Oleh
ZAIPUL IRAWAN
NIM 20222010029
PROPOSAL TESIS
1
Viva Budy Kusnandar, “RISSC: Populasi Muslim Indonesia Terbesar di Dunia
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/03/rissc-populasimuslim-indonesia, diakses pada tanggal
04 Agustus 2023, pukul 08.00 WIB.
2
Junaidi, Mawardi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Banda Aceh : PeNa, 2017), h. 3.
3
Cholil Adam, Pengantar Ulumul Qur’an, (Gresi : Amp Press, 2014), h. 123.
1
2
4
ImamNawawi,RiyadhusSholihinJilid2,Terj.MuslichShabir,(Semarang:KaryaTohaPutra, 2018), h.54.
5
Azyumardi Azra,Ensiklopedia Islam, jilid 4,(Jakarta: PTIchtiar Baru VanHoeve, 2018)
3
Islam yang pertama. Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkanAllah kepada Nabi
Muhammad saw, disampaikan secara mutawattir, bernilai ibadah bagi umat muslim
yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf.6 Membaca al-Qur’an merupakan
pekerjaan utama yang mempunyai berbagai keistimewaan dan keutamaan. Namun,
pada realitanya belum semua umat Islam mampu membaca al-Qur’an. Keterbatasan
ilmu untuk mempelajari al-Qur’an semakin menambah permasalahan bagi umat Islam
untuk mempelajari ilmu-ilmu yang terkandung didalamnya. Kurangnya kemampuan
membaca al-Qur’an dan keterbatasan ilmu tersebut dapat menurunkan semangat
umat Islam untuk mempelajari lebih dalam tentang isial-Qur’an maupun tata
bahasanya. Sehingga, mampu membaca al-Qur’an adalah syarat mutlak untuk dapat
mempelajari lebih dalam tentang al-Qur’an. Selain itu, umat Islam bahkan dituntut
untuk mampu menulis arab dengan baik dan benar. Maka perlu adanya upaya untuk
mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tata cara baca dan tulis al-Qur’an.
Mengingat pentingnya pembelajaran al-Qur’an, Rasulullahsaw. Menganjurkan
pembelajaran al-Qur’an dimulai sejak masa kanak-kanak karena pada masa itu
terkandung potensi belajar yang sangat kuat dan besar. Tujuan mendasar dari
mengajarkan al-Qur’an sejak mulai kanak-kanak tersebut adalah untuk mengawal
fitrah anak agar fitrah tersebut tetap terpelihara sejak usianya yang masih dini.
Betapapun kesibukan orang tua bekerja, berusaha untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban rumahtangga, berusaha untuk memenuhi tuntutan-tuntutan ekonomi,
bagaimanapun juga orang tua tidak boleh melalaikan kewajiban terhadap anak-
anaknya untuk mendidik mereka dengan nilai-nilai al-Qur’an.7
Kiai Haji (KH) Ulil Albab Arwani (GusUlil) mengatakan bahwa salah satu
Mukjizat Nabi Muhammad saw yang dapat kita saksikan sampai saat iniadalah al-
Qur’an, dengan segala keindahan bahasanya juga nilai-nilaiyang terkandung di
dalamnya. Karenanya, barang siapa yang menghormati al- Qur’an, berarti ia
menghormati Allah. Menurut beliau, belajar kepada ahliQur’an menjadi syarat
bagi mereka yang ingin belajar al-Qur’an. Beliau juga berpesan agar para santri
(murid yang belajar dan mukim di pesantren) dan semua umat Islam harus tetap
semangat belajar al-Qur’an. Jangan pernah berhenti belajar al-Qur’an. Karena,
sahabat Ali R.A. yang terkenal sangat cerdas pun masih diperintahkan Nabi
6
FahmiAmrullah,IlmuAl-Qur‟anuntukPemula(Jakarta:CVArthaRivera,2018),h.1
7
Muhammad Muhyidin,Mengajaranak Berakhlak Al-Qur‟an,(Bandung:PTRemajaRosdakarya, 2016),
h.184.
4
8
Anisa Rahmawati Herlambang, “Implementasi Metode Yanbu‟a dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur‟an di Pondok Pesantren putri Al Azhaar Kedungwaru Tulungagung” skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Tulungagung. (2020), h. 5.
9
M. Ulinnuha Arwani, Thariqah Baca Tulis Dan Menghafal Al-qur’an “Yanbu’a” Jilid I, (Kudus: Pondok
Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, 2014), h. I.
5
al-Qur’an.10
Penerapan metode pembelajaran menjadi salah satu factor yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran. Observasi yang telah penelti lakukan, pada pondok
Pesantren Darul Huda OKU Selatan sudah memakai metode yanbu’a dalam proses
belajar membaca al-Qur’an sejak 2018 lalu. Dimana sebelum memakai metode
yanbu’a para santri sebagian besar sulit dalam peningkatan membaca al-Qur’an. Hal
tersebut berdasarkan wawancara peneliti kepada pembina Pondok Pesantren Darul
Huda yaitu Ustadz Emil Yadri, M.Pd. beliau mengatakan :
Di Pondok Pesantren Darul Huda ketika belajar membaca Al-Qur’an
menggunakan metode yanbu’a yang dilaksanakan sejak tahun 2018.sebelum
memakai metode yanbu’a para santri disini kesulitan dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’annya dari segi kefasihan dalam membaca,
penguasaan tajwid, penguasaan makhorijul huruf serta kelancaran membaca
al-Qur’an. dan dulu hanya langsung sorogan al- Qur’an yang di awali dengan
buku iqro’.
Pada Pondok Pesantren Darul Huda OKU Selatan sebelum memakai metode
yanbu’a dalam proses belajar membaca al-Qur’an hanya menggunakan metode
sorogan dengan buku bantu iqro’. dan kebanyakan para santri kesulitan dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an. Penelitian yang membahas tentang metode
Yanbu’a memanglah sangat banyak tapi belum pernah ada yang meneliti tentang
bagaimana implementasi metode Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an di Pondok Pesantren Darul Huda Desa Srimenanti Kecamatan
Buay Pemaca Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.Sehingga menurut peniliti hal
ini sangat menarik dan penting untuk diteliti.
Berdasarkan uraian diatas sebagaimana dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul penelitian “Implementasi Metode Yanbu’a dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an di Pondok Pesantren Darul
Huda Desa Srimenati Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan Tahun
Ajaran 2023/2024”.
B. Rumusan Masalah
10
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan MencintaiAl-Qur‟an, (Jakarta:Gema
Insani, 2014), h. 68.
6
a) Manfaat Teoritis :
b) Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi peneliti
dibidang pendidikan.
b) Manfaat Praktis
a) Bagi Lembaga Pondok Pesantren, hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur dan
bahan pertimbangan guna melakukan pembenahan serta koreksi bagi
pengembangan metode pembelajaran al-Qur’an.
7
b) Bagi Guru, hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur dan bahan pertimbangan
guna melakukan pembenahan serta koreksi diri bagi pengembangan
profesionalisme dalam pelaksana tugas profesinya.
c) Bagi peneliti lain sebagai wacana untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan tentang pentingnya Penggunaan metode Yanbu’a dalam proses
pembelajaran membaca al-Qur’an.
D. Tinjauan Pustaka
11
Ahmad Fatah dan Muchammad Hidayatullah, Penerapan Metode Yanbu’a dalam Meningkatkan
Kefasihan Membaca Alquran di Pondok Pesantren Darul Rachman Kudus. JURNAL PENELITIAN
Volume 15, Nomor 1, Februari 2021. h. 170.
8
memiliki kesadaran bahwa untuk bisa membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban bagi
seorang muslim.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Artika dengan judul “Penerapan Metode
yanbu’a Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Kelurahan Sei Benteng Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi” pada tahun 2021.12 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana penerapan Metode Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan membaca
Al-Qur’an santri Pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Kelurahan Sei Benteng
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.Adapun untuk mengetahui bagaimana
penerapan metode Yanbu’a di Pondok Pesantre Salafiyah Syafi’iyah.Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif, Dengan teknik pengumpulan datanya
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.Subjek dalam penelitian
ini adalah pimpinan Pondok pesantren, Ustazah pengajar metode Yanbu’a dan
Santriwati.Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: 1). Penerapan metode Yanbu’a di
pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah sudah cukup baik dan sesuai dengan tujuan dari
Metode Yanbu’a itu sendiri. Dalam penerapannya metode Yanbu’a dilakukan dengan
cara klasikal dan sorogan dimana pelaksanaannya dilakukan setiap malam setelah
solat magrib. Penelitian yang dilakukan Artika relevan dengan penelitian peneliti yaitu
melakukan penelitian menggunakan metode yanbu’a.Adapun perbedaan dengan
penlitian peneliti berupa tempat penelitian dan masalah yang di hadapi.Artika
melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah dan mengenai faktor
12
Artika, Penerapan Metode yanbu’a Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al- Qur’an Di Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Kelurahan Sei Benteng Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.Thesis, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.2021, h. 11.
9
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Umar Hasibullah dan Izzah
Ifkarina dengan judul Implementasi Metode Yanbu’a Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Di Pondok Pesantren Takhassus Tahfidhul Qur’an Yasinat Kesilir Wuluhan
Kabupaten Jember Tahun 2017. Penelitian yang dilakukan Muhamad Umar Hasibullah
dan Izzah Ifkarina relevan dengan penelitian peneliti yaitu melakukan penelitian
menggunakan metode yanbu’a. Adapun perbedaannya Artika melakukan penelitian
hanya memfokuskan pada implementasi metode yanbu’a. sedangkan penelitian yang
penulis lakukan berfokus pada implementasi metode yanbu’a dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an di Pondok Pesantren Darul Huda Desa Srimenati
Kecamatan Buay PemacaKabupaten OKU Selatan.
E. Kerangka Teoritik
1. Metode Yanbu’a
a. Pengertian Metode Yanbu’a
Kitab Thariqah baca tulis dan menghafal Al-Qur‟an Yanbu‟a ini di ajarkan
cara menulis dan tulisan pegon (tulisan bahasa Indonesia/jawa yang ditulis
13
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), 56.
14
Siti Ayamil Choliyah, Muhammad Mas‟ud, Peningkatan Prestasi Belajar Membaca al-Qur‟an dengan
Metode Yanbu‟a, No. 2, (2015), 160
10
dengan huruf Arab). Contoh-contoh huruf yang sudah dirangkai semuanya dari
lafadz Al-Qur‟an, kecuali beberapa lafadz. Metode ini dibuat oleh para ulama
besar yang terdiri dari KH. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani, KH. M.
Manshur Maskan (Alm), dkk.
b. Sejarah timbulnya Yanbu’a
Timbulnya Yanbu‟a adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok
Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an, supaya mereka selalu selalu ada hubungan dengan
pondok di samping usulan dari masyarakat luas juga dari Lembaga Pendidikan
Ma‟arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.15 Mestinya dari
pihak pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada,
tetapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama
untuk menjalin keakraban antara Alumni dengan Pondok serta untuk menjaga dan
memlihara keseragamaan bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon
pertolongan dengan Allah tersusun kitab YANBU‟A yang meliputi Thoriqoh Baca
Tulis dan Menghafal Al-Qur’an.16 Perlu diingat bahwa metode yanbu‟a adalah
sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan bukan sebagai tujuan.
c. Karakteristik Metode Yanbu’a
Karakteristik metode Yanbu‟a ini diantaranya yaitu:
a. Dirancang dengan menggunakan Rosm Usmaniy
b. Terdiri dari tujuh jilid
c. Sangat mudah
d. Mudah bagi pengajar
e. Mudah dipahami murid
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Yanbu’a mempunyai
beberapa karektiristik yaitu dalam penulisanya dirancang dengan menggunakan
Rosm Usmaniy, terdiri dari jilid 1 sampai jilid 7, mudah bagi pengajar dan mudah
dipahami murid.
d. Tujuan Metode Yanbu’a
Tujuannya Metode Yanbu’a diantaranya:
a. Ikut adil dalam mencerdaskan anak bangsa dan supaya bisa membaca al-qur’an
dengan baik dan benar.
15
Ulin Nuha Arwani, Dkk, Thoriqoh Baca Tulis Dan Menghafal Al-Qur‟an (Bimbngan Cara Mengajar)
(Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus, 2004), 1
16
Ulin Nuha Arwani, Dkk, Thoriqoh Baca Tulis Dan Menghafal Al-Qur‟an (Bimbngan Cara Mengajar)
(Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus, 2004), 1
11
Ulin Nuha Arwani, dkk, Thoriqoh Baca Tulis Dan Menghafal Al-Qur‟a Juz 5 (Kudus: Pondok Tahfidh
17
a. Guru menyampaikan salam sebelum kalam dan jangan salam sebelum murid
datang
b. Guru membaca khadlroh (hal. 46 juz 1) kemudian murid membaca Al-Fatihah
dan do’a pembuka
c. Guru berusaha supaya anak aktif serta mandiri
d. Guru jangan menuntun bacaan murid tetapi membimbing dengan cara:
1) Memenerangkan pokok pelajaran (yang bergaris bawah)
2) Memberi contoh yang benar
3) Menyimak bacaan murid dengan sabar, teliti dan tegas
4) Menegur bacaan yang salah dengan isyarat, ketukan dan lain sebagainya
5) Bila anak sudah benar dan lancar guru menaikan halaman satu sampai dengan
beberapa halaman, menurut kemampuan murid
6) Jika anak belum lancar dan benar atau masih banyak kesalahan jangan
dinaikan dan mengulang.18
Bimbingan mengajar metode Yanbu‟a dari jilid pemula hingga jilid secara
umun adalah sama, namun terapat perbedaan yaitu pada materi pokok, materi
tambahan, materi menulis dan keterangan yang terdapat pada masing-masing jilid,
karena setiap jilid metode Yanbu‟a sebagian besar terdapat kolom untuk meteri
pokok dan keterangan tambahan di bagian bawah halaman.
f. Kelebihan Metode Yanbu’a
Kelebihan dari Metode Yanbu’a seperti yang diketahui bersama bahwa
segala hal yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT.
Agaknya ketidak sempurnaan yang ada memang sengaja diciptakan agar manusia
intropeksi diri dan menjadi ajang untuk terus memperbaiki. Kemudian memandang
segala sesuatu dari segi positif merupakan sikap yang harus ditunjukkan oleh
semua orang tanpa terkecuali.
Kaitannya dengan Metode Yanbu’a, melalui analisis ternyata memiliki
keunggulan dan keunikan yang mampu dijadikan referensi sebagai metode
pembelajaran Al-Qur’an yang tepat untuk diaplikasikan pada anak usia dini
khususnya.
Kelebihan metode yanbu’a tersebut antara lain:
a. Metode yanbu’a pembelajarannya terbagi dalam jilid-jilid dan disesuaikan
18
Ulin Nuha Arwani, Dkk, Thoriqoh Baca Tulis Dan Menghafal Al-Qur‟an (Bimbngan Cara Mengajar)
(Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus, 2004), 5
13
dengan usia anak. Di dalamnya terdapat materi khusus yang disediakan untuk anak
usia pra TK.
b. Metode yanbu‟a memperhatikan perkembangan tiga aspek kemampuan pada
anak yaitu visual, audiotori, dan kinestetik. Hal ini dapat terlihat dari proses
pembelajarannya, yaitu: 1) aspek visual (penglihatan) lebih pada musyafakhah
yaitu melihat gerakan bibir guru kemudian mengikutinya dengan seksama. Pada
awal pembelajaran anak-anak diarahkan untuk memperhatikan dengan cermat
bacaan pada iqra‟nya masing masing. Sebab pada saat itu, guru akan
membacakan sesuai dengan makhorijul huruf . 2) Aspek audiotori (pendengaran),
pada aspek ini terlihat pada saat anak maju satu persatu membaca iqro‟ dihadapan
guru.
Seorang guru tidak diperbolehkan ikut serta membaca apa yang sedang
dibaca oleh anak. Namun hanya mendengarkan bagaimana bacaan dan cara
membacanya. Ketika anak melakukan kesalahan dalam membaca, guru hanya
menggunakan isyarat dengan ketukan pena. Apabila anak benar-benar tidak bisa,
barulah guru membetulkannya.19
Seperti yang dikatakan oleh Ustadzah Rif‟atin, bahwa hal ini sengaja
dilakukan untuk melatih daya ingat, berpikir, dan konsenrasi anak. 3) aspek
kinestetik (gerakan), aspek ini terlihat ketika anak diarahkan untuk menulis sembari
menunggu giliran maju membaca iqro’. Disisi lain, kegiatan menulis ini dilakukan
agar anak dapat terkondisikan. Adanya ketiga aspek tersebut megarahkan anak
belajar dengan seimbang.
c. Penulisan bacaan dalam kitabnya disesuaikan dengan Al-Qur’an Rasm Ustmani.
Adapun tulisan disesuaikan dengan Rasm Utsmasniy, contoh-contoh huruf sudah
berangkai semuanya dari Alquran kecuali beberapa kalimat yang tidak ada di
Alquran demi untuk memudahkan anak.
d. Pada metode yanbu‟a tidak semua orang bisa langsung mengajarkannya. Sebab
setiap guru yang mengajar harus mengikuti pentasikhan dari pihak Yanbu’a. Jika
semua orang bisa mengajar langsung dengan metode Yanbu’a dikhawatirkan
merusak pelafalan dengan metode Yanbu‟a atau dapat dikatakan untuk
menghindari perbedaan ciri khas pelafalan bacaan. Hal ini menunjukkan bahwa,
Yanbu’a sangat memperhatikan kualitas gurunya, sebab kualitas guru juga menjadi
19
Nur Tanfidiyah, Metode Yanbu‟a dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran pada Anak Usia Dini, no. 2
(2017), 119
14
20
Nur Tanfidiyah, Metode Yanbu‟a dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran pada Anak Usia Dini, no. 2
(2017), 119
21
Nur Tanfidiyah, Metode Yanbu‟a dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran pada Anak Usia Dini, no. 2
(2017), 119
22
Abdul Halim Mahmud, Tadarus Kehidupan Di Bulan Al-Qur‟an (Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah,
2000), 11
23
Irdawati, Yunidar, dkk, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media
Gambar Kelas 1 di Min Buol, no. 4 ISSN (2354-614X), 4
15
24
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: Remaja Rosdakarya), 245
25
Siti Ayamil Choliyah dan Muhammad Mas‟ud, Peningkatan Prestasi Belajar Membaca al Qur‟an dengan
Metode Yanbu‟a, No. 2 (2015), 155
26
Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 149
16
27
Muhammad Ishak, Pelaksanaan Program Tilawah Alqur‟an 1, no. 4 (Oktober - Desember 2017), 607
28
An-nawani, Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf, At-Tibyan (Adab Penghafal Al-Qur‟an) (Solo: Al-
Qowam, 2014), 67
29
An-nawani, Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf, At-Tibyan (Adab Penghafal Al-Qur‟an) (Solo: Al-
Qowam, 2014), 84
17
terwujud pada hati yang penuh iman dan rasa cinta kepada Allah serta penuh
dengan rasa takut dan pengharapan kepada-Nya. Allah menerangkan jika sikap
khusyu’ adalah hasil dari membaca Al-Qur’an atau mendengarkan Al-Qur’an.
Bahkan Allah juga memberitahukan, jikalau Al-Qur’an ini diturunkan kepada
gunung niscaya akan menjelma padanya kekhusyu‟an itu, bahkan sampai pada
tingkatan yang pecah.
3. Kerangka Berpikir
Metode yang digunakan untuk mempelajari cara membaca Al- Qur’an di Pondok
Pesantren Darul Huda OKU Selatan sebelumnya adalah menggunakan metode
sorogan. setelah diterapkan metode tartil, banyak dari pembelajaran yang kurang
efektif, karena tidak megacu panduan dan masih menggunakan metode klasik.
Setelah menemukan masalah itu, kemudian munculah ide baru, yaitu dengan
menerapkan metode Yanbu’a yang memang ada buku khusus untuk panduan, dan
diantaranya yaitu memiliki kelebihan menekankan pada ketetapan bacaan sesuai
ilmu tajwid dan makhrajnya sehingga memudahkan dalam pembelajaran membaca
Al-Qur’an seingga bisa memnaca dengan lancardan fasih.
1. Jenis Penelitian
30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. 2014, h. 5.
31
Sugiyono.MetodologiPenelitianPendidikan(PendekatanKualitatif,Kuantitatif,danR&D),(Bandung:Alfabet
2014),h. 9.
32
Nana Syaodih Sukmadinata. “Metode Penelitian Pendidikan”. (Bandung: PT RemajaRosdakarya.
2014), h. 73.
19
ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan
mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu penelitian
kualitatif ini menyajikan informasi dari hasil wawancara serta dokumentasi-
dokumentasi yang diperoleh pada saat penelitian, Berdasarkan data dan metode
kualitatif penelitian ini menyajikan dalam bentuk diskriptif terhadap aktivitas pada
penerapan metode yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan membaca santri di
Pondok Pesantren Darul Huda Desa Srimenanti Kecamatan Buay Pemaca
Kabupaten OKU Selatan.
2. Subjek Penelitian
Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta atau pun
angka.“Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh”.33 Data merupakan kumpulan bahan keterangan dari hasil pencatatan
penulis baik berupa fakta maupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun sebuah informasi.
Subjek penelitian ini adalah Guru al-Qur’an Pesantren Darul Huda kemudian
santri putra dan putri baru ajaran 2023/2024 yang berjumlah 50 orang dan pembina
Pesantren Darul Huda serta pengurus Pesantren Darul Huda OKU Selatan.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang berkaitan dengan benda,individu,
kelompok, sabagai subjek penelitian. Unit analisis dapat menjadi salah satuacuan
dalam melakukan penelitian. Pada suatu penelitian, menentukan suatu unit analisis
sangat diperlukan. Dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan kualitatif berupa
implementasi metode yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an
di Pondok Pesantren Darul Huda Desa Srimenanti Kecamatan Buay Pemaca
Kabupaten OKU Selatan Tahun Ajaran 2023/2024
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview (Wawancara)
33
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta, Metro: Ramayana Press dan STAIN Metro,2018), h.77.
20
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.43 Teknik pengumpulan
data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknyapada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.34
dirinya sendiri.
b) Bahwa apa yang nyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
c) Interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (facetoface) maupun dengan
menggunakan telpon.36 Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Menurut Sugiyono wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatife jawabannya pun telah disiapkan.
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
pengumpul data mencatatnya.37
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.38
Dalam teknikini “mula-mula peneliti menanyakan beberapa pertanyaan
yang sudah tersetruktur, kemudian satu persatu diperdalam dengan mengorek
keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh meliputi semua
variabel dengan keterangan yang mendalam. Pokok permasalahan yang diajukan kepada
responden meliputi:Imple mentasi metode Yanbu’a dalam meningkatkan kemampuan
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta.2019), h. 195
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 195
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 195
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 195
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 195
21
membaca al-Qur’an di Pondok Pesantren Darul Huda Desa Srimenati Kecamatan Buay
Pemaca Kabupaten OKU Selatan berupa serta hasil pembelajaran metode Yanbu’a
dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an di PondokPesantren Darul Huda
Desa Srimenati Kecamatan Buay Pemaca KabupatenOKU Selatan.Selanjutnya subyek
yang akan diwawancarai adalah
1) Pimpinan Pondok Pesantren Darul Huda
2) Pengasuh Pondok Pesantren Darul Huda
39
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2017), h.324-
325
22
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksidataberarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Data Display (Penyajian Data)
c. Conclusion Drawing/verification
40
Suharsimi ,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2014), h.206.
41
Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2015), h. 16
23
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2017), h.324-
325
24
c. Dependabilitas
Penelitian ini akan diukur berkualitas atau tidaknya. Dependabiltas
artinya penelitian ini mampu menyajikan kebenaran yang terukur baik dari
sisi referensi maupun kualitas wawancara dalam pengambilan data.
d. Konfirmabilitas
Daftar Pustaka
Nawawi, Imam. Riyadhus Sholihin Jilid2, Terj.Muslich Shabir. Semarang: Karya Toha
Putra. 2018
Azyumardi, Azra. Ensiklopedia Islam, jilid 4. Jakarta: PTIchtiar Baru VanHoeve. 2018.
Amrullah, Fahmi. Ilmu Al-Qur‟an untuk Pemula. Jakarta: CV Artha Rivera. 2008
Rosehan, Anwar. Biografi K.H. Muhammad Arwani Amin, Departemen Agama, Jakarta.
2014.
Team Penyusun Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Media Pustaka
Phoenix. 2018.
Prasetyo, Sunar, Dwi. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini.
Yogyakarta: Penerbit Think. 2018.
Lutfi, Ahmad. Pembelajaran Al-qur’an dan Hadits. Jakarta : Departemen Agama RI.
2014.
Charisma, Chadziq. Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an. Surabaya: PT Bina Ilmu. 2015.
Partanto, A., Pius. M. Dahalan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arloka.
2014.
Munir. Ilmu Tajwid Dan Seni Baca Al Qur’an. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2014.
Kusnadi, Edi. Metodologi Penelitian. Jakarta, Metro: Ramayana Press dan STAIN Metro.
2018.
Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2014.
27
Huberman & Milles. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
2015