reaksi afektif yang berbeda akan
17
menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang sama.

Sedangkan Aspek minat membaca menurut Safari (2003) dalam Maharani,

dkk. sebagai berikut:

a. Perasaan Senang, Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka

terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari

ilmu yang disenanginya.

b. Ketertarikan Siswa, Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong

untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa

berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Perhatian Siswa, Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan

sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.


17
Tia Ulfa Amelia dan Otang Kurniaman, “Factors Affecting Of Interest Of Reading
Students In Sdn 125 Pekanbaru”, Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (Vol 9 No 1,
2020), hlm 31-32.
19

d. Keterlibatan Siswa, Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang

mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau


18
mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

Harris dan Sipay dalam Maharani dkk, menyatakan bahwa minat baca

dipengaruhi oleh dua fakto yaitu, faktor personal dan institusional. Faktor

personal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Berikut

diantaranya 1) Usia, 2) Jenis kelamin, 3) Intelegensi, 4) Kemampuan membaca, 5)

Sikap dan 6) Kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional yaitu faktor

yang berasal dari luar individu itu sendiri yaitu, 1) Tersedianya buku-buku, 2)

Status sosial ekonomi dan 3) Pengaruh orang tua, teman sebaya dan pengajar.19

3. Fungsi Minat Membaca

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usaha yang

dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius

dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa

memiliki rasa ingin tahu dalam belajar, ia akan cepat untuk mengerti dan
20
mengingatnya. Menurut Elizabet B. Hurlock fungsi minat membaca yaitu,

1. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Contohnya seorang anak

yang berminat dalam olahraga maka cita-citanya adalah menjadi

olahragawan atau atlet.

18
Ony Dina Maharani dkk “Minat Baca Anak-Anak Di Kampoeng Baca Kabupaten
Jember”, Jurnal Review Pendidikan Dasar:Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, ( Vol 3
No 1, 2017), hlm 321-322.
19
Ony Dina Maharani dkk “Minat Baca Anak-Anak Di Kampoeng Baca Kabupaten
Jember” …hlm 322
20
Siti Rochajati, Melahirkan Duta Baca: Strategi Peningkatan Minat Baca Untuk Anak
SD, (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), hlm, 16.
20

2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai

pelajaran bisa membuat anak rajin belajar.

3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas dalam belajar.

4. Minat yang dibentuk sejak kecil sering terbawa sampai dewasa.

Meningkatkan minat baca perlu dibiasakan sejak awal pembelajaran

supaya siswa dapat memahami makna dari isi teks tertulis yang telah dibaca.

Membaca dapat dilakukan asalkan ada keinginan, kemauan dan dorongan dalam

diri individu siswa sebagi seorang guru dan orang tua sebaiknya memberi

dukungan. Bahwa kebiasaan membaca harus dimulai sejak awal dan dilakukan

tidak hanya disekolah saja, tetapi lingkungan rumah juga.

Minat baca tidak tumbuh begitu saja namun adanya usaha-usaha tertentu

untuk membina minat baca tersebut menjadi lebih baik lagi. Demikian

meningkatkan minat baca berkaitan erat dengan kerangka tindakan AIDA

(Attention, Interest, Desire dan Action). Rasa keingintahuan atau perhatian

(attention), Rasa ingin tahu terhadap suatu objek (buku/teks) yang dibaca dapat

menimbulkan rasa ketertarikan atau menaruh minat pada objek tersebut. Rasa

Ketertarikan (Interest) Rasa ketertarikan akan menimbulkan keinginan dan

kemauan (desire) untuk membaca. Keiinginan yang tinggi pada diri siswa akan

menimbulkan gairah untuk terus membaca (action) sehingga siswa selalu

berusaha untuk memenuhi kebutuhanya yang dibaca dan mengerti makna dari
21
kata-kata yang tertulis pada teks atau bacaan.

21
Magdalena Elendiana, “Upaya Meningkatkan Minta Baca Siswa Sekolah Dasar”,
Jurnal Pendidikan Dan Konseling, Vol 2 No 1, 2020, hlm, 5.
21

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa

diaantaranya: (a) perlu dukungan dari orang tua, guru dan teman-temannya (b)

membiasakan siswa membaca buku sebelum pembelajaran berlangsung (c)

memilih bacaan yang disukai siswa namun tetap mendidik (d) memberi pengaruh

hal yang positif supaya siswa gemar membaca (e) memanfaatkan sarana dan

prasarana yang ada.22

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat membaca Peserta didik.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat seseorang

terhadap sesuatu itu. Minat membaca tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi

banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, begitupun minat membaca Al

Qur’an. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat baca Al-Qur‟an

antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal ini merupakan faktor yang ada atau datang dari dalam diri

seseorang. Dalam minat membaca hal yang harus diperhatikan yaitu harus adanya

motivasi dalam diri seseorang maupun dari luar seperti motivasi dari keluarga,

guru dan teman. Faktor dari dalam diri meliputi perhatian, perasaan, dan motivasi.

Perasaan senang terhadap bacaan merupakan ekspresi seseorang terhadap bacaan.

Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan membaca.

Seseorang siswa yang gemar membaca, maka tidak perlu disuruh-suruh untuk

membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi

sudah menjadi kebutuhan. Untuk mendapat hasil membaca yang baik, maka siswa
22
Magdalena Elendiana, “Upaya Meningkatkan Minta Baca Siswa Sekolah Dasar”…hlm,
6.
22

harus mempunyai perhatian terhadap bahan bacaannya, jika bahan bacaannya

tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan.23

b. Faktor Eksternal

Keluarga, orang tua memiliki peran untuk terlibat di rumah dalam dalam

mendampingi anak belajar khususnya mencontohkan kegiatan membaca, yang

akan diikuti pula oleh anak-anak dan hal tersebut dapat meningkatkan minat baca

pada anak.24

Menurut Bunata dalam Amelia dan Kurniawan (2020), bahwa minat baca

terutama sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor lingkungan keluarga

b. Faktor kurikulum dan pendidikan sekolah yang kurang kondusif

c. Faktor infrastruktur masyarakat yang kurang mendukung peningkatan

minat baca masyarakat.


25
d. Faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.

5. Upaya Menumbuhkan Minat Membaca Al Qur’an Pada Anak

Menurut Karim (2014), upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan

minat membaca pada anak yaitu :

a. Faktor bahan pengajaran, Siswa memahami gagasan dengan baik,

memiliki kosakata yang banyak, menafsirkan dan mengambil suatu

23
Ruslan1, dan Sri Hayu Wibayanti, “Pentingnya Meningkatkan Minat Baca Siswa”,
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana, (Universitas PGRI Palembang,
2019), hlm 772.
24
Roy Gustaf Tupen Ama, “Minat Baca Siswa Ditinjau Dari Persepsi Keterlibatan
Orangtua Dalam Pendidikan”, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, (Vol 2 No 1, 2021), hlm 226
25
Tia Ulfa Amelia dan Otang Kurniaman, “Factors Affecting Of Interest Of Reading
Students In Sdn 125 Pekanbaru”, Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (Vol 9 No 1,
2020), hlm 32.
23

kesimpulan bacaan yang tepat dan mampu melakukan kegiatan membaca

secara baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta bahan

pengajaran yang bervariasi.

b. Suasana yang baik di saat membaca, membuat catatan dari hasil bacaan itu

dengan teratur, menggunakan kamus, memanfaatkan perpustakaan sekolah

untuk kegiatan membaca, dan menciptakan perpustakaan pribadi dari

buku-buku yang dibaca dan guntingan karangan-karangan yang diambil

dari media cetak seperti surat kabar, majalah atau dari sumber yang lain.

c. Guru harus berperan sebagai pembaca yang terbaik, guru memiliki

pengetahuan membaca yang baik, guru membagikan pengalaman

membacanya kepada siswa dan guru mempersiapkan atau membekali


26
dirinya dengan bahan seoptimal mungkin.

26
Yurni Karim, “Upaya Meningkatkan Minat Baca”, Jurnla Dieksis, (Vol 6 No 1, 2014),
hlm 52.
24

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan atau field

reseach dengan pendekatan dekriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan

deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap data yang ada di lapangan

khususnya data terkait dengan minat para siswa SDN 14 Indralaya Ogan Ilir

dalam membaca Al-Quran. Pendekatan dari penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif yang artinya digunakan untuk melakukan

penyelidikan langsung dilapangan dan menggambarkan apa yang terjadi terhadap

subjek penelitiannya.

B. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Data

primer yakni data yang cara pengambilannya diperoleh secara langsung dari

sumber pertamanya, yang kemudian dilakukan pencatatan serta pengamatan untuk

kali pertama. Sementara itu, data sekunder adalah data yang sudah menjadi bentuk

data olahan dari sumber lain. Data ini berupa dokumen maupun penelitian yang

sudah disajikan serta diolah sebelumnya oleh penelitian sebelumnya yang masih

memiliki relevansi dengan penelitian ini.

Adapun sumber data primer dari peneltian ini ialah peserta didik, dapat

diketahui bagaimana minat baca Al-Quran nya serta menggali faktor-faktor yang

mungkin menjadi penghambat maupun faktor yang menjadi pendukung minat


25

peserta didik dalam membaca Al-Quran. Sedangkan, sumber sekunder ialah data

peserta didik yang diperoleh dari sekolah itu sendiri maupaun dari Lembaga

pendidikan terkait.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono menyatakan teknik pengumpulan data yang dipakai

dalam penelitian kualitatif diantaranya yaitu:27

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai sebagai teknik pengumpulan data apabila

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan

diteliti. Pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur. Dalam

wawancara terstruktur, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian

berupa daftar pertanyaan tertulis yang akan ditanyakan kepada

narasumber.

2. Observasi

Metode observasi yang digunakan ialah observasi non partisipan.

Observasi non partisipan ialah peneliti tidak terlibat dalam aktivitas objek

yang akan diamati, peneliti hanya sebagai pengemat independen.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

dapat berupa tulisan, gambar, catatan dari seseorang.

27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2018), hlm 137, 145 & 240.
26

D. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebeum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan sesudah dari lapangan. Menurut Miles dan

Huberman dalam Sugiyono, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh. Adapun aktivitas dalam analisis data , yaitu data reduction,
28
data display dan verification :

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk pengumpulkan data selanjutnya.29 Data yang

akan direduksi adalah data-data dari lapangan terkait dengan minat baca

yang ada di SDN 14 Indralaya Ogan Ilir. Data kemudian dilakukan

penyederhanaan dan mengelompokkan data berdasarkan jenisnya,

membagi data antara data yang relevan dan tidak penting kemudian

memisahkannya.

b. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

28
Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D…hlm 246.
29
Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D…hlm 247.
27

sejenisnya. 30 Penelitian ini kedepannya akan menyajikan minat baca

Al-Quran yang ada di sekolah dasar SDN 14 Indralaya Ogan Ilir.

c. Pengambilan keputusan dan verifikasi

Kesimpuan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau

gambaran mengenai objek yang sebelumnya masih belum jelas. 31

Peneliti dari penelitian ini akan merumuskan data yang sudah diperoleh

dan disajikan terkait dengan minat baca Al-Quran para siswa SDN 14

Indralaya Ogan Ilir dan kemudian peneliti akan menarik kesimpulan yang

relevan dan representative terhadap data yang ada.

30
Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D…hlm 249.
31
Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D…hlm 253.
28

DAFTAR PUSTAKA

Ama, R.G.T. 2021. Minat Baca Siswa Ditinjau Dari Persepsi Keterlibatan
Orangtua Dalam Pendidikan. Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol 2
No 1. hlm 226.

Amelia, T. U. dan Kurniaman, O. 2020. Factors Affecting Of Interest Of Reading


Students In Sdn 125 Pekanbaru. Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Vol 9 No 1. hlm 31-32.

Dahlia Sari. 2021. Strategi Dakwah Dalam Meningkatkan Minat Membaca


Al-Quran Pada Remaja Di Tpq Nurul Huda Desa Sari Kecamatan Sape
Kabupaten Bima. Undergraduate thesis: Universitas Muhammadiyah
Mataram. hlm 54.

Elendiana, M. 2020. Upaya Meningkatkan Minta Baca Siswa Sekolah Dasar.


Jurnal Pendidikan Dan Konseling. Vol 2 No 1. hlm 56.

Fitriana Nur. 2012. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Kemampuan


Memahami Bacaan Siswa Kelas VSD Se-Gugus Ii Kecamatan
Gedongtengen Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. S1Thesis,
Universitas Negeri Yogyakarta. hlm.13-14.

Hakim, L. A. 2014.Upaya Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Negeri Sosrowijayan. Yogyakarta: Skripsi PGSD UNY Hanggi, Olivia
Herlina. 2016. “Tiga Perubahan Kecil dalam Literasi
Sekolah.”Membumikan Gerakan Literasi di Sekolah. Yogyakarta:
Lembaga Ladang Kata. hlm. 2.

Kamisah, 2020. Peningkatan Minat Membaca dan Menulis Al Qur’an Siswa


Melalui Metode Demonstrasi. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 1 No 3.
hlm 276.

Karim, Y. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Baca. Jurnla Dieksis. Vol 6 No 1.


hlm 52.

Khotimah, Siti Khusnul. 2019. Upaya Guru Al-Quran Hadist Dalam


Meningkatkan Minat Baca Al-Quran Siswa Di Madrasah Aliyah
Negeri 3 Tulung Agung. Tulung Agung: UIN Satu Tulung Agung.
hlm. 33-40.

Maharani, O.D., Laksono, K. dan Sukartiningsih, W. 2017. Minat Baca


Anak-Anak Di Kampoeng Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review
Pendidikan Dasar:Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian. Vol 3
No 1. hlm 321-322.
29

Nasution Hasyimsyah. 2018. Beriman kepada Al-Quran. Universitas Medan Area.


Diakses dari laman https://bkmattaqwa.uma.ac.id/2019/08/12/
beriman-kepada Al-quran. hlm.1

Nursalina, A.I. dan Budiningsih, T.E. 2014. Hubungan Motivasi Berprestasi


Dengan Minat Membaca Pada Anak. Educational Psychology Journal.
Vol 3 No 1. hlm 2.

Ristanto R.H, dkk. 2017. Scientific literacy of students learned through


guidedinquiry. International Journalof Research and Review. 4 (5):
23-30.

Rochajati, Siti. 2020. Melahirkan Duta Baca: Strategi Peningkatan Minat Baca
Untuk Anak SD. Semarang: CV. Pilar Nusantara. hlm. 16.

Ruslan, dan Wibayanti, S.H. 2019. Pentingnya Meningkatkan Minat Baca Siswa.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana.
Universitas PGRI Palembang. hlm 772.

Setiyaningsih Lilis. 2019. Pengembangan Minat Baca Al- Quran Siswa di SDN 1
Bandung Tulung Agung. Tulung Agung:UIN Satu Tulung Agung. hlm.
15.
Setiyaningsih Rini dan Subiyantoro. 2017. Kebijakan Internalisasi Nilai-Nilai
Islam Dalam Pembentukan Kultur Religius Mahasiswa. Edukasia: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 12, No.1. hlm. 66.

Sudarmono, M. A., Wahab, A. dan Azhar, M. 2020. Upaya Peningkatan Minat


Belajar Baca Tulis Al-Qur’an. Jurnal Ilmiah Islamic Resources. Vol 17
No 2. hlm 164.

Sugiyati. 2017. Upaya Peningkatan Minat Baca Dan Kemampuan Membaca Awal
Anak Melalui Media Kartu Huruf Dan Kartu Kata. Jurnal Ide Guru. Vol
2 No 1. hlm 34.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:


Alfabeta. hlm 137, 145, 240, 246-249 & 253.
30

LAMPIRAN

Pedoman Wawancara

Hari/Tanggal :

Nama informan :

1. Bagaimana cara ibu memberi motivasi agar siswa senang membaca al

qur’an?

2. Apakah ibu sering memberikan tugas (membaca atau menghafal surah al

qur’an) ?

3. Bagaimana cara ibu memberikan bimbingan kepada siswasaat membaca al

qur’an?

4. Bagaimana cara ibu menjelaskan pahala dan keutamaan membaca al

qur’an?

5. Bagaimana upaya ibu dalam mengembangkan minat membaca al qur’an

pada siswa?

6. Apa saja metode yang ibu terapkan untuk menumbuhkan minat membaca

al qur’an?

7. Bagaimana cara ibu memberikan reward/pujian bagi siswa yang

berprestasi dalam membaca al qur’an?

8. Apa faktor pendorong dan penghambat dalam mengembangkan minat siwa

dalam membaca al qur’an?


31

Pedoman wawancara

Hari/tanggal :

Nama informan :

1. Motivasi seperti apa yang diberikan oleh guru untuk mengembangkan

minta anda membaca al qur’an, dan apakah anda senang membaca al

qur’an?

2. Apakah di luar sekolah, anda juga membaca al qur’an?

3. Bagaimana cara guru memberikan tugas membaca dan menghafal

surat-surat pendek di al qur’an?

4. Bagaimana cara guru memberikan penjelasan mengenai pahala dan

keutamaan membaca al qur’an?

5. Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan minat

membaca al qur’an?

6. Apakah guru memberikan reward/pujian jika anda bisa membaca al qur’an

dengan baik?

Anda mungkin juga menyukai